"Apa-apaan ini?!" Tisa setengah berteriak marah.
"Mohon maaf kami akan menutup toko kami karena alsan pribadi. Silahkan berkunjung di lain hari!" ucap manager toko itu dengan gestur mengusir Tisa.
Karena hari memang sudah menjelang petang, mall pun sudah semakin rame. Aksi mereka pun menjadi tontonan banyak orang-orang. Alana masih tak menyangka jika pada akhirnya ia bisa mengalahkan keangkuhan Tisa.
"Nona Alana, perlukah kami menutup seluruh Mall ini, agar anda bisa berbelanja dengan nyaman?" tanya Salma.
Alana dan Tisa kompak membuka mulutnya lebar-lebar.
'Ya ampun. Sekaya apa sih suamiku, sampai bisa nutup Mall,' gumam Alana dalam hati.
"Silahkan Kak, pintu keluar di sebelah sana!" ucap manager toko itu pada Tisa.
Tisa keluar dari toko itu dengan marah-marah, bahkan ia sampai mengeluarkan sumpah serapah karena tak terima dipermalukan di toko itu hanya karena Alana.
Alana tak peduli, ia justru tersenyum puas. Inilah yang ia inginkan, menunjukkan pada Tisa bahwa ia jauh lebih segalanya dibandingkan dirinya. Tak selamanya Tisa bisa menang darinya.
"Ukur tubuh Nona Alana lalu semua pakaian, sepatu, dan tas keluaran terbaru!" titah Salma.
"Baik!" sahut pegawai toko kompak.
Setelah selesai diukur, Alana diminta untuk duduk di sofa dengan nyaman. Hingga seorang pegawai toko datang memberikan minuman. Semua orang sibuk memperlihatkan sepatu, pakaian, dan tas mahal pada Alana, perempuan itu hanya mengangguk. Karena ia sendiri bingung harus milih yang mana, menurut Alana semuanya bagus.
'Mimpi apa aku menikah dengan konglomerat seperti ini ya? Mau apapun tinggal milih begini. Yakin deh, Dave lebih kaya dari Edo. Kalau sudah seperti ini, haruskah aku bersyukur telah bertemu dengan Dave dan menikah dengannya? Ya, meskipun hanya pernikahan kontrak selama satu tahun, setidaknya sebelum masa itu berakhir aku bisa menikmati semuanya kan.'
Salma membeli beberapa baju sekitar tiga puluh, sepuluh tas, dan lima belas pasang sepatu. Setelahnya, Salma meminta pegawai toko untuk mengantarkan belanjaan itu ke mobil.
Kemudian, Salma kembali menggiring Alana menuju toko pakaian tidur dan pakaian santai. Melihat pakaian tidur dan santai tiba-tiba membuat Alana kembali teringat soal daster yang ia kenakan saat pertama kali makan malam dengan Dave. Mungkinkah karena Dave ilfil melihatnya memakai daster itu, makanya kini lelaki itu memintanya untuk belanja.
Sudah hampir lima jam keduanya menghabiskan waktu untuk berbelanja. Salma terlihat begitu kalut dan semangat saat memilih pakaian dan aksesoris untuk Alana.
"Mbak Salma mau membuka toko baju ya?" tanya Alana.
"Ya enggaklah Nona. Kan ini semua buat Nona Alana," sahut Salma sambil terkekeh kecil.
"Wahh.. Apa gak kebanyakan? Pakaianku di rumah masih banyak," ujar Alana.
"Tuan Dave meminta saya untuk membeli baju tidur, baju tidur, baju formal, gaun dan aksesoris lainnya pokoknya semua untuk Nona," jelas Salma.
Alana terdiam mencerna ucapan Salma. Dave memang terlihat baik, tapi entah kenapa ia merasa lelaki itu terasa misterius. Kadang ia merasa lelaki itu seperti tengah merencanakan sesuatu, dan pertemuan di club' malam itu bukankah suatu kebetulan. Tapi Alana selalu mengenyahkan pikirannya itu. Sudah dua hari menikah dengannya saja, Alana jarang bertemu dengannya kecuali untuk malam hari.
"Aku lapar. Boleh tidak kita pergi makan dulu," pinta Alana.
"Tentu saja Nona," sahut Salma cepat, sambil menggiring Alana ke sebuah restoran. Tak lupa Alana juga meminta Salma untuk menelpon sopir yang menunggunya di mobil, untuk makan bareng.
"Mbak Salma. Aku penasaran, kenapa tadi mbak menawarkan untuk menutup Mall ini?" tanya Alana di sela-sela makannya.
"Lho Mall ini kan punya Tuan Dave. Jika toko tadi berani macam-macam pasti langsung di depak sama Tuan Dave. Apalagi letak toko itu begitu strategis banyak yang mengincarnya."
Alana menganga mendengarnya, ia takjub. Namun, bolehkah saat ini merasa tersanjung.
"Tapi saya hanya-"
"Tentu saja karena anda kan istrinya Tuan Dave. Siapapun yang berani macam-macam dengan orang terdekatnya Tuan Dave. Pasti akan menerima imbasnya," lanjut Salma kemudian.
Alana tersenyum tipis mendengarnya.
Istri? Alana memalingkan mukanya tersenyum getir. Dulu ia berharap akan mendapatkan perlakuan manis dari Edo saat menikah, tapi nyatanya ia mendapatkannya dari lelaki lain. Lucunya ia menikah karena ambisinya untuk membalas dendam pada mantannya itu.
'Sebanyak apa sih bisnis Tuan Dave. Tampaknya lelaki itu tipe orang yang sangat sibuk.'
"Nona Alana kenal sama perempuan tadi?" tanya Salma kemudian.
Alana tersenyum getir. "Mantan!"
"Hah?" Salma dan Jerry terkejut.
"Maksudku mantan sahabat," ralat Alana kemudian. Seketika membuat keduanya menghela nafas lega. Ia kira Alana jeruk suka jeruk.
"Aku ke toilet dulu ya," pamit Alana pada keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Emn Sc
emaging...blnja..g tanggung..2.. apa g sxan mall NY jg d borong.
2024-05-26
0
Ananda
soookooor..
2023-04-06
0
Fitriyani Puji
y ngak lah kalo jeruk makn jerok di ajak nikah ngak mau la buk hhhhj
2023-03-06
0