"Menghindari perjodohan," jawab Dave singkat.
Alana masih tak paham. Mengindari perjodohan tapi menikah hanya untuk satu tahun. Lalu, apa bedanya setelah kontrak pernikahan itu selesai. Mungkinkah nanti ia bisa mencari perempuan lain lagi, begitu pikir Alana.
"Jangan lakukan ini Alana. Kita bisa mencari jalan yang lain," bisik Silvi lirih. Yang ia tau entah di dunia pernovelan yang sering ia baca, dan drakor yang suka ia tonton, pernikahan yang berawal dari sebuah kontrak, biasanya akan menimbulkan benih cinta. Silvi hanya takut jika perasaan itu datang lebih dulu pada Alana, sementara Dave tidak memiliki perasaan yang sama. Ia khawatir Alana kembali terluka.
Alana kembali menatap map di depannya membaca poin-poin penting dalam berkas perjanjian itu. "Ssst... Tenanglah aku tidak akan terluka. Hatiku itu sudah mati," jawab Alana lirih.
Ia tampak merenung, sebelum kemudian ia berkata. "Bisakah aku menambahkan syaratnya?" tanya Alana.
"Tuliskan saja dibawahnya," jawab Dave.
Alana menuliskan kalimat di bawahnya. Silvi menyentak nafasnya, rasanya ia sudah tidak bisa memberikan nasehat apapun pada sahabatnya itu.
Sesaat Alana merasa ragu untuk membubuhkan tanda tangan di atas materai itu. Tapi sekelebat bayangan wajah mantan kekasih dan sahabatnya itu kembali terlintas, membuat ia bertekad bulat untuk membalasnya. Katakanlah Alana memang cengeng, tapi ini adalah bagian usaha darinya untuk membalas rasa sakit hatinya. Akan ia tunjukkan bahwa ada lelaki yang jauh lebih baik dari Edo, itu mau dengannya tanpa memandang penyakit ibu kandungnya, meskipun hubungan itu hanya singkat.
Jika dipikir lebih dalam lagi, menikah dengan Dave itu tidak ada salahnya. Hanya pernikahan kontrak dan ia tetap mendapatkan jatah bulanan yang nilainya cukup fantastis, serta fasilitas lainnya.
Tanpa banyak waktu lagi untuk berfikir, Alana pun membubuhkan tanda tangannya di atas materai.
"Alana, kau yakin?" tanya Silvi cemas.
Alana mengangguk. "Hanya ini satu-satunya jalan. Dan dengan ini ibuku pun ada lebih peluang untuk sembuh."
Dave tersenyum tipis, saat kesepakatan di atas kertas itu pun terjadi. Kemudian lelaki itu mengatakan keesokan harinya untuk datang ke kantor KUA, guna melakukan proses pernikahan. Sebenarnya bisa saja Dave melakukan pernikahan siri, hanya saja buku pernikahan itu yang akan menjadi bukti kuat, saat ia membawa Alana ke rumahnya nanti.
****
"Kita sudah sampai Nona!" perkataan Zain membuyarkan lamunan Alana. Perempuan itu menoleh ke samping dan mendapati jika dirinya sudah tiba di depan kontrakan miliknya.
Turun dari mobil, Zain beralih membukakan pintu untuk Alana. "Silakan Nona," ucapnya kemudian.
"Zain kau tidak perlu seperti ini," ujar Alana tak enak hati.
Zain tersenyum ramah. "Bagaimana saya harus bersikap semestinya pada anda Nona. Karena saat ini anda adalah istri dari Tuan Dave, atasan saya."
Alana terkekeh. "Ayolah Zain. Jangan panggil aku Nona, rasanya menggelikan sekali. Kau tidak perlu bersikap seformal itu padaku. Lagian kau juga tau latar belakang pernikahan kami itu atas dasar apa," tukas Alana seraya keluar dari dalam mobil.
Zain tidak menanggapi ucapan Alana, lelaki itu hanya terdiam.
'Pernikahan adalah hal yang sakral, sebuah janji suci di hadapan Tuhan. Aku hanya berharap ini adalah suatu jalan, Tuhan menetapkan jodoh yang sebenarnya pada Tuan Dave. Apapun yang mendasari awal mula pernikahan kalian. Aku hanya berharap sebuah cinta itu akan ditumbuh di hati kalian. Karena aku yakin Nona Alana adalah perempuan baik, yang cocok untuk Tuan Dave' gumam Zain dalam hati.
Lelaki itu terus melangkah mengikuti Alana ke dalam kontrakannya.
"Zain, kau ikut masuk?" tanya Alana heran. Ia pikir Zain hanya bertugas untuk mengantarkan dirinya saja setelah itu pergi.
"Tentu saja Nona. Anda tidak lupakan janji Tuan Dave untuk membawa ibu anda ke rumah sakit yang terbaik. Dia harus mendapatkan pengobatan yang serius," ujar Zain mengingatkan.
"Secepat itu?" tanya Alana dengan wajah sendu. Selama ini ia tidak pernah jauh dengan ibunya.
"Tentu saja Nona. Karena lebih cepat lebih baik. Kita tidak perlu membuang banyak waktu lagi," jawab Zain.
Alana mengangguk, ia berniat menarik handle pintu. Tetapi, belum sempat ia lakukan pintu rumahnya sudah terbuka.
"Alana? Kok kamu pulang?" tanya Silvi tiba-tiba. Perempuan dengan celana pendek selutut dan kaos berwarna pink gambar hello Kitty itu menatap sahabatnya dengan heran.
"Memangnya kenapa?" Cebik Alana kesal.
"Maksudku. Kamu kan sudah menikah, aku kira kamu bakal pulang ke rumah suamimu," ujar Silvi mengikuti langkah Alana yang masuk.
"Ya kamu benar nanti aku akan pulang kesana. Tapi, aku mau beres-beres dulu, sekalian aku juga mau membawa ibu ke rumah sakit," ucap Alana lirih.
Silvi terkesiap mendengarnya. "Kau serius?"
Alana mengangguk.
"Apapun yang menjadi keputusanmu aku akan mendukungnya, Alana."
Alana terharu mendengarnya, ia langsung menghambur memeluk Silvi. "Terimakasih Vi. Kamu banyak membantuku!"
Prang!!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Rini Musrini
silvi sahabat sejati alana .
2023-03-17
0
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
Zain sm Silvi aja tu...😂
2023-03-17
0
Fitriyani Puji
suara apa lagi itu ngeri juga ya
2023-03-06
0