BAB. 2. Tampan tapi galak.

Di gedung perusahaan Jain grup.

ciiiiittttttt.

Sebuah mobil sport berwarna silver dengan nomor polisi FJG 12 96. Berhenti tepat di depan gedung perusahaan Jain grup, siapa lagi pemiliknya bila bukan Presdir Jain grup.

Asisten pribadinya nampak keluar lebih dulu lalu berjalan mengitari mobil dan membukakan pintu mobil untuk tuannya.

Nampak salah satu kaki jenjang mulai melangkah keluar mobil dengan gerakan elegan, pria tampan berkaca mata hitam menyembul keluar dari dalam mobil lalu berjalan seraya mengancingkan jasnya, berjalan masuk ke dalam perusahaan yang diikuti asisten Him dan dua bodyguard di belakangnya.

Para karyawan staf kantor tidak pernah melewatkan pemandangan indah yang membuat hatinya terkagum-kagum, pasti akan melihat tuan Fir bila saat sedang berjalan melewati ruang staf walau hanya melirik.

Tidak hanya wanita tetapi juga pria mereka semua adalah fans berat Presdir Jain grup, hingga di meja kerjanya masing-masing pasti ada foto tuan Firnando. Dan hal itu tidak di masalahkan selagi masih mengikuti aturan-aturan perusahaan.

Rahella yang juga baru tiba ia langsung menuju ruangannya.

Tidak jauh dari Rahella berdiri ada wanita cantik yang menatap tajam kearahnya.

"Aku akan pastikan dia tidak akan bertahan lama bekerja sebagai sekertaris anda tuan Fir." wanita cantik itu tersenyum miring.

"Manager Monika." suara wanita mampu membuat Monika mengalihkan pandangannya. Yang kini beralih menatap wanita itu, wanita pekerja di bagian staf memberitahu rapat meeting akan segera dimulai.

Manager Monika kemudian berjalan menuju ruang meeting.

Di ruang meeting perusahaan Jain grup.

Semua orang para petinggi perusahaan Jain grup sudah berkumpul di ruang meeting tersebut, dan saat pintu ruangan meeting terbuka semua orang langsung berdiri seraya menunduk pada orang yang datang yaitu Presdir Firnando Merkurius Angkasa yang diikuti dua orang di belakangnya yaitu asisten Him dan sekertaris Rahella.

Kini rapat di mulai, semua orang sudah siap dengan kertas di atas mejanya masing-masing.

"Kali ini sekertaris Rahella yang akan menjelaskan," ucap asisten Him, seraya mempersilahkan untuk Sekertaris Rahella.

Manager Monika tersenyum sinis.

Rahella menarik nafas dalam-dalam sebelum ahirnya ia menjelaskan, "Baik kita langsung saja kebagian penjelasan, kali ini saya akan menyampaikan peluncuran produk baru yang ..." terhenti saat suara orang meminta stop.

"Peluncuran produk baru," ulang Firnando seraya menaikan satu alisnya.

Semua orang tampak bingung, tetapi manager Monika tersenyum puas dalam hati.

"Meeting kali ini bukan tentang peluncuran produk baru, kenapa kau bisa salah membawa file." menatap tajam kearah Rahella.

"Maaf tuan." Rahella menunduk, ia sadar karena kecerobohannya hingga salah membawa file.

Fir nampak membuang nafas kasar lalu memerintah Rahella untuk mengambil berkas yang asli dengan nada ketus.

Rahella keluar ruangan namun tidak lama ia sudah kembali dan setelah itu meeting kembali dimulai, dan salam waktu satu jam meeting pun selesai.

Dan jangan lupakan selama meeting berlangsung Firnando nampak terus menghela nafas kasar karena sekertaris barunya yang banyak sekali membuat kesalahan, bahkan tadi sekertaris barunya sempat menumpahkan minuman soda ke atas filenya hingga basah dan rusak.

Fir tentu sangat marah dengan kecerobohan Rahella, Namun ia masih menoleransi meski toleransinya masih dibilang keterlaluan, tapi itu lah Fir yang tidak bisa berbuat lembut.

Siang hari.

"Rahella."

Rahella yang merasa namanya disebut ia langsung mendekati tuannya. "Iya tuan."

"Ni." Fir menyerahkan setumpuk dokumen ke tangan Rahella, Rahella pipinya langsung mengembung, kenapa sebanyak ini pikirnya.

"Ingat jangan ada yang salah." Fir lalu mengibaskan tangannya menyuruh Rahella untuk pergi dari hadapannya.

Satu jam kemudian.

Rahella kembali menemui presdir setelah mendapat telepon darinya.

"Tu ...."

Baru mau menyapa, tapi sudah terkena Sambaran petir duluan.

"Kau bisa kerja tidak!" Fir melempar kertas file di hadapan Rahella, hingga membuat beberapa kertas terbang mengudara bersamaan suaranya yang menggelegar memenuhi seisi ruangan.

Fir memijit pangkal hidungnya dan menghela nafas kasar.

"Maaf Tuan apa bila di hari pertama ini saya masih banyak kesalahan." Kepalanya menunduk dalam.

"Saya akan berusaha untuk perbaiki dan bekerja lebih baik lagi setelah ini, Tuan."

Rahella langsung memunguti kertas-kertas itu lalu keluar ruangan tidak lupa menunduk sebelum menutup pintu.

Satu jam kemudian.

"Baik tuan saya akan datang segera," ucapnya dalam sambungan telepon."

kreekk. "Tuan." Rahella masuk keruan CEO.

Kali ini bukan melempar kertas lagi, tapi Tuan Fir membuat kode melalui tangannya untuk Rahella segera mendekat, dan jangan lupakan tatapan matanya yang tajam.

Fir memberikan sebuah berkas ke tangan Rahella. Yang langsung Rahella terima dengan segala ocehan dan syarat-syarat yan Fir lontarkan agar besok meeting berjalan lancar.

"Saya permisi, Tuan."

"Hemm."

Setelah masuk ke ruang kerjanya lagi, Rahella melakukan pekerjaan kali ini dengan lebih teliti, selain tidak ingin membuat kecewa bosnya, ia juga tidak ingin terus-menerus kena amarah.

Memastikan jadwal meeting besok dengan benar. Menyiapkan dokumen peluncuran produk baru dengan benar. Rahella lakukan dengan sangat teliti ia ulang hingga memastikan yakin benar.

Sore hari.

Rahella masuk ke ruang Presdir dengan kepala sangat menunduk, ia tidak berani menatap wajah bosnya yang dalam bayangannya pasti sudah Seperti kilatan petir yang akan segera menyambar tubuhnya.

"Apa menurutmu lantai itu lebih tampan dari pada wajahku, hem." Fir tersenyum sinis, lalu membuang nafas kasar.

Rahella masih setia menunduk belum punya keberanian untuk mengangkat kepalanya.

Fir menghela nafas panjang saat melihat Rahella masih dalam posisinya.

"Tatap aku! apa ini caranya kamu berbicara dengan atasan kamu, huh!"

Brakkkkk.

Rahella langsung terlonjak kaget dan reflek ia langsung mengangkat kepalanya, kini ia bisa melihat bahwa bosnya sedang benar-benar dalam keadaan marah.

Tubuhnya yang terbalut jas warna hitam dengan matanya yang menyipit tajam, benar-benar menambah auranya mengerikan.

"Pulanglah, saya cuma mau bilang itu saja."

Rahella menunduk lalu ia bergegas mau keluar tangannya sudah memutar handel pintu, namun tiba-tiba ia berhenti.

"Tunggu."

Rahella balik badan, kini posisinya menghadap kearah bosnya.

"Aku hampir lupa, silahkan kamu tanda tangani surat kontrak kerja ini." Fir meletakkan sebuah kertas serta pena di atas mejanya.

Rahella mendekat lalu mengambil kertas itu dan membacanya. "Tiga bulan," ucapnya dalam hati.

"Kau akan bekerja disini selama tiga bulan ... dan bila pekerjaanmu bagus, maka aku akan pertimbangkan."

Rahella mengangguk mengerti, lalu ia membubuhkan tanda tangan kontrak kerja tersebut.

Fir kembali menjatuhkan tubuhnya di kursi kebesarannya, memijit pelipisnya yang terasa pusing, menghela nafas seraya menatap langit-langit ruangan. Fir berpikir juga harus memiliki ekstra sabar dengan kekurangan Rahella. Meski itu bukan tipenya untuk sabar.

Setelah keluar dari ruang presdir Rahella tidak langsung pulang, ia saat ini berdiri di roof top, waktu menunjukan pukul enam sore. Di atas gedung itu di buat sebuah area yang luas untuk tempat pesawat helikopter.

"Aaaaaaaa, dasar bos gila, bos arogan, bos monster, seperti harimau, seperti macan, seperti buaya, huh huh huh."

Rahella berteriak sekencang mungkin mengeluarkan seluruh umpatannya di roof top

dengan nafas yang tersengal-sengal.

Rahella masih terus mengumpat seraya tangannya menunjuk-nunjuk ke udara.

dan setelah merasa tenang, Rahella kembali ke lantai dasar lalu menuju pulang.

Namun saat Rahella sedang menunggu taksi, tiba-tiba Monika datang dan mendorong tubuh Rahella hingga jatuh tersungkur di atas aspal.

Monika menunjuk Rahella dengan marah seraya memperingati untuk jaga jarak dengan Firnando.

Rahella masih belum paham namun seketika otak genius nya menangkap bahwa mungkin wanita di hadapannya menyukai bosnya.

Rahella tersenyum sinis menatap kepergian Monika. "Menjijikkan."

Episodes
1 Bab. 1. Amarah Tuan Firnando.
2 BAB. 2. Tampan tapi galak.
3 BAB. 3. Hukuman dari Bos tampan.
4 BAB 4. Salah masuk jari manis.
5 BAB 5. ULAH YUDA
6 BAB 6. Gara-gara diet.
7 BAB 7. Membeku sesaat.
8 BAB 8. Ditinggalkan di hari pertunangan
9 BAB 9. diam-diam Firnando memperhatikan
10 BAB 10. Meminta restu ibu
11 BAB 11. Rahella pingsan.
12 BAB 12. Hamil
13 BAB 13. Sudah jatuh tertimpa tangga.
14 BAB 14. Tidur di pangkuan.
15 BAB. 15. Pria penolong
16 BAB 16. Selalu orang yang sama.
17 BAB 17. Hari luar biasa.
18 BAB 17. Hancur harapan.
19 BAB 19. Rahella mengalah
20 BAB 20. Batal menikah.
21 BAB 21. Kamelia menyedihkan.
22 BAB 22. Ibu menemukan buku panduan kehamilan milik Rahella.
23 BAB. 23. Kedatangan Firnando.
24 BAB. 24. Hari pernikahan.
25 BAB 25. Berjanji.
26 BAB 26. Kembali ke kota.
27 BAB 27. Penolakan Nenek Ita.
28 BAB 28. Gigitan di bahu.
29 BAB 29. Mengancam Firnando.
30 BAB 30. Trending topik di perusahaan.
31 BAB 31. Siapa laki-laki yang kamu cintai
32 BAB 32. Kan saya istri Tuan.
33 BAB 33. Tanpa sengaja bertemu Yuda.
34 BAB 34. Blibli salah paham.
35 BAB 35. Menyalakan api cemburu.
36 BAB. 36. USG Adek.
37 BAB 37. Jebakan Monika gagal.
38 BAB. 38. Pemadam api amarah.
39 BAB 39. bagai tak kasat mata.
40 BAB 40. Pertengkaran Rahella dan Kamelia.
41 BAB. 41. Monika di pecat.
42 BAB. 42. Menunjukan dia milikku.
43 BAB 43. Debat wangi shampo.
44 BAB. 44. Di tunggu tidak datang.
45 BAB 45. Kehebohan Firnando.
46 BAB 46. Menjemput Rahella.
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab. 1. Amarah Tuan Firnando.
2
BAB. 2. Tampan tapi galak.
3
BAB. 3. Hukuman dari Bos tampan.
4
BAB 4. Salah masuk jari manis.
5
BAB 5. ULAH YUDA
6
BAB 6. Gara-gara diet.
7
BAB 7. Membeku sesaat.
8
BAB 8. Ditinggalkan di hari pertunangan
9
BAB 9. diam-diam Firnando memperhatikan
10
BAB 10. Meminta restu ibu
11
BAB 11. Rahella pingsan.
12
BAB 12. Hamil
13
BAB 13. Sudah jatuh tertimpa tangga.
14
BAB 14. Tidur di pangkuan.
15
BAB. 15. Pria penolong
16
BAB 16. Selalu orang yang sama.
17
BAB 17. Hari luar biasa.
18
BAB 17. Hancur harapan.
19
BAB 19. Rahella mengalah
20
BAB 20. Batal menikah.
21
BAB 21. Kamelia menyedihkan.
22
BAB 22. Ibu menemukan buku panduan kehamilan milik Rahella.
23
BAB. 23. Kedatangan Firnando.
24
BAB. 24. Hari pernikahan.
25
BAB 25. Berjanji.
26
BAB 26. Kembali ke kota.
27
BAB 27. Penolakan Nenek Ita.
28
BAB 28. Gigitan di bahu.
29
BAB 29. Mengancam Firnando.
30
BAB 30. Trending topik di perusahaan.
31
BAB 31. Siapa laki-laki yang kamu cintai
32
BAB 32. Kan saya istri Tuan.
33
BAB 33. Tanpa sengaja bertemu Yuda.
34
BAB 34. Blibli salah paham.
35
BAB 35. Menyalakan api cemburu.
36
BAB. 36. USG Adek.
37
BAB 37. Jebakan Monika gagal.
38
BAB. 38. Pemadam api amarah.
39
BAB 39. bagai tak kasat mata.
40
BAB 40. Pertengkaran Rahella dan Kamelia.
41
BAB. 41. Monika di pecat.
42
BAB. 42. Menunjukan dia milikku.
43
BAB 43. Debat wangi shampo.
44
BAB. 44. Di tunggu tidak datang.
45
BAB 45. Kehebohan Firnando.
46
BAB 46. Menjemput Rahella.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!