Keenan bergegas menuju kamar pribadinya, benar saja gadis tengilnya tengah tengkurap di ranjang miliknya. Selama ini tidak ada yang mengunjungi dirinya disana. Karen sendiri bahkan belum pernah menginjakkan kakinya. Farah adalah wanita pertama yang bisa tidur di ranjangnya.
Keenan menunjukan senyum culasnya, pasalnya Farah tidak bergeming atas kedatangannya. Keenan berjalan cepat mendekati Farah. Keenan baru menyadari bahwa Farah tengah membaca komik online dengan menggunakan earphones. Dengan arogan Keenan melepaskan earbud gadisnya.
Farah tersentak, gadis itu langsung menyadari keberadaan pria sang pemilik kamar. "Kakaaak!"
"Apa kamu sangat menyukai ranjangku, hm?!" Keenan mencengkram wajah Farah mendongakkan kepala gadis tengilnya.
Farah kembali berdebar tidak karuan, di tengah rasa bahagia yang membuncah, dia juga memiliki rasa ketakutan yang besar. Pria di hadapannya kembali bersikap arogan, Farah menelan saliva berat, tindakannya membuat Keenan semakin menatapnya lekat.
"Bukankah Kakak membolehkan aku tinggal disini?" Farah berujar dengan berani menjawab pertanyaan Keenan sebelumnya. Gadis itu masih terlentang dengan menutup bagian depan tubuhnya dengan tangan. Keenan terduduk semakin menundukkan wajahnya di wajah Farah.
Lagi-lagi bibir mungil Farah memberikan daya magnetis membuatnya ingin terus menyentuhnya. 'Shiiit! Perasaan ini lagi!'
"Kapan aku mengatakannya, hm?" Keenan kembali mencium bibir Farah sekilas. Farah terbelalak tidak percaya, ternyata kakak sepupunya selain arogan juga mesum!
"Keluar sekarang juga!" Keenan kembali berujar dingin dan menekan membuat jantung Farah seolah terlepas dari tempatnya. "Aku tidak ingin disalahkan jika kamu mengalami asam lambung!" Setelah puas memaki Keenan kembali bangkit bersiap keluar. Menjauh dari Farah adalah jalan yang baik untuknya, otaknya seperti tidak beres jika berdekatan dengan gadis tengil pembuat masalah di depannya itu.
"Hah?!" Farah terpaku tidak mengerti maksud dari ucapan kakak sepupunya. Dia bangkit segera dan memanggil kakaknya. "Kakaaak!"
Keenan berhenti, entah mengapa dia begitu dengan mudah menuruti semua perkataan Farah sekarang. Farah mengulumkan senyuman dan lekas mendekati keberadaan Keenan. "Jadi, aku boleh kan tinggal disini selama Paman dan Bibi belum pulang?" Farah menarik tangan Keenan dan merengek dengan wajah serta nada manjanya.
"Heh, kamu makin dikasih hati malah makin minta jantung ya!" ketus Keenan sebal. "Ingat posisimu Farah! Jangan mencoba menjadi seperti adik kesayanganku. Tidak selalunya apa yang kamu mau aku bisa kabulkan seperti aku memperlakukan Karen!"
Deg!
Rasanya bagai dihantam asteroid besar, sekujur tubuh Farah saat ini begitu sakit mendengar kata sarkas Keenan kepadanya. Padahal sebelumnya Keenan menunjukan sikap hangatnya. Sekarang pria itu kembali menunjukan sikap tidak berbelas kasihnya. Farah memutar otaknya, dia baru mau menjalankan misi membuat kakak sepupunya melihat keberadaannya tidak mungkin menyerah begitu saja sekarang.
"Kakak pembohong!" pekik Farah menghentakkan tangan Keenan. Dia menyambar paper bag miliknya dan berencana pergi dari kamar Keenan.
"Huh!" dengus Farah kesal, Keenan tiba-tiba saja terpaku dengan sikap menggemaskan Farah yang kini bersiap minggat dari rumahnya.
"Mau kemana kamu?!" tanya Keenan sedikit menaikan intonasi suaranya.
"Pulang!" Tanpa menatap Keenan dia bersiap berpura-pura membuka pintu kamar dengan sikap impulsifnya. 'Ayo, cegah aku... Ayo buruan!' batin Farah tengah mengada-ngada
Greeep!
"Aaarrghh!" pekik Farah pura-pura terkejut padahal jiwanya sedang melompat-lompat tidak karuan.
Keenan menarik tangan Farah, pria itu juga merengkuh pinggang ramping Farah agar mendekat pada tubuh atletisnya. "Siapa yang menyuruhmu pulang dengan pakaianku?" bisik Keenan menggoda.
Farah membuka mulutnya lebar, ternyata dia salah kaprah. 'Aaarrrghh pria arogan ini!' Farah sungguh merasa kesal. Dia pikir Keenan akan kembali merayunya, ternyata kenyataan tak seindah ekspektasinya.
Farah mendorong tubuh Keenan cepat dengan merengut sebal. Keenan terkekeh, dia begitu menyukai ekspresi adik sepupu tengilnya. Farah beringsut mundur melepaskan pakaiannya begitu saja di hadapan Keenan. Dia lupa diri, terkadang sumbu pendeknya membuat dia terlihat begitu bodoh.
Keenan melotot dengan bola mata yang seolah akan keluar dari tempanya. Dia melihat tubuh polos Farah tanpa sensor. 'Sialaaan Farah Lee!!'
Tubuh Keenan bergetar hebat, dia mendadak menggigil saat melihat tubuh molek Farah terpampang jelas di matanya. Farah sungguh bodoh, gadis itu tengah membangunkan singa tidur!
Dengan cepat Farah sudah memakai terusan yang di persiapkan Sam atas instruksi Keenan sebelumnya. Dia bahkan tidak menyadari bahwa bahaya tengah mengintainya sekarang. "Aaarrghhh!"
Farah menjerit saat membalikkan tubuhnya dia melihat Keenan yang sedang melakukan cosplay menjadi patung liberty. "Kakak mengintipku?!" Farah menutup tubuh dengan kedua tangannya.
Keenan semakin takjub dengan keidiotan Farah, selain kepalanya terasa nyut-nyutan, sekarang ditambah dengan teriakan Farah seperti memecah gendang telinganya! "Farah Lee, kau idiot, sini kamu!!"
Keenan berjalan cepat untuk memberikan hukuman pada Farah, tapi gadis itu tersadar dan dengan cepat menghindar dengan berlari memutari ruangan. Keduanya terlihat seperti tom and jerry sekarang ini.
"Kakak cabul!" pekik Farah semakin membuat emosi Keenan memuncak.
"Apa kamu bilang? Cabul?" Dengan tenaga chi-nya Keenan menggunakan teknik Banshō Ten'in, dengan mudah dia menarik tubuh Farah dengan cepat kedalam dekapannya walau Farah dalam radius cukup jauh darinya.
[ Banshō Ten'in adalah teknik yang memanipulasi gaya gravitasi untuk menarik target ke arah pengguna. ]
Farah membuka mulutnya lebar dengan kemampuan unbelievable kakak sepupunya barusan. "Aaarrghhh!" Gadis itu kembali menjerit, dia juga berupaya untuk keluar dari pelukan kakak sepupunya.
"Ampuuun Kak, lepaskan aku!" rintih Farah mulai memelas.
"Ampun katamu?" Keenan mencium ceruk leher Farah lembut, mengalirkan jutaan energi listrik di dalam tubuh Farah. "Aku baru tahu kamu sangat suka menggodaku, Farah Lee!" Keenan menyesap kuat leher gadis tengilnya.
"Aaarrghh! Ampuun Kak, aargsshh..." Farah sedikit melengus dengan apa yang di lakukan Keenan sekarang.
Keenan kembali tersadar, dia melepaskan gadis tengilnya sebelum alarm tanda bahaya berbunyi dari adik juniornya. Nafas Keenan menderu seolah telah berlari jauh. "Cepat makan kebawah!"
"Hiks..." Farah terisak dengan yang dilakukan Keenan sebelumnya, Keenan tertegun sejenak. Dia seperti melihat adiknya Karen. "Hiks, Kakak jahat!" Farah semakin terisak dengan tubuh yang bergetar hebat, dia seperti sedang di lecehkan kakak sepupunya. Sedangkan pria itu masih tidak bergeming, dia merasa bersalah sekarang.
"Huhu..."
"Berisik Farah Lee!!" bentak Keenan segera, kepalanya sungguh seperti akan meledak. "Cepat pergi kebawah dan makan siang sekarang juga! Jika tidak maka aku akan patahkan kakimu!!" Keenan kembali berujar kasar di hadapan Farah.
Farah menghentikan tangisannya, dengan cepat dia menyapu air mata dan meninggalkan Keenan segera tanpa sepatah kata. Bersyukur pria itu tidak memberikan hukum lebih dari sebelumnya.
"Aaarghhh!" Keenan berteriak kencang, dirinya sama frustasinya.
Praaang!
Keenan memecahkan vas bunga dan keluar kamar menuju ruang kerjanya. Dari lantai bawah paman tang menyadari ada kegaduhan dari lantai atas. Pria paruh baya itu menghela nafas berat. "Paman sudah bilang apa, kamu tidak mau dengar!" ujar pengurus Tang mengusap rambut Farah yang kini tengah terisak di meja makan.
"Dia sungguh bukan seperti manusia, tidak punya perasaan!" sahut Farah masih merasakan kekecewaan atas perlakuan Keenan padanya.
"Bukankah kita semua mengetahuinya? Selama ini kamu tidak pernah senekat ini? Hal apa yang membuat kamu seperti sekarang?!" selidik pengurus Tang menatap serius Farah. "Jujur pada Paman, Farah!"
Farah terdiam sejenak, dia tidak mungkin mengatakan kejujuran bahwa mereka sudah terlibat skin ship yang begitu dekat untuk ukuran adik dan kakak. "Aku lapaaar!"
Farah merengek mengalihkan pertanyaan paman Tang, terlihat kekecewaan dari netra paman Tang, dia bergegas menyuruh anak buahnya menyiapkan makan siang Farah yang terlambat. Tak lama makanan sudah terhidang, Farah mulai mencoba untuk menyantapnya. Perlahan dia mendongak menatap kearah dimana kakaknya berada. Hatinya kembali bimbang, apakah pada akhirnya dia akan menyerah sebelum mencobanya? Keenan benar-benar sosok yang sulit di sentuh.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments