...🍃Happy Reading🍃...
Hari ini kedua orang tua Ayana akan kembali ke kota setelah tiga hari berada di desa.
"Ayana, kamu harus dengar apa kata Omah dan jangan membantahnya !" pesan sang Papa.
"Harus rajin juga bantuin Omah masak dan beres-beres rumah !" pesan Mama Lisa.
Ayana mengangguk lalu memeluk tubuh kedua orangtuanya.
"Mama dan Papa tenang saja ! Ayana akan jadi cucu yang penurut dengan Omah" jawabnya.
Lalu kini giliran Omah yang memeluk anak dan menantunya, "Kalian hati-hati di jalan ! Luangkan waktu untuk menjenguk putri kalian disini !" pinta Omah.
"Baik Ibu" jawab Mama Lisa seraya tersenyum.
"Kami pergi dulu" pamit Papa Hartono.
Ayana dan Omah menatap kepergian mobil kedua orang tuanya. Setelah mobil itu sudah hilang dari pandangannya, Omah mengajak Ayana kembali masuk rumah.
"Kamu istirahat saja dulu ! Omah mau ke kebun" ucap Omah.
"Kebun ?" tanya Ayana.
"Kenapa, kamu mau ikut ?" tanya Omah.
"Boleh ?"
Ayana tersenyum kala sang Omah mengangguk. Mereka lalu bersiap-siap ke kebun.
"Disana akan banyak ibu-ibu, tidak masalah kan ?" tanya Omah.
"Tidak masalah" ucap Ayana.
Mereka kemudian pergi dengan berjalan kaki. Jarak kebun dari rumah Omah tidak cukup jauh. Setelah mereka sampai di kebun, semua ibu-ibu yang bekerja di kebun milik Omah menatap ke arah Ayana. Mereka menebak-nebak siapa gadis mudah yang datang bersama Omah.
"Maaf ya, Omah datang terlambat. Kalian sudah sarapan ?"
Omah memang terkenal begitu ramah dengan para pekerjanya. Makanya banyak yang betah kerja dengan Omah.
"Ah tidak masalah Omah. Kami sudah sarapan tadi sebelum berangkat ke kebun" jawab salah satu pekerja Omah.
"Omah, gadis cantik itu siapa ?" tanya salah satu ibu-ibu yang penasaran siapa Ayana.
"Dia cucuku dari kota" jawab Omah memperkenalkan Ayana, "namanya Ayana"
Ayana tersenyum ramah kepada ibu-ibu itu.
"Wah, tenyata cucu Omah cantik ya"
"Iya, namanya juga secantik orangnya"
Puji beberapa pekerja. Sementara di ujung, seorang ibu-ibu tampak menatap sinis ke arah Ayana.
"Ayana akan membantu kita berkebun" ucap Omah.
"Memangnya anak kota bisa bekerja seperti ini ?" tanya wanita paruh baya yang tidak suka dengan kehadiran Ayana.
"Ayana akan belajar. Semua butuh proses, jadi saya harap kalian mau membantu Ayana untuk belajar berkebun !" ucap Omah.
"Baik Omah, kami akan membantu Ayana"
Ayana tersenyum hangat kepada ibu-ibu tersebut. Lalu Ayana diajak untuk memetik bunga kol sambil mengobrol.
"Ayana, kenalkan ! Nama saya ibu Sari"
"Kalau saya, ibu Nimas"
Ayana membalas tangan kedua wanita paruh baya itu.
"Umur kamu berapa ?" tanya Bu Nimas.
"Jelang 17 tahun Tante" jawab Ayana.
"Masih mudah ya. Tapi kok bisa berada di desa ? Kamu nggak sekolah ya di kota ?" tanya Bu Sari.
Ayana terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Dirinya merasa malu jika mengatakan ia sedang hamil makanya mengasingkan diri di desa ini.
"Kerja yang benar ! Jangan banyak bicara !" celetuk wanita paruh baya yang bernama Sri. Bu Sri yang menatap sinis Ayana tadi.
"Ini kami lagi kerja, kalaupun kami bicara perkejaan kami nggak terbengkalai kok" balas Bu Nimas.
Ibu Sri ini memang terkenal suka ikut campur urusan pekerja lainnya. Ia juga sering bersikap arogan terhadap ibu-ibu lainnya. Makanya banyak pekerja yang tidak menyukai Bu Sri ini.
"Jangan mentang-mentang kalian sedang bicara dengan cucu Omah jadi kalian bisa bekerja dengan santai ! Lalu untuk kamu, meskipun kamu cucunya Omah jangan bersikap seenaknya !" ucap Bu Sri ketus.
Ayana menatap ibu Sri dengan kening mengerut, memangnya ia melakukan apa sehingga wanita paruh baya itu memintanya untuk tidak melakukan sesuatu seenaknya hatinya.
"Bisa nggak sih kamu nggak usah ngurusin hidup orang ? Kerjain aja tuh kerjaan kamu !" balas Bu Sari kesal.
"Benar tuh, ngehalangin pekerjaan orang lain aja sih" sambung Bu Nimas.
Dengan perasaan kesal, Bu Sri meninggalkan ketiga wanita itu. Ayana menatap wanita paruh baya itu tampak mengepalkan tangannya. Ayana bisa menebak jika wanita itu membencinya, tapi mengapa ia dibenci oleh wanita itu ?
"Jangan dimasukin hati ya nak Ayana !" pinta Bu Sari.
"Iya Tante" jawab Ayana seraya tersenyum lebar.
Mereka lalu melanjutkan pekerjaan mereka. Ayana benar-benar merasa senang berkebun. Ternyata berkebun sangat mengasikkan dan ia bisa dapat banyak ilmu.
Saat pukul 11 siang, Omah mengajak Ayana kembali ke rumah. Omah takut cucunya kelelahan karena sedang hamil mudah.
"Gimana, seru nggak berkebun dengan ibu-ibu ?" tanya Omah saat mereka sedang dalam perjalanan pulang.
"Seru banget Omah" jawab Ayana.
"Besok mau ikut lagi ?"
"Boleh"
Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan. Saat mereka sudah dekat dari rumah Omah, tiba-tiba mereka berpapasan dengan seorang pria mudah. Ayana menebak jika pria itu berusia dua puluhan tahun.
Pria itu tersenyum pada Omah lalu menyapanya, "Apa kabar Omah ?"
"Baik, kapan baliknya ?" tanya Omah pada pria tersebut.
"Baru kemarin Omah" jawab pria itu dengan ramah.
"Kuliah lancar ?"
"Lancar Omah"
"Baiklah, kali begitu Omah pamit ya. Kapan-kapan kita bicara lagi !"
"Baik Omah"
Omah menarik tangan Ayana meninggalkan pria itu. Tatapan Ayana dan pria itu sempat bertemu, Ayana juga melihat pria itu melempar senyum kepadanya.
"Cantik" guman pria itu saat melihat punggung Ayana dan Omah menghilang. Pria itu kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya.
🍃
Di tempat lain tepatnya di SMA Wismagara sedang mengadakan pertandingan bola basket. Saat ini Gala yang menjadi ketua tim basket mengantikan posisi sang kakak.
Mona dan Dira tentu tidak ketinggalan. Mereka memberikan dukungan untuk sekolah mereka agar bisa menang.
Dira sesekali meneriakkan nama Gala agar pria itu tetap semangat.
"Ayo Gala... Semangat !!!"
"Ciee... Yang ngasi semangat sama kesatuannya" ledek Mona.
"Apaan sih Mon, aku kan cuma kasih semangat agar sekolah kita menang" balas Dira yang salah tingkah.
"Cih... Jijik banget lihat kamu salah tingkah kayak gitu. Nggak cocok tahu cewek tomboi kayak kamu malu-malu kucing" bukannya berhenti, Mona justru semakin meledek Dira.
"Kurang asam" ucap Dira kesal.
Mona terkekeh melihat sahabatnya itu yang tampak kesal.
Meskipun mereka nggak bareng Ayana lagi, tapi mereka hampir setiap malam video call. Mona dan Dira akan menceritakan keseharian mereka di sekolah. Dira juga sering mengatakan jika Gala selalu menanyakan kabarnya, meskipun Dira merasa ada perasaan kurang nyaman di hatinya. Tapi ia bukan wanita egois yang hanya karena pria yang ia sukai menyukai sahabatnya sehingga ia membenci sahabatnya itu. Bagi Dira sahabat lebih berarti daripada pria yang kita cintai tapi tidak belum tentu membalas perasaannya.
Pertandingan basket berkahir dengan kemenangan SMA Wismagara. Semua murid bersorak gembira termasuk Dira dan Mona. Kedua wanita itu lalu menghampiri Gala dan Tio yang kini duduk di samping Lerry.
"Minum kak !" tawar Dira pada Gala.
"Terima kasih" ucap Gala lalu menerima air mineral dari Dira.
Dira tersenyum senang saat Gala menerima air darinya. Mona memperhatikan Dira. Ia merasa kasihan juga dengan sahabatnya itu karena memendam perasaannya pada Gala dan yang lebih parahnya Gala tidak menyadari itu bahkan terang-terangan mengatakan jika ia menyukai Ayana. Tapi Mona mengerti jika perasaan tidak bisa dipaksa, ia hanya berharap yang terbaik untuk Dira.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maaf ya atas ketidak Updatenya kemarin 🙏
banyak kerjaan di RL🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Yati Rosmiyati
lanjut Thor 💪
2022-11-10
2
virgo♍
boleh minta nambah nggak Thor🤭
2022-11-10
3
Hernike Eka Darmuji
Semangat terus thor
2022-11-10
2