Laura yang menelan racun pun tanpa sadar memuntahkan darah segar dan saat pandangan mata Laura mulai mengkabur sebuah cahaya berwarna emas pun muncul.
Laura yang awalnya merasakan rasa yang teramat sakit dari racun yang diminumnya tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya sendiri.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak merasakan rasa sakit sama sekali? Lalu dimana aku? Kenapa aku bisa ada disini?” tanya Laura dengan ekspresi wajah yang bingung dengan pandangan mata yang terus melihat ke sekeliling yang ternyata tidak ada apapun.
“Apakah ini Surga? Apakah aku telah benar-benar meninggal?” tanya Laura dengan suara yang rendah dan ekspresi wajah yang tak percaya.
Laura yang tiba-tiba teringat akan nasib kedua orangtuanya, kakaknya dan seluruh rakyat di Kekaisarannya membuat Laura tak bisa menahan air matanya.
“Ayah! Ibu! Kakak! Maafkan Laura! Ini semua adalah salah Laura! Laura yang dibutakan oleh cinta dan perasaan ingin memiliki membuat Laura cinta dari semuanya!” gumam Laura sambil menangis dengan tersedu-sedu dengan tatapan mata yang penuh dengan penyesalan dan ekspresi wajah yang sangat sedih.
Laura yang tak menyadari ada orang lain yang sedang mengawasinya tiba-tiba mendengar suara seorang pria di belakangnya.
“Apa kau benar-benar menyesal, Keturunan Zion?” tanya seorang Pria dengan ekspresi wajah yang dingin dan tatapan mata yang tajam.
“Si-siapa kau? Kenapa kau ada disini? Apakah kau juga sudah meninggal sama sepertiku?” tanya Laura dengan ekspresi wajah yang terkejut dengan tatapan mata yang penasaran.
“Kau yang meminta kesempatan kedua tapi kau sendiri melupakan aku? Sungguh manusia yang tidak tau malu!” gumam pria tersebut dengan ekspresi wajah yang menyindir dengan tatapan mata yang dingin.
Laura yang mendapatkan petunjuk pun menjadi ingat dengan nama yang disebutkannya sebelum dirinya merasa sangat pusing.
“Tu-tunggu! Apakah kau Dewi Justitia?” tanya Laura dengan nada suara yang sedikit tinggi dengan ekspresi wajah yang terkejut.
Pria yang mendengar kata yang dikeluarkan oleh Laura pun menjadi sangat kesal pun menjitak kepala Laura dengan sangat keras hingga membuat Laura berteriak kesakitan.
“Aaarrrgghhhh! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memukul kepalaku?” teriak Laura dengan suara yang keras dan melengking tinggi dengan tatapan mata yang melotot tajam serta ekspresi wajah yang kesal dan marah.
“Kau marah karena kau menjitak kepalamu lalu bagaimana denganku? Kau memanggilku Dewi sementara lihat! Apakah aku terlihat seperti seorang wanita sekarang?” tanya pria itu dengan suara yang tinggi dengan ekspresi wajah yang kesal.
Laura yang mengerti maksud pria yang sedang berdiri di depannya itu pun menundukkan kepalanya meminta maaf.
“Ma-maafkan aku! Aku yang salah tapi...” ucap Laura dengan suara yang rendah dengan ekspresi wajah yang mengesal dan perasaan yang tidak nyaman.
“Ta-tapi itu bukan salahku. Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya saja tentang identitasmu daripada memberikan petunjuk-petunjuk yang tidak berguna itu?” sindir Laura dengan ekspresi wajah yang tidak terima disalahkan dengann dua tangan terlipat di dada.
Pria tersebut yang mendengar perkataan Laura menjadi sangat marah dan sangat ingin memukul kepala Laura kembali tapi tiba-tiba ingatan tentang tujuan kedatangannya membuat Pria tersebut menahan diri.
“Haaahhh! Jika kau bukanlah Keturunan Zion maka sudah ku hajar dan ku lempar kau dari sini ke Neraka paling bawah!” gumam Pria tersebut sambil menarik nafas yang sangat panjang.
“Baiklah! Perkenalkan namaku adalah Claude Blanche dan kau adalah Keturunan Zion. Kau yang memanggilku kemari dan memintaku memberimu kesempatan kedua!” ucap Claude dengan suara yang tegas dan ekspresi wajah yang serius.
Laura yang mendengar Claude menyebutkan nama lengkapnya tiba-tiba mengingat tentang cerita dongeng selalu didengarnya saat masih kecil. Cerita Dongeng tentang asal usul berdirinya Kekaisaran Glorious tentang pertemanan Seorang Manusia dan Seekor Naga.
“A-apakah kau Naga yang diceritakan dalam Dongeng?” tanya Laura dengan ekspresi wajah yang tak percaya dengan tatapan mata yang terkejut.
“Agh! Akhirnya kau bisa menebaknya juga dan karena tujuan kedatanganku untuk membantumu mengabulkan satu permintaanmu maka katakanlah sekarang apa yang kau inginkan?” tanya Claude dengan ekspresi wajah yang tidak sabaran.
Laura yang mendengar perkataan Claude pun memberanikan dirinya untuk mengatakan keinginan terbesarnya.
“Aku ingin balas dendam. Aku ingin membalas perbuatan mereka yang telah membunuh keluargaku dan menghancurkan Kekaisaranku.” Ucap Laura dengan ekspresi wajah yang penuh amarah dengan nada suara yang dingin dengan penekanan di setiap katanya.
“Aku mengerti. Kalau begitu aku akan membunuh orang yang ingin kau bunuh dan menghancurkan Kerajaannya juga. Bagaimana?” tanya Claude dengan nada suara yang santai dengan ekspresi wajah yang cuek.
“Tidak! aku tidak menginginkan itu!” teriak Laura dengan suara yang lantang dengan ekspresi wajah yang tidak senang.
“A-aku... Aku ingin melakukannya sendiri. Aku ingin membalaskan dendamku sendiri. Aku tidak ingin orang lain melakukan yang sangat ingin aku lakukan!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang serius dengan tekad yang kuat di ekspresi wajahnya.
Claude yang mendengar perkataan Laura pun tersenyu kecil dan mengubah sikapnya terhadap Laura.
“Kalau begitu, apa yang kau inginkan? Kau adalah Keturunan terakhir sahabatku dan karena aku telah berjanji akan menolong dan mengabulkan satu permintaan keturunannya yang sedang kesulitan. Jadi katakann padaku, apa yang kau inginkan, Lady Laura?” tanya Claude dengan ekspresi wajah yang serius dengan nada suara yang terdengar sangat percaya diri.
Laura yang mendengar ucapan Claude pun menjadi sangat yakin bahwa dirinya akan bisa membalaskan dendamnya.
“Aku ingin kembali. Aku ingin kembali di saat semua tragedi ini belum terjadi. Aku ingin membalas perbuatan mereka semua dengan tanganku sendiri!” ucap Laura dengan keyakinan penuh dan tekad yang kuat.
“Aku mengerti. Aku akan mengabulkan permintaanmu itu dan aku akan memberimu sebuah hadiah yang akan membantumu membalaskan dendammu!” ucap Claude dengan senyum yang lebar dengan ekspresi wajah yang bahagia.
Tepat setelah mengatakan hal itu, Claude pun menghilang secara tiba-tiba yang membuat Laura menjadi sangat bingung dan tiba-tiba sebuah cahaya emas muncul dan menyilaukan mata.
“Ini adalah kesempatan terakhirmu. Gunakan dengan baik kesempatan dan hadiah yang aku berikan, Wahai Keturunan Zion!” ucap Claude dengan suara yang sangat keras yang terus tergiang jelas di kepala Laura.
Laura yang merasakan kepalanya sangat sakit pun membuka matanya kembali dan terduduk sambil memegang kepalanya.
“Agh! Kepalaku!” gumam Laura dengan suara yang rendah dengan ekspresi wajah yang kesakitan yang perlahan membuka matanya.
Rika yang selalu berada di samping Laura pun menjadi sangat senang saat melihat Laura yang sudah terbaring tidak sadarkan diri selama beberapa waktu akhirnya membuka matanya.
“Nyo-Nyonya! Nyonya! A-Akhirnya kau sadar juga!” ucap Rika dengan nada suara yang terputus-putu dengan air mata yang mengalir sangat banyak dengan ekspresi wajah yang bahagia.
Laura yang mendengar perkataan Rika pun menjadi sangat terkejut dan menatap Rika dan tempatnya berada saat ini dengan ekspresi wajah yang bingung.
Rika yang tidak mengetahui apapun yang terjadi pada Laura pun menjadi sangat bingung dan akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat Laura bingung.
“Oh, Yang Mulia! Maafkan hamba yang tidak bisa menjaga Nyonya dengan benar hingga akhirnya Nyonya menjadi sangat aneh!” ucap Rika dengan ekspresi wajah yang sedih dengan air mata yang tak berhenti keluar dari pelupuk matanya.
“Tu-tunggu dulu Rika. Kau jangan mengatakan hal yang akan membuat orang lain mendengarnya menjadi salah paham!” ucap Laura dengann nada suara yang panik dengan ekpsresi wajah yang kebingungan.
“Aku baik-baik saja. Benar! Aku baik-baik saja bahkan sangat baik dan aku sepenuhnya telah tersadar bahkan sangat sadar!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat menyeramkan di mata Rika dengann senyum yang lebar dengan tatapan mata yang dingin dan tajam.
“Benar! Nyonya pasti sangat depresi saat mendengar Tuan Count akan pergi ke Ibukota sendirian!” gumam Rika dengan suara yang rendah dengan tatapan mata yang prihatin.
Namun Laura yang sangat sadar akan situasi yang dihadapinya saat ini tidak merasa terganggu sama sekali dengan perkataan Rika justru rencana balas tiba-tiba muncul dalam pikiran Laura.
“Kau ingin ke Ibukota sendirian bukan, Suamiku? Maka pergilah dan aku akan menyambutmu dengan hadiah yang sangat bagus untukmu nanti!” ucap Laura dalam hati dengan ekspresi wajah yang dingin dan tatapan mata yang tajam.
#Bersambung#
Hadiah apa yang akan diberikan oleh Claude untuk Laura dan hadiah apa yang akan diberikan Laura untuk suaminya? Tunggu jawabannya di BAB selanjutnya yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Arya Al-Qomari@AJK
hadiah apakah itu? apakah tebasan kepala pelakor?
2024-12-15
0
Ari Peny
aq mampir kelihatane seru c
2024-12-05
0
Titis Setiyowatiu7
knp g kembali sblum nikah sih
2023-11-10
5