Farah menatap dirinya di cermin, sudah diputuskan. Dia akan melakukan misi mengambil hati Keenan. Siapa yang tidak tahu bahwa Farah memang selalu bersemangat di setiap harinya. Dia yang membuat kediaman Kaviandra memiliki warna, biasanya hanya ada hitam dan kelabu. Keberadaan Farah membuat kediaman itu seperti memiliki warna pelangi semenjak gadis itu berada disana.
Farah mulai menanggalkan pakaiannya, dia akan membersihkan dirinya. Namun, keningnya mengkerut saat melihat bercak kemerahan di beberapa tempat. Tidak hanya di leher bagian bawah, di dadanya pun tak luput dari tanda kemerahan yang cukup dikatakan besar untuk menyalahkan seekor nyamuk kecil.
"Apa ini?" Farah menggosok beberapa tanda merah yang mengganggu penglihatannya. "Perasaan semalam gak digigitin nyamuk!"
Farah yang polos tentu saja tidak tahu, bahwa semalam ada nyamuk besar yang meninggalkan tanda begitu banyak di tubuh polosnya. Keenan melakukannya sebagai bentuk balasan karena Farah sudah sangat berani memasuki kawasan pribadinya. Farah mendengus sejenak kemudian tidak ingin peduli dan beranjak menuju bathtub.
Farah begitu takjub, walaupun kamar mandi seorang pria tapi beraneka ragam cairan sabun dan essential oil berjejer rapih. Dia memilih beberapa dan mencampurkannya ke dalam bak mandi dan mengisinya dengan air hangat. Farah membenamkan tubuhnya, dia merasakan tubuhnya begitu tenang dan nyaman. Namun, beberapa slide kejadian sebelumnya kembali melayang mengingatkan dirinya bagaimana Keenan menyentuhnya dengan penuh kelembutan. Tidak seperti mulutnya yang pedas dan sikapnya yang dingin bagai kulkas dan AC berjalan. Farah merasa malu, dia semakin membenamkan diri sepenuhnya ke dalam bak mandi.
*A few moments* later...
Farah membuka mulutnya sangat norak! Dia begitu takjub dengan apa yang ia lihat kali ini. Berbagai macam barang branded terpampang disana, dari satu lemari ke beberapa lemari yang lain mata Farah terus memindai dengan puas. Sejauh dan ini yang paling jauh, tempat itu sudah terlihat seperti butik ternama yang sedang menjual barang mereka di beberapa mall ternama.
Farah berjalan mencari apa yang dia ingin kenakan. Farah menyentuh beberapa pakaian kakak sepupunya yang dari rupa dan warnanya hampir 90% sama. Di dominasi warna gelap semua tersusun rapi dari pakaian, jas, kemeja, sepatu bahkan aksesoris kakak sepupunya tak luput dari pandangan Farah.
"Eh busyet!" Farah menatap takjub satu lemari kecil penuh dengan koleksi perfume mahal milik cowok idamannya. Farah menyeringai tipis, mengambil salah satu koleksi disana. Farah sudah hapal apa yang selalu dikenakan prianya.
Ssssrrtt… Ssssrrtt…
Farah menyemprotkan parfum yang biasa Keenan gunakan di pergelangan tangan dan mengusapnya ke area belakang telinganya. “Ya Tuhaaan!"
"Please, aku sudah sangat siap menjadi Nyonya Keenan, hihi..."
Farah cekikikan dengan obsesi dan kelakuannya sekarang, dia lekas memilih di antara deretan kaos polos kakaknya yang tersusun rapi. Farah sudah mendapatkan kaos oversize milik kakak sepupunya dan mengenakannya segera. Farah tersenyum memuji pantulan dirinya di cermin, dia begitu beruntung tubuhnya termasuk kategori ideal dengan tinggi semampai dan pinggang rampingnya. Farah menggulung rambut panjangnya dan mencepolnya ke atas membuat dia terlihat sangat menggemaskan siapapun yang melihatnya saat ini.
Gadis itu keluar kamar dengan wajah cerianya dan bersiap merusuh mencari kakak sepupunya. Hanya saja perutnya mengeluarkan bunyi tak sedap. Itu artinya cacing besar peliharaannya butuh asupan makanan. Farah menyelidik sekitar, hanya ada beberapa pelayan yang sedang melakukan tugasnya membersihkan rumah.
"Pagi Paman!" sapa Farah sudah berada di area ruang makan. "Kakak mana?"
“Pagi Fa-rah…” Pengurus Tang berbalik badan bersiap menyambut nona kecil mereka. Tapi, dia begitu terkejut saat melihat tampilan Farah yang dengan terang-terangan menggunakan pakaian tuan mudanya.
"Pamaaan... Aku lapar!" Farah merengek mengusap dan menunjukan perut ratanya.
Terlihat pengurus Tang membuang nafas kasar dengan kelakuan Farah, paman Tang bergegas memanggil para bawahannya untuk melayani apa yang diinginkan nona kecil kesayangan keluarga Kaviandra itu.
“Apa Kakak sudah pergi?” Farah menarik salah satu kursi dan kembali bertanya dengan mata yang terus menyelidik sekitar.
"Tentu saja, Tuan Muda tidak pernah bangun kesiangan sepertimu!" Paman Tang menggoda Farah, dia menjauh sejenak dan kembali mendekat dengan beberapa paper bag besar yang ia tunjukkan di hadapan Farah.
“Tadi Asisten Sam menitipkan ini pada Paman, sepertinya baju ganti untukmu," ucap paman Tang menatap tajam Farah.
"Benarkah?" Farah menatap beberapa paper bag yang sudah begitu ia hafal. Senyum culasnya kembali terbit sempurna. Dia berpikir kakak sepupunya benar-benar memperhatikannya. "Taruh saja Paman, selama disini aku lebih menyukai memakai pakaian Kakak!" Dengan tidak tahu malu Farah berujar cengengesan di depan kepala pengurus rumah tangga Kaviandra.
Paman Tang terdiam dengan penuturan Farah yang dianggap berlebihan olehnya. Dia menarik kursi di hadapan Farah. Beberapa pelayan sudah menghidangkan sarapan bagi nona mereka. “Semalam kamu tidur dimana?”
Farah yang sudah sibuk mengunyah roti panggangnya menatap sekilas dan memberikan kerlingan mata sebagai jawaban.
"Haissh!" Paman Tang mengerti dengan isyarat yang ditunjukan Farah padanya barusan. "Apa kamu tidak takut pada Tuan Muda?" Paman Tang sepertinya akan menceramahi anak angkat Kaviandra.
"Kamu harus tahu batasan, pantas saja Tuan Muda memarahi semua orang sebelumnya."
Farah berhenti mengunyah makanannya, menatap sendu ke arah paman Tang. " Aku minta maaf jika aku menyusahkan Paman dan yang lainnya."
"Aku tidak sengaja, semalam aku terlalu lelah dan memilih kamar secara asal... Aku tidak tahu ternyata─" Farah menjelaskan singkat berharap paman Tang tidak begitu mengkhawatirkan keadaannya.
"Paman sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan kalian. Tapi, Paman ingin mengingatkan posisimu Farah!" Paman Tang menatap sendu gadis kecil di hadapannya.
Pria paruh baya itu sangat mengenal Farah, dia juga ikut andil dalam pertumbuhan Farah di kediaman besar sebelum Keenan menyuruhnya mengurus di kondominium pribadi tuan mudanya. "Kamu adalah adik angkat Tuan, di masyarakat luar posisimu adalah adik sepupu Tuan Muda dan Nona Karen," sambung paman Tang perlahan. "Jadi, Paman harap kamu jangan sesekali menyimpan atau mempunyai niat dengan perasaan lain pada Tuan Muda!"
Pernyataan paman Tang cukup mencekik leher Farah dan membuatnya sesak sejenak. Farah sangat sadar dan sudah mengetahuinya. Hanya saja, beberapa hari kebelakang kehidupannya tidak seperti dulu. Ada rasa yang aneh dengan hubungan dia dan kakak sepupunya itu. Dia bahkan tidak menyangka, dinasehati baik-baik oleh paman Tang justru dia anggap pembullyan yang dilakukan pengurus kepercayaan Tuan Muda mereka.
Melihat perubahan sikap Farah membuat perasaan paman Tang berubah iba. Dia sangat menyayangi Farah, pria paruh baya itu sudah menganggap Farah seperti putrinya sendiri. Apa mau di kata, bagi paman Tang, lebih baik mencegah dibanding mengobati. Dia sangat mengenal tuan mudanya, Keenan adalah sosok dingin, kejam, dan tak berbelas kasih. Paman Tang tidak rela, jika Farah harus terlibat dengan pria yang memiliki sifat Gynophobia.
Gynophobia merupakan phobia spesifik yang melibatkan ketakutan yang berpusat pada objek atau situasi pemicu tertentu, yang dalam kasus gynophobia adalah wanita. Tuan muda mereka tidak menyukai wanita berada di sekelilingnya terkecuali ibu dan adik kesayangannya. Selain Gynophobia, Keenan juga memiliki sifat Philophobia, kondisi dimana seseorang cemas dan khawatir untuk mulai menjalin atau mempertahankan hubungan asmara dengan orang lain.
Sakit rasanya saat mendengar kalimat biasa namun mampu mengoyak hati Farah yang baru saja bermekaran merasakan kakak sepupunya bersikap hangat padanya. Melihat gelagat Farah yang seolah tidak menampik kalimatnya, pengurus Tang merasa iba. Walau Farah tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Kaviandra namun tetap saja di masyarakat luas Farah dikenal sebagai keluarga Kaviandra.
"Paman tenang saja, aku tahu jelas posisiku!" Farah menatap tajam kearah pria paruh baya yang mencoba menasehatinya. "Tapi─"
Farah menghentikan kalimatnya, dia menelan saliva. Dia sempat ragu sejenak, tapi keputusannya sudah bulat. "Aku sangat menyukai Kakak!"
Paman Tang semakin berkaca-kaca, dia juga mengetahui rumor di kediaman besar bahwa Farah menyukai dan selalu meminta Keenan menjadi suaminya sebelum Farah beranjak dewasa. Paman Tang berpikir itu hanya pemikiran konyol seorang anak kecil. Ternyata, Farah benar dengan perasaannya.
"Beberapa hari ini, banyak kejadian yang membuat aku yakin. Aku akan memperjuangkan perasaanku..." Farah tersenyum getir. "Sebuah mimpi hanya akan menjadi angan saat kita tidak melakukan apapun. Tapi, sebuah mimpi akan menjadi nyata saat kita perjuangkan dan berusaha mencapainya."
Farah mengulumkan senyuman di hadapan paman Tang, selain paman Tang menganggap Farah sebagai putrinya. Begitu pula sebaliknya, Farah juga sudah menganggap pengurus rumah tangga itu adalah tetua seperti ayahnya.
"*People's lives*don't end when they die. It ends when they lose hope…"
[ Kehidupan orang tidak berakhir saat mereka mati. Semua berakhir saat mereka kehilangan harapan. ]
"Aku harus yakin, aku juga percaya... Selama aku belum mencobanya, maka aku tidak akan tahu hasil akhirnya."
Paman Tang terlihat menundukan wajahnya, terkekeh dan terkejut dalam waktu bersamaan. Paman Tang menatap penuh kebanggaan pada gadis kecil di hadapannya yang sudah terlihat menjelma menjadi wanita cantik dengan pemikiran dewasanya. Paman Tang mengulas senyum di hadapan Farah, teringat dulu gadis kecil itu masih berlarian kesana-kemari dengan nona muda Karen menghabiskan waktu bersama.
"Paman lupa, kamu bertumbuh dengan cepat!" Paman Tang bangkit mendekat, dia mengacak rambut Farah perlahan. Farah membalas menunjukan senyuman paling lebar, keduanya memang sangat dekat.
"Kamu jangan lupa, penyesalan juga datangnya di akhir permainan!" Paman Tang berusaha mengingatkan kembali gadis kecilnya. “Saat kamu menyadari bahwa kemungkinan besar apa yang kamu usahakan membuahkan kekecewaan, maka lekas lepaskan!"
"Lebih baik kecewa di awal, di banding sakit di akhir. Paman sangat mengenal Tuan Muda─"
"Aku tahu... Aku pastikan aku akan akan tahu kapan waktunya aku harus berhenti berharap!" Farah menginterupsi kalimat paman Tang.
Paman Tang terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, dia tahu pasti. Begitu sulit memang menasehati seseorang yang sedang jatuh cinta.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Jack Sparrowe
seru
2023-08-20
1