Sepulang dari Bali kemarin, hingga pagi sampai siang tadi Rahella belum bertemu Firnando, bahkan tadi saat ia masuk ke ruangannya pria itu juga tidak ada. Dan sore ini sebelum pulang Rahella ingin menemui Firnando untuk mengutarakan keinginannya.
Rahella mengetuk pintu, ia langsung masuk setelah dipersilahkan oleh suara pria di dalam sana.
Rahella berjalan mendekati Firnando yang saat ini sedang berdiri menghadap ke jendela melihat ke luar.
"Tuan, besok saya minta ijin satu hari untuk pulang menemui, ibu saya."
Firnando membalikan badannya, kini ia bisa melihat wanita bertubuh mungil dengan rambut ikal bergelombang.
"Baiklah cuma satu hari."
Rahella langsung mendongakkan kepalanya yang tadi sempat menunduk.
"Terimakasih, Tuan." Hatinya sangat senang mendapat ijin dari bosnya, kini ia bisa menemui ibunya bersama kekasihnya Dimitri untuk meminta restu.
Sore hari itu Rahella langsung Pulang menuju kost yang selama ini ia tinggali, Rahella bersiap memasukan barang-barang yang mau di bawa pulang ke dalam tas ranselnya, Rahella tidak lupa dengan hadiah untuk Ibu dan Kakaknya.
Tepat pukul tujuh pagi Dimitri sudah datang, memang harus pagi-pagi sekali perjalanan untuk berkunjung ke rumah Ibunya Rahella, karena sore hari sudah harus kembali ke Jakarta lagi, karena ada pekerjaan yang tidak bisa Dimitri tinggalkan besok.
Perjalan sampai di rumah orang tua Rahella itu tidak lama, hanya membutuhkan waktu tiga jam sudah sampai.
Dimitri membawa mobil pribadinya kini sekitar radius beberapa meter Rahella sudah bisa melihat rumahnya yang nampak di pinggir pulau.
Hanya waktu tiga puluh menit harus menggunakan kapal pelayar untuk bisa sampai rumah Rahella.
Mobilnya Dimitri di titipan ke tempat penitipan kendaraan yang tersedia sebelum berlayar menyebrangi pulau.
Rahella melambaikan tangan ke arah ibunya yang sudah menunggu ke datangannya.
"Ibu ..." teriaknya seraya berlari memeluk Ibunya.
"Kau, ahirnya pulang juga kau." Ibu Peti mengusap punggung Rahella.
Kini Ibu Peti beralih menatap Dimitri, pria tampan yang selama ini ia kenal sebagai kekasih putrinya.
Hubungan keduanya memang sudah rumayan lama sekitar tiga tahunan keduanya sudah menjalin asmara sejak Rahella masih kuliah. Dan tentu Ibu Peti mengenal Dimitri karena ini bukan pertama kalinya mereka bertemu.
"Ibu ..." Senyum yang manis menghias di bibir Dimitri, pria itu lalu meraih tangan Ibu Peti dan mencium punggung tangan itu.
Setelah masuk ke dalam rumah, Rahella dan Dimitri mengatakan tujuannya berkunjung ke Rumah.
Keinginan mereka berdua yang akan secepatnya menikah, namun untuk saat ini akan bertunangan lebih dulu.
"Ibu, saya ini melamar, Rahella."
Sebuah kalimat yang langsung membuat hati Ibu Peti langsung senang, sebagai ibu tentu bahagia bila putrinya di pinang.
Di ruang tersebut ada Kakaknya Rahella juga, Ibu Peti dan kedua Kakaknya memberi restu untuk keduanya menikah.
Dimitri lalu meraih kotak kecil berisi cincin lalu kemudian menyematkan cincin tersebut ke jari manis Rahella.
Terdengar nafas lega dari Ibu Peti dan Kakaknya Rahella, semuanya tampak tersenyum bahagia.
Waktu sudah menunjuk siang hari, Ibu Peti mengajak semuanya untuk makan siang, mengajak Dimitri untuk makan di restoran yang selama ini ia bangun.
Restoran satu-satunya di pulau xx yang terkenal makan enaknya sambel teri.
"Kesukaan kamu, Nak Dimitri." Ibu Peti tersenyum seraya meletakkan sambel teri di meja dekat Dimitri.
"Terimakasih, Ibu." Dimitri tersenyum.
Semua keluarga Rahella ikut makan bersama, terdiri dari ibunya dan kedua Kakaknya.
Makan siang itu dilalui dengan bahagia yang kadang disertai dengan canda tawa.
Dan sebelum kembali ke kota lagi, Rahella mengajak Dimitri ke tempat yang biasa keduanya datangi bila berkunjung ke sini.
Di bawah pohon kelapa, namun buah kelapanya tidak ada, udara sejuk dari pulau itu memberi suasana lebih nyaman.
Kini keduanya duduk di sebuah bangku yang terdapat di bawah pohon kelapa itu.
Rahella menyandarkan kepalanya di bahu Dimitri. "Kak, aku bahagia."
Dimitri menggenggam tangan Rahella lalu ia letakkan di dadanya, kini Rahella bisa merasakan detak jantung milik Dimitri.
"Aku juga bahagia, kita akan bersama selamanya." Dimitri membawa tangan Rahella ke dekat bibirnya lalu ia mengecup punggung tangan itu.
"Kak ..." Rahella sedikit mengangkat kepalanya untuk bisa melihat wajah Dimitri.
"Iya." Dimitri membenahi duduknya supaya Rahella bisa lebih nyaman.
"Bila nanti sudah menikah, apakah aku diijinkan bekerja?"
Terdengar gelak tawa kecil dari bibir Dimitri.
"Tidak ada yang bisa aku larang selagi itu bisa membuatmu bahagia."
Ah, soswit, hati Rahella berbunga-bunga.
Keduanya lanjut bercerita tentang kisah keduanya yang sudah selama ini dilalui bersama.
Dari jarak tidak jauh dengan Rahella dan Dimitri duduk, Ibu Peti tersenyum ke arah mereka, sebagai Ibu Singgel dengan tiga putri, Ibu Peti sangat bersyukur kini setelah kedua putrinya menikah sekarang putri yang ketiga juga akan menikah.
"Pa, Ibu bahagia." Ibu Peti bicara dalam hatinya seraya mengusap sudut matanya yang entah sejak kapan sudah basah.
Menjelang sore hari, Rahella dan Dimitri ijin pamit untuk kembali ke kota.
Rahella melambaikan tangan ke arah ibunya dan kakaknya sebelum ahirnya ia memasuki kapal pelayar.
Ibu Peti masih setia menatap kapal tersebut hingga menghilang dari pandangannya.
Rahella menatap air yang tampak jernih itu dengan bibir terus tersenyum.
Dimitri dari arah belakang melingkarkan tangannya di pinggang Rahella lalu menenggelamkan wajahnya di leher Rahella.
Mengecup sekilas leher itu lalu membawa kedua tangan Rahella seperti gaya terbang, sebuah adegan di film Titanic.
Udara sejuk menerpa wajah cantik dan tampan milik keduanya, tidak terasa kini kapal yang membawa keduanya sudah sampai pinggiran.
Rahella dan Dimitri segera ke luar lalu menuju tempat penitipan mobil.
Setelah mengambil mobilnya, Dimitri langsung melajukan mobilnya menuju Jakarta.
Banyak canda tawa terdengar dari bibir keduanya saat dalam perjalanan, menceritakan hal-hal yang lucu hingga mengundang gelak tawa.
Tangan Dimitri yang satunya mengusap puncak kelapa Rahella dengan sayang, bahkan saat-saat seperti ini bisa mereka pahami sangat jarang di lakukan, karena sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Tidak terasa perjalanan yang menyenangkan itu kini telah sampai di dekat kost Rahella.
Sebelum ke luar mobil, Dimitri mengecup kening Rahella cukup lama kemudian beralih mencium punggung tangan Rahella. "Jaga diri baik-baik." Dimitri mencium pipi Rahella sekilas.
Rahella tersipu rona merah tergambar di wajahnya, ia hanya mampu mengangguk kecil seraya tersenyum ke arah Dimitri.
Rahella melambaikan tangan sebelum Dimitri menutup kaca mobilnya dan melajukan mobilnya.
Rahella dengan bahagia berjalan melangkah masuk ke dalam kostnya.
Setelah sampai membersihkan diri, dan setelah selesai lalu berpakaian kemeja malam ia langsung istirahat di ranjang.
Waktu sudah malam, meski belum begitu larut.
Mata lelah itu seolah ingin segera membawanya masuk ke dalam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments