EPS 11 # Sepupu Tengil

Farah sudah berada di balkon lantai dua di kediaman kakak sepupunya. Dia menghirup dalam oksigen di sekitarannya kemudian membuang nafasnya perlahan. "Enak banget disini!"

Farah menatap pandangan menakjubkan dari gemerlap kota S di malam hari di atas ketinggian sepuluh lantai kondominium yang ia pijaki. Dengan mengembangkan senyuman bahagianya Fayah menyesap hot chocolate yang dipenuhi *topping*marshmallow favoritnya.

Di kediaman besar tentu dia tidak akan pernah menikmati pemandangan perkotaan seperti ini. Secara kediaman Kaviandra merupakan pulau kecil yang dikelilingi hutan dan laut perbatasan. "Hmm... Akan lebih indah jika aku terus berada disini."

Farah kembali tersipu malu, pikirannya mulai membayangkan yang bukan-bukan. Farah merentangkan kedua tangan, dia merenggangkan seluruh bagian tubuhnya yang di rasa pegal setelah kejadian tak terduga sebelumnya. Farah berencana menyudahi menikmati malam indahnya dan mencari kamar untuk beristirahat menutup harinya yang istimewa saat ini.

Tring!

Farah mendelik, ponselnya berdering, dia segera merogoh tas kecilnya dan melihat begitu banyak notifikasi pesan masuk di aplikasi chat group sahabatnya. Tangannya terus bergulir membaca satu per satu isi pesan dan berhenti di isi pesan Axcel yang mendominasi.

[ Axcel : Ayaaang kamu dimana? Kamu aman kan? Jangan bikin aku khawatir sayaaang!!! *emot sedih* ]

Beberapa pesan serupa dari Ceillyn dan Meishya yang menanyakan kabarnya. Farah mulai membalas melalui group chat, dia lupa juga menanyakan kabar ketiga temannya yang sama-sama datang ke klub sebelumnya.

[ Farah : Sorry baru balas, gue baik-baik aja ko tadi langsung menghindar, sorry ya ga pamit ga bilang apa-apa aslinya syok berat!! Kalian aman juga kan? ]

[ Ceillyn : Syukurlah, gue ga nemuin lo pas ke pintu keluar! Gue pikir lu udah cabut duluan... Gue beneran takut setengah mampus ga liat elu!! huhu ]

[ Meishya : Akhirnya nongol juga!! Bikin jantungan aja lu ga ada kabar kita takut lu ketinggalan disana. Gedungnya meledak woi!!! ]

Farah mengulumkan senyuman, dia begitu beruntung mendapatkan sahabat sejati bagai kepompong. Kadang kepo kadang rempong. Tapi keduanya benar-benar tidak sedang memanfaatkan Farah seperti beberapa orang di kampusnya tempo lalu. Farah mengerutkan keningnya, Axcel langsung menghubunginya via sambungan video call.

"Halo..." sahut Farah cepat menekan tombol hijau di ponsel bobanya.

"Ayaaang! Kamu beneran ga papa kan?!"

"Kamu bisa lihat sendiri aku baik-baik aja Cel. Thanks..." Farah segera menjelaskan sebelum pria di seberang semakin menjadi mencerca dengan kekhawatiran berlebihannya. "Bisa ga kamu ga usah panggil aku Ayang terus! Aku kan bukan Ayang kamu, Cel!" sambung Farah merasa tidak nyaman.

Axcel terlihat tidak senang, dia kembali menyatakan kesepakatan yang berlaku antara keduanya, Farah mengerucutkan bibirnya kesal membuat Axcel semakin gemas pada wanita pujannya. Keduanya terlibat pembahasan sejenak Farah segera menyudahinya. Dia tidak ingin terlalu dekat dengan Axcel, apalagi Farah masih bisa dengan jelas mengingat bagaimana mereka berdua terlibat ciuman yang tidak semestinya terjadi tempo lalu. Tanpa disadari Farah bahwa dia tengah diawasi seseorang. Orang itu kini tengah merasa cemburu, namun sedetik kemudian dia tepis.

"Heh, dia pikir dia siapa? Harusnya aku tidak membawanya kemari!" Keenan menutup layar laptop yang menunjukan kamera pengawas dimana Farah berada saat ini. Dia bangkit segera menuju kamar mandi dengan menenteng wine sebagai pelarian kegagalan misinya. Dia begitu sial, tidak hanya misinya gagal, dia juga harus berurusan dengan sepupu tengilnya.

Di sisi lain di balkon kediamannya, Farah telah selesai melakukan sambungan telepon dengan Axcel. Dia merentangkan kembali kedua tangannya keatas. Farah segera memasuki ruangan dan mencari kamarnya.

"Perasaan sepi banget, jam berapa sih ini?"

Farah terus mengamati ruangan sekitar, dia sempat kebingungan. Dia lupa akan arahan dari pengurus Tang. Farah memilih asal kamar yang akan digunakan untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Bug!

"Enaaak bangeeet!" Farah merebahkan dirinya di ranjang besar yang rapi dengan nuansa kamar serba hitam kelam.

Ssshhh... Ssshhhh...

"Aku seperti kenal bau ini?" Farah mengendus area ranjang. "Kayak perfume Kak Keenan?" Farah terus berpikir.

"Ah, awkarin metik tomat, bodo amat!" Farah kembali menghempaskan dirinya di ranjang yang begitu nyaman dan membuatnya kembali berangan-angan akan kedekatannya dengan kakak sepupu kedepannya.

Tubuh Farah meremang, dia tersipu malu sendiri dengan bayangan seandainya Keenan menjadi prianya. Farah menarik selimut menutup rona merah wajahnya. Setelahnya dia merasakan kantuk teramat sangat mendera dirinya. Matanya terpejam, dia juga menarik guling untuk dipeluk. Aroma parfum Keenan yang dirasa begitu pekat membuat Farah semakin menjadi dan berfantasi liar di alam pikirannya. Dia membayangkan saat ini dia tengah memeluk kakak sepupu dinginnya. 'Aku gak berani berkhayal seandainya aku adalah istrinya, hihi!'

Ceklek!

Keenan telah selesai berendam, kepala yang dirasa berat sebelumnya kini mulai terasa ringan. Dia berjalan menuju area wardrobe yang tak jauh dari kamar mandinya. Menanggalkan handuk begitu saja dan mengenakan piyama tidurnya. Keenan mengambil handuk kecil dan menggosok rambutnya yang basah, percikan air dari rambutnya kadang menetes di wajah tampannya. Dia begitu sempurna sebagai seorang pria dewasa matang.

Bug!

"Aaarghh, lelahnya..." pekik Keenan lirih di ranjang pribadinya. "Bisa-bisanya aku gagal menjalankan misi ini!" Keenan kembali berpikir berat. "Ini sudah kedua kalinya, apa aku melemah?!" Keenan tidak terima dengan kekalahannya.

Sejurus kemudian pikirannya kembali memutar kejadian Farah memberikannya pertolongan pertama dengan ciuman panasnya. "Shiiit!"

Keenan kembali membuka mata lebar, dia merutuk kesal sebelum akhirnya dia segera menutup matanya bersiap mengistirahatkan tubuhnya. Keenan kembali teledor, dia tidak menyadari bahwasanya Farah sedang tertidur disampingnya.

Deg!

Mata Keenan terbuka sempurna saat Farah berbalik dan memeluk dirinya dengan erat. Keenan terjaga sepenuhnya, dia bangkit segera dan bersiap melakukan serangan. Matanya semakin terbuka lebar dengan emosi yang mulai meluap-luap.

'Faraaah Lee!!'

Keenan menahan emosi yang sejujurnya ingin meledak saat ini juga. Sepupu tengilnya kembali berulah dan dengan sengaja tidur di kamar pribadinya. Keenan terdiam sejenak, matanya memindai tubuh Farah lekat, senyum smirknya mengembang mengisyaratkan sesuatu. Pandangan netra tajamnya mengunci bibir Farah, jakunnya kembali naik dan turun dengan nafas yang semakin memburu saat ini. Perlahan Keenan memberanikan diri menyentuh wajah polos sepupu kesayangan adiknya.

"Apa yang sedang kamu rencanakan, Tengil?" gumam Keenan lirih semakin mendekati wajah adik sepupunya. "Mengapa semakin kesini kamu semakin berani menempel denganku!" Keenan menundukan wajahnya dan memagut bibir Farah yang tanpa di sadari olehnya menjadi bagian yang memiliki daya magnetis yang kuat untuk selalu menyentuhnya. Keenan benar-benar merasa kecanduan!

"Bocah sialan!" Keenan melepaskan pagutan bibirnya, darahnya masih mendesis merasakan gelenyar aneh di sepanjang aliran darahnya.

Keenan tidak terima dia ternyata bisa juga bertingkah mesum, bahkan dengan adik sepupunya sendiri. Terjadi peperangan hebat dalam benaknya. Dia yang ingin beristirahat cepat, kini kembali dilanda sakit kepala hebat.

"You jerk, Farah Lee!"

Keenan kembali mendekat, dia mengatur posisi tidur keduanya dalam keadaan nyaman. Keenan memiringkan tubuh Farah, dengan begitu Keenan bisa leluasa menyesap bibir sepupunya. Tak hanya itu, Keenan semakin berani menyentuh bagian tubuh Farah di luar pakaiannya yang begitu mini. Darah Keenan semakin panas, tubuhnya bergejolak hebat. Ada rang-sangan kuat atas hasrat terlarangnya. Keenan baru menyadari, ternyata Farah sama-sama memiliki kebiasaan yang sama dengan adik kesayangannya. Keduanya seperti kebo, yang akan tidur pulas tanpa bisa terbangun dengan mudah walau gempa bumi menyapa sekalipun.

"Jangan salahkan aku Farah, kamu ingin bermain-main denganku, maka aku ladeni Sayang!" gumam Keenan di depan bibir gadis tengisnya yang sudah basah oleh ulahnya. "Ini hanya akan jadi milikku, Farah Lee!" Keenan menyapu lembut bibir Farah. Dia kembali memagutnya, sampai puas dan kantuk kembali menyerangnya.

***

Keesokan harinya...

Sinar mentari menelusup di balik tirai besar kamar yang digunakan Farah, hal itu membuat Farah mengerjapkan beberapa kali kelopak matanya. Farah mulai terjaga dan keluar dari mimpi anehnya semalam. "Uugh!"

Farah membuka matanya sejenak, dia begitu malas terbangun. Dia kembali membalikkan badannya dan memeluk gulingnya.

DEG!

Farah terbelalak, sepertinya dia bukan memeluk sebuah guling. Dia masih terdiam tidak bergeming sedikit pun. Dia merasakan bahwa yang ia peluk seperti seorang manusia, Farah mengatupkan bibir erat dengan menelan ludahnya. Bukannya segera melepaskan diri dari guling tiga dimensinya, dia justru semakin nista meraba otot perut seseorang yang seperti tatanan roti sobek beraneka rasa di balik kaos tipisnya.

"Aaarrgh!"

Akhirnya Farah tersadar, dia segera menjerit dan beringsut mundur. "Kak Keenan!"

Dengan cepat Farah bangkit dan segera melakukan shoong berlari cepat layaknya lamborghini menuju kamar mandi dan mengunci dirinya.

BRAAAK!

Farah menutup pintu dengan kencangnya, pria besar disampingnya tentu saja terjaga sempurna sekarang. Kelakuan gadis tengilnya sungguh di luar Nurul dan tidak habis Fikri di kepala Keenan. Di pagi hari yang cerah ini mood Keenan hancur total. Tidur nyenyak Keenan harus terganggu dengan ulah Farah yang menjerit kencang juga membanting pintu dengan sangat keras di hadapannya.

Sedangkan di bilik kamar mandi, Farah tengah gelisah luar biasa. Dia mondar-mandir dengan menggerutu lirih.

"Mampus Farah Lee!" pekiknya menggigit genggaman tangannya sakit takutnya. "Kamu tidur di kamar Raja Alam Baka... Aaargh!" Farah berhenti menutup mata dan menundukkan lemas kepalanya.

Farah sungguh sial, dia bukan sedang bersikap lebay. Tetapi, hidup hampir separuh usianya di kediaman besar membuat dia mengetahui watak kakak sepupunya yang kejam terhadap orang luar dan manis di hadapan keluarganya saja.

Farah kembali di bawa mengingat kejadian tempo dulu, salah satu pelayan kediaman mengganggu pagi hari yang cerah kakak sepupunya dengan masuk tanpa izin ke kamar pribadi Keenan saat dia masih di dalam. Tanpa persetujuan siapa pun, Keenan langsung menghukum pelayan tersebut dengan cambukan dan memecatnya tanpa sepeser uang. Tubuh Farah kembali bergidik ngeri, dia baru saja membuat keributan di samping kakak sepupunya yang masih tertidur.

Benar saja, Keenan terbangun menatap kearah kamar mandinya. "Sepagi ini kamu bikin kerusuhan, Degil!"

Keenan bangkit memegang kepalanya yang terasa berat, sesekali dia menggelangkannya sejenak memikirkan kelakuan Farah yang belum ada 24 jam di kediamannya sudah membuat darah Keenan kembali mendidih rasanya.

"Farah Lee, buka pintunya!" Keenan memekik kencang sebelum dia menggedornya tidak manusiawi.

Farah menatap pintu dengan hati yang mencelos, tubuhnya bergetar hebat. Kakinya terlalu lemas untuk menuju pintu dan membuka secepatnya seperti permintaan kakak sepupunya. "Sebaiknya aku mencari kertas dan menuliskan surat wasiat terlebih dahulu! Huhu..." Farah menelan saliva berkali-kali, tubuhnya seperti tak bertulang kali ini.

"Aku minta maaf Kak, sumpahnya demi langit dan bumi bersaksi. Aku tidak tahu ini kamar Kakak!" Farah memberanikan diri memekik menjelaskan pada Keenan yang masih menunggunya dibalik pintu.

"Heh!" Keenan terdiam sejenak, dia mengangkat sudut bibirnya dengan raut wajah seolah tengah membangkitkan jutsu kematian. "Itu hanya alasanmu saja kan?"

"Buka pintunya sekarang juga, aku akan menyelesaikanmu segera!" Keenan berujar sangat menakutkan di indra pendengaran Farah saat ini.

"Aaarghh!" Farah menekan kepala dengan kedua tangannya, gadis itu memindai kamar mandi. Dia mencari celah untuk kabur.

Braaak!!

"Aaarrggghh!"

Farah tersadar dan kembali menjerit kencang saat Keenan dengan mudah membuka pintu kamar mandi dan membantingnya sangat kencang. Farah bisa melihat dengan jelas raut wajah penuh emosi kakak sepupunya yang memerah menahan amarah. Farah sudah meneteskan air matanya. "M-maafkan akuu..." lirihnya segera.

Farah menelan saliva dan masih terpaku di tempat. Terlihat nafas Keenan sudah memburu, pria itu masuk dengan cepat mengunci pandangannya dan menatap Farah dengan sorot mata tajam memburunya. "Kamu menangis?"

Farah mengatupkan bibirnya erat, dia juga mencengkram erat kedua tangannya. Air matanya semakin deras turun di wajah sayunya. Keenan tidak peduli, dia terus berjalan mendekati gadis tengil perusak suasana hatinya. Farah beringsut mundur mengimbangi langkah kaki kakak sepupunya yang bergerak maju dengan lambat seolah menekannya.

"Aku bersumpah Kak, aku tidak tahu ini kamar Kakak... Maafkan aku ya!" Farah menatap kedua netra Keenan dengan tatapan nanarnya.

DEG!

Keenan menghentikan langkah kakinya tepat di depan tubuh Farah yang sedang bergetar hebat. Ada rasa tidak nyaman kembali menjalar di hati Keenan. Keenan membuang wajahnya tiba-tiba. Di tempat Farah, gadis itu bisa mendengar hembusan nafas Keenan yang berat.

"Ini peringatan untukmu!" Keenan berbalik dan mencengkram erat wajah Farah.

Debar jantung Farah sungguh bekerja sepuluh kali lipat, dia berharap pingsan saja saat ini. Dia tidak bisa lagi menahan sesak dan gemuruh dadanya. Keenan menatap tajam wajah Farah, dia terus memindai dan tepat di bibirnya, jantung Keenan ikut berdetak tidak karuan.

'Shiiit, sialan Farah Lee!' umpat Keenan dalam batinnya kembali gelisah mengingat apa yang sudah terjadi semalam sebelumnya.

"Mandi cepat!" Keenan melepaskan cengkraman tangannya, dia segera berbalik badan bersiap meninggalkan Farah sebelum semuanya terlambat, hasrat terlarangnya mulai dia rasakan keluar dan meminta haknya.

'Puja kerang ajaib!' Farah bersorak dalam benaknya, hanya saja tubuhnya tentu saja masih terpaku tidak bergerak di tempatnya.

"Kak..." lirih Farah memanggil Kakak sepupunya.

Entah apa yang dipikirkan Farah saat ini. Keenan kembali berbalik dan menatap tajam adik sepupunya. "Hm?"

"Aku gak bawa baju, aku pinjem kaos Kakak boleh ya?" Farah gelisah, dia bertanya begitu hati-hati.

Deg!

Keenan menatap Farah dari atas hingga bawah, dia baru sadar gadis tengilnya hanya menggunakan mini dress mengekspos tubuh cantiknya. Jakun Keenan kembali naik dan turun, dia juga menelan saliva seolah begitu lapar dan haus saat ini juga. "Kamu semakin kurang ajar denganku, Farah!"

"Ah, ti-daak... Maaf!" Farah kembali menundukkan kepalanya, tanpa dia lihat Keenan sudah memetakan seringai culasnya.

Keenan kembali berjalan mendekati sepupu degilnya. "Kamu pikir bisa menyuruhku seenaknya?"

Debar jantung Farah kembali berpacu dengan sangat cepat, dia tidak tahu harus seperti apa sekarang. Inginnya dia lari ke UGD saja! Apalagi saat Farah bisa merasakan Keenan sudah di depannya dan berbisik tepat di cuping telinganya. "Kompensasi apa yang bisa kamu berikan untukku, Farah?!"

Farah mendongak, dia bergitu terkejut wajah Keenan begitu dekat. "Kakak mau apa? Aku hidup aja di biayai Keluarga Kaviandra..."

Keenan tersenyum lebar di depan Farah membuat tubuh Farah terpana dalam beberapa saat. Tubuh Farah seperti tengah mengeluarkan jutaan kupu-kupu yang mencoba keluar dari kepompongnya. 'Apa ini artinya? Aku seperti mendapat keberkahan di antara kesialan?'

Keenan mengangkat dagu adik sepupunya. "Aku tidak butuh uang, Sayang!"

DEG!

Farah semakin tersentak, Keenan mengatakan Sayang untuknya!

"Aku ingin ini!" Ibu jari Keenan berjalan dan menekan bibir mungil gadisnya.

Tubuh Farah tidak bergeming, dia merasa jiwanya seolah keluar dari raganya. Keenan semakin menyeringai puas. Tanpa meminta izin pada pemilik tubuh di hadapannya Keenan kembali memagut bibir adik sepupunya yang benar-benar membuatnya candu luar biasa. Mata Farah terbelalak seolah isinya akan keluar saat ini juga.

Keenan begitu lembut menyesap bibirnya, Farah sungguh terbuai seperti terbang ke atas awan. Dia menutup matanya segera, menempelkan kedua tangan di dada bidang kakak sepupunya dan perlahan beralih merangkul leher Keenan. Kepala mereka terus bergerak ke kiri dan kanan mencari kenyamanan dari pagutan keduanya.

'Shiiit!' Keenan mendorong tubuh Farah segera. Dia merasa seperti pria cabul yang hanya ada kemesuman di pikirannya saat ini. "Kamu bisa ambil sesukamu di lemari!"

Lagi-lagi Farah tidak bergeming dan tidak bisa bersuara bahkan menjawab kata-kata kakaknya saja mulutnya terasa tidak mampu mengeluarkan kalimat. Keenan segera berbalik dan keluar dari kamar mandinya, kini senyum culas Farah terlihat di wajah berserinya.

"Jika Kakak terus memperlakukanku seperti ini, maka jangan salahkan aku Keenan Kaviandra!" Farah bergumam setelah pintu kembali tertutup. "Aku tidak akan membiarkan kamu melewatkan pesonaku! Kamu milikku Keenan Kaviandra..."

--- To be continue ---

Episodes
1 EPS 01 # Keenan Kaviandra
2 EPS 02 # Debar Rasa
3 EPS 03 # Insiden
4 EPS 04 # Mencuri sebuah Ciuman
5 EPS 05 # Kegelisahan Hati
6 EPS 06 # Terpesona
7 EPS 07 # Tuhan, Ku Cinta Dia...
8 EPS 08 # Obat XY
9 EPS 09 # Kamu?!
10 EPS 10 # Kiss on Injured Time!
11 EPS 11 # Sepupu Tengil
12 EPS 12 # Unleashing Feeling
13 EPS 13 # K-Technology
14 EPS 14 # Troublemaker
15 EPS 15 # Fearless
16 EPS 16 # I'll Make You Mine!
17 EPS 17 # Pasrah...
18 EPS 18 # Attention
19 EPS 19 # Nothing' on me
20 EPS 20 # Bad Liar
21 EPS 21 # Hampir saja!
22 EPS 22 # Merayu
23 EPS 23 # Surga Daddy!
24 EPS 24 # Jebakan Manis!
25 EPS 25 # Kesepakatan
26 EPS 26 # Kekasih Palsu
27 EPS 27 # Musuh dalam Selimut
28 EPS 28 # Aku & Cintaku, berpacu dengan peluru!
29 EPS 29 # She's Mine!!
30 EPS 30 # Penyesalan
31 EPS 31 # Mantra Cinta
32 EPS 32 # Isyarat Cinta
33 EPS 33 # Agreement
34 EPS 34 # Asumsi
35 EPS 35 # Anti Serum!
36 EPS 36 # Can't Say No!
37 EPS 37 # I Believe in Love
38 EPS 38 # Bertahan Terluka
39 EPS 39 # Menggoda
40 EPS 40 # Macet!
41 EPS 41 # Tidak Rela
42 EPS 42 # It's just a feeling
43 EPS 43 # Menyadarkan Pandangan
44 EPS 44 # Pulang
45 EPS 45 # Like a Monster...
46 EPS 46 # Huru-hara
47 EPS 47 # Tega
48 EPS 48 # Haunting
49 EPS 49 # Perundungan
50 EPS 50 # Feel Me
51 EPS 51 # Yin dan Yang
52 EPS 52 # Dark Side
53 EPS 53 # Berita Gosip
54 EPS 54 # Kebangkitan Kegelapan
55 EPS 55 # Blacklist
56 EPS 56 # Mulai Curiga
57 EPS 57 # Semakin Curiga...
58 EPS 58 # Malunya...
59 EPS 59 # Sahabat Terbaik
60 EPS 60 # Have (not) Fun!
61 EPS 61 # Mrs. Keenan
62 EPS 62 # Opium + Endorphin
63 EPS 63 # Better together
64 EPS 64 # Pembahasan Berat
65 EPS 65 # Bertahan Terluka!
66 EPS 66 # Dan terjadi lagi...
67 EPS 67 # Terlalu mencurigakan
68 EPS 68 # Jiwa yang bersedih
69 EPS 69 # Love Language...
70 EPS 70 # I'm sorry but love you...
71 EPS 71 # Cincin tanda Cinta
72 EPS 72 # Bayangkan dan Rasakan...
73 EPS 73 # Ketahuan kah?
74 EPS 74 # It's a Vibe!
75 EPS 75 # Lantas?
76 EPS 76 # Risalah Hati
77 EPS 77 # Broke Me First
78 EPS 78 # Klan Long
79 EPS 79 # Rindu
80 EPS 80 # Pertanda
81 EPS 81 # Painful
82 EPS 82 # Bau Skandal...
83 EPS 83 # Berselisih Paham
84 EPS 84 # Minefield
85 EPS 85 # Garis dua +
86 EPS 86 # Vaksin Y
87 EPS 87 # Wanita Gila
88 EPS 88 # Kelebihan dan Kekurangan
89 EPS 89 # Best Friends 4ever
90 EPS 90 # Microbots
91 EPS 91 # Menyerah
92 EPS 92 # Berbincang Serius!
93 EPS 93 # Runaway
94 EPS 94 # Sakit Hati
95 EPS 95 # Love is Blind
96 EPS 96 # Beautiful We Are
97 EPS 97 # Bergosip
98 EPS 98 # Saling Serang
99 EPS 99 # Seberapa Pantas?
100 EPS 100 # Mabuk Asmara
101 EPS 101 # KGTech
102 EPS 102 # Purpose
103 EPS 103 # Mangsa
104 EPS 104 # Firasat Buruk
105 EPS 105 # Pillow Talk
106 EPS 106 # Pengingat Diri
107 EPS 107 # Daisy
108 EPS 108 # Pacar Satu Rumah
109 EPS 109 # Tanaman Rusak
110 EPS 110 # Khawatir
111 EPS 111 # Kenangan Pahit
112 EPS 112 # Good talk with good person
113 EPS 113 # Keajaiban Tuhan
114 EPS 114 # Tanda Bahaya!
115 EPS 115 # Misi Penyelamatan
116 EPS 116 # Tertangkap
117 EPS 117 # Sial
118 EPS 118 # Flashback for Sadness
119 EPS 119 # Hasutan
120 EPS 120 # Kalah
121 EPS 121 # Mengakui Dosa
122 EPS 122 # My Whole New World
123 EPS 123 # Sad Tears
124 EPS 124 # We Were in Love
125 EPS 125 # Firasat Buruk
126 EPS 126 # Pesan Terakhir
127 EPS 127 # A Promise
128 EPS 128 # Sumpah Bersama
129 EPS 129 # Hilang
130 EPS 130 # Sadar
131 EPS 131 # Cinta Lainnya
132 EPS 132 # Keputusan Pahit
133 EPS 133 # Memori Indah
134 EPS 134 # Berita Buruk
135 EPS 135 # Keluar Negara
136 EPS 136 # Revenge
137 EPS 137 # War-01
138 EPS 138 # War-02
139 EPS 139 # Time so Fast!
140 EPS 140 # Who I Am
141 EPS 141 # Flow
142 EPS 142 # Kebahagiaan Semu
143 EPS 143 # Tak Ingin Menyerah
144 EPS 144 # Klarifikasi
145 EPS 145 # Pria Kecil yang Angkuh
146 EPS 146 # Melampiaskan Kekecewaan
147 EPS 147 # Terkuak
148 EPS 148 # I'd Rather
149 EPS 149 # Salah Sangka
150 EPS 150 # Keberuntungan Ganda
151 EPS 151 # Tak Rela
152 EPS 152 # Harapan Baru
153 EPS 153 # Permainan Seru
154 EPS 154 # Mencoba Peruntungan
155 EPS 155 # Keputusan Final
156 EPS 156 # Lari...
157 EPS 157 # Hilang
158 EPS 158 # Ancaman
159 EPS 159 # Finally...
160 EPS 160 # Terkuak
161 EPS 161 # Penawar Rindu
162 EPS 162 # Don't Leave
163 EPS 163 # Bertaut
164 EPS 164 # Kenyataan Pahit
165 EPS 165 # Plot Twist
166 EPS 166 # Mengalah
167 EPS 167 # Falling Slowly
168 EPS 168 # True Love
169 EPS 169 # Berkumpul Kembali
170 EPS 170 # It's You
171 EPS 171 # Bahaya
172 EPS 172 # Motion
173 EPS 173 # Akta Nikah
174 EPS 174 # Restu Terakhir
175 EPS 175 # First Sight
176 EPS 176 # Privilege
177 EPS 177 # Kemampuan
178 EPS 178 # Salah Sasaran
179 EPS 179 # Hukuman
180 EPS 180 # Babak Baru
181 EPS 181 # Menggoda
182 EPS 182 # Pengakuan
183 EPS 183 # Kocak
184 EPS 184 # Berbeda
185 EPS 185 # Ada Rasa
186 EPS 186 # Menyatakan Perasaan
187 EPS 187 # The Wedding Day
188 Special Part - Sayonara!
189 Special Part - Season 2
190 Special Part - Remake!
Episodes

Updated 190 Episodes

1
EPS 01 # Keenan Kaviandra
2
EPS 02 # Debar Rasa
3
EPS 03 # Insiden
4
EPS 04 # Mencuri sebuah Ciuman
5
EPS 05 # Kegelisahan Hati
6
EPS 06 # Terpesona
7
EPS 07 # Tuhan, Ku Cinta Dia...
8
EPS 08 # Obat XY
9
EPS 09 # Kamu?!
10
EPS 10 # Kiss on Injured Time!
11
EPS 11 # Sepupu Tengil
12
EPS 12 # Unleashing Feeling
13
EPS 13 # K-Technology
14
EPS 14 # Troublemaker
15
EPS 15 # Fearless
16
EPS 16 # I'll Make You Mine!
17
EPS 17 # Pasrah...
18
EPS 18 # Attention
19
EPS 19 # Nothing' on me
20
EPS 20 # Bad Liar
21
EPS 21 # Hampir saja!
22
EPS 22 # Merayu
23
EPS 23 # Surga Daddy!
24
EPS 24 # Jebakan Manis!
25
EPS 25 # Kesepakatan
26
EPS 26 # Kekasih Palsu
27
EPS 27 # Musuh dalam Selimut
28
EPS 28 # Aku & Cintaku, berpacu dengan peluru!
29
EPS 29 # She's Mine!!
30
EPS 30 # Penyesalan
31
EPS 31 # Mantra Cinta
32
EPS 32 # Isyarat Cinta
33
EPS 33 # Agreement
34
EPS 34 # Asumsi
35
EPS 35 # Anti Serum!
36
EPS 36 # Can't Say No!
37
EPS 37 # I Believe in Love
38
EPS 38 # Bertahan Terluka
39
EPS 39 # Menggoda
40
EPS 40 # Macet!
41
EPS 41 # Tidak Rela
42
EPS 42 # It's just a feeling
43
EPS 43 # Menyadarkan Pandangan
44
EPS 44 # Pulang
45
EPS 45 # Like a Monster...
46
EPS 46 # Huru-hara
47
EPS 47 # Tega
48
EPS 48 # Haunting
49
EPS 49 # Perundungan
50
EPS 50 # Feel Me
51
EPS 51 # Yin dan Yang
52
EPS 52 # Dark Side
53
EPS 53 # Berita Gosip
54
EPS 54 # Kebangkitan Kegelapan
55
EPS 55 # Blacklist
56
EPS 56 # Mulai Curiga
57
EPS 57 # Semakin Curiga...
58
EPS 58 # Malunya...
59
EPS 59 # Sahabat Terbaik
60
EPS 60 # Have (not) Fun!
61
EPS 61 # Mrs. Keenan
62
EPS 62 # Opium + Endorphin
63
EPS 63 # Better together
64
EPS 64 # Pembahasan Berat
65
EPS 65 # Bertahan Terluka!
66
EPS 66 # Dan terjadi lagi...
67
EPS 67 # Terlalu mencurigakan
68
EPS 68 # Jiwa yang bersedih
69
EPS 69 # Love Language...
70
EPS 70 # I'm sorry but love you...
71
EPS 71 # Cincin tanda Cinta
72
EPS 72 # Bayangkan dan Rasakan...
73
EPS 73 # Ketahuan kah?
74
EPS 74 # It's a Vibe!
75
EPS 75 # Lantas?
76
EPS 76 # Risalah Hati
77
EPS 77 # Broke Me First
78
EPS 78 # Klan Long
79
EPS 79 # Rindu
80
EPS 80 # Pertanda
81
EPS 81 # Painful
82
EPS 82 # Bau Skandal...
83
EPS 83 # Berselisih Paham
84
EPS 84 # Minefield
85
EPS 85 # Garis dua +
86
EPS 86 # Vaksin Y
87
EPS 87 # Wanita Gila
88
EPS 88 # Kelebihan dan Kekurangan
89
EPS 89 # Best Friends 4ever
90
EPS 90 # Microbots
91
EPS 91 # Menyerah
92
EPS 92 # Berbincang Serius!
93
EPS 93 # Runaway
94
EPS 94 # Sakit Hati
95
EPS 95 # Love is Blind
96
EPS 96 # Beautiful We Are
97
EPS 97 # Bergosip
98
EPS 98 # Saling Serang
99
EPS 99 # Seberapa Pantas?
100
EPS 100 # Mabuk Asmara
101
EPS 101 # KGTech
102
EPS 102 # Purpose
103
EPS 103 # Mangsa
104
EPS 104 # Firasat Buruk
105
EPS 105 # Pillow Talk
106
EPS 106 # Pengingat Diri
107
EPS 107 # Daisy
108
EPS 108 # Pacar Satu Rumah
109
EPS 109 # Tanaman Rusak
110
EPS 110 # Khawatir
111
EPS 111 # Kenangan Pahit
112
EPS 112 # Good talk with good person
113
EPS 113 # Keajaiban Tuhan
114
EPS 114 # Tanda Bahaya!
115
EPS 115 # Misi Penyelamatan
116
EPS 116 # Tertangkap
117
EPS 117 # Sial
118
EPS 118 # Flashback for Sadness
119
EPS 119 # Hasutan
120
EPS 120 # Kalah
121
EPS 121 # Mengakui Dosa
122
EPS 122 # My Whole New World
123
EPS 123 # Sad Tears
124
EPS 124 # We Were in Love
125
EPS 125 # Firasat Buruk
126
EPS 126 # Pesan Terakhir
127
EPS 127 # A Promise
128
EPS 128 # Sumpah Bersama
129
EPS 129 # Hilang
130
EPS 130 # Sadar
131
EPS 131 # Cinta Lainnya
132
EPS 132 # Keputusan Pahit
133
EPS 133 # Memori Indah
134
EPS 134 # Berita Buruk
135
EPS 135 # Keluar Negara
136
EPS 136 # Revenge
137
EPS 137 # War-01
138
EPS 138 # War-02
139
EPS 139 # Time so Fast!
140
EPS 140 # Who I Am
141
EPS 141 # Flow
142
EPS 142 # Kebahagiaan Semu
143
EPS 143 # Tak Ingin Menyerah
144
EPS 144 # Klarifikasi
145
EPS 145 # Pria Kecil yang Angkuh
146
EPS 146 # Melampiaskan Kekecewaan
147
EPS 147 # Terkuak
148
EPS 148 # I'd Rather
149
EPS 149 # Salah Sangka
150
EPS 150 # Keberuntungan Ganda
151
EPS 151 # Tak Rela
152
EPS 152 # Harapan Baru
153
EPS 153 # Permainan Seru
154
EPS 154 # Mencoba Peruntungan
155
EPS 155 # Keputusan Final
156
EPS 156 # Lari...
157
EPS 157 # Hilang
158
EPS 158 # Ancaman
159
EPS 159 # Finally...
160
EPS 160 # Terkuak
161
EPS 161 # Penawar Rindu
162
EPS 162 # Don't Leave
163
EPS 163 # Bertaut
164
EPS 164 # Kenyataan Pahit
165
EPS 165 # Plot Twist
166
EPS 166 # Mengalah
167
EPS 167 # Falling Slowly
168
EPS 168 # True Love
169
EPS 169 # Berkumpul Kembali
170
EPS 170 # It's You
171
EPS 171 # Bahaya
172
EPS 172 # Motion
173
EPS 173 # Akta Nikah
174
EPS 174 # Restu Terakhir
175
EPS 175 # First Sight
176
EPS 176 # Privilege
177
EPS 177 # Kemampuan
178
EPS 178 # Salah Sasaran
179
EPS 179 # Hukuman
180
EPS 180 # Babak Baru
181
EPS 181 # Menggoda
182
EPS 182 # Pengakuan
183
EPS 183 # Kocak
184
EPS 184 # Berbeda
185
EPS 185 # Ada Rasa
186
EPS 186 # Menyatakan Perasaan
187
EPS 187 # The Wedding Day
188
Special Part - Sayonara!
189
Special Part - Season 2
190
Special Part - Remake!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!