Tisa marah mendengar ucapan Alana yang menyebut dirinya dan Edo sampah.
"Gak mampu, kampungan aja, kamu sombong banget!" celetuk Tisa dengan nada menyebalkan.
"Mbak itu mulut diasah di mana? Tajam bener?" jawab Alana santai, seraya menepis tangan Tisa dengan kasar dari gaun yang sudah ia pegang sejak tadi.
Hal itu membuat Tisa merasa tidak terima.
"Lihat apa yang akan lakukan padamu. Kau pasti akan merasa malu telah berani melawanku Alana," ancam Tisa. Namun, Alana hanya tersenyum santai. Mengambil gaun itu, Alana berniat untuk mencoba gaun itu.
"Heh kamu! Panggil manager kamu kesini!" pinta Tisa pada pegawai toko yang sejak tadi menemani Alana.
Alana memutar bola matanya jengah. "Kamu itu kalau buat drama. Ya udah sendiri aja, gak usah ngajak-ngajak aku!" tukasnya.
Alana berusaha untuk tak memperdulikan Tisa. Namun, ketika ia hendak melangkahkan kakinya menuju ruang ganti, seorang pria berbadan tegap menghampiri.
"Mohon maaf. Ini ada apa ya?" tanya pria tadi kemudian.
"Mungkin mbak itu mau melahirkan anak genderuwo mas," jawab Alana asal, menambah Tisa semakin marah. Wajahnya terlihat memerah, matanya menyimpan ancaman pada Alana.
"Kamu tau kan saya itu pelanggan prioritas di sini. Kekasih saya biasa membawa saya belanja kemari!" kata Tisa.
'Ternyata selama ini Edo pun juga kerap membawa ulat keket ini kemari,' gumam Alana sedikit terkejut, pasalnya ia sendiri belum pernah diajak kesana. Edo paling hanya memberikan beberapa gaun yang berasal dari toko itu.
Manager toko itu mengangguk. "Iya Nona. Terus apa hubungannya-"
"Heh, kamu tanya apa hubungannya? Tentu saja saya tidak mau selama saya berbelanja ada cewek ini di sini. Saya ingin kamu mengusirnya!" ucap Tisa penuh penekanan sambil menunjuk ke arah Alana.
'Hemm. Jadi ini sifat aslinya. Sangat busuk sekali, menyesal baru tau sekarang. Sangat cocok jadi peran antagonis. Kelakuannya melebihi batas orang normal, nyaris menyerupai orang gila!' maki Alana dalam hati. Meskipun sebenarnya ia ingin mengutarakannya secara langsung. Namun, ia masih merasa segan untuk melakukan keributan di toko milik orang lain.
Manager toko itu terdiam ragu. Bahkan berkali-kali ia melirik ke arah Alana. Seketika Alana pun paham, ia bisa saja membalas perbuatan Tisa. Hanya saja ia tidak mungkin mengorbankan dagangan orang lain. Dari gelagat manager toko itu, Alana paham Edo dan Tisa sering kemari. Jika manager toko itu berani menyinggung Tisa. Pasti toko itu akan kehilangan sumber keuangan mereka. Alana tidak mau itu terjadi.
"Kenapa diem aja!" bentak Tisa selanjutnya, kemudian menoleh ke arah Alana sambil tersenyum licik.
"Udah Pak. Gak apa-apa, saya bisa pergi ke toko sebelah," ucap Alana. Ia merasa malas meladeni Tisa, sebenarnya untuk melihat wajahnya pun Alana sudah enggan. Entah takdir macam apa yang kembali mempertemukannya di situasi seperti ini. Bagi Alana seperti membuang energinya saja.
Alana pun menyerahkan gaun yang akan ia coba tadi pada penjaga toko tadi.
"Maaf ya Nona. Kami akan memberikan kupon diskon. Untuk Nona jika nanti kembali lagi kesini," ucap manager toko itu dengan tak enak hati.
"Santai aja Pak. Di mall ini banyak kan toko pakaian. Kalau di sini tidak boleh, saya masih bisa mencarinya ke tempat yang lain. Saya gak ribet kok orangnya, gak kaya si hama ini!" ucap Alana sambil mendelik ke arah Tisa.
"Kamu-" Tisa hendak melayangkan tangannya untuk menampar Alana. Namun, dengan cepat Alana menahan lengan perempuan itu kemudian menepisnya dengan kasar.
"Kurang ajar, berani sekali kamu!" Tisa berteriak tak terima.
"Ada apa ini?" Salma datang menghampiri.
"Kita cari baju di toko lain saja," jawab Alana.
"Lho kenapa? Nona gak suka sama baju-baju di sini. Toko ini paling lengkap dan terkenal di Mall ini," ucap Salma heran.
"Pelanggan prioritas di sini resek. Aku malas ada hama, aku juga mau di gampar tadi," bisik Alana tepat di telinga Salma.
Kemudian Salma melirik ke arah Tisa dengan pandangan mematikan. Namun, Tisa tetap tak peduli, meskipun dalam hati ia pun penasaran siapa perempuan itu, karena seperti begitu dengan dengan Alana, seingatnya ia belum pernah melihatnya.
"Siapa yang bertanggung jawab dengan toko ini?" tanya Salma.
"Saya!" sahut manager toko tadi.
Salma mengangguk, kemudian mengeluarkan sebuah kartu dalam dompet miliknya menyerahkannya pada manager toko, hingga membuat pria itu membeliakan matanya.
"Kakak hari ini kami akan menutup toko kami. Silahkan belanja di lain waktu," ucap manager tadi pada Tisa.
"Apa??!" Teriak Tisa terkejut. Bukan ini yang Tisa inginkan, kenapa niatnya jeleknya justru berbalik ke dalam dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Mebang Huyang M
nah loh kebalik si tisa tisu yg diusir 😁
2024-02-24
0
inayah machmud
bikin malu tuh si hama ulat bulu...
2023-05-07
0
fitriani
makanya jgn belagu tisa... di atas langit msh ada langit... kmrn lu boleh hina alana tapi tdk untuk skr
2023-04-20
0