Dua Minggu kemudian.
Di malam hari, di kos putri Bu Sri.
Rahella sedang duduk di depan meja, ia tampak menulis sesuatu di sebuah memo.
"Hem, sudah selesai," ucapnya seraya menempel memo tersebut di buku khusus agenda pekerjaan miliknya.
Ya, setiap malam sepulang kerja, Rahella pasti akan menulis jadwal penting yang akan ia lakukan hari esoknya di memo, lalu ia tempel di buku agenda miliknya yang selalu ia bawa kerja, semua itu ia lakukan karena ia memiliki kebiasaan pelupa. Dan tentu supaya semua berjalan lancar, karena mengingat bosnya yang arogan.
drrtt.
Rahella melirik handphonenya yang berdering. "ibu," gumamnya saat membaca nama di layar handphone.
"Ibu, apa kabar?" ucapnya di sambungan telefon.
Namun setelah mendapat panggilan telepon dari sang ibu, wajah Rahella berubah tidak terbaca dengan perlahan Rahella menurunkan handphone dari telinganya.
Di tempat lain, di rumah sakit.
Pria tampan yang beberapa hari lalu tidak berdaya bahkan wajahnya dipenuhi lebam merah, kini dirinya sudah siuman dari komanya.
Tampak wanita cantik yang duduk di samping ranjang pasien, wanita yang begitu setia menemani dan menjaga selama dua Minggu ini.
Wanita cantik itu langsung tersenyum lebar saat mendapati pria yang ia jaga mau membuka matanya. Wanita itu langsung menghambur dan memeluk pria tampan itu.
"Yuda ... aku bahagia kamu sadar."
Wanita cantik itu membuang nafas kasar, saat ia tahu penyebab Yuda menjadi seperti ini. Wanita itu terus memohon supaya Yuda menghentikan aksi gilanya untuk balas dendam, karena wanita itu tidak ingin terjadi hal buruk lagi.
Yuda meraih tangan wanita itu, lalu ia letakkan di atas dadanya seraya menggenggamnya. "Tidak, Sandrina!" ucapnya tegas, wajahnya tampak marah. Sorot matanya terlihat penuh kebencian.
Sandrina ahirnya mengalah, sandrina tersenyum lalu menyelimuti Yuda Hinga batas leher.
Keesokan harinya.
Perusahaan Jain grup.
kreekk.
Fir membuka pintu ruangannya, lalu menatap kearah Rahella yang sudah menunggu dirinya di luar ruangan sedari tadi.
Fir menatap kearah berkas di tangan Rahella. Tanpa mengubah ekspresinya yang datar dan dingin.
Berbeda dengan Rahella yang sudah memberikan senyum semanis mungkin.
Fir berjalan lebih dulu seraya memasukan satu tangannya ke saku celana. lalu diikuti Rahella di belakang nya serta dua bodyguard.
Kini mereka berempat sudah keluar dari lift dan telah sampai di lantai dasar, Monika yang melihat kepergian empat orang tersebut, dirinya semakin marah melihat Rahella kini menjadi wanita yang terus di samping Firnando.
arghhhh.
monika mengepalkan tangannya.
Mereka berempat berhenti di pintu keluar untuk menunggu mobil yang Asisten Him siapkan.
drrtt.
Rahella mendapat pesan masuk dari klien bisnis. Ia ingin memberitahu Firnando. Namun matanya menangkap sosok Monika yang menahan amarah menatap kearahnya.
Rahella tersenyum penuh arti, lalu ia mengambil posisi berdiri tepat di hadapan Fir dengan menjijitkan kaki cantiknya dan perlahan memiringkan wajahnya lalu mulai berbisik.
Tentu posisi ini membuat para karyawan wanita langsung heboh menjerit-jerit dalam hati merasa iri dengan Rahella.
Monika semakin marah meradang, giginya berkelatuk tangan terkepal. "Dia berani melawan aku!"
Fir bukan tidak tau, dia bahkan sangat tahu tujuan Rahella.
Fir sedikit menoleh hingga ia bisa mencium aroma rambut Rahella.
Ckrek. "Gue abadikan dalam foto ... momen langka." Keisengan salah satu karyawan.
Fir yang juga kurang menyukai sikap Monika yang mencintai dirinya, Fir manfaatkan situasi ini.
Saat Rahella hendak ingin ke posisi semula namun Fir memajukan salah satu kakinya hingga saat Rahella mau melangkah mundur ia tersandung dan ....
Rahella menabrak dada bidang Firnando dan membuat bekas bibir merah di Jas hitamnya.
Fir tidak merubah ekspresinya, masih terlihat dingin.
Jiwa karyawan yang jomblo meronta-ronta melihat adegan tersebut.
Monika semakin panas hatinya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Him."
Asisten Him menoleh, ia yang sudah paham lalu membuka bagasi mobil dan mengambil sesuatu dari dalam sana.
Fir membuka dan melepas jasnya dengan gerakan dramatis.
Bruukk.
Jas itu mendarat sempurna menutupi wajah Rahella. Satu kata. "Wangi."
Rahella masih menikmati aroma wangi dari jas itu. Hingga suara tegas ia dengar dan perlahan ia menyingkirkan jas itu dari wajahnya.
"Untuk mu!"
Rahella melihat Firnando sudah masuk mobil, lalu ia segera mengikuti melangkah menuju mobil seraya menyelimutkan jas itu ke tubuhnya.
*
*
*
Tidak butuh waktu lama kini dua mobil sport Mercedes Benz, sudah sampai di salah satu restoran ternama di kota ini.
Kni Rahella dan Firnando telah berjalan memasuki ruang VIP yang telah dipesan sebelumnya.
"Selamat datang Tuan Firnando," ucap Tuan Jordi seraya menjabat tangan-tangannya Firnando. Dan memberikan senyum penuh tulus.
Namun Fir hanya tersenyum kecil, dan itu tidak masalah bagi tuan Jordi, karena Presdir Jain grup memang terkenal sebagai CEO dingin.
Pembahasan di mulai.
Selama tiga puluh menit, asisten tuan Jordi kini sudah selesai melakukan presentasi di hadapan kedua orang hebat itu, dan keduanya saling menyetujui.
Dan sekarang berganti Rahella yang akan menjelaskan tentang keuntungan dan jumlah investasi yang akan tuan Fir berikan ke perusahaan tuan Jordi.
Rahella wajahnya nampak bingung saat membuka file yang ia bawa. "Kenapa isinya beda, hah, ini kan file untuk meeting bersama tuan Andre, hah mampus aku," ucap Rahella dalam hati.
Fir memberikan tatapan menyelidik.
"Maaf tuan." Rahella langsung menundukkan kepalanya bahkan sangat menunduk.
Fir membuang nafas kasar, ia rasanya benar-benar kesal, semua jadi berantakan.
Kemudian Fir bersuara mengatakan bahwa meeting dibatalkan, lalu berdiri dari duduknya meninggalkan restoran tersebut dengan wajah penuh kekesalan.
Rahella mengelus dadanya mendapati Tuannya dalam keadaan sangat marah padanya.
Bruk.
Rahella menubruk punggung Firnando yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Kau!" Tunjuk Fir dengan kesal. Setelah balik badan.
Rahella memejam-mejamkan matanya takut.
Waktu menunjukan pukul dua siang.
Dua pria tampan yang sama-sama kaya dan tentu masih sama-sama lajang kini duduk berhadapan di sebuah ruang VIP di hotel.
Dari awal sampai akhir meeting berjalan lancar, namun siapa sangka, catatan hasil meeting dengan tuan Andre kini terkena tumpahan air jus saat tangan Rahella tanpa sengaja menyenggol jusnya saat hendak berdiri mau ke kamar mandi.
"Uppss." Rahella menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia tidak menyangka akan berbuat ulah lagi. Dan jangan tanyakan wajah bosnya yang terlihat sangat marah, bahkan seolah mampu menelannya hidup-hidup.
Perusahaan Jain grup.
"Kamu tahu, aku sangat kesal dengan kamu hari ini!" Fir menekan kata kesal, ia saat ini sangat marah, berkali-kali ia membuang nafas kasar, hatinya terasa panas dan sesak.
"Maaf tuan."
"Diam!" Fir membentak, bahkan suaranya seperti Sambaran petir.
Rahella tubuhnya gemetar, ia benar-benar merasa takut bercampur bersalah, hari ini ia benar-benar merasakan kemarahan bosnya yang membuncah.
Fir masih terus membuang nafas kasar berkali-kali, ia merasakan sudah susah untuk sabar, tangannya terkepal ia benci sesuatu yang tidak sesuai keinginannya.
Otaknya berpikir langkah apa yang harus ia ambil. Ia tidak ingin kesalahan dan kerusakan semakin menjadi karena ulah Rahella.
Ahirnya sebuah kalimat keluar dari mulutnya yang pedas.
"Bereskan kesalahan kamu, saya kasih waktu selama tiga hari!" ucapnya tegas, masih posisi berdiri membelakangi Rahella.
"Terimakasih tuan." Dalam hati Rahella merasa bersyukur masih diberi kesempatan. dan tiba-tiba terdengar suara lembut.
"Ayang."
Fir langsung balik badan saat ia hafal dengan suara yang memanggilnya Ayang.
"Kamelia." Fir melihat kekasihnya datang.
Rahella lalu keluar dari ruang tersebut dan kembali ke ruangannya.
Rahella duduk, ia menghela nafas panjang saat mengingat kejadian hari ini, ia juga mengingat permintaan ibunya tadi malam, yang membuat salah satu faktor ia kurang konsentrasi saat bekerja.
Saat tadi malam ibunya bercerita meminta bantuan uang kepada Rahella, karena restoran ibunya rubuh sebagian tertimpa pohon.
Rahella bingung karena untuk uang sebanyak itu tentu ia belum ada.
"Ibu ..." Rahella menatap langit-langit ruangan.
Waktu terus berjalan dan mulai kesalahan hari itu Rahella benar-benar melakukan pekerjaannya dengan benar dan lebih teliti, hukuman tiga hari untuknya yang diminta untuk membereskan semua kekacauan yang ia buat dan untuk mempelajari dari pekerjaan dasar, ia benar-benar memanfaatkan waktunya, dan pagi ini tepat di hari ke tiga sore hari Rahella mendatangi ruang presdir.
Setelah diijinkan masuk oleh pemiliknya, Rahella memutar handel pintu lalu berjalan masuk.
Sudah tiga hari semasa hukuman Rahella tidak bertemu bosnya. Rahella menyerahkan dokumen yang ia letakkan di meja Firnando.
Tangan kokoh itu lalu mengambil dokumen tersebut dan mulai memeriksanya.
Firnando menutup kembali dokumen tersebut setelah selesai memeriksa, kini pandangannya beralih menatap Rahella yang menunduk kepalanya.
"Sudah lebih baik ... tolong dipertahankan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments