My Love King Of Darkness
Silvana Efarton gadis cantik namun nasibnya berbanding terbalik dengan wajahnya, gadis berumur 19 tahun itu hidup bersama ibu dan adik tirinya yang selalu menyiksa dirinya. Bahkan kini wajah cantiknya pun harus di tutupi oleh tampilannya yang kuno.
Seorang gadis dengan tampilan yang sangat kuno dan kacamata yang menghiasi wajahnya berjalan dengan tergesa-gesa. Ditangannya terdapat tas yang terlihat sangat berat untuk ukuran tubuhnya yang cukup mungil. Sesekali dia membenarkan letak kacamatanya dan mengeluh merasakan beratnya barang-barang yang ia bawa. Baru saja ingin berhenti sejenak namun dengan cepat ia tepis saat suara keras yang sangat nyaring itu meneriakkan namanya hingga ia mau tidak mau berjalan kembali.
Silvana berusaha berjalan agak cepat mengikuti langkah Carrie, sembari membayangkan nasibnya
Carrie diam dan membalikkan tubuhnya.
“Silvana! Cepat kau kemari.” Teriak Carrie yang tak lain adik tiri Silvana berteriak marah.
“Lelet sekali kau aku bisa telat jika kau berjalan seperti itu!”sahut Carrie seraya mendorong tubuh Silvana yang kini sudah berada sejajar dengan dirinya.
“Kau punya kakak tiri sungguh idiot apa kau tidak malu Carr? Dasar lamban dan idiot!” hina Livia wanita tercantik di sekolah mereka yang sangat popular.
“Hahaha … benar sekali yang dikatakan Livia. “ Vanessa anak terkaya di sekolah meraka ikut mengkritik Silvana.
“Sudahlah, hentikan itu semua. Mari kita semua masuk ke kelas sebentar lagi pak albert akan datang apa kalian semua ingin dihukum?” Cathrine melerai dan masuk ke dalam bus di ikuti Carrie,Livia dan Vanessa.
Silvana menatap punggung ketiga orang yang ada di depannya. Memandang dengan perasaan iri yang mulai merayap ke dalam hatinya. Mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan pakaian yang mereka yang di pakai pun sangat cantik dan sangat cocok di tubuh mereka. Sangat berbeda jauh dengan dirinya. Yang hanya memakai dress yang sudah ketinggalan zaman pemberian dari mantan bibi pengasuhnya dulu. Di tambah dengan tampilannya yang harus menggunakan kacamata dan rambut yang harus selalu dikuncir kepang suruhan ibu tirinya. Ya Silvana menggunakan Kacamata bukan karena ada kelainan pada matanya tetapi karena suruhan ibu tirinya. Kini Silvana duduk tepat dibelakang ketiga orang itu, mereka sangat cantik dan populer. Selain itu mereka bertiga juga bersahabat dan suka menyiksa Silvana.
Silvana menghembuskan napas kasar. Terkadang ingin rasanya dia melawan semua perintah yang mereka berikan. Namun nyainya tak cukup kuat mengingat apa yang akan terjadi pada hidupnya jika Silvana sampai melakukan itu.
“Tidak, aku tidak boleh menyerah. Jika aku menyerah, aku tak akan punya masa depan.” Silvana berbicara pada dirinya sendiri menguatkan.
Kini di kelas sudah ada pak Albert dosen sejarah yang mengajar dikelas mereka sembari mengabsen.
“Baiklah. Siang nanti jam 11 kalian semua harus sudah berkumpul,bapak tidak ingin ada yang terlambat datang. Kalian paham?” Pak Albert mengingatkan mahasiwanya.
Lagi Silvana menjadi budak bagi mereka untuk membawakan tas dan barang-barang yang mereka bertiga bawa.
“Huft…lelah sekali rasanya aku.” Silvana mengeluh merasakan tubuhnya pada sakit karena barang yang ia bawa. Dijinjingnya semua barang yang ada ditubuhnya dan berjalan menuju bus yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Silvana duduk di bangku belakang bersama seorang wanita cantik disebelahnya, Luci gadis itu tersenyum ramah kepadanya karena hanya dialah satu-satunya teman Silvana.
“Maafkan aku tidak bisa membantumu.”Luci memberikan sebotol minuman dingin ke Silvana.
“Tak apa, kau lupa aku ini kuat!” Silvana mengambil dan menenggak minuman itu hingga habis.
“Ya.ya.ya… kau kuat sampai bisa menghabiskan langsung minuman itu.” kelakar Luci dan di balas cengiran Silvana.
Semua murid yang lainnya menatap tak suka pada Silvana saat melihat Silvana dan Luci bercanda. Ya, mereka semua menjauhi Silvana dan Luci karena menganggap mereka pembawa sial. Mengingat tentang kejadian di masa
lalu, itu adalah kejadian terpahit dalam hidup Silvana dan Luci. Dimana Silvana kehilangan ayahnya yang meninggal dalam kecelakaan saat setelah mengantarkan Silvana pergi ke makam ibunya yang sudah lama meninggal sejak melahirkan Silvana sedangkan Luci sendiri Dia kehilangan kedua orang tuanya dan menjadi yatim piatu. Hampir sama nasib antara Silvana dan Luci hanya saja Luci tinggal dengan paman dan bibinya yang menyayanginya seperti anaknya sendiri berbeda dengan Silvana yang tinggal dengan ibu tiri dan adik tirinya tetapi selalu mendapat siksaan. Padahal tinggal sendiri di atap rumah yang dulu menjadi rumahnya.
Kini, rumah tersebut menjadi asing baginya. Bukan karena suatu hal yang dia inginkan, melainkan karena ibu tiri dan adik tirinya menguasai rumah dna seluruh aset harta warisan peninggalan ayahnya. Mereka mengatakan itu semua untuk menutup semua hutang ayahnya dan biaya hidup Silvana. Meski Silvana tau bahwa orang tuanya tak pernah terlibat dalam urusan hutang.
Tak hanya itu, untuk biaya tambahan sekolahnya saja Sivana harus bekerja. Silvana hanya mendapatkan separuh dari beasiswa yang ia terima. Selebihnya sudah berada ditangan ibu tirinya. Jika Silvana melawan mereka,bisa dipastikan Silvana akan hidup menjadi gembel karena diusir oeh ibu dan adik tirinya. Dan Silvana tau akan hal itu dan memilih diam dan menuruti perkataan mereka. Itu semua untuk masa depannya.
Kini mereka tiba di salah satu tempat bersejarah yaitu castle duxea, castle tua yang sangat terkenal di kota ini.
“Silvana, kau tuli hah?! Aku dari tadi memanggilmu sampai sakit tenggorokanku.” Carrie menarik rambut Silvana.
“Maaf Carrie, aku tidak dengar.” Silvana memang tidak mendengar suara Carrie memanggilnya karena ia sedang memandang kagum dengan bangunan yang ada di depannya ini.
“Cepat kau ambilkan aku minum di mobil aku haus!” perintah Carrie meninggalkan Silvana masuk ke dalam castle bersama yang lainnya.
Silvana kembali menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari sana. Begitu apa yang di minta Carrie dapat, ia bergegas masuk ke dalam. Namun, saat begitu sampai di halaman dia mendengar suara seperti rintihan dari samping castle.
Silvana mengikuti asal suara tersebut hingga ia kini berada di dalam hutan rindang yang tampak terawat dan ada beberapa patung manusia dengan sayap. Mungkin seperti dewa pikir Silvana. Dia sudah terlalu jauh dan terlalu lama pergi dan hendak kembali ke dalam castle namun urung karena saat ia berbalik suara rintihan itu semakin terdengar jelas.
“Suara siapa itu? Kenapa berasal dari dalam hutan itu.” Silvana ragu ingin tetap menuju asal suara itu atau pergi menjauh.
Setelah cukup lama terdiam, Silvana memutuskan masuk ke dalam hutan itu. Semakin masuk ke dalam, hutan tersebut semakin gelap karena matahari tak mampu menerobos, tertutup pohon yang sangat lebat. Silvana terus menyusuri hutan, hingga kini dirinya berada di salah satu pohon yang yang cukup besar dan disisi kirinya terdapat patung mengerikan dengan satu buah anak panah yang menancap tepat di dada patung tersebut. Ya patung itu menyerupai manusia hanya saja mata dari patung itu terlihat nyata.
“Kemana perginya suara itu?” Silvana sadar suara yang di ikutinya itu sudah tidak ada lagi. Silvana berbalik hendak pergi namun terhenti karena kakinya terlilit rantai.
“Kenapa ada rantai disini.” Silvana melepaskan rantai yang melilit kakinya dan menariknya hendak di buang namun tidak bisa karena rantai itu ternyata melilit patung yang ada di dekatnya. Silvana tidak sadar bahwa patung itu terlilit
rantai karena dirinya sudah takut, Silvana
mendekati patung tersebut dan melepaskan rantai yang melilit patung itu,akhirnya rantai yang melilit patung
itu sudah lepas.
“Ah … kalau begini ternyata tak terlalu menyeramkan.” Gumam Silvana menarik anak panah yang tertancap di patung itu dan menyiramkan air untuk membersihkan lumut yang ada di sekitar patung itu hingga patung itu terlihat lebih bersih.
“Astaga… aku lupa minum ini milik Carrie.” Silvana menggerutu setelah ingat minuman yang di bawanya habis untuk membersihkan patung tersebut. Silvana bangun dari duduknya dan ingin berlari meninggalkan hutan itu karena sudah dapat dipastikan dirinya akan mendapati amukan dari Carrie karena terlalu lama meninggalkannya. Baru saja bangun dan melangkah lagi… Silvana tersandung hingga lengan Silvana tergores dan ada darah yang menempel pada patung tersebut.
“Kenapa aku mudah sekali tersandung sih, padahal aku sudah pakai mata 4 tapi tetap saja aku tidak bisa melihat dan menghindari ini semua.” Gerutu Silvana di selingi tawa ringan di bibirnya.
Kini Silvana sudah berada di dalam castle bergabung dengan yang lainnya sebelumnya Silvana kembali ke dalam bus mengambil minuman untuk Carrie. Dan seperti yang dia duga akan mendapat amukan dari Carrie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
semangat ya mak aku bawa bunga biar tambah semangat 🥰🥰
2022-12-26
1
💦Mak Phi-khun
Aku datang bawa bunga untukmu.. GWS yaa
2022-12-26
1
dita
keren
2022-11-29
1