Di sebuah hotel yang sudah terhias indah serta para tamu undangan dari seluruh kerabat keluarga Angkasa dan para kolega bisnis sudah berkumpul di acara pertunangan tersebut.
Acara yang digelar megah sesuai permintaan wanitanya.
Di sebuah ruangan, tampak pemuda tampan berbalut jas hitam, hidungnya terlihat semakin mancung saat pria itu menoleh kesamping untuk menatap arlojinya.
Pria itu menghela nafas beberapa kali saat Asisten pribadinya belum memberi info tentang kedatangan kekasihnya.
Pria tampan itu menghela nafas panjang lagi seraya duduk di ruang tersebut, wajahnya terlihat khawatir sementara yang ditunggu belum ada kabar kedatangannya.
Salah satu orang masuk ke ruangan itu lalu memberitahu bahwa acara akan segera dimulai.
Pria tampan itu semakin gelisah, lalu ia menatap kembali arlojinya dan lagi-lagi yang ia dapat hanya kekecewaan.
Saat pria tampan itu masih bingung memikirkan kekasihnya yang mengapa belum sampai, pikiran-pikiran buruk mulai bermunculan di otaknya, namun semua rasa khawatir itu berubah amarah saat mendengar penjelasan dari pria yang baru datang.
"Tuan, Firnando!" Him mengatur nafasnya yang habis baru berlari.
"Nona Kamelia telah pergi ke Amerika dengan alasan untuk mengikuti kontes penari balet."
Deg.
Fir seketika terkejut lalu mengepalkan tangannya, wajahnya tampak marah bahkan rahangnya mengeras, mata yang tadi menatap penuh kelembutan kini berubah tajam, bahkan Asisten Him langsung menundukkan kepalanya tidak berani membalas tatapan matanya.
Arghhhh.
Bugh.
Fir meninju dinding melampiaskan amarahnya, terus dirinya lakukan berkali-kali hingga membuat kepalan tangannya terluka dan terlihat darah yang keluar.
Namun itu sama sekali tidak terasa sakit baginya, karena saat ini perasaannya lebih sakit bahkan merasa sangat malu.
Arghhhh.
Fir mengusap wajahnya dengan kasar, bahkan membanting benda-benda yang ada dalam ruangan tersebut.
Prannkkk.
Benda-benda kaca bersuara pecah di atas lantai, Asisten Him bergidik ngeri melihat tuanya yang sedang marah.
Mungkin bila acara pertunangan ini di gelar biasa seperti rencana awal, mungkin Fir masih bisa menahan amarah karena tidak terlalu dipermalukan.
Tetapi kenyataannya pertunangan ini di gelar mewah seperti acara pesta pernikahan, dan yang meminta acara semewah ini ternyata memilih pergi meninggalkan calon tunangannya tanpa bicara bahkan tidak meninggalkan pesan. Demi untuk memperjuangkan cita-citanya sebagai penari balet.
Di tempat acara semua orang tampak riuh membicarakan membicarakan acara pertunangan yang belum dimulai.
Asisten Him datang ke tempat acara lalu mengumumkan bahwa acara pertunangan diundur dengan alsan sebuah kendala.
Semua orang tampak kecewa karena momen yang ingin disaksikan pesta pertunangan Tuan Firnando telah gagal, ada sebagian ingin mengambil fotonya untuk di posting di sosial media untuk menaikan followers.
Bahkan ada yang berencana akan melakukan live saat nanti acara pertunangan sedang berlangsung, namun lagi-lagi rencananya gagal.
Semua para tamu undangan keluar meninggalkan Ballroom hotel dengan perasaan kecewa.
Brakk.
"Tuan."
Rahella yang tadinya menemui Firnando karena ada perasaan kasian yang tiba-tiba ditinggalkan oleh wanita calon tunangannya, namun Rahella tidak menyangka bahwa dirinya akan dibawa diminta untuk menemani Firnando di sebuah bar.
Kini wanita berparas manis itu merasa tidak nyaman berada di ruangan dengan suara dentuman musik yang keras, dan diantara orang-orang di ruangan itu yang sedang menikmati minuman beralkohol.
Rahella menghela nafas panjang berkali-kali saat melihat Firnando meneguk minuman beralkohol tanpa henti sedari tadi, sejak saat baru sampai di bar hingga sekarang keduanya sudah satu jam duduk di ruangan itu, namun pria tampan yang sedang patah hati itu masih terus meminum alkohol.
Drrtt.
Sebuah pesan masuk di handphone Rahella, ia langsung membuka untuk melihat pesan dari siapa, yang ternyata pesan masuk dari Asisten Him yang mengatakan tidak bisa menjemput tuannya karena harus menjaga Nona Blibli, dan pesan terakhir dari Asisten Him bahwa Rahella diminta untuk mengantar tuannya di Apartemen karena alasan yang lebih dekat.
Rahella dengan sabar menunggu dan menemani Firnando, bahkan kini Rahella bisa melihat bahwa bosnya itu sudah dalam kondisi mabuk parah.
Laki-laki itu terus meminum tanpa mau berhenti, hingga sekarang semua orang pengunjung di Bar tersebut sudah pada pulang, hingga menyisakan beberapa orang yang bertugas bekerja di tempat tersebut.
Haduh, bagaimana caranya aku membawa Tuan Firnando untuk pulang, pasti dia sangat berat. Keluh batin Rahella.
Rahella benar-benar dilanda dilema. Hingga tampak seorang pria mendekat ke arahnya lalu pria itu menawarkan diri untuk membantu Rahella mengantar hingga mobil.
Rahella mengucapkan terimakasih kepada orang tersebut karena sudah membantunya.
"Hah, untung ada pria baik hati." Rahella mengusap dadanya bernafas lega, tadi pikirannya benar-benar bingung bila tidak dibantu pria tersebut.
"Tuan, kau merepotkan sekali." Rahella menunjuk Firnando yang tertidur pulas di kursi sampingnya.
Kini keduanya sedang berada di dalam taksi dan sedang menuju ke Apartemen milik Firnando.
Setelah sampai di Apartemen, Rahella dengan susah payah membawa Firnando untuk naik ke lantai tempat kamar pria itu.
Dan saat sudah berada di depan pintu kamar Firnando, Rahella Kemabli dibuat bingung karena tidak tau password pintu kamar itu.
"Hah, bagaimana ini ..." Rahella tampak memutar otaknya untuk mencari cara. Ahirnya ia meminta kunci serep ke receptionist, namun sebelum itu ia mendudukkan Firnando di lantai, dengan segera Rahella kembali lalu membuka pintu kamar tersebut.
Firnando kini sudah Rahella baringkan di tempat tidur. Rahella juga sudah melepas sepatu serta kaos kaki pria itu dan kini ia mau pergi meninggalkan ruang tersebut, namun tiba-tiba ....
Tubuhnya di peluk dari belakang hingga membuat Rahella terduduk di ranjang tersebut namun masih dalam posisi membelakangi Firnando.
"Kamelia, jangan pergi tinggalkan aku. Hiks." Firnando mengeratkan pelukannya.
"Tuan, saya Rahella bukan, Nona Kamelia." Takut-takut Rahella menjelaskan.
"Kau, Kamelia." Sekejap Firnando membalikan tubuh Rahella kini wajah keduanya berhadapan.
Firnando yang dalam pengaruh mabuk berat membuat dirinya tidak bisa mengenali wanita yang saat ini di hadapannya.
Dalam pandangannya Rahella adalah Kamelia, Firnando menyentuh wajah Rahella dengan perlahan Firnando mendekatkan wajahnya lalu tanpa waktu lama sebuah daging tak bertulang itu kini sudah saling menempel.
Tubuh Rahella langsung membeku mendapat sentuhan dari Firnando. Rahella hanya mampu berteriak di dalam hati memohon agar Firnando menghentikan aksinya.
Dan seolah berdo'anya terkabul karena dalam waktu saat itu juga Firnando menyadari bahwa wanita yang saat ini bersamanya adalah sekertarisnya.
"Kau!" Fir sedikit mendorong tubuh Rahella, seraya mengucek matanya, dan setelah memastikan ternyata benar bukan Kamelia.
Rahella bernafas lega namun ternyata itu hanya sesaat, karena di detik berikutnya Firnando kembali menarik tubuh Rahella, dan kini Firnando sadar bahwa wanita yang tengah dirinya sentuh adalah Rahella.
Entah mengapa tubuhnya yang tadi sudah terbakar hasrat tidak bisa dihentikan, hingga membuat Firnando harus kembali menyentuh Rahella.
Maafkan aku, Hell. Ucapnya dalam hati.
Sentuhan demi sentuhan Firnando berikan ke tubuh Rahella, hingga kini tubuh keduanya sama-sama polos. Dan kegiatan tersebut terus berlanjut hingga Rahella harus kehilangan kesuciannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments