Keenan terkejut, aksi mengintainya diketahui oleh pihak musuh. Bunyi tembakan sebelumnya ditujukan untuk menghancurkan robot pengintai miliknya. Keenan bergegas memberikan instruksi pada anak buahnya dengan gerakan tangan cepat untuk melakukan serangan saat ini juga.
Semua orang yang berada dalam ruangan membulatkan matanya tersentak. Azlan tiba-tiba menarik pematik senjata apinya. Dia menyadari ada sinyal merah kecil dari robot pengintai yang dikeluarkan Keenan. Dengan cepat dia langsung mematikan perangkat canggih yang bisa membocorkan transaksi mereka saat ini.
"A-ada apa ini?" Tuan Liems bertanya dengan raut wajah yang pucat.
Siapa yang tidak mengetahui kekejaman kaki tangan kepercayaan Mr. Long atau ketua kelompok Black Shadow. Kekuatan Azlan hampir setara dengan Samuel Park bahkan dia bisa saja mengimbangin Mr. K dalam duel satu lawan satu.
"Ada penyusup! Lekas bersiap melakukan evakuasi darurat!"
Dengan raut wajah dingin dan tenang dia segera memberikan perintah pada anak buahnya untuk mengamankan kembali barang yang mereka bawa dan transaksi saat ini gagal total.
"Apa?!" Tuan Jiems segera bangkit. "Amankan box serum!" pekiknya memerintah anak buahnya.
Seketika ruangan yang berukuran 4x6 meter itu riuh dengan beberapa anak buah dari pihak Black Shadow ataupun kliennya melakukan evakuasi darurat di salah satu pintu emergensi.
DOR!
Benar saja, Keenan sudah mulai menerobos dan mengepung mangsanya. Dengan satu tendangan keras pintu terbuka lebar, baku tembakan jelas tidak bisa terelakan. Keenan mengutuk berang saat musuhnya telah kabur dengan mudah sebelum dia merebut paksa serum yang masih ada di tangan mereka saat ini.
"Shiiit!" Keenan segera menghubungi asistennya. "Target kabur membawa serumnya, sergap mereka sekarang!" Keenan memberi perintah pada Sam yang tengah berjaga di area luar gedung club.
"Noted!"
Keenan menyeringai, dia mempercayakan sebagian misi pada anak buah kepercayaannya. Setelahnya dengan cepat dia menargetkan beberapa orang yang masih berada di ruangan menggunakan EYES yang sudah diperbaharui sebelumnya.
DOR!
DOR!
DOR!
Dalam waktu bersamaan seluruh korban tewas seketika, tidak akan ada yang bisa luput dari cengkraman Mr. K si pembunuh bayaran termahal dan terkejam di jaringan hitam periode sekarang ini.
Prookkk... Prookkk... Prookkk....
"Senang bisa berjumpa denganmu kembali, Mr. K!" sambut Azlan yang memang sengaja menunggu waktu yang tepat untuk menunjukan dirinya.
"Wow, sungguh tidak diduga, seorang Azlan turun gunung langsung menangani hal remeh seperti ini." Keenan menyeringai mengejek dengan masih menunjukan revolver di hadapan musuhnya. "Apa mungkin kalian sedang melakukan transaksi ilegal lainnya?"
"Haha!" pecah tawa Azlan melihat keseriusan Keenan sekarang. "Aku pikir Mr. K tak ubahnya pencuri licik yang tidak ada harganya!" Azlan memprovokasi Keenan dengan menunjukan box serupa seperti yang sedang diincar komplotan Keenan. Dia juga menepuk mengisyaratkan untuk menangkapnya segera.
DOR!
Azlan menghentikan tingkahnya, dia menatap Keenan dengan sorot tajamnya. Tanpa basa-basi Keenan menembak asal sebagai peringatan. Dia juga ingin bersenang-senang dengan korban selanjutnya. Azlan melemaskan otot kepalanya. Senyuman miring Azlan tak kalah mengejek dari senyuman Keenan. Keduanya bersiap melakukan adu mekanik kecepatan menembak.
Kraaak!
***
Tanpa di ketahui oleh Keenan, bahwa adik sepupunya tengah berada di gedung yang sama dengannya. Farah dan ketiga temannya sedang menghabiskan waktu seperti biasa. Mereka akan menyewa private room untuk bersenang-senang hingga jam malam usai.
Party rock is in the house tonight... Everybody just have a good time... (yeah)
And we gonna make you lose your mind...
Everybody just have a good time...
Suara dentuman musik EDM terdengar jelas, DJ memutar lagu yang sudah tidak asing di telinga yang bisa membuat kita ikut menyanyi dan meliukan badan seketika. Ini adalah kali pertama mereka berada di Skyline Dome. Biasanya mereka akan pergi ke Square Nightclub, hanya karena Farah tidak ingin mengingat bagaimana dia dan Axcel melakukan adegan terlarang sebelumnya. Dia memutuskan mengajak temannya menemukan sensasi baru di klub malam terbesar dan tergelap dari segi kejahatan jaringan hitam tanpa Farah ketahui.
"And we gonna make you lose your mind!"
"Yeah..."
"We just wanna see you─"
"Shake that!"
Ketiganya sahut menyahut bernyanyi mengikuti DJ, mereka juga melompat-lompat bersama di area dance floor sebelum menuju private room mereka. Mereka tidak menyadari bahwa bahaya tengah mengintai nyawa mereka. Di luar gedung mulai terdengar baku tembakan yang sudah menelan banyak korban dari kedua kelompok bersangkutan selama apa yang diinginkan pihak Mr. K belum mereka dapatkan.
DOR!
"Aaarrght!"
Setelah terdengar bunyi tembakan yang cukup keras, bahkan suaranya bisa mengimbangi dentuman musik yang sedang diputar. Otomatis semua orang menjerit ketakutan, termasuk Farah dan kedua temannya yang lain. Suasana menjadi ricuh, mereka semua saling dorong untuk mencapai pintu keluar ruangan klub.
Diantara beberapa orang yang terus berdesakan keluar, justru beberapa orang yang menggunakan setelan jas hitam rapi masuk menerobos masuk dan saling melempar tembakan.
"Faraaah!" Axcel menyadari bahaya, dia langsung menjerit dan mencari keberadaan wanita pujaannya.
"Cel, ayok! Farah sepertinya udah lari keluar, aku juga tidak menemukannya disampingku!" Meishya menarik pergelangan tangan Axcel dan bergegas keluar ruangan yang mulai padat di area pintu keluar. Disusul Ceillyn yang sudah berada di depan mereka yang mengisyaratkan untuk bergerak cepat.
Suara dentuman musik berganti dengan bunyi peluru dan selongsong yang saling berjatuhan silih berganti. Denyut jantung Farah berdebar tidak menentu, kakinya bahkan terlalu lemas untuk ikut bergabung melarikan diri menuju keluar ruangan. Temannya tidak menyadari bahwa Farah tengah berlindung di bawah meja bartender. Dia menutup telinga dengan kedua tangannya erat. Kedua netranya ikut memejam rapat, tubuhnya bersujud dan bergetar hebat. Farah tengah ketakutan luar biasa, jantungnya seolah diremas kencang saat bunyi peluru yang bersahutan semakin lama jaraknya semakin mendekat rasanya.
'Ya Tuhaaan, mengapa aku harus mengalami hal seperti ini lagi!' Farah membatin di tengah gemuruh dadanya yang ketakutan luar biasa. 'Please, somebody help me...'
Bunyi derap langkah yang semakin terdengar mendekat, membuat Farah semakin meringkuk di tempatnya. Dia bahkan lupa caranya bernafas, dia terengah seolah telah melakukan lari marathon berkilo meter jaraknya. Dia terus berdoa dalam hatinya, semoga Tuhan mendatangkan penyelamat seperti kakak sepupu misalnya.
"Apa keahlian Tuan Azlan menurun? Tetiba anda sangat senang bermain kucing dan anjing!"
Farah tersentak, suara berat pria barusan seolah berada dekat dengannya. Dia bahkan sudah membuka matanya lebar, dia mengenali suara barusan. Dengan debar jantung yang bertalu-talu Farah memberanikan diri mencuri pandang kondisinya saat ini. Farah semakin terbelalak, dia melihat pria tampan yang di kenalinya sedang menjulurkan senapan laras pendek menodong musuhnya.
'Demi Raja Neptunus! Apa Kakak sedang melakukan another job sebagai aktor action movie?"
Dengan perlahan Farah mengucek matanya, dia harus memastikan matanya tidak minus atau sedang berhalusinasi. 'Ini gak mungkin! Kakak tidak mungkin terlibat dalam aksi kejahatan seperti ini. Lagian dia juga bukan polisi!'
Farah terus bermonolog dalam hatinya, di tengah keterkejutannya. Dia sendiri bingung, bagaimana caranya dia bisa keluar dari sana sekarang juga!
"Aku memang senang mempermainkan emosi lawanku!" Azlan ikut serta menodongkan kembali senjata apinya.
"Heh, jika kamu bisa menyentuhku maka lakukan sekarang juga! Sebelum darahmu habis sebentar lagi, heh!" Keenan menyeringai dengan tawa culasnya.
Dia berhasil melukai bahu kanan musuhnya dalam baku tembakan sebelumnya. Tanpa Keenan ketahui, bahwa koper yang ada di tangan Azlan merupakan wadah bom tangannya.
"Shiiit!" Mata Keenan terbelalak saat Azlan melengkungkan senyuman dan melempar bom ke arahnya sekarang juga.
Keenan menunduk dan bersiap mengaktifkan shields miliknya. Keenan terkejut, ada sepasang netra gadis yang dia kenal yang saat ini juga pandangan mereka beradu. Si gadis dengan wajah tanpa dosa menunjukan sederet gigi rapinya.
"Kau!" pekik Keenan emosi.
[ WARNING! ]
[ ENERGY LOW! ]
Keenan semakin terkejut dengan bunyi peringatan sistem EYES-nya.
DUUUAAAR!
[ System off ]
Terdengar suara ledakan yang cukup menyita perhatian publik dari arah gedung bagian dalam. Semua orang tambah panik dan berhamburan secepatnya. Ledakan itu tidak begitu besar, namun cukup membuat area dalam gedung porak-poranda. Kepulan asap tebal dari runtuhnya pondasi bangunan membuat Farah terbatuk segera. Dia bangun memegangi kepala dan memeriksa tubuhnya.
Bruk!
Farah terbelalak, seorang pria terjatuh di hadapannya. "Kakaaak!"
Farah bergegas mendatangi kakaknya, dia menyelidik sekitar dan memekik berharap ada orang yang akan membantunya. "Kak, bangun Kak!"
Farah begitu gelisah, matanya telah berkaca. Dia memeriksa detak jantung kakak sepupunya, dia juga memeriksa nafas Keenan dari hidungnya. Dalam kekalutannya, Farah menajamkan pendengarannya.
Tap... Tap... Tap...
Ada seseorang yang mendekat, Farah menelan saliva. Dia bergegas menyeret Keenan berlindung di tempat aman yang bisa menutupi keberadaan mereka di tengah puing bangunan yang berantakan.
"Tuan Muda!" Sam meneriaki tuannya, dia memindai dengan mata awasnya.
Sam memukul angin, dia begitu takut, tuannya tidak menjawab panggilannya. Sam bahkan tidak bisa mendeteksi keberadaan Keenan dikarenakan EYES tuannya mati.
"Shiiit!" Lagi-lagi Sam memukul angin berang, wajahnya memerah menandakan emosinya yang masih menguasai raganya.
"Jika tubuh Tuan tidak ditemukan itu berarti Tuan telah lolos dari insiden barusan!" Ken menimpali setelah memeriksa sudut lain bangunan.
Sam hanya menghembuskan nafasnya berat, dia masih mencoba memindai untuk terakhir kalinya sebelum dia beranjak mencari di tempat lain. Mereka hanya terlambat beberapa saat, pasalnya Farah sudah membawa Keenan keluar dari lokasi ledakan menuju pelataran parkir.
Bruk!
"Kakak sungguh beraaat!" keluh Farah mendudukkan Keenan di kursi penumpang.
Farah beruntung, saat keluar dari kawasan dia langsung bisa mengenali mobil kakak sepupunya yang terparkir tak jauh dari tempatnya. "Huh,"
"Aku akan meminta kompensasi setelah ini!" Farah menatap kesal kakak sepupunya yang masih menutup matanya.
Ada gelenyar aneh menyelusup dalam benak Farah sekarang, dia langsung menelan salivanya saat menyelidik tampilan kakak sepupunya yang tengah tidak sadarkan diri. "Oh tidak, kamu sungguh cabul Farah Lee!"
Farah bergegas menutup pintu, dia beranjak menuju kursi kemudi. Farah menarik nafasnya perlahan, dia juga menghembuskannya perlahan. Terus dia lakukan beberapa kali untuk merilekskan tubuhnya.
"Aku belum pernah mengendarai Bugatti Kakak, salah-salah nanti aku dihukum olehnya!"
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments