Farah segera menutup pintu kemudi setelah menaruh kakak sepupunya di jok penumpang bersebelahan dengannya. Farah menghela nafas, rasanya melelahkan. Dia kembali berbalik badan dan menatap pria yang menjadi pujaan hatinya. Farah segera menelan salivanya dengan degup jantung yang kembali berdebar kencang. Gadis itu tengah bebas memindai paras yang menawan milik kakak sepupunya. Pria arogan itu memiliki rahang yang tegas, bulu mata dan alis yang lebat sempurna. Bibirnya yang penuh dan sangat seksi menggoda membuat Farah tergoda untuk menyentuhnya.
"Ya Tuhaaan!" Farah memekik lirih tidak percaya, dia menutup kedua netranya.
Gadis kecil itu kembali menatap kakak sepupunya, dia benar-benar tidak ingin mengakhiri kesempatan yang jarang terjadi ini. Debar jantungnya kembali berdetak kencang seperti berada di sirkuit arena balap liar. Farah menelan saliva serat, rasanya dia tiba-tiba sangat kehausan sekarang.
Dengan modal nekat, Farah mencoba menyentuh wajah kakak sepupunya perlahan dan merasakan tiap bagiannya dengan desir aneh yang menjalar di seluruh tubuhnya. "Jika dalam dongeng dikisahkan Putri Tidur terbangun saat Pangeran datang dengan ciuman sejatinya, bagaimana jika sekarang aku yang bertugas jadi Pangeran dan memberikan ciuman itu." Farah bermonolog lirih dengan terus menatap intens pria yang selalu bersikap arogan padanya selama ini.
"Apa kakak akan langsung terbangun dan berterima kasih padaku? Lalu, kita akan menikah dan happily ever after?"
Farah cekikikan bahagia bisa menyentuh seseorang yang selalu tak tersentuh olehnya. Jemari lentiknya kembali berjalan menuju leher terus kebawah melewati jakun yang kini terus bergulir dan tepat berada di dada bidang prianya. Farah menekan telapak tangannya di dada Keenan. Dengan jelas ia bisa merasakan detak jantung pria itu, ada rasa lega di benak Farah, setidaknya pria itu benar-benar masih hidup.
Setan mana yang memberikan keberanian pada gadis kecil disana. Farah mendekatkan dirinya, semakin mendekat, terus mendekat hingga bibirnya menyentuh permukaan bibir Keenan. Berawal dari berniat untuk menempelkannya saja, tiba-tiba hasrat di dalam tubuh Farah meminta lebih. Bibirnya terus menyesap, memagut bibir atas dan bawah Keenan bergantian dengan lembut. Dua kali berciuman dengan pria yang berbeda cukup memberikan Farah pemahaman dalam meng-update gaya berciumannya. Tidak hanya itu, Farah juga lebih berani dan liar melesakkan lidahnya, memaksa membuka rongga mulut Keenan yang tertutup rapat. Ajaibnya tanpa usaha yang berarti dia bisa mengabsen tiap inci permukaan dan rongga mulut Keenan. Farah menutup mata erat, menikmati apa yang sedang ia lakukan saat ini. Farah tidak menyadari bahwa sesungguhnya pria itu telah sadar sepenuhnya.
'Farah Lee, kau sungguh sangat berani melakukan ini padaku!' batin Keenan merutuk.
Pria itu terus berpura-pura pingsan menerima rangsangan demi rangsangan dari gadis yang sangat berani mengambil kesempatan dalam kesempitan. 'Shiiit, lama-lama aku sudah tidak tahan lagi!'
Keenan sudah tidak bisa menahan gejolak hasrat dalam dirinya, tangannya bergerak mengusap tengkuk leher Farah dan lidahnya membalas dengan membelit lidah gadis tengilnya. Keduanya resmi saling bertukar saliva, bunyi decakan peraduan kedua bibir mereka membuat suasana di dalam mobil semakin panas, terlebih Farah belum menyalakan pendingin udara.
'Tunggu, kenapa tangan kakak mengusap leherku?!' Farah membuka matanya cepat seperti ada yang janggal saat ini.
"Aaarrgh!" Farah memekik terkejut dan beringsut mundur.
"Kenapa, hm?!" tanya Keenan dingin dan juga begitu kesal kesenangannya berakhir.
"Kakak sudah sadar?" Farah bertanya konyol dengan gugup.
Keenan menyeringai, dengan cepat mendekat kembali mengangkat dagu gadisnya kemudian menilik bibir Farah yang merekah dan basah. "Ada seorang gadis yang sangat berani memberikanku nafas buatan, tentu saja aku tersadar. Ciumanmu begitu efektif menyadarkanku, Baby!"
DEG!
Farah membatu, sekujur tubuhnya langsung mengeluarkan keringat dingin saat sorot mata tajam Keenan menusuk kedua netranya. "Ehm... A-anu m-maaf, Kak!" Dengan terbata dan membuang wajahnya Farah merasa malu atas tindakan gegabahnya barusan.
"Apa kamu sekarang begitu suka menciumku, hm?" goda Keenan kembali memojokan gadis di hadapannya.
"Mana m-mungkin!" hardik Farah cepat mendorong tubuh kakaknya.
"Kalau begitu yang tadi apa, hm?!" Tidak hanya terus mengintimidasi gadisnya, Keenan juga mencoba menggoda sepupu tengilnya. Keenan mengusap perlahan wajah Farah. Diperlakukan demikian, sontak saja Farah merona dan salah tingkah.
"Aku kan cuma kasih pertolongan pertama pada pasien pingsan." Farah mengatupkan bibirnya cemas.
Terdengar di telinga Farah pria di hadapannya terkekeh lirih entah apa maksudnya. "Do it again, aku belum pulih sepenuhnya. Ciumanmu cukup efektif mengembalikan energi chi-ku!"
Farah segera menatap Keenan dengan wajah terkejutnya, Keenan menyukai ekspresi itu. Tanpa basa-basi dia langsung memagut bibir bibir Farah yang sudah membuatnya candu. Farah terdiam saat bibir Keenan kembali meminta hal yang di luar Nurul. Farah gelisah, jika dia menolak maka dia akan membangunkan singa. Namun, jika dia menerima dengan pasrah, dia akan terlihat cewek gampangan. 'Ah, persetan! Kapan lagi pria ini begitu lembut memperlakukanku seperti sekarang.' batin Farah menemukan kesimpulan.
Farah menautkan kedua tangan di belakang tubuh Keenan. Keenan semakin bersorak, dia mendorong tubuh Farah hingga batas akhir pintu mobilnya. Keenan semakin menjadi dengan hasrat terlarangnya. Tangannya mulai menggerayangi tubuh sepupunya. Farah membuka mata segera, alarm tanda bahaya mulai menyadarkannya.
"Kak, jangan!" lirih Farah merengek menolak tindakan Keenan sekarang.
Keenan kembali di posisinya, menyadari ada sesuatu yang salah dengan dia dan Farah. Dia mengusap wajahnya kasar. Dia merasa seperti pria yang haus akan sentuhan dan sedang melakukan aji mumpung pada tubuh sepupu tengilnya.
"Turun!" titah Keenan geram.
"Apa?" Farah mengernyit tidak mengerti.
Keenan mendengus sebal, dia keluar mobil lebih dulu. Pandangan Farah terus mengekor pada posisi Keenan yang kini tepat membuka pintu kemudi.
"Turun, aku yang mengemudi!" Keenan kembali memberi perintah dengan kasar.
Farah membuang nafas berat, Farah tidak turun melainkan berpindah langsung dari tempatnya menuju kursi penumpang.
DEG!
'Faraaah Lee sialaaan!' Keenan mengumpat, inginnya menarik tubuh Farah langsung keluar dari sana sekarang juga.
Tanpa sengaja Keenan melihat pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat. Farah tengah mengenakan dress malamnya yang mini. Sontak saja, saat dia mengangkat tubuhnya Keenan bisa melihat jelas bokong Farah yang tercetak di hadapannya. Anehnya gadis kecilnya tidak menyadari dan biasa saja, sungguh membuat Keenan sakit kepala!
"Huh!"
BRAAAK!
Tanpa sepatah kata apapun lagi Keenan menancapkan pedal gas dan keluar dari kawasan klub yang sudah luluh lantah dikarenakan bom yang diledakkan musuhnya. Tanpa ada percakapan berarti, Keenan sudah membawa Farah ke kediaman besar.
"Turun!" Tanpa menatap Farah, Keenan memerintahkan sepupunya untuk segara masuk ke dalam rumah.
"Iya, galak amat sih. Padahal dah di bantuin juga!" sungut Farah sebal. "Kakak gak turun juga?" tanya Farah membalikkan badannya sebelum benar-benar membuka pintu dan mereka tidak akan pernah lagi berdekatan seperti sekarang ini.
"Tidak. Aku akan berada di Condo." Keenan menjawab datar dengan masih tidak mau peduli dan menghindari untuk tidak menatap sepupu tengilnya.
"Ikuuut!" Farah memang bebal, dia memekik menyentuh tangan Keenan. "Besok weekend, boleh aku menginap di tempat Kakak? Karen baru aja balik ke NY, Aku kesepian, Paman dan Bibi juga belum pulang!" Farah tidak memberikan kesempatan Keenan menyela kalimatnya. "Ya... Ya... Ya!"
Farah terus merengek, dia juga menggerakkan tangan Keenan membuat pria itu takjub luar biasa. Farah bersikap menggemaskan seperti ingatan terakhir pria itu. Keenan tidak akan pernah menolak permintaan gadis tengilnya. Hanya saja itu sudah berlalu beberapa tahun kebelakang saat dirinya masih sekolah dasar.
"Hih, menyebalkan!" Keenan kembali menancapkan pedal gasnya dan meluncur keluar kawasan kediaman besar Kaviandra tanpa lagi berucap membuat beberapa pelayan kediaman saling menatap heran akan tingkah tuannya yang tidak jadi keluar.
Farah bersorak bahagia atas kemenangannya. Dia tidak menyangka hasil akhirnya tetap sama, Keenan tidak tahan dengan rengekannya.
Cup~
"Thank you, Kakaaak Zyeyeeeng~" cicit Farah kembali ke posisi duduknya dengan riang setelah mencium sekilas pipi Keenan yang sekarang telah merona.
DEG!
Keenan semakin gelisah dengan sikap Farah yang benar-benar sudah kelewat batasan sekarang. Tetapi gadis itu justru terlihat sumringah dan menatap keluar jendela dengan bersenandung lirih memainkan ujung rambutnya tanpa menghiraukan wajah Keenan yang sudah memerah, antara marah atau memang justru tersipu oleh kelakuan sepupu tengil satu-satunya.
'Kenapa aku ga bisa nolak kemauan dia! Arrh, dia akan jadi beban!'
Keenan menggeleng kepala perlahan dengan perasaan yang berkecamuk hebat. Tak berapa lama keduanya telah berada di basement kawasan Condo Royal Luxury. Farah keluar dan mengekor di belakang Keenan, dia begitu kesulitan menyeimbangkan langkah kaki dirinya dengan langkah lebar kakak sepupunya yang berjalan cepat tidak menghiraukannya. Sesampainya di unit Keenan, gadis itu terengah. Keenan menaikan sudut bibirnya, dia merasa memiliki kesenangan baru setelah sebelumnya Farah semena-mena padanya.
"Selamat malam Tuan Muda─" Paman Tang menyambut kedatangan tuannya, dia menunduk perlahan dengan perasaan yang gelisah. Paman Tang tidak percaya Keenan membawa sepupunya ke kediaman pribadinya.
"Selamat malam Nona Farah." Paman Tang juga tentu saja menyambut salah satu anggota keluarga Kaviandra.
"Malam Paman!" Farah menjawab panggilan pengurus Tang dengan raut wajah cerianya, dia merasa takjub dengan mansion pribadi milik kakak sepupunya itu. Jika di kediaman besar dia di suguhkan dengan kemewahan khas kediaman kerajaan. Lain halnya dia disini, semuanya terlihat minimalis serta modern. Terkesan mewah dan elegan tanpa berlebihan.
"Mari Nona, saya antarkan anda ke kamar tamu untuk beristirahat." Pengurus Tang segera mempersilahkan Farah untuk beristirahat di kamar tamu.
Farah menatap punggung kakak sepupunya yang terus melangkah menuju lantai atas tanpa sepatah kata. Farah kembali berbalik badan menatap pengurus Tang. "Paman, aku ingin melihat-lihat sejenak boleh kan?"
"Tentu saja, tapi ingat Nona, jangan sampai anda mengganggu istirahat Tuan," sahut paman Tang mengingatkan akan perangai Keenan. "Tuan Muda tidak menyukai ada orang lain di kawasan pribadinya termasuk anda."
"Ye lah Paman," jawab Farah memutar bola matanya jengah. "Paman tenang saja, aku sudah hafal dengan sifat utusan Raja Alam Baka itu!" Farah berbisik menggoda pengurus Tang yang disambut dengan hardikan tangan mengingatkannya kembali.
"Hush! Pelankan suaramu," hardik paman Tang yang sudah mengenal sifat tengil Farah yang bisa jadi membahayakan gadis itu sekarang.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments