Laura yang pergi menuju Guild Bulan Merah pun pergi menggunakan Teleportasi Sihir yang dibuat oleh Master Noel dan dalam waktu satu detik keduanya pun akhirnya sampai.
Laura yang berjalan di lorong yang sempit dan gelap dengan sorotan mata kebencian, keirian dan keserakahan di mata-mata orang tetap berjalan dengan kepala terangkat ke atas dengan Master Noel yang telah bersiap melakukan serangan kapanpun di balik jubahnya.
“Yang Mulia, tolong jangan berjalan terlalu jauh jaraknya dari saya!” bisik Master Noel dengan tatapan mata yang waspada.
“Jangan khawatir, Master Noel. Tidak akan ada yang akan menggangguku disini!” ucap Laura dengan nada suara yang tegas dengan ekspresi wajah yang percaya diri.
“Orang-orang yang duduk disini bukanlah penjahat ataupun pengemis biasa. Mereka adalah orang-orang dari Pangeran Illion yang menyamar untuk memberikan informasi tentang tamu yang akan datang ke Guild Bulan Merah!” ucap Laura dalam hati dengan senyum kecil di sudut bibirnya.
Laura yang sampai di Bar yang menjadi Markas Guild Bulan Merah ternyata telah ditunggu kehadirannya sehingga Bartender yang melihat Laura datang langsung menyambutnya dan membawanya ke lantai dua.
“Nona! Anda datang lagi. Silahkan ikuti saya!” ucap Bartender dengan nada suara yang ramah dengan senyum yang lebar dan lembut.
Master Noel yang tidak diizinkan untuk ikut pergi bersama Laura pun terpaksa harus menunggu di depan lantai hingga Laura kembali.
“Tetaplah disini. Aku akan segera kembali!” ucap Laura dengan singkat dengan tatapan mata yang tajam yang dibalas dengan anggukan sebagai persetujuan dari Master Noel.
Laura yang berpikir akan diantar ke lantai dua tidak menyangka jika Bartender tersebut membawanya menuju lantai tiga di gedung itu.
“Silahkan masuk, Nona!” ucap Bartender tersebut dengan suara yang lembut sambil mempersilahkan Laura masuk ke dalam pintu yang telah dibuka olehnya.
Laura yang masuk ke dalam ruangan tidak menyangka akan bertemu dengan Pangeran Illion yang sedang menyeduh teh.
“Salam hormat kepada Pangeran Kedua, Pangeran Illion...” ucap Laura yang langsung dihentikan oleh Pangeran Illion yang tidak senang mendapatkan salam.
“Saya harap Nona tidak perlu melakukan hal ini lagi karena ini sangat membebaniku!” ucap Pangeran Illion dengan ekspresi wajah yang serius.
“Jika itu yang Yang Mulia inginkan maka saya akan melakukannya!” ucap Laura sambil menarik nafas kecil dengan ekspresi wajah yang bahagia.
Pangeran Illion yang meminta Laura untuk duduk pun menyeduhkan teh kepada Laura sendiri lalu kemudian duduk.
Laura yang berpikir jika dirinya harus bertahan jika teh yang dibuat oleh Pangeran Illion tidak enak pun merasa terkejut saat menyadari rasanya yang sebenarnya.
“Hmmm, teh ini sangat enak!” ucap Laura secara spontan dengan ekspresi wajah yang gembira dengan senyum yang lembut.
“Terima kasih untuk pujiannya, Nona!” ucap Pangeran Illion dengan ekspresi wajah yang bahagia dan senyum yang lebar.
Pangeran Illion adalah orang yang sangat suka bicara terus terang daripada bertele-tele sehingga saat ingin menjawab permintaan Laura Pangeran Illion telah menentukan jawabannya.
“Saya berterima kasih untuk informasi yang telah diberikan dan karenanya Pangeran Edward akhirnya bisa diselamatkan dari kematian!” ucap Pangeran Illion yang dengan mudahnya menundukkan kepala di hadapan Laura dengan ekspresi wajah yang bahagia.
“Tu-tunggu Yang Mulia. Anda tidak perlu sampai seperti itu. Anda bisa mengangkat kembali kepala anda!” ucap Laura dengan nada suara yang panik dengan ekspresi wajah yang bingung.
“Seperti yang dikatakan oleh Nona, Pangeran Edward benar-benar mendapatkan serangan pembunuhan dari Kelompok Pembunuh Bayaran yang menyamar sebagai Perampok dan aku beserta orangku akhirnya bisa datang tepat waktu dan menyelamatkan Pangeran Edward!” ucap Pangeran Illion dengan ekspresi wajah yang bahagia.
“Apakah Yang Mulia mendapatkan bukti siapa pelakunya?” tanya Laura denagn ekspresi wajah yang serius dengan tatapan mata yang tajam.
“Pangeran Illion adalah orang yang sangat cerdas. Aku yakin pasti Pangeran Illion pasti bisa mendapatkan petunjuk orang yang telah merencanakan semua ini!” ucap Laura dalam hati dengan ekspresi wajah yang dingin.
Pangeran Illion yang selalu hidup tidak mencoba dan tidak pernah berniat untuk mengambil Takhta tidak menyangka jika Putra Mahkota Lyod akan mengincar Pangeran Edward dan dirinya.
“Tentu saja dan Nona pun sudah pasti bisa menebaknya bukan? Tapi aku tidak ingin Nona terlibat dalam masalah ini jadi biarkan saya yang menyelesaikannya!” ucap Pangeran Illion dengan nada suara yang dingin di ujung kalimat serta tatapan mata yang tajam menyimpan dendam dan kemarahan.
“Jika itu yang Yang Mulia inginkan maka saya akan menurutinya tapi jika Yang Mulia membutuhkan bantuan saya maka katakan saja. Saya akan dengan senang hati membantu anda karena musuh kita adalah orang yang sama!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang dingin dan tatapan mata yang menunjukkan dendam yang membara.
“Aku akan membunuh Putra Mahkota Lyod yang telah memberikan perintah kepada Evans untuk membunuh Kekaisaranku!” ucap Laura dalam hati dengan wajah yang sangat dingin.
Pangeran Illion yang tidak mengerti Laura pun menjadi sangat bingung dengan sikap yang ditunjukkan Laura di hadapannya.
“Ada apa ini? Kenapa Countess Vansfold sangat membenci Putra Mahkota padahal Count Vansfold adalah orang kepercayaan dari Putra Mahkota Lyod!” ucap Pangeran Illion dalam hati.
Pangeran Illion yang tidak ingin mempermasalahan yang tidak ada hubungannya dengannya pun berdiri dan mengambil sebuah kotak yang telah dipersiapkannya lalu memberikannya kepda Laura.
“Apa ini Yang Mulia?” tanya Laura dengan ekspresi wajah yang bingung dengan tatapan mata yang penasaran.
“Bukalah!” ucap Pangeran Illion yang memberikan izin kepada Laura dengan ekspresi wajah yang datar dengan senyum yang lembut.
Laura yang penasaran pun membuka Kotak tersebut dan menemukan Artefak Pengunci yang menjadi permintaan pertamanya atas informasi yang diberikannya kepada Pangeran Illion.
“Aku akan memberikan Artefak itu kepadamu dan aku tidak membutuhkan uangmu karena bagiku nyawa Pangeran Edward lebih berharga daripadanya!” ucap Pangeran Illion dengan ekspresi wajah yang bahagia.
“Terima kasih banyak Yang Mulia!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang sangat senang sambil memeluk Artefak Pengunci dengan sangat erat lalu menyimpannya di balik jubah hitamnya.
Pangeran Illion yang mengerti bahwa permintaa Laura ada dua pun langsung membicarakan tentang hal selanjutnya.
“Aku pun akan menyetujui permintaanmu. Aku akan membuat pengumuman bahwa Perlombaan Pacuan Kuda itu hanya akan bisa dilakukan oleh Keluarga Bangsawan yang memberikan taruhan di atas seratus koin emas!” ucap Pangeran Illion dengan nada suara yang tegas dengan ekspresi wajah yang serius.
Laura yang mendengar ucapan Pangeran Illion pun sangat senang dan menundukkan kepala sebagai rasa terima kasihnya lalu segera kembali ke Toko Buku setelah percakapannya selesai.
“Bagaimana hasilnya Yang Mulia?” tanya Rika dengan ekspresi wajah yang penasaran sambil memegang buku yang dibeli di dalam Toko Buku sebagai bukti kepergian Laura.
“Berhasil. Semuanya berjalan sesuai dengan rencana!” ucap Laura dengan senyum yang lebar dengan ekspresi wajah yang bahagia.
#Bersambung#
Apa rencana Laura selanjutnya? Tunggu jawabannya di BAB selanjutnya ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Oi Min
tak kiro si Tattiana titisan siluman ular rubah betina akan ttp ikut dech
2023-05-27
1
Lala Kusumah
rencana satu persatu terpenuhi ya Laura tapi tetap harus hati2 ya...
2022-11-15
1