Rahella sudah rapih dengan pakaian pesta yang dibelikan oleh Dimitri kekasihnya.
Rencana malam ini ia akan makan malam di luar bersama Dimitri, senyum Rahella tampak mengembang terus di bibirnya mengingat akan kencan di luar setelah cukup lama tidak jalan-jalan bersama, karena sama-sama sibuk dan Dimitri yang juga sibuk berkerja sebagai aktor film.
Rahella menunggu di depan gang arah jalan masuk ke tempat kosnya.
Kini mobil yang sedari tadi Rahella tunggu ahirnya sampai juga.
Dimitri keluar mobil lalu mengitari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Rahella.
"Cantik." Dimitri menggenggam tangan Rahella saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
Dimitri mulai melajukan mobilnya menuju suatu tempat.
Kini mobil yang dikendarai oleh Dimitri sudah sampai di tempat tujuan, setelah melewati padatnya jalanan.
Dimitri menutup mata Rahella, yang mengatakan akan memberikan surprise.
Rahella menurut lalu ia mengikuti langkah Dimitri yang membawa dirinya ke tempat tujuan.
"Di depan sedikit melangkah." Dimitri memberi instruksi, lalu Rahella mengikuti instruksi dari Dimitri tersebut.
Rahella merasa sudah melangkah sangat jauh tetapi juga belum sampai pikirannya.
"Apa masih lama?"
"Sebentar lagi sampai." Dimitri berbisik di telinga, Rahella.
Dan benar saja tidak lama dari Dimitri berkata kini keduanya telah sampai di tempat tujuan.
Perlahan Dimitri membuka penutup mata Rahella.
Rahella seketika terkejut memandang tempat makan malam romantis. Dan sepertinya tepat itu di khususkan untuk dirinya, melihat semua kursi di tempat tersebut tampak kosong.
Lampu-lampu lilin menghiasai di lantai serta bunga-bunga bertebaran di lantai.
Tidak jauh dari keduanya berdiri ada seorang pria yang sedang memainkan biola.
Dimitri membawa Rahella untuk duduk lalu meminta Rahella untuk membuka bok di atas meja yang sudah di hias cantik.
Bahkan aroma wangi begitu menyeruak di tempat tersebut, benar-benar di manjakan tidak hanya mata tetapi juga kenyamanan.
"Apa ini?" Rahella menatap Dimitri.
"Bukalah." Dimitri mengusap punggung tangan Rahella.
Rahella membuka bok tersebut dan saat bok itu telah terbuka sebuah cincin berlian yang menjadi pandangan pertama mata Rahella.
Bahkan ada yang lebih mengejutkan saat Rahella sempat menatap Dimitri ingin menanyakan apa maksudnya ternyata Rahella malah menangkap sebuah lampu menyala yang bertuliskan huruf Will you marry me.
Rahella seketika menangis bahagia, ia tidak menyangka akan di perlakukan seromantis ini.
"Hei, jangan menangis, aku melakukan ini semua untuk membuatmu bahagia." Jemari Dimitri mengusap lembut air mata Rahella, lalu ia mengambil cincin tersebut dan menyematkan di jari manis Rahella.
Dimitri menarik tangan Rahella, kemudian ia mencium dalam punggung tangan Rahella.
"Will you marry me." Perlahan Dimitri menatap mata Rahella, masih memegang tangan Rahella.
Rahella menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah di pipinya, bibirnya terus tersenyum tanpa bisa berkata-kata.
bilang tidak, ya. Bilang tidak, ya. Batin Rahella.
"Aku menantikan jawaban darimu." Dimitri kembali mencium punggung tangan Rahella.
Ahirnya Rahella perlahan menganggukkan kepalanya, setelah ia berpikir sudah memantapkan hatinya.
"Yes I Will."
Dimitri berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekati Rahella, Dimitri sedikit membungkukkan badannya lalu mengulurkan tangannya yang diterima langsung oleh Rahella dan keduanya mulai menari dansa.
Malam ini adalah malam yang sangat romantis bagi keduanya, terlihat bahagia dan keduanya saling melempar senyum.
Hingga rasa bahagia itu terbawa sampai di dalam pekerjaannya.
Rahella yang saat ini tengah menyelesaikan pekerjaan nampak bersenandung, seperti mendapat sebuah energi. Momen-momen yang terlewati semalam masih membekas.
Bahkan tanpa Rahella sadari ada seseorang yang masuk di ruangannya.
Orang tersebut memberi tatapan yang aneh melihat Rahella yang bekerja sambil bernyanyi.
Menatap rambut gelombang Rahella yang berayun saat dirinya hendak berjalan ke arah meja lain untuk mengambil file.
Orang tersebut menarik sudut bibirnya sedikit.
Rahella masih belum menyadari siapa yang tengah datang, hingga perlahan netra matanya menangkap sosok yang berdiri.
Seketika Rahella langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang.
"Tuan." Rahella langsung berdiri memberi hormat.
"Maaf tidak menyadari kedatangan, Anda Tuan." Rahella masih menundukkan kepalanya, merasa tidak enak hati.
Firnando menghela nafas seraya berjalan lebih masuk ke ruang tersebut, lalu tangannya tampak meraih sesuatu di almari yang berada di ruangan tersebut.
Rahella mengintip sedikit melalui sudut matanya.
Apa yang dilakukan Bos dingin itu? batin Rahella.
Fir lalu berjalan mendekati meja kerja Rahella, dan menatap Rahella yang masih setia menundukkan kepalanya.
Fir menyentuh kening Rahella seraya mendongakkan kepala Rahella untuk menatapnya.
Hah, mengapa tubuhku merasa panas dingin keningku disentuh, Tuan Firnando. Tolong jauhkan, jauhkan tangan Anda Tuan. Batin Rahella.
"Di sini ada laporan keuangan bulan lalu ... tolong kamu periksa, dan berikan padaku." Fir menunjukkan file yang masih dirinya pegang.
Jauhkan tangan, Anda Tuan. Batin Rahella.
"Aku tunggu satu jam lagi." Fir berkata dingin tanpa mengubah auranya, lalu berjalan keluar menuju ruangannya.
Rahella bernafas lega setelah mendapati tuannya pergi, ia benar-benar merasa membeku beberapa saat.
Rahella kembali duduk lalu mulai mengerjakan tugas yang barusan ia dapat dari Firnando.
Dan setelah satu jam sesuai permintaan Firnando, Rahella membawa file yang baru ia kerjakan ke ruang Presdir.
Rahella langsung meletakkan file tersebut di atas meja kerja Firnando setelah mendapat perintah masuk ke ruangannya.
Rahella beranjak ingin ke luar ruangan namun setelah menunduk hormat langkahnya terhenti saat mendengar sebuah suara.
"Tolong buatkan saya kopi." Fir berkata tanpa mengalihkan tatapannya yang masih memeriksa file tersebut.
"Baik, Tuan." Rahella berjalan ke luar ruangan lalu menuju tempat pantry di kantor.
Saat Rahella berjalan ke arah pantry, tanpa Rahella ketahui Monika mengikutinya dari belakang.
Dan saat Rahella hendak mau masuk ke ruang pantry, tiba-tiba tangannya dicekal erat oleh Monika, lalu wanita itu mendorong tubuh Rahella hingga membentur dinding.
"Aku peringatkan sekali lagi ... berani kau mengambil kesempatan mendekati Firnando, akan aku buat kau menyesal!"
Monika menatap tajam ke arah Rahella, lalu pergi begitu saja.
Cantik, tapi berhati iblis. umpat Rahella.
Rahella lalu melanjutkan apa yang menjadi tujuannya datang ke pantry.
Rahella menyalakan api kompor untuk merebus air, karena ia memiliki pengalaman bahwa air panas yang mendidih langsung dari kompor itu lebih nikmat bila buat menyeduh kopi dari pada air dispenser.
Setelah kopi tersaji, Rahella membawa kopi tersebut untuk diberikan Firnando.
Rahella masuk ke dalam ruang Presdir setelah mendapat ijin dari pemiliknya.
Firnando meneguk sedikit kopi tersebut karena masih panas.
Dalam hatinya ia memuji rasa kopi yang nikmat buatan Rahella.
Tangannya meraih beberapa file yang hari ini tengah ia periksa, hatinya cukup puas dengan kinerja Rahella hari ini. Menurutnya kinerjanya sangat bagus dan hasil kerjanya juga bagus dibandingkan dengan yang sudah-sudah.
"Simpan." Menyerahkan beberapa file ke tangan Rahella.
"Dan siapkan meeting buat besok," imbuhnya, seraya menyeruput kopi tersebut kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments