Master Noel yang telah menghilang seharian pun akhirnya muncul di hadapan Laura dan menyerahkan sebuah amplop kepada Laura.
“Yang Mulia, ini semua adalah informasi yang anda inginkan!” ucap Master Noel dengan ekspresi wajah yang serius dengan tatapan mata yang percaya diri.
Laura yang penasaran pun langsung mengambil amplop cokelat yang diberikan Master Noel dan membacanya dengan seksama.
“Apakah semua informasi ini valid?” tanya Laura dengan ekspresi wajah yang penasaran dengan sorot mata yang menunggu jawaban.
“Tentu saja, Yang Mulia. Semua yang tertulis di sana adalah kebenarannya. Saya bahkan menyediakan foto wanita yang Yang Mulia Putri maksud!” ucap Master Noel dengan ekspresi wajah yang serius.
“Baiklah! Aku mengerti. Kau boleh kembali, Master Noel!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut.
Laura yang membaca semua informasi yang ada pun menyadari beberapa fakta baru yang didapatkannya setelah membaca informasi itu.
“Itu berarti semua yang dikatakan oleh Evans adalah bohong! Tatiana bukanlah Putri Seorang Baron. Dia bukanlah Bangsawan tapi Rakyat Biasa!” ucap Laura dengan kilatan mata kebencian dengan senyum kecil di sudut bibirnya.
“Jika seperti itu maka ada dua kemungkinan, Evans menggunakan Kekuasaannya dan menjadikan Tatiana Seorang Bangsawan atau Tatiana sendiri yang membeli Gelar Bangsawan itu!” ucap Laura dengan suara yang rendah dengan tatapan mata yang tajam.
Laura yang merasa sangat penasaran pun membaca kembali informasi yang diberikan oleh Master Noel padanya.
“Anna?” gumam Laura saat membaca nama yang tertulis diinformasi dengan wajah yang sama di foto yang tertera di dalam amplop.
“Bukankah namanya Tatiana? Bagaimana bisa disini tertulis Anna?” tanya Laura dengan ekspresi wajah yang bingung.
Laura yang merasa kepalanya sangat penuh dengan informasi yang tidak dimengerti membuatnya merasa sangat pusing sehingga memutuskan untuk memanggil Rika.
“Yang Mulia! Apakah anda membutuhkan sesuatu?” tanya Rika dengan senyum yang lebar dengan ekspresi wajah yang bahagia.
“Aku ingin keluar. Aku ingin berjalan-jalan di taman!” ucap Laura yang telah berhari-hari berdiam di diri di dalam kamarnya.
Rika yang mendengar ucapan Laura pun menyambut keinginan itu dengan senyum yang bahagia dan dengan cepat membantu Laura mengganti Gaunnya karena khawatir jika Laura akan berubah pikiran.
“Serahkan semuanya padaku, Yang Mulia. Aku pasti akan membantu Yang Mulia!” ucap Rika dengan semangat yang membara.
“Sepertinya aku benar-benar membutuhkan udara segar lagipula Master Noel juga telah mengatakan bahwa aku bisa berjalan-jalan di Kediaman ini karena tidak ada orang lain yang memiliki kemampuan untuk mengetahui kekuatan yang aku miliki!” ucap Laura dalam hati sambil mengikuti arahan dari Rika dengan senang hati.
George yang mendengar dari Pelayan bahwa Laura telah memutuskan untuk keluar kamar dan berjalan-jalan di Taman pun dengan cepat memerintahkan Pelayan untuk menyiapkan tempat untuk Laura bersantai.
“Semuanya bergerak! Persiapkan semuanya dengan sempurna! Jangan sampai ada celah sedikitpun atau kalian akan menerima sanksinya!” ancam George dengan suara yang lantang dan tegas dengan ekspresi wajah yang serius.
Di sisi lain, Laura yang telah bersiap-siap pun berjalan menuju Taman Bunga dengan ditemani Rika pun merasa pikirannya telah jernih kembali.
“Bagaimana Yang Mulia? Apakah anda sudah lebih baik?” tanya Rika dengan senyum yang lebar dengan ekspresi wajah yang bahagia.
“Aku merasa lebih rileks sekarang. Terima kasih, Rika!” ucap Laura dengan senyum yang lembut dengan tatapan mata yang tulus.
Rika yang mendapatkan pujian dari Laura pun merasa sangat tersanjung hingga membuat wajahnya menjadi merah seperti udang.
Laura yang sedang berjalan di koridor sambil melihat Air Mancur yang ada di sampingnya tiba-tiba mendengar Seorang Pelayan mengatakan sesuatu.
“Apakah itu benar?”
“Tentu saja! Aku jadi tidak sabar dan ingin sekali ikut dalam Acara itu!”
“Aku harap aku akan bisa cuti di saat itu agar aku bisa mendaftar dan berpeluang memenangkan Lotre itu!”
Laura yang mendengar sesuatu yang sangat familiar di Kehidupannya di Masa Lalu pun terdiam dan membuat Rika salah paham.
“Lotre?” ucap Laura dalam hati dengan ekspresi wajah yang berubah serius dengan pikiran yang melayang mengingat kejadian di masa lalu.
“Kalian berdua! Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian hanya akan tetap disana dan bergosip?” teriak Rika dengan suara yang keras dengan ekspresi wajah yang marah.
“Maafkan kami Nyonya! Maafkan kami! Kami tidak akan mengulanginya lagi!” ucap kedua pelayan itu secara bergantian sambil berlutut di hadapan Laura dengan air mata yang mengalir sangat banyak dengan ekspresi wajah ketakutan.
Laura yang menyadari situasinya pun menghentikan Rika tapi tiba-tiba George datang menghampiri.
“Rika!” panggil Laura dengan suara yang pelan dengan ekspresi wajah yang datar dengan satu tangan di hadapan Rika dan satu buah kode kedipan mata meminta Rika berhenti bereaksi.
“Nyonya!” panggil George dengan suara yang lantang dari belakang dengan langkah kaki terburu-buru.
“Maafkan atas ketidaknyamanan ini, Nyonya. Saya berjanji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi!” ucap George yang langsung membungkukkan tubuhnya di hadapan Laura.
“Kalian berdua! Pergi ke bagian keuangan dan jangan pernah tunjukkan lagi wajah kalian di Kediaman ini!” ucap George dengan suara yang lantang lalu mengalihkan pandangannya ke arah Laura mencari sebuah ekspresi wajah kepuasan.
Namun George tidak menemukan yang dicarinya. Laura yang tidak menganggap semua yang dilakukan George pun memutuskan untuk pergi dan meninggalkan George yang kepalanya tertunduk dengan tatapan mata yang bingung sambil memikirkan sesuatu yang terjadi di masa lalu.
Laura yang tak memiliki rasa empati ataupun simpati kepada Pelayan di Kediaman Count Vansfold mengingat semua yang dialaminya di masa lalu tidak perduli sama sekali dengan Pelayan yang dipecat karena kesalahpahaman.
“Perasaan simpati untuk orang-orang di Kediaman ini adalah perasaan yang sia-sia karena mereka semua tidak pantas mendapatkan itu!” ucap Laura dalam hati sambil terus berjalan dengan kepala terangkat menuju Taman dengan diikuti Rika di belakangnya.
Laura yang telah sampai di Taman pun melihat bahwa di antar Taman Bunga telah tersedia sebuah meja dengan dua kursi yang telah dihiasi dengan berbagai macam dekorasi yang indah serta kue-kue yang tampak cantik dan lezat.
Rika yang tidak pernah melihat hal ini terjadi selama dirinya mengikuti Laura ke Kediaman Count Vansfold pun menjadi sangat terkejut dan tidak bisa melepaskan pandangan matanya.
Namun hal itu berbeda dengan Laura, Laura yang hatinya telah mati dengan cintanya yang telah terkhianati di masa lalu membuat Laura hanya menunjukkan ekspresi wajah yang dingin.
Laura yang mengalihkan pandangannya ke arah beberapa Pelayan yang berdiri dengan sangat sopan dengan kepala tertunduk di hadapannya pun tersenyum kecil.
Laura yang duduk di kursi dengan bantuan Rika pun melihat pelayan-pelayan yang berdiri dengan sopan itu tiba-tiba bergerak ingin melayaninya.
“Hentikan!” ucap Laura dengan suara yang datar dengan tatapan mata yang tajam dengan ekspresi wajah yang dingin.
Pelayan-pelayan tersebut menurut dan menghentikan semua aktivitasnya dan menatap bingung ke arah Laura.
“Aku tidak membutuhkan kalian! Pergilah!” ucap Laura dengan suara yang dingin mengusir semua Pelayan kecuali Rika yang sedang berdiri di belakangnya.
Mendengar perintah dari Laura, semuanya pun bergerak cepat dan meninggalkan Taman Bunga tersebut tanpa sepatah katapun.
Laura yang tidak mempercayai siapapun yang ada di Kediaman Count Vansfold saat menyadari perselingkuhan antara Evans dan Tatiana yang ternyata diketahui semua orang kecuali dirinya pun mengalihkan perhatiannya pada Rika.
“Ganti semuanya dengan satu set minuman dan makanan yang terbuat dari perak!” ucap Laura dengan ekspresi wajah yang serius dengan pandangan mata yang tajam.
#Bersambung#
Hmmm, MC kita waspada sekali ya. Kira-kira apa yang terjadi ya? Kenapa George memikirkan hal lain saat ditinggal Laura pergi bergitu saja? Yang bisa menebaknya jawab di kolom komentar ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ari Peny
bagus jdlah tegas
2024-12-06
0
Frando Kanan
ya jlslh.... sekali penghianat pda cinta sendiri berarti kepala pelayan mwpun pelayan lainny bkl jg sama menjdi penghianat 💢😡
2022-12-19
1
Lala Kusumah
semangat Laura.... hati2....
2022-11-11
2