Laura yang pergi ke Toko Bunga seperti yang rencana awal pun pergi bersama Rika dengan Kesatria John berdiri menunggu di pintu luar.
Rika yang sudah memberi tau pemilik Toko Bunga tentang tujuan Laura datang ke tokonya pun dengan cepat memberikan Laura jalan menuju ke pintu belakang sementara Rika menunggu di pintu depan mengamati pergerakan Kesatria John.
“Nyonya, silahkan ikuti saya!” ucap Pemilik Toko Bunga dengan ekspresi wajah yang serius dengan nada suara yang rendah dan bahkan seperti sedang berbisik.
“Jangan khawatirkan saya, Yang Mulia. Serahkan saja semua yang ada di sini padaku!” ucap Rika dengan senyum percaya diri dengan nada suara yang tegas.
“Baiklah. Aku pergi sekarang!” ucap Laura yang berjalan mengikuti Pemilik Toko menuju pintu belakang sambil memakai jubah hitam hingga menutupi kepalanya.
“Ini adalah pintu belakangnya, Nyonya. Saya akan datang kemari dua jam lagi. Saya harap Nyonya dapat kembali saat itu tiba!” ucap Pemilik Toko Bunga dengan ekspresi wajah yang sedikit khawatir.
Laura yang menyadari bahwa resiko membantunya sangatlah besar pun mengeluarkan sekantong uang dari dalam jubahnya dan menyerahkannya kepada Pemilik Toko Bunga.
“Jangan khawatir. Aku pasti akan kembali tepat waktu!” ucap Laura dengan suara yang rendah yang lalu mengalihkan perhatiannya kepada Master Noel yang telah berada di sampingnya.
Laura yang ingin segera pergi ke tempat Kelompok Guild Bulan Merah berada pun menunjukkan posisinya kepada Master Noel yang akhirnya membuat Master Noel merasa tidak percaya dengan yang diketahuinya.
“Yang Mulia, apakah kita pergi ke tempat yang benar?” tanya Master Noel dengan ekspresi wajah yang sangat waspada dengan tatapan mata yang tajam dengan nada suara yang terdengar tidak percaya dengan yang dilihatnya di balik jubah hitamnya.
“Tentu saja. Ini adalah tempat Guild Bulan Merah berada, Jalan Hell Deeper!” ucap Laura dengan nada suara yang tegas dengan ekspresi wajah yang percaya diri.
“Ayo jalan. Tujuan kita tidak jauh dari sini!” ucap Laura yang melangkahkan kakinya perlahan tapi pasti melewati orang-orang yang menatapnya tajam dengan niat yang buruk sambil menyembunyikan senjata dari balik tubuhnya.
Laura yang terus berjalan akhirnya sampai di ujung lorong dengan sebuah bangunan besar berdiri di hadapannya.
Laura yang masuk ke dalam pun langsung disuguhkan pemandangan orang-orang yang sedang tertawa dengan sangat lepas sambil meminum Bir.
Laura yang merupakan orang pun dengan mudah membuat perhatian semua orang yang ada di dalam Bar itu fokus padanya dan memandang Laura dengan keinginantahuan yang tinggi dan ekspresi wajah yang tidak senang.
Laura yang tidak peduli dengan semua itu pun terus berjalan dengan kepala terangkat ke atas dengan Master Noel terus berdiri di belakangnya dengan ekspresi wajah dan tatapan mata yang waspada.
Laura pergi ke arah Bartender pun dengan percaya diri memesan minuman yang membuat Bartender langsung mengubah sikapnya kepada Laura.
“Aku pesan Bir Merah dengan krim di atasnya!” ucap Laura dengan nada suara yang tegas dan terdengar penuh percaya diri.
“A-agh! Mo-mohon ikuti saya!” ucap Bartender tersebut dengan ekspresi wajah yang terkejut dan gugup di saat bersamaan dengan kata-kata yang gagap.
Laura yang berjalan mengikuti Bartender tersebut pun akhirnya pun ke lantai dua dan saat ingin maju, Master Noel dihentikan oleh dua orang penjaga bertubuh besar.
“Apa ini? Aku ingin masuk juga!” ucap Master Noel dengan suara yang sedikit tinggi dengan ekspresi wajah yang kesal.
“Maaf! Hanya orang yang berkepentingan yang boleh masuk! Anda harus menunggu di luar!” ucap Bartender yang telah melewati Penjaga bersama Laura yang berdiri di sampingnya.
Laura yang menyadari bahwa ini adalah sistem yang ada di dalam Guild Bulan Merah pun memutuskan untuk menurut.
“Tetaplah di sini! Aku akan segera kembali!” ucap Laura dengan suara yang dingin dengan tatapan mata yang penuh keyakinan.
“Baik, Nona!” ucap Master Noel dengan ekspresi wajah yang serius dengan sikap yang patuh dengan kepala tertunduk ke bawah.
Laura yang pergi sendirian tanpa Master Noel di sampingnya pun berjalan mengikuti Bartender dan akhirnya sampai di sebuah pintu.
Bartender tersebut pun membukakan pintu dan mempersilahkan Laura untuk masuk lalu menutup pintu dengan sangat pelan.
Laura yang berada di dalam ruangan yang asing pun melihat seorang Pria Muda yang sedang duduk di depan sebuah meja dengan banyak sekali kertas di atasnya.
“Selamat datang di Guild Bulan Merah, Countess Vansfold!” ucap Pria tersebut dengan senyum yang lebar dan ekspresi wajah yang percaya diri.
Laura yang mengetahui bahwa Guild Bulan Merah tidak hanya Guild yang memiliki banyak bisnis dengan keuntungan yang besar tapi juga memiliki jaringan informasi yang luas dan terpercaya pun tidak merasa terkejut sama sekali saat identitasnya dapat diketahui dengan cepat.
“Sungguh menakjubkan! Terima kasih untuk penyambutannya Viscount Balaguisse!” ucap Laura dengan senyum yang lebar.
Viscount Balanguisse yang mendengar ucapan Laura pun menjadi sangat terkejut dan tanpa sadar memasang ekspresi wajah yang bodoh lalu dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat bahagia dengan tawa yang sangat lantang.
“Viscount Balanguisse yang atau William Shapoor Balanguisse adalah Ketua Guild Bulan Merah yang palsu karena Ketua Guild Bulan Merah sebenarnya selalu menyembunyikan identitasnya hingga tragedi itu terjadi!” ucap Laura dalam hati dengan senyum yang lembut dan sikap yang sopan.
“Silahkan duduk, Countess!” ucap William dengan suara yang sangat ramah dan senyum yang lebar sambil bergerak menuju sofa yang ada di tengah ruangan.
“Apa yang bisa saya bantu untukmu, Countess?” tanya William dengan senyum yang lembut tapi tatapan mata yang tajam dengan sedikit kilatan tatapan mata merendahkan ke arah Laura.
Laura yang menyadari kilatan cahaya itu pun tersenyum kecil lalu mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam jubahnya dan meletakkanya di atas meja.
“Aku ingin bertemu dengan Ketua Guild Bulan Merah yang asli dan bukan yang palsu karena yang ingin aku katakan berkaitan dengan nyawa orang terdekatnya!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang serius dengan nada suara yang pelan dengan satu tangan diletakkan di atas dokumen yang dibawa olehnya.
William yang mendengar ucapan Laura dan ekspresi wajah yang ditunjukkan Laura pun menyadari bahwa yang akan dibicarakan adalah hal yang sangat penting tapi harga diri yang tinggi membuat William sulit menyerah begitu saja.
“Apa yang Countess katakan? Aku adalah Ketua Guild Bulan Merah yang asli!” ucap William dengan nada suara yang santai sambil mengubah posisi duduknya dengan satu tangan di letakkan di atas paha kirinya dan tubuh yang bersandar di sofa dengan kedua tangan direntangkan sangat lebar.
“Viscount! Jangan menganggap perkataanku tidak penting. Jangan lupakan identitasku sebenarnya sebelum menjadi Countess Vansfold!” ucap Laura dengan senyum yang lembut.
“Baiklah. Aku akan memberimu satu buah kode yang penting. Informasi yang akan aku katakan ini berhubungan dengan Nyawa Pangeran Ketiga, Pangeran Edward Shawn Hentallius!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang tenang dan tatapan mata yang tajam.
#Bersambung#
Apakah Vicounta William Shapoor Balanguisse akan memanggil Ketua Guild Bulan Merah yang sebenarnya? Siapakah Ketuanya? Tebak di kolom komentar ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Oi Min
typo ye tor???
2023-05-27
1
Lala Kusumah
Mantaaaapppp Laura.... semangaaaatttt.... lanjuuuuutttt....
2022-11-13
3
AK_Wiedhiyaa16
NEXT, TETAP SEMANGAT!
2022-11-13
1