Walau Keenan bersikap dingin dan seolah tidak peduli pada adik sepupunya. Namun, sudut matanya tetap saja bisa dengan jelas melihat reaksi Farah saat ini. Adiknya tengah terbahak dan selalu saja seperti yang Keenan ketahui, Farah akan dikerjai habis-habisan oleh adiknya. Meski begitu, Keenan paling tahu, Farah Lee adalah adik kesayangan Karennina.
"Lu mah cemen, giliran orangnya ga ada sok belagu!" cerca Karen kembali mengusili Farah. "Nih, sekarang orangnya depan mata, nyalinya kemana Sis? Hahaha." Karen begitu puas melihat respon Farah sekarang yang sudah seperti meminta di kubur hidup-hidup.
"Sebaaal!" rutuk Farah kesal pada Karen tanpa peduli lagi bagaimana gencar sepupunya mengolok dirinya.
Karen terbahak memegang perut, dia juga sudah menyeka sudut netra yang berembun saking terlalu bahagianya. Keenan menggelengkan kepala, dengan sudut bibir yang terangkat. Begitulah keseharian mereka jika sudah bersama.
"Kak, nanti sore nonton ya, pokoknya harus!" Karen berubah serius menatap kakaknya yang tengah menyesap minuman yang sudah diantarkan pelayan barusan. "Pokoknya, hukumnya wajib, ga mau tahu!" Karen mengancam Keenan, dan biasanya ini cukup efektif.
Karen memang mengetahui jadwal padat kakaknya, pria itu adalah usahawan sukses yang tidak banyak memiliki waktu luang. Tapi, saat ini dia ingin serakah. Dia rindu kembali bersama bertiga seperti sebelum dia mengenyam pendidikannya ke negeri paman sam sana.
"Oke Sayang, kakak usahakan pulang cepat." Keenan berujar dengan lembut mengacak rambut Karen dan mengulas senyum tampannya.
"Ish, jangan gitu nanti ada yang cemburu. Wlee..." Karen mengolok Farah menatapnya menggoda dan menjulurkan lidah menjelaskan siapa yang cemburu.
Farah sudah tidak peduli lagi, dia memutar bola matanya malas. Keenan sempat memperhatikan sekilas, kemudian bangkit berpamitan pada adiknya. Farah yang sulit mengendalikan dirinya terus menatap kepergian Keenan sampai menghilang di balik pilar. Karen mendelik kearah Farah, dia menyesap minumannya dengan sudut bibir terangkat.
"Apa sih yang disukai dari Kakak?! Dia itu bongkahan es!" Karen mengumpat, membuyarkan lamunan Farah yang masih menatap kepergian Keenan. "Cewek normal itu suka sama cowok romantis, you know!" timpalnya menambahkan mencoba mencerahkan pandangan adiknya.
Farah menatap sekilas pada Karen, kemudian kembali tidak peduli dan menyuap potongan roti terakhirnya. Karen mendengus, dia bangkit dan duduk mendekati Farah. "Kamu benar-benar menyukainya, kah?!" bisik Karen serius.
"Ih apa sih Karen!" tepis Farah segera membuang wajahnya yang merona.
Karen terkekeh singkat, "Emangnya kamu tidak punya pacar di kampus?"
Untuk urusan percintaan keduanya memang tidak pernah membahasnya sama sekali. Bagi Farah, sangat memalukan jika dia harus mengutarakan perihal cinta monyetnya. Terlebih sampai detik ini hatinya hanya tertawan pada satu pria yang tak lain dan tak bukan kakak sepupunya sendiri.
"Apa kamu sangat ingin tahu?" sahut Farah menatap Karen dengan tatapan menggodanya.
Karen memutar bola mata malas dengan tanggapan sepupu tengilnya.
"Aku memiliki standar tinggi dalam memilih pasangan. Sejauh ini, tidak ada yang menarik perhatianku kecuali Kakakmu tentu saja!" Farah bercanda bermaksud memanasi dan ingin mengetahui apa respon Karen jika dia tahu bahwa sepupunya menyukai kakak kesayangannya.
"Cih, jangan jadikan Keenan sebagai standar cowokmu," sahutnya dengan nada mengejek. "Apa kamu tidak berpikir dia kelainan? Sudah selama 28 tahun dia tidak pernah membawa pasangannya!"
Pernyataan Karen membuat Farah membuka mulutnya lebar. Dia tidak menyangka Karen akan menjatuhkan image kakaknya sendiri. Farah terbahak dalam dirinya, dia tidak lagi merespon Karen. Dalam hatinya Farah tetap teguh akan penilaiannya. Bagi Farah, tidak ada pria yang sesempurna kakak sepupunya.
***
Kantor Pusat K-Tech, 11.00 AM.
BRAAK!!
Pintu terbuka kasar, semua orang menoleh dengan degup jantung yang bekerja dua kali lipat dari sebelumnya. Mereka terkejut, pasalnya kedatangan tuannya tidak sesuai dengan yang dijadwalkan oleh asisten Sam, tuannya sudah berada di K-Tech dua jam lebih awal dari jadwal sebelumnya.
"Selamat pagi Tuan Muda!"
Seluruh karyawan di dalam laboratorium teknologi menunduk dan memberi hormat pada orang nomor satu di kantor mereka. Denyut jantung mereka berdebar, keringat langsung bermunculan. Mereka juga langsung merasakan udara yang mereka hirup berkurang kadar oksigennya. Mereka sudah merasakan sesak, walaupun tuannya belum bertindak apa-apa bahkan berbicara saja tidak!
"Apa kalian sudah mengetahui alasan malfungsi EYES milikku?!" Dengan tatapan nyalang berhawa dingin, tuannya menatap satu per satu bawahan yang difungsikan menciptakan teknologi terbarukan di perusahaannya.
Keenan bergerak menatap layar besar dengan panel yang terus bergerak, panel itu menunjukan grafik statistik tingkatan kinerja sistem ciptaannya. Dia terus menyelidik mencari celah yang rusak, tidak ada satupun yang berani menginterupsinya. Keenan menekan bar di pusat laboratorium, tak berapa lama terdengar suara seorang wanita khas yang selalu digunakan oleh teknologi Siri yang meminta kode verifikasi untuk membuka portal.
Welcome to K Technology, voice activation required─
"Activated!" Keenan segera mengeluarkan suara sebagai kunci membuka akses dunia virtualnya.
Welcome back Mr. K, have a nice day!
Keenan mendapatkan akses mengendalikan seluruh sistem teknologi di ruangan itu. Dia mensinkronkan jemari tangan dan fungsi retina matanya. Dengan tangan kosong, dia menarik salah satu garis vektor sistem dengan mudah, ia langsung membuka panel dan menarik sesuai keinginannya untuk memperbesar atau memperkecil tampilan, dia juga bisa membuka atau membuang panel yang diinginkan atau yang tidak diinginkannya dengan satu kali jentikan.
"Apa ini!" Keenan memaki langsung saat dia mengetahui ada algoritma yang salah disana. "Kalian sekumpulan sampah idiot!" berang Keenan memaki bawahan dengan lantang.
BRAK!
Tanpa bisa dihindari, Keenan melempar layar besar dengan kursi yang berada tak jauh darinya. Dia memanfaatkan energi magnetik yang bisa dikendalikan di tangan dan melempar kursi dengan mudah tanpa menyentuhnya. Semua orang yang berada disana tersentak dengan perasaan mencelos. Mereka serba salah, berbicara bisa salah, bungkam pun bisa jauh lebih celaka.
"Apa masalah sekecil ini harus aku yang tangani langsung, hah?!" Keenan berkacak pinggang, emosinya kembali menyelimuti tubuhnya. "Kalian sungguh tidak becus, membunuh kalian semua juga aku rasa percuma!"
Semua orang sudah teramat takut dengan tuannya yang sedang emosi. Salah satu di antara mereka membuka mulutnya dan mengeluarkan kata menenangkan tuannya.
"M-maafkan kami Tuan, secepatnya kami akan kembali perbaiki algoritma EYES di tahap lanjutan!" Dengan bercucuran keringat dingin, salah satu petinggi sistem K-Tech yaitu Mr. Huang tengah angkat bicara mewakili timnya.
Mr. Huang sangat tahu perangai tuannya, dia harus segera membesarkan hati tuannya jika ingin selamat.
"Secepatnya?!" Mata Keenan mengunci tatapan Mr. Huang dengan wajah yang sudah pucat pasi.
"B-besok Tuan! Perbaikan sistem akan rampung esok!" sahut Mr. Huang segera mengetahui kesalahannya.
"Besok?!" Keenan kembali tidak puas dengan jawaban stafnya.
"H-hari ini! Hari ini juga saya akan perbaiki dan selesaikan!"
"Heh!" Dengan tersenyum culas, Keenan cukup puas dengan respon anak buahnya yang pengertian akan keinginannya.
"Dalam waktu lima jam kedepan, aku ingin semuanya selesai. Aku akan memeriksanya langsung!" Keenan memberikan perintah dengan nada menekan. "Jika tidak sesuai, maka enyahlah dari sini! K-Tech tidak membutuhkan orang-orang idiot yang tidak berguna!" Keenan menatap satu persatu orang-orang yang berada di ruangan bersamanya saat ini. "Aku membayar mahal kalian bukan untuk bersenang-senang! Pastikan semua sudah sesuai seperti yang aku harapkan."
Keenan mematikan pusat kontrol kendali dirinya di pusat lab. Walau sebagian besar sistem penunjang K-Tech diciptakan oleh beberapa orang, tetap saja pengendali penuh hanya bisa di pakai oleh Keenan dan Sam tentu saja. Keenan berbalik badan meninggalkan laboratorium bergegas menuju ruang pribadinya di puncak gedung. Sam mengekor di belakang tuannya segera.
"Apa jadwalku berikutnya?!" Dengan langkah tergesa Keenan bertanya pada asistennya.
"Hanya melakukan beberapa verifikasi dokumen. Salah satunya rancangan pembukaan kantor cabang di HK dan INA," sahut Sam cepat menggeser layar gadget pintarnya.
"Ok, bisa ditangguhkan! Karen memintaku pulang segera sore ini." Keenan menerima berkas dari Sam. "Lalu, apa ada kabar dari keberadaan Black Shadow?!" ucap Keenan tepat di pintu ruangan.
Black Shadow adalah nama organisasi atau kelompok musuh yang merupakan pengedar dan pembuat obat terlarang XY.
"Sepertinya, Tuan Don menyadari bahwa kita menempelkan chip pelacak, dia menghancurkannya tepat di daerah selatan Negara." Sam berujar perlahan agar tidak memicu kembali emosi tuannya.
"Beri perintah pada Ben dan timnya, kita harus segera mendapatkan petunjuk keberadaan musuh dan barangnya."
"Noted!"
***
Kediaman Kaviandra, 08.00 PM.
"Kakak terlambat!"
Baru saja Keenan menginjak area tengah kediaman, sosok perempuan muda tengah berkacak pinggang menyambut kedatangannya. Keenan terkekeh, dan bergegas memohon ampun.
"Sorry Sayang, Kakak benar-benar sedang dikejar deadline!" Keenan menghampiri adiknya dan merangkulnya erat.
Karen masih mengerucutkan bibir dengan raut wajah kesal. Karen segera meminta kakaknya bergabung menuju ruang entertain dan menonton film terbaru yang sudah release. Keenan mengerti, tapi sebelumnya dia meminta izin untuk membersihkan diri sejenak.
"Oh iya, sekalian jemput Farah ya!" Karen berbalik memberi perintah.
"Dia sepupu kesayanganmu... Urus sendiri!" Dengan cepat Keenan menghardik permintaan adiknya.
"Aih, dia juga adik sepupu kakak! Tinggal ketuk pintu terus suruh turun, dah buruan!"
Tanpa basa-basi lagi Karen bergegas meninggalkan kakak tersayangnya, dia menuju area entertain yang berada di ujung kastil. Terlihat kini wajah Keenan berubah kesal dia juga mendengus kasar.
"Hish, beban!"
Keenan merutuk sejenak dan berlalu menuju kamarnya lebih dulu, dia berencana untuk membersihkan diri serta mengistirahatkan badannya sejenak.
Salah satu kelemahan menggunakan teknologi yang disinkronkan dengan penggunanya adalah energinya akan tersedot banyak. Bahkan jika dalam pengelolaan emosi serta aliran chi yang tidak sesuai, maka akan mengakibatkan kerusakan sistem saraf si pengguna.
[ Energi chi adalah energi dalam pandangan Feng Shui. Secara sederhana, chi adalah esensi dasar dari segala hal, baik fisik maupun metafisik. ]
Keenan telah selesai dengan urusannya, dia bergegas menuju area entertain melewati kamar Farah. Keenan mencoba abai. Namun, setelah beberapa langkah menjauh, dia kembali berbalik badan dan menatap pintu kamar Farah dengan perasaan tidak nyaman.
"Dia sungguh beban!" umpat Keenal kesal bersiap mengetuk pintu.
Tok!
Tok!
Tok!
Suara ketukan yang tidak manusiawi itu terus dilayangkan Keenan tanpa jeda. Tidak ada sahutan dalam kamar Farah, sejenak Keenan berfikir, mungkin Farah telah lebih dulu pergi saat dia mandi. Dia akan mencoba sekali lagi, tapi jika masih tidak ada jawaban dia tidak mau lagi menunggu!
Di dalam kamar, gadis itu baru saja selesai berendam. Setengah hari tadi dia habiskan bercerita banyak dengan Karen, mereka bahkan sempat berkeliling area pusat kuliner yang dirindukan sepupunya. Keduanya tidak ingin membuang waktu, justru tengah memanfaatkan sebaik-baiknya.
"Kayak ada yang ketuk pintu, ya?" Dengan menajamkan telinganya Farah mencoba memeriksa kembali asal suara.
Farah berpikir kemungkinan terbesarnya adalah Karen yang menjemputnya untuk menonton. Sesuai jadwal sebelumnya, Karen meminta menonton dengan kakak tersayangnya.
Tok!
Tok!
Tok!
"Kan bener!"
Tanpa rasa curiga berlebihan, Farah bergegas menuju pintu dan membukanya. Dia lupa bahwa dirinya hanya berbalutkan handuk yang menutupi bagian sensitif dari tubuh moleknya. Siapa yang akan mengira jika Keenan yang menjemputnya? Baginya, berharap Keenan yang datang tentu saja seperti meminta ibunda mengambilkan bulan!
"K-kakak?!" Farah tersentak, begitu pula Keenan. Dia menatap Farah tanpa berkedip, jakunnya terlihat naik dan turun, bahkan bisa dipastikan dia tengah menelan salivanya berat. Netranya memindai tampilan Farah dari atas kepala hingga ujung kakinya.
"Kakak ada apa?" Dengan gugup dan polos Farah bertanya pada kakak sepupunya yang masih berpose seperti patung.
"Ehm!" Dia berdehem keras sejenak. "Karen memintaku menjemputmu untuk menonton. Cepatlah!"
Farah mengerutkan kening, dia melihat Keenan membuang wajahnya dengan rona merah terlihat samar dari wajah putih bersih kakak sepupunya. Farah masih tidak menyadari, dia juga sama tertegunnya dengan Keenan. Prianya sedang berpenampilan kasual yang sangat jarang Farah lihat. Wangi mint segar dengan musk yang tercium setelahnya, jelas membuat Farah berdebar tidak karuan.
'Kak Keenan kenapa, ko wajahnya merah gitu? Eh tunggu─'
Farah menundukan wajahnya dan menatap tampilan flawless tubuhnya yang berbalutkan handuk, dia menjerit kencang dan secepat kilat menutup pintu dengan membantingnya.
"Aaarrrghh!"
BRAAAK!!
Keenan terpaku dengan respon Farah yang lambat menyadari keadaannya sendiri. "Kau sungguh berani padaku Farah Lee!" Keenan mengumpat merasa ada hal yang tidak nyaman didirinya. Tanpa ingin peduli lagi, Keenan berlalu pergi, dia sungguh menyesal menyetujui permintaan adiknya itu.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments