Di dalam ruang kamar yang berukuran luas, tampak seorang wanita cantik sedang menangis histeris setelah melihat sebuah foto yang dikirim seseorang ke handphonenya.
Sebuah foto pernikahan kekasihnya dengan wanita lain.
Salah satu pelayan yang melihat Nonanya sedang tidak baik-baik saja, langsung menemui Asisten Him yang selama ini ditugaskan untuk menjaga adik tuannya.
Asisten Him langsung mendatangi kamar Nona muda yang selama ini ia jaga, namun saat Asisten Him sampai di pintu kamar, ia langsung syok saat melihat Nona Muda mau melakukan percobaan bunuh diri.
Asisten Him langsung berlari mendekat dan dengan gerakan cepat ia mengambil pisau di genggaman tangan Blibli, dan menjauhkan pisau tersebut.
Blibli memberontak dalam pelukan Asisten Him. "Lepaskan aku, Him!"
"Berikan pisau itu kepadaku, Him!" Blibli mencoba meraih pisau itu yang masih berada di genggaman Asisten Him.
Asisten Him langsung mengangkat tinggi pisau itu supaya tidak terjangkau oleh tangan Blibli.
Sesaat keduanya terlihat seperti bermain yang sedang merebutkan sebuah pisau.
Setelah merasa tenaganya terkuras, Blibli kembali terisak, tangannya memeluk tubuh Asisten Him dengan kepalanya ditenggelamkan di dada bidang Asisten Him, perlahan tubuhnya meluruh kebawah disertai isak tangis.
Asisten Him memberikan pisau tersebut kepada pelayan yang berjaga khusus di kamar Blibli.
Setelah kemudian Asisten Him mencoba menenangkan Adik Tuannya itu dengan segala cara yang ia bisa, namun usahanya nihil karena tangis Blibli semakin menjadi.
Nona Jagan menangis, nanti saya ikutan menangis. Bagaimana tidak ikutan menangis kalo dirinya mendapat amukan tuannya penyebab adiknya menangis, jeritan hati Asisten Him.
Setelah beberapa kali Asisten Him mencoba membujuk akhirnya Blibli mau berhenti menangis.
Tangan Asisten Him langsung terkepal erat saat mengetahui penyebab Nonanya menangis adalah ulah kekasihnya.
"Dasar, Yuda. Kampret," Gigi Asisten Him terdengar gemelatuk menahan amarah.
Di dalam sebuah ruangan yang terlihat tidak banyak orang tetapi cukup dihadiri orang-orang penting.
"Yuda!"
Sebuah teriakan keras bercampur suara Isak tangis, membuat semua orang yang berada di ruang tersebut langsung menoleh kearah sumber suara.
Pria bernama Yuda sekaligus pria yang berstatus sebagai kekasih Blibli itu tampak menarik sudut bibirnya dan tersenyum penuh misteri ke arah Blibli.
Plak.
Satu tamparan keras berhasil mendarat di wajah tampan Yuda.
Wanita cantik bernam Sandrina yang saat ini berdiri di samping Yuda, ia seketika langsung mengusap wajah Yuda yang habis terkena tamparan tangan Blibli.
Tentu interaksi tersebut semakin menyulut emosi Blibli. "Wanita murahan!" teriak Blibli lalu mendorong tubuh Sandrina hingga membuat wanita cantik itu tersungkur mencium lantai.
"Kau pria jahat, dasar pria jahat ... pria jahat!" Blibli terus memukuli dada bidang Yuda dengan pukulan membabi-buta.
Asisten Him lalu melangkah mendekati Yuda dan Nona Mudanya.
Asisten Him menarik Blibli lalu ia sembunyikan di balik punggungnya, dan seketika terdengar suara pukulan keras dan suara rintihan di ruangan tersebut.
Yuda tubuhnya sudah tersungkur di atas lantai sama persis seperti keadaan Sandrina. Wajahnya sudah terpenuhi lebam hasil karya Asisten Him serta darah yang mengalir di sudut bibirnya.
Asisten Him marah bukan tanpa alasan, karena ia tahu bahwa ini hanya pernikahan palsu untuk menyakiti Nona Mudanya.
Bug.
Asisten Him kembali memberikan bogem mentah di wajah Yuda sebelum akhirnya ia membawa pergi Blibli dari tempat tersebut.
Setelah sampai di luar tempat acara tersebut, Blibli tiba-tiba menarik tangannya dari genggaman Asisten Him, Blibli tiba-tiba berlari dengan mata penuh deraian air mata.
Dalam kondisi tidak baik-baik saja Blibli tidak fokus saat menyebarang jalan dan ....
"Nona, tidak ..." teriakan suara Asisten Him yang berlari menyusul Blibli namun sudah terlambat.
Sedangkan sepeda motor yang menabrak Blibli langsung pergi melarikan diri.
Asisten Him langsung menggendong Blibli dan membawanya menuju rumah sakit.
"Him!"
Seketika pria yang namanya disebut dengan nada suara keras itu langsung menoleh, kini ia bisa melihat pria tampan yang berjalan mendekat ke arahnya sedang diselimuti amarah.
"Bagaimana keadaan, Blibli." Fir mencoba untuk memaksa masuk ke ruangan yang dimana ada Blibli di dalam sana yang sedang ditangani oleh dokter, tetapi Asisten Him langsung mencegah.
"Tuan, maaf tolong tenangkan diri anda." Asisten Him memegang lengan Firnando.
Fir menatap tajam ke arah Asisten Him. "Kau kerja tidak pecus ... bagaimana bisa adikku mengalami kecelakaan, huh!" Fir mendorong tubuh Asisten Him hingga membentur dinding lalu mencekal erat bahu Asisten Him.
Firnando merasa benar-benar kecewa, Asisten yang ia tugaskan untuk menjaga adiknya ternyata tidak bisa menjaga adik kesayangannya.
Bug.
Fir memukul wajah Asisten Him. Nafasnya masih tidak beraturan terlihat tidak tenang sebelum mendapat informasi tentang keadaan Blibli.
Dalam waktu bersamaan pintu ruang UGD terbuka, Fir langsung menerobos masuk menemui Blibli.
Asisten Him hanya mendesah kasar melihat tingkah tuannya yang tidak memperdulikan dokter.
Di Gedung Jain Group.
Wanita muda berparas manis tampak sangat sibuk sedari tadi.
Terlihat bolak-balik ke luar masuk ruangannya untuk membereskan pekerjaannya.
Bahkan terlihat beberapa kali melakukan panggilan telepon dengan kliennya dan mencatat hal-hal yang tengah dibicarakan bersama kliennya.
Bahkan sempat melakukan meeting online bersama kliennya yang berada di luar negeri, meski hanya seorang diri tanpa didampingi oleh bosnya, namun tidak mengurangi rasa tanggung jawabnya.
Rahella tetap berkompeten dan berusaha keras memberikan terbaik untuk Jain Group.
Hingga meeting online tersebut ditutup dengan rasa terpuaskan oleh pihak klien.
"Senang bisa bekerja sama dengan Perusahaan Jain grup," ucap Mr Jey.
Setelah selesai meeting online tersebut, Rahella masih disibukkan dengan pekerjaan yang lain. Ia yang sedari tadi ke luar masuk ruang Presdir dengan mudahnya, tanpa Rahella sadari ada wanita cantik yang memperhatikan dirinya dengan perasaan iri.
Monika kesal saat menyadari dirinya yang sudah bertahun-tahun kerja di Jain Group tapi tidak memiliki akses mudah untuk hanya ke luar masuk ruang Presdir.
"Apa kurangnya aku, Fir." Cairan bening menetes di pelupuk mata Monika.
Waktu menunjukkan pukul empat sore.
Rahella yang sedang duduk di kursi kerjanya dan masih sambil menyelesaikan pekerjaannya, tiba-tiba handphonenya berdering.
drrtt.
"Halo, Tuan."
Rahella melaporkan segala pekerjaannya hari ini beserta hasil meeting dengan Mr Jey yang selesai dengan sukses.
Di seberang sana Firnando bernafas lega saat mengetahui Rahella bisa menghandle pekerjaan kantor.
"Rahella, apa cincinnya sudah bisa dilepas?"
Tuan, masih saja ingat soal cincin dalam keadaan seperti ini, tentu belum, Tuan. Batin Rahella.
Dengan takut-takut Rahella menjawab, " Belum, Tuan." Terdengar helaan nafas panjang di seberang sana.
Obrolan keduanya henti saat Firnando mengatakan akan kembali menemani adiknya.
Rahella kembali menyelesaikan pekerjaan sebelum ahirnya ia pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments