Cekiiit!
Keenan menghentikan mobilnya dengan arogan membuat Farah sampai terlonjak ke depan dashboard. Farah merengut sebal, kakak sepupunya sungguh tidak memiliki belas kasih padanya. "Kakak ini kasar banget sama aku!"
"Heh!" Keenan berbalik mendekati Farah. "Apa kamu pikir aku pernah lembut padamu, hm?!"
Keenan menyadari hal yang lain dari tubuh Farah sekarang. Pria itu mengendus wangi tubuh Farah yang 100% adalah harum parfum miliknya. 'Kamu super ngelunjak, Farah!'
"Hehehe... Aku lupa!" Farah terkekeh dengan jawaban kebenaran kakak sepupunya. Farah tidak kehilangan akal, karena Keenan mendekatinya dia merangkulkan kedua tangan di belakang tubuh pria di sampingnya. "Apa boleh sekarang Kakak bersikap lembut padaku?" Farah berujar mesra di depan bibir penuh kakak sepupunya. Farah juga memainkan gairah Keenan, jemari lentiknya mencengkram wajah Keenan membuat bibir pria itu mengerucut. Tak berselang lama Farah menciumnya singkat tanpa berpikir panjang.
'Da-mn Farah Lee bastard!'
[ Sialan Farah Lee bajingan! ]
Dengan cepat Keenan mengambil alih menarik kasar tengkuk leher Farah dan mencium buas bibir mungil gadisnya. Farah menutup kedua matanya, dia menikmati tautan panas keduanya. Keenan terus asik menyesap bibir kesukaannya, mengabsen tiap inci rongga mulut gadis kecilnya yang sudah menjelma menjadi gadis cantik. Tangan Keenan juga tidak tinggal diam, dia sama tengah mengusap lembut tengkuk leher gadisnya membuat gairah panas keduanya semakin membara. Keenan sudah tidak tahan, dia semakin menekan tubuh Farah hingga batas pintu. Keenan menyesap kuat lidah Farah, gadis itu meronta meminta dilepaskan.
Bug... Bug... Bug...
Farah memukul dada bidang kakak sepupunya, selain kehabisan oksigen rasa sakit menyelimuti lidah Farah. "Sakit Kak!" rintih Farah setelah dilepaskan Keenan.
Keenan menatap nanar ke arah gadis yang berkali-kali mencuri ciumannya. 'Ini salah! Aku tidak mungkin menginginkanmu sebegininya Farah!' Keenan kembali duduk di tempatnya, menatap kosong ke depan.
Farah menyadari perubahan sikap kakaknya, dia harus segera bertanya akan status mereka sekarang juga atau tidak sama sekali. "Kakak terus berbuat mesum denganku, apa Kakak tidak berniat memberikanku status?"
"Heh!" Keenan terkekeh tanpa memandang adik sepupunya. "Kamu ingin status apa, hm?"
"Kamu sudah memiliki status sebagai adik sepupuku, apa itu kurang untukmu?" Keenan beralih menatap Farah yang sudah terdiam tidak seberisik seperti sebelumnya. Farah bahkan dengan cepat menyeka air matanya yang menerobos keluar.
"Aku─" Farah berhenti menggantung kata yang ingin dia ucapkan. "Aku ingin lebih dari sekedar adik sepupumu!"
"Haha!" Keenan tertawa mengejek Farah. "Jangan berharap berlebihan Farah Lee, kamu harus sadar, kamu itu siapa?"
Sakit rasanya mendengar kalimat singkat yang Keenan ucapkan ternyata mampu menusuk jantung Farah tepat saat ia berdetak. Farah tidak tahu harus berkata apa lagi, apa mungkin dia menyerah saat ini juga?
Keenan kembali mengeratkan genggaman tangan di kemudinya. Rasanya, dadanya juga merasakan nyeri entah karena apa. "Nanti sore Paman Tang akan menjemputmu!"
Farah mengulas senyum tipisnya. "Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri atau meminta temanku mengantarku!"
Bruk!
Keenan menghentikan tubuh Farah yang sudah bersiap beranjak pergi dari mobilnya. Farah mengernyitkan keningnya kebingungan. "Ingat Farah Lee, tubuhmu hanya milikku! Tidak ada yang boleh menyentuhnya selain aku!"
Farah terbelalak, bagaimana bisa?
"Apa Kakak mabuk? Aku bukan pacar Kakak, aku tentu akan memberikan tubuhku pada suamiku─"
"Aaaarrghh!"
Farah kembali menjerit Keenan mencengkram wajahnya kasar, dia tidak suka Farah berkomentar seperti barusan. "Kamu adalah adikku! Tidak akan ada pria yang aku restui jadi suamimu!"
"Heh!" Farah mendecak mengejek. "Jika begitu, apa Kakak yang akan menjadi suamiku?"
DEG!
Keenan tidak menyadari apa yang sudah ia katakan sebelumnya. Dia melepaskan Farah tanpa menjawab pertanyaan gadis tengilnya. Farah menyeringai puas dengan reaksi Keenan sekarang.
"Ingat Kak, aku bukan adikmu... Kita lihat saja nanti, cepat atau lambat Kakak akan mengakui cintaku!" Farah melepaskan genggaman tangan Keenan yang sudah melemah. Dia menutup pintu mobil dan bergegas berlari meninggalkan Keenan disana.
"Kau, bedebah kecil!" ucap Keenan menatap kepergian Farah dengan mengulas segaris senyum sampai tubuh Farah menghilang di balik pilar.
***
Farah berlarian menuju kelas, dia sampai lupa kalau hari ini ada jadwal kelas pagi. Percakapannya dengan Keenan sungguh menyita waktunya. "Ya Tuhan! Mana gak sempet sarapan... Huhu"
Farah terengah sesaat di depan mejanya, dia masih asik merutuk mengeluh di atas meja sampai Ceillyn menghampirinya. "Lemes amat bestieee!"
"Belum sarapaaan, lu biasa bawa cemilan bagi dong!" cicit Farah menodong sahabatnya.
"Dih tumben, lu kesiangan?" Ceillyn menyelidik kearah sahabatnya.
"Ayaaang!"
Keduanya terkejut dengan kedatangan Axcel yang tiba-tiba memekik di belakang Farah. "Ini kopi kesukaan Ayang sama cheesecake favorite Ayang!"
"Uwow!" Farah bangkit bersemangat, dia yang sama pecicilan segera memeluk Axcel tanpa pikir panjang. Dia juga mengucapkan rasa terima kasih dan syukurnya ada yang mengerti keadaan perutnya saat ini.
"Kau penyelamat hidupkuuu, Cel huhu..." Farah berujar berlebihan dengan mata berbinarnya. Axcel terpaku sejenak dengan respon Farah yang di luar ekspektasinya. Dia mengulumkan senyuman dan kembali seperti semula.
"Here I'm baby..." tutur Axcel dengan gaya centilnya. Samar tercium di hidung Axcel Farah tidak memakai parfum yang biasa ia hirup. 'Dia wangi pria!'
Axcel mendadak cemburu luar biasa, tapi bagaimana bisa?
"Hi ilih!" cibir Ceillyn geli dengan tingkah keduanya. "Bagian gue mana?" Ceillyn menodong ke arah Axcel membuyarkan lamunan Axcel.
"Excuse me, Ayang gue cuma Farah Lee. Kalo lo mau, minta sama Ayang lo sana... Eh tunggu, lu kan jomblo!" ejek Axcel bertubi-tubi di depan Ceillyn membuat keduanya terlibat baku hantam sedangkan Farah tengah sibuk memasukan makanannya ke dalam mulutnya dengan riang gembira.
Braaak!
Terdengar bunyi pintu yang dibuka dan ditutup dengan keras membuat Farah dan kawanannya segera menatap ke arah asal suara.
"Pagi anak-anak, siapkan lembar jawaban, hari ini kita akan melakukan ujian dadakan!" Dosen Victor berujar cepat setelah dia menaruh tumpukan berkas di mejanya.
"APAAA?!" pekik seluruh siswa dalam kelas tidak terima.
Tiba-tiba nafsu makan Farah menghilang, berganti kesal. "Dih, Pak Victor ini seneng bener bikin ujian mendadak! Gue ga ngapalin fuck!" umpat Farah lirih dengan wajah duck face*-nya.
"Tenang Ay, aku nanti kasih tahu jawabannya!" bisik Axcel di samping Farah.
Farah mendengus dan merengut sebal, tak lama kemudian salah satu temannya yang lain Meishya tiba dengan tergesa. "M-maaf Pak saya boleh masuk?" tanya Mei di depan pintu dengan terengah.
Wajah dosen Victor berubah bertambah berang. "Ini kali terakhir saya mengizinkanmu masuk!"
Meishya menghela nafas pasrah, dia segera mengangguk meminta maaf dan meluncur menuju meja miliknya yang berada di samping Ceillyn.
"Lu ga ada kapoknya, Sis?" ejek Ceillyn.
"Bacot!" sahut Meishya dia dalam mode senggol bacok!
Pada akhirnya kelas senyap, mereka mengerjakan ujian dengan tertib dan tenang. Tanpa disadari oleh siapapun, dosen mereka sedang mengamati salah satu murid yang cukup menyita perhatiannya. 'Aku tahu kamu paling tidak suka dengan ujian dadakan. Tapi aku tidak punya pilihan maafkan aku Farah Lee... Kamu sungguh menggemaskan!'
Sedangkan Farah sendiri tengah menggerundel dalam hatinya. 'Sialan ini kenapa materi yang baru dibahas yang keluar!'
Dia tidak mengerti sama sekali, dia merutuk kesal. Di saat pikirannya tengah fokus mengejar cinta, ujian lainnya datang dari nilai akademisnya yang syukur-syukur lolos. 'God please help me, gimana kalau Kakak tahu kapasitas otakku sedikit apa dia akan semakin mengejekku? Huhu...'
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments