Kondominium Royal Luxury.
"Selamat malam Tuan!" Paman Tang menyambut langsung kedatangan tuan mudanya. Dia dan seluruh pelayan kediaman menundukan tubuhnya.
Keenan berjalan tergesa seolah tengah dikejar oleh waktu. "Apa Farah sudah tidur?" Keenan berbalik menatap paman Tang.
Paman Tang sedikit tersentak dengan pertanyaan Keenan yang selalu berpusat pada Farah. "Maaf Tuan Muda, saya tidak tahu pasti... Pasalnya Nona Muda hanya akan berada di kamar sepanjang hari. Nona akan keluar jika melakukan aktivitas mengisi perutnya." Pengurus Tang menjelaskan dengan melepaskan jas yang melekat di tubuh tuannya perlahan.
Keenan menaikan sudut bibirnya, ternyata gadisnya begitu patuh dan tidak banyak tingkah selama ditinggalkan olehnya. "Bawakan segelas susu hangat kesukaannya ke atas. Jangan lupa siapkan air hangatku, aku ingin berendam. Siapkan juga Chivas disana!" Keenan memberi perintah sebelum menaiki tangga menuju area pribadinya. Terlihat paman Tang mengerti dan menunduk, dia bergegas mempersiapkan apa yang diinginkan tuannya.
Dua jam sudah Keenan berendam membuat tubuhnya rileks dan siap tidur di samping Farah yang sudah tertidur sedari dia masuk ke kamarnya. Keenan menatap gelas kosong di atas nakas, bibirnya tersenyum. Tubuhnya mendekati Farah. "Kamu benar-benar membuat aku gila, Farah!" Keenan mencium kening gadisnya sebelum dia menyusul Farah menyulam mimpi.
Bug!
Mata Keenan terbuka lebar, dia merasakan tendangan kaki seseorang membangunkan tidur lelapnya. Dia mendelik mencoba bangkit, betapa terkejutnya Keenan mengetahui Farah tengah memeluknya erat memperlakukannya seperti guling. "Hishh, bocah sialan ini!"
Keenan terus merutuk kelakuan Farah, tapi dia tidak sadar dia sendiri tidak pernah mau menjauh dari Farah agar masalahnya selesai. Keenan kembali mendapatkan ide gilanya.
Bruuuk!
"Aaaarghh, gempa!" Farah terjaga langsung memekik panik dan merintih saat tubuhnya dirasakan terjatuh dari ranjang besar kakaknya.
Keenan terkekeh, dia dengan sengaja mendorong tubuh Farah karena kesal. Farah tersadar sepenuhnya saat mendengar suara tawa renyah Keenan. "Sakit..." Farah merintih memegang kepalanya yang terbentur dengan lantai.
"Bangung, cepat!" Keenan beringsut mendekat dan menunjukan tawa ejekannya.
Farah mendengus sebal, sepertinya ada yang salah. "Eh, Kakak semalam tidur denganku?" Farah beringsut mundur menyembunyikan tubuhnya.
"Heh!" Keenan terkekeh dengan reaksi Farah. "Iya, kenapa? Apa kamu tidak merasakan semalam aku menikmati tubuhmu yang tidak ada apa-apanya itu?!" Keenan menggoda dengan mengejek ke arah Farah.
"Aaarrrghh!" Farah kembali menjerit dan langsung melesat menuju kamar mandinya.
"Hahaha!" Keenan kembali tertawa puas setelah menjahili adik sepupunya. "Aku sungguh menjadi kurang kerjaan!"
Keenan tidak menyangka ada perasaan lain saat menyambut hari seperti barusan. Dia menatap lekat pintu kamar mandi. "Sekarang aku memiliki kesenangan lain!" Keenan menyeringai dan bangkit menuju kamar lain untuk membersihkan dirinya.
"Aaaarrrghhh!!" Farah masih melanjutkan menjerit tidak terima dengan pernyataan kakak sepupunya.
"Sepertinya kakak berbohong, aku tidak merasakan apapun!" Farah menyelidik ke bawah pusat tubuhnya. "Hah! Dia mengerjaiku ternyata, lihat saja aku akan mengerjainya balik!" Senyuman smirk jelas terpancar di wajah cantik Farah dia sudah tahu harus membalas seperti apa sebentar lagi.
Farah keluar dari kamar mandi dengan senyuman semakin terbuka lebar, dia tidak menyangka Keenan sangat memperhatikan detail kebutuhannya. Beberapa kantong paper bag kembali berjejer di atas ranjangnya. "Aku tidak menyangka Kakak memperhatikanku seperti ini!" Farah mencium bajunya memikirkan kakak sepupu terkasihnya dengan senyum-senyum sendiri.
Sedangkan saat ini, Keenan sudah berada di meja makan menikmati sarapan pagi dengan asisten Sam di samping kanannya berdiri menyampaikan jadwal tuannya kedepan. Dia memotong daging panggang dan menyuapnya perlahan, Keenan menyimak dengan seksama penuturan asistennya, sampai akhirnya gadis tengilnya mengubah suasana disana. Semua orang menatap suara nyaring Farah yang baru melangkah dari anak tangga.
"Pagiii!" Farah menyapa seluruh orang yang ada disana. Dengan seringai penuh maknanya Farah mengunci posisi kakak sepupunya. "Pagiii, Kakakku Zheyeeeng!" Farah mencium pipi Keenan mesra membuat semua orang membeku berjamaah saat ini juga.
Keenan tiba-tiba kenyang dengan mengeraskan rahangnya menilik tingkah adiknya.
"Kenapa?" Farah bertanya dengan wajah innocent-nya.
Beberapa pelayan mulai menyiapkan sarapan untuk nona kecil mereka. Keenan masih menatap Farah yang begitu manis terlihat di matanya. Tiba-tiba nyali memakinya entah lenyap kemana. "Kamu terlihat begitu menikmati tinggal disini!" Keenan berujar dingin menatap tajam Farah.
"Pagi-pagi itu harus menebar energi positif! Jangan dikit-dikit baku hantam mulu!" Farah menggoda Keenan mengerlingkan matanya nakal. Keenan membuka mulutnya perlahan, dia benar-benar takjub dengan perubahan adik sepupunya.
"Apa kamu sangat bahagia sekarang, hm?" Keenan kembali merusuh tidak menyukai gejolak rasa yang sedang berperang di dalam dirinya.
"Aku memang selalu terlihat bahagia, tujuannya agar siapapun orang yang berada di sampingku juga ikut merasakan kebahagiaan yang aku rasakan!" Farah menunjukan finger heartnya di hadapan Keenan.
Ingin rasanya Keenan mencekik bocah degil di depan matanya. Sam terpaku, sepertinya dia kurang julid akan hubungan Keenan dan Farah yang bisa seperti sekarang ini. Sudut matanya mendelik ke arah paman Tang. Pria paruh baya itu mengerti, dia hanya menaikan bahunya pada Sam.
"Kak!" seru Farah kembali berulah sebelum memakan sarapannya. "Hari ini aku ada kelas. Kakak anterin aku ke kampus ya!" Farah menggeser kursinya dan menggelayut manja di tangan Keenan.
"Kamu pikir aku supirmu, hah?!" Keenan menghardik kasar, tapi tidak menepis tangan Farah yang sudah semakin erat melingkar di tangannya. "Ada Paman Tang yang akan mengantar dan jemput kamu di kampus!"
"Aku maunya sama Kakak!" rengek Farah dibuat-buat. Sam sepertinya mendadak mual dengan tingkah Farah, pria itu sudah berkomat-kamit merapalkan mantra agar Farah bisa memiliki umur yang panjang setelah berani memprovokasi Keenan. "Kakak harusnya tanggung jawab udah bikin aku merintih kesakitan semalam!"
'Da-mn!' Darah Keenan mendidih saat ini juga.
Paman Tang dan Sam menyeka keringat dingin mereka, Farah yang berulah mereka yang gelisah!
'Hahaha! Kamu menjebakku, maka aku juga bisa melakukan sebaliknya... Hoho!' Farah membatin menunjukan senyum culasnya. Dia begitu puas mengerjai kakak sepupunya, pria itu sudah menunjukan wajah merah seolah menahan rasa malu. Apa yang bisa di pikirkan paman Tang dan Sam sekarang jika bukan hal nista? Farah memang tidak pernah mengenal kata kapok berurusan dengan Keenan.
"Farah Lee!" Keenan menyerukan nama Farah lirih menekan seperti memanggil lewat jalur alam baka. "Beraninya kamu membuat masalah denganku, hm? Apa ini salah satu kebahagiaanmu, hah?!"
Farah tersenyum pucat, dia menunjukan sederet gigi putih rapinya.
"Cepat berdiri! Aku antar kamu ke kampus sekarang juga! Jika perlu aku juga akan mengantarmu ke alam baka!"
Farah dan seluruh yang hadir disana membuka mulutnya lebar. "Tapi aku belum makaaan!"
Bisa-bisanya gadis tengil itu memikirkan pasal perutnya saja. Kepala Keenan seolah sudah mengeluarkan kepulan asap emosinya yang meluap. Dengan kasar dia menarik tangan Farah dan menyeretnya tanpa ampun.
"Aaawww! Sakit Kaaak!!" Farah mencoba mengimbangi langkah kaki kakaknya yang lebar, sepanjang jalan dia mengaduh karena tubuhnya selalu terbentur dengan sesuatu. Tubuh Keenan sedikit meremang mendengar rintihan Farah yang seolah dibuat untuk menggodanya.
Braaaak!!
Keenan menutup pintu Bugatti La Voiture Noire miliknya dengan keras. Farah menutupi kedua telinga dengan tangannya. "Si Arogan ini!" Farah merutuk sebal.
Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, Keenan menekan pedal gas dan melesatkan mobil sportnya. Keenan menyetir dengan arogan, berharap membuat Farah kapok. Namun, dia salah besar! Gadis tengilnya dengan santai memutar musik kesukaannya.
"Yeah, love is pain... Dedicated to all my broken-hearted people! One's old a flame... Just scream my name..."
[ Ya, cinta itu menyakitkan... Didedikasikan untuk semua orang yang patah hati! Yang sudah tua apinya... Teriakan saja namaku... ]
"And I'm so sick of love songs... Yeah, I hate damn love songs, memento of ours! Geojitmal..."
[ Dan aku sangat muak dengan lagu-lagu cinta... Ya, aku benci lagu-lagu cinta sialan, kenang-kenangan kita! Bohong... ]
Keenan berbalik dengan tubuh kakunya, adik sepupunya memang spesies bebal. Keberadaannya sedikit bahkan mungkin hampir punah, dan kediaman Kaviandra beruntung bisa memiliki spesies langka ini.
"Huh!" Keenan mendengus pasrah, dia tidak tahu lagi harus bagaimana menyelesaikan adik sepupu bebalnya ini.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments