BAB 17. Hancur harapan.

"Tuan, maaf tadi saya sudah membuat jas milik, Tuan. Menjadi basah." Rahella menatap Tuan Firnando yang duduk di depan samping pengemudi, kini ia sudah berada di dalam mobil menuju perusahaan Jain Group.

Rahella menjadi tidak enak hati setelah tadi ia menangis di pelukan Tuan Firnando, dan tanpa sadar membuat jasnya di bagian dada kiri menjadi basah.

Rahella mencondongkan tubuhnya untuk melihat pria yang sedari tadi ia ajak bicara namun tetap diam saja.

Apa Tuan Firnando marah? batin Rahella.

Mengintip sedikit wajahnya terlihat datar dan tidak bergeming.

Ahirnya Rahella menyerah, ia lebih memilih menyandarkan punggungnya mencari kenyamanan, dari pada memikirkan Tuannya yang memiliki kepribadian ganda.

Di mana Tuan Firnando yang tadi saat di PT Gemilang, yang bersikap hangat dan tiba-tiba memeluknya, sekarang apa? pria itu kembali ke sifat aslinya yang dingin yang mengacuhkan orang yang mengajaknya bicara.

Lelah berperang dengan pikirannya sendiri, ahirnya Rahella tertidur di mobil selama dalam perjalanan.

Kabar mengenai Rahella yang hasil persentasenya memenangkan sebuah tender, terdengar oleh seluruh karyawan Jain Group, semua memuji dan mengucap bangga kepada Seketaris Rahella, yang pasti setelah ini Jain Group akan semakin berjaya.

[Sekertaris Rahella selamat]

[Sekertaris Rahella, aku padamu]

[Sekertaris Rahella, is the best]

Dan masih banyak lagi ucapan selamat yang di berikan untuk Rahella, dari karyawan biasa hingga petinggi perusahaan mengucapkan selamat padanya, hati Rahella semakin terharu saat mendapat pelukan dari beberapa karyawan wanita.

Rahella rasanya ingin merekam kejadian ini lalu memperlihatkan ke ibunya, dan mengatakan, ibu ini anakmu yang waktu kecil sering menangis kini berguna untuk orang lain, itulah yang ada di pikiran Rahella saat ini.

Hari ini masih seperti biasanya, Rahella tetap pulang malam, namun kali ini ada yang berbeda, Rahella yang biasanya diantar supir yang katanya sopir perusahaan, tapi entah sebenarnya sopir perusahaan beneran atau sopir Tuan Firnando yang diperintahkan untuk antar jemput dirinya, yang pasti Rahella tidak ambil pusing.

Justru ia senang karena semakin irit uang pengeluaran, tapi malam ini ia terkejut, saat Rahella mau masuk mobil, tangannya tiba-tiba ada yang menahan, dan orang tersebut memegang pintu mobil dan satu tangannya beralih di letakkan di atas kepala untuk menjaga kepala Rahella tidak terbentur atap pintu mobil.

"Masuklah."

Rahella masih membeku, dan bingung mengartikan perlakukan manisnya, hingga membuatnya tidak bisa berpikir, tanpa menjawab perintah orang tersebut, Rahella membawa tubuhnya perlahan masuk ke dalam mobil.

Alih-alih Rahella dibuat terkejut, saat yang mengemudikan mobilnya bukan sopir yang biasanya, melainkan pria yang sesuka hatinya bertindak, yang dirinya saja bingung apa maunya pria itu.

Hingga mobil yang membawa Rahella sampai di depan kost, Rahella tetap diam tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tetapi ia kembali di buat terkejut dengan sebuah kalimat yang pria itu ucapkan.

"Besok temani aku jalan-jalan, aku sudah meminta Him untuk mengosongkan agendaku."

Rahella masih mematung belum memberi respon, sampai mobil yang dibawa pria itu menghilang Rahella baru sadar bahwa ini bukan mimpi saat merasakan seekor nyamuk menggigit pipinya.

"Tuan Fir, memintaku untuk menemaninya jalan-jalan, apakah ini masih dibilang kategori pekerjaan seorang Sekretaris, hah yang benar saja." Rahella bergumam sambil berjalan memasuki kostnya.

"Awas saja bila besok menyusahkan aku, dan membuat aku lelah," imbuhnya lagi seraya membuka pintu kamar kostnya.

Dan hari-hari selanjutnya Rahella semakin terpaku dengan perubahan sikap dan kebaikan Tuan Firnando terhadapnya.

Sejak hari di saat ia diminta untuk menemani jalan-jalan, rupanya tidak sekedar hanya menemani, tetapi Rahella mendapat banyak hadiah dari tas, baju, sepatu, jam tangan. Dan semua itu barang-barang branded.

Bahkan jika dirinya yang harus membeli mungkin bisa langsung memiliki hutang di perusahaan selama setahun, tidak! pasti lebih setahun, Rahella melihat harganya saja seperti mencekik lehernya sendiri.

Dan masih ada hal yang membuat Rahella makin terkejut mendapat perubahan sikap Tuan Firnando yang satu ini.

Keduanya saat ini posisi duduk di sebuah bangku mengarah ke sebuah danau.

Air danau itu sangat jernih, meski dipandang saat malam hari, Danau tersebut terletak di tengah kota, bila mengunjungi Danau di malam hari, maka akan semakin memanjakan mata kita, pancaran lampu dari sebuah gedung serta lampu-lampu bewarna-warna menghias langsung Danau tersebut. Dan semakin membuat indah.

Ada beberapa bangku yang terletak di pinggir Danau tersebut, serta rerumputan yang terawat.

Rahella belum mengerti mengapa ia dibawa ke tempat seindah ini, dan rasanya ia baru tahu bahwa di kota ini ada keindahan alam yang sudah ia lewatkan.

Rahella masih asik mengambil gambar foto Danau tersebut melalui handphonenya, hingga tiba-tiba sebuah tangan milik pria di sampingnya menghentikan kegiatannya.

Rahella menoleh ke arah pria tersebut, meski waktu malam hari tapi tidak menutup wajah tampannya, karena di bawah lampu yang menyala terang.

"Mulai sekarang kita berteman."

Rahella menaikan satu alisnya bertanda belum mengerti, Tuan Firnando kembali bicara dan menjelaskan.

"Bila di luar waktu kerja kita berteman, dan ..." Firnando menarik nafas seraya berpikir menyusun kalimat yang tepat.

"Intinya kita berteman!"

Firnando mengatakan lebih tegas dan itu terdengar memaksa bukan kalimat ajakan berteman secara baik-baik.

Mungkin terasa sulit bagi Tuan Firnando mengatakan kalimat yang gampang. Bagi ia yang irit bicara.

Pria itu kembali ke duduk semula, mengarah ke depan melihat air Danau yang tenang.

Kepalanya baru mengangguk kecil saat Rahella menanyakan yang tadi Tuan Firnando ucapkan.

"Apa maksud, Tuan. Kita mulai saat ini seperti teman, asalkan di luar jam kerja?"

Hah, bilang seperti itu kenapa? kan tidak perlu membuat aku bingung tadi. ucapnya dalam hati.

Perlakuan-perlakuan manis, mungkin hal biasa bagi yang melakukan, tapi tidak bagi yang menerima, karena bisa salah mengartikan, namun sebisa mungkin Rahella menjaga supaya tidak jatuh hati atas perlakukan Tuan Firnando.

Hal yang di sebut teman ternyata seperti mendapat perhatian dari seorang kekasih.

Entah karena ikatan batin antara Ayah dan Anak yang di kandung Rahella, atau memang ada hal lain, intinya Rahella tidak berani mengartikan yang lebih, karena ia sadar posisinya hanya sekertaris biasa.

Rahella membeku saat Tuan Firnando mengecup bibirnya, dan pria itu langsung pergi meninggalkan ia yang mematung.

Keesokan harinya.

Rahella ingin mengatakan kehamilannya pada Tuan Firnando, ia sudah menyiapkan mental bila kemungkinan Tuan Firnando marah dan tidak mau bertanggung jawab, tapi Rahella sudah mengambil keputusan bahwa ia tidak akan membunuh calon bayinya.

Rahella mengusap perutnya, lalu ia memutar handel pintu ruang presdir, kakinya mulai melangkah masuk, belum sempat ia mengatakan tujuannya datang kemari pada pria yang saat ini berdiri di hadapannya seraya memegang bahunya.

Namun ia lebih dulu mendengar kalimat yang menusuk hatinya bahkan langsung menghancurkan harapannya.

"Kamelia, kembali. Aku akan melangsungkan pernikahan dengannya lusa."

Rahella melihat senyum Tuan Firnando, senyum bahagia yang beberapa hari ini diperlihatkan terus padanya.

Haruskah ibumu mengalah, Nak. Batin Rahella seraya menatap wajah Tuan Firnando yang lebih tinggi darinya.

Episodes
1 Bab. 1. Amarah Tuan Firnando.
2 BAB. 2. Tampan tapi galak.
3 BAB. 3. Hukuman dari Bos tampan.
4 BAB 4. Salah masuk jari manis.
5 BAB 5. ULAH YUDA
6 BAB 6. Gara-gara diet.
7 BAB 7. Membeku sesaat.
8 BAB 8. Ditinggalkan di hari pertunangan
9 BAB 9. diam-diam Firnando memperhatikan
10 BAB 10. Meminta restu ibu
11 BAB 11. Rahella pingsan.
12 BAB 12. Hamil
13 BAB 13. Sudah jatuh tertimpa tangga.
14 BAB 14. Tidur di pangkuan.
15 BAB. 15. Pria penolong
16 BAB 16. Selalu orang yang sama.
17 BAB 17. Hari luar biasa.
18 BAB 17. Hancur harapan.
19 BAB 19. Rahella mengalah
20 BAB 20. Batal menikah.
21 BAB 21. Kamelia menyedihkan.
22 BAB 22. Ibu menemukan buku panduan kehamilan milik Rahella.
23 BAB. 23. Kedatangan Firnando.
24 BAB. 24. Hari pernikahan.
25 BAB 25. Berjanji.
26 BAB 26. Kembali ke kota.
27 BAB 27. Penolakan Nenek Ita.
28 BAB 28. Gigitan di bahu.
29 BAB 29. Mengancam Firnando.
30 BAB 30. Trending topik di perusahaan.
31 BAB 31. Siapa laki-laki yang kamu cintai
32 BAB 32. Kan saya istri Tuan.
33 BAB 33. Tanpa sengaja bertemu Yuda.
34 BAB 34. Blibli salah paham.
35 BAB 35. Menyalakan api cemburu.
36 BAB. 36. USG Adek.
37 BAB 37. Jebakan Monika gagal.
38 BAB. 38. Pemadam api amarah.
39 BAB 39. bagai tak kasat mata.
40 BAB 40. Pertengkaran Rahella dan Kamelia.
41 BAB. 41. Monika di pecat.
42 BAB. 42. Menunjukan dia milikku.
43 BAB 43. Debat wangi shampo.
44 BAB. 44. Di tunggu tidak datang.
45 BAB 45. Kehebohan Firnando.
46 BAB 46. Menjemput Rahella.
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab. 1. Amarah Tuan Firnando.
2
BAB. 2. Tampan tapi galak.
3
BAB. 3. Hukuman dari Bos tampan.
4
BAB 4. Salah masuk jari manis.
5
BAB 5. ULAH YUDA
6
BAB 6. Gara-gara diet.
7
BAB 7. Membeku sesaat.
8
BAB 8. Ditinggalkan di hari pertunangan
9
BAB 9. diam-diam Firnando memperhatikan
10
BAB 10. Meminta restu ibu
11
BAB 11. Rahella pingsan.
12
BAB 12. Hamil
13
BAB 13. Sudah jatuh tertimpa tangga.
14
BAB 14. Tidur di pangkuan.
15
BAB. 15. Pria penolong
16
BAB 16. Selalu orang yang sama.
17
BAB 17. Hari luar biasa.
18
BAB 17. Hancur harapan.
19
BAB 19. Rahella mengalah
20
BAB 20. Batal menikah.
21
BAB 21. Kamelia menyedihkan.
22
BAB 22. Ibu menemukan buku panduan kehamilan milik Rahella.
23
BAB. 23. Kedatangan Firnando.
24
BAB. 24. Hari pernikahan.
25
BAB 25. Berjanji.
26
BAB 26. Kembali ke kota.
27
BAB 27. Penolakan Nenek Ita.
28
BAB 28. Gigitan di bahu.
29
BAB 29. Mengancam Firnando.
30
BAB 30. Trending topik di perusahaan.
31
BAB 31. Siapa laki-laki yang kamu cintai
32
BAB 32. Kan saya istri Tuan.
33
BAB 33. Tanpa sengaja bertemu Yuda.
34
BAB 34. Blibli salah paham.
35
BAB 35. Menyalakan api cemburu.
36
BAB. 36. USG Adek.
37
BAB 37. Jebakan Monika gagal.
38
BAB. 38. Pemadam api amarah.
39
BAB 39. bagai tak kasat mata.
40
BAB 40. Pertengkaran Rahella dan Kamelia.
41
BAB. 41. Monika di pecat.
42
BAB. 42. Menunjukan dia milikku.
43
BAB 43. Debat wangi shampo.
44
BAB. 44. Di tunggu tidak datang.
45
BAB 45. Kehebohan Firnando.
46
BAB 46. Menjemput Rahella.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!