...🍃Happy Reading🍃...
Keesokan harinya, Ayana mulai membereskan barang-barangnya. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang. Tapi sayangnya ia tidak tahu harus kemana. Bukannya dia sudah diusir dari rumah ? Lalu kemana ia harus pergi ?
Ayana kembali duduk di atas brankar, dirinya mulai dilanda kebingungan.
Tak lama kemudian pintu terbuka, terlihat Gala masuk dengan senyum yang merekah. Disusul kedua sahabatnya Lerry dan Tio.
"Hari ini sudah boleh pulang ya ?" tanya Gala. Pria itu meletakkan makanan di atas nakas, lalu duduk di kursi samping brankar.
Ayana menatap Gala dan kedua sahabatnya secara bergantian. Ia menarik nafas panjang lalu berkata, "Kalian pulanglah !"
Lerry dan Tio saling pandang. Mereka baru saja tiba tapi malah diusir oleh Ayana. Sebenarnya apa yang terjadi pada wanita itu sehingga tampak berbeda ?
Tak lama pintu kembali terbuka, ternyata yang datang Dira dan Mona. Kedua wanita itu berhamburan untuk memeluk tubuh Ayana. Gala menggeser kursinya dan membiarkan ketiga wanita itu saling melepas kerinduan.
"Maaf ya, kami baru sempat datang jenguk kamu" ucap Mona.
"Tidak masalah" ucap Ayana, 'Seharusnya kalian tidak perlu menjengukku. Aku merasa tidak pantas berteman dengan kalian' lanjut batinnya.
Setelah itu mereka melepaskan pelukan mereka. Mona dan Dira duduk di atas brankar. Sementara ketiga pria itu duduk di sofa yang tak jauh dari brankar.
"Jadi nggak nih kami diusir ?" tanya Tio
"Ish, kamu ini" senggol Lerry.
Gala hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kedua sahabatnya itu. Sementara Dira dan Mona menatap mereka dengan kesal.
Sebenarnya mereka sudah tahu apa yang dialami Ayana, tapi Gala meminta mereka bersikap seolah belum tahu apa-apa.
"Oh ya, kamu mau makan apa ?" tanya Mona mencairkan suasana.
"Iya, siapa tahu kamu mau makan sesuatu gitu ? Kami akan carikan untukmu" sambung Dira.
"Nggak ada kok" jawab Ayana lalu menunduk.
Mona dan Dira saling memandang. Mereka sangat sedih mendengar Ayana mengalami hal yang tidak diinginkan. Mereka marah dengan Gama yang lari dari kenyataan dan lepas tanggung jawab.
Sementara Ayana sedang sibuk memikirkan nasibnya. Ia bingung harus minta tolong dengan siapa ?
Cukup lama mereka saling terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga tidak lama kemudian datang seorang perawat.
"Pasien sudah diperbolehkan pulang. Tapi sebelumnya harus bayar biaya rumah sakit dulu di bagian Administrasi, setelah itu tebus obat di apotik !" ucap perawat tersebut.
Ayana semakin bingung, bagaimana ia bisa membayar biaya rumah sakit jika dirinya tidak memiliki uang sepeserpun ?
Melihat Ayana masih diam, Gala yang berinisiatif membayar biaya rumah sakit Ayana. Pria itu juga menebus obat di apotik, setelah itu ia kembali masuk.
"Ayo pulang !" ajaknya pada Ayana.
Ayana menatap Gala dan melihat kresek bening yang pria itu pegang. Ia tahu jika Gala pasti sudah tahu apa yang dirinya alami, mungkin pria itu merasa iba melihat nasib buruknya akibat perbuatan dari Gama.
"Tidak perlu mengasihaniku ! Aku tidak membutuhkan itu darimu" ucapnya.
Bukannya marah, Gala justru tersenyum pada Ayana. Sungguh, dirinya membantu Ayana bukan karena rasa iba, tapi karena dirinya memang berniat menolong.
"Bisa nggak sih, ngomongnya nggak usah ketus begitu ? Aku rindu Ayana yang selalu berbicara lembut kepadaku"
Gala mencubit pipi Ayana, tapi wanita itu segera menepis tangan pria itu.
"Jangan sentuh-sentuh !!!"
Gala menarik tangannya dan mengangkatnya seperti seorang pencuri yang ketangkap polisi.
"Ayana, apa kami boleh memelukmu ?" tanya Mona.
Ayana menatap Mona dan berkata, "Apa kalian juga sudah tahu ? Apa kalian kesini karena merasa kasihan kepadaku ?"
"Ayana, kami memang sudah tahu semuanya, kami datang kesini bukan karena rasa kasihan kami. Kamu adalah sahabat kami dan sahabat itu harus selalu ada disaat senang maupun susah. Kami tahu ini pasti berat bagimu, tapi kami akan selalu ada untukmu, kami akan mendukung setiap langkah yang kamu pilih" ucap Dira.
Ayana yang tadinya merasa sedikit kesal kini mulai terisak. Ia terharu karena memiliki sahabat seperti Mona dan Dira. Awalnya ia pikir mereka akan menjauhi Ayana saat mereka tahu dirinya hamil di luar nikah.
Melihat Ayana menangis, Mona dan Dira segera memeluk Ayana.
"Menangislah jika itu membuatmu merasa lega !" ucap Dira.
"Terima kasih karena selalu ada untukku" ucap Ayana sesegukan.
"Tak perlu berterima kasih. Memang itulah gunanya sahabat" ucap Mona.
Setelah ketiga wanita itu melepaskan pelukannya, akhirnya Ayana mau ikut pulang dengan mereka.
"Saat ini kedua orang tuaku mengusirku dari rumah. Mereka memberikan pilihan kepadaku antara mempertahankan janin ini dan keluar dari rumah atau menggugurkan kandunganku dan kembali hidup normal" jelasnya.
Mereka semua terkejut mendengar ucapan Ayana. Mereka tidak habis pikir dengan orang tua Ayana, bagaimana bisa orang tua mengusir anaknya dalam keadaan hamil seperti ini ?
"Aku tahu mereka pasti kecewa, marah, dan sedih dengan kehamilaku ini. Orang tua mana yang tidak kecewa pada anaknya yang sering ia banggakan kini membuat mereka malu ? Orang tua mana yang tidak marah jika putri yang ia jaga dengan baik justru dirusak oleh orang lain ? Orang tua mana yang tidak merasa sedih jika anaknya seperti ini ?. Aku paham apa yang mereka rasakan, jadi aku tidak bisa menyalahkan mereka jika mengusirku dari rumah setelah memilih mempertahankan janin ini" lanjutnya sambil terisak.
Dira dan Mona kembali memeluk tubuh Ayana.
"Tenanglah ! Kami ada bersamamu, kami tidak akan meninggalkan kamu Ayana, kami akan mendukung apapun pilihanmu" ucap Mona.
"Kamu bisa tinggal di rumahku jika mau ?" sambung Dira.
"Apa itu tidak merepotkanmu ?" tanya Ayana tidak enak.
"Tidak, justru aku senang jika kamu tinggal di rumahku" jawab Dira tersenyum lebar.
"Terima kasih Dira, Mona" ucapnya dengan tulus.
"Sama-sama" jawab Dira dan Mona kompak.
Gala dan kedua sahabatnya menyaksikan kekuatan persahabatan ketiga wanita itu. Mereka ikut senang karena Ayana sudah memiliki tempat untuk tinggal sementara.
"Ajakin kita pelukan juga dong !" celetuk Tio.
"Ck... Merusak suasana aja sih kamu" kesal Mona.
"Aku kan cuman nanya" balas Tio tak kalah kesalnya.
"Pertanyaanmu itu nggak masuk akal banget tau nggak ?"
"Nggak tahu" balas Tio santai.
Yang lainnya tersenyum melihat Tio dan Mona mulai berdebat. Memang selalunya Tio dan Mona memperdebatkan hal-hal sekecil ini.
"Ya sudah, kalau gitu kita berangkat ke rumah Dira buat nganterin Ayana !" ucap Gala.
Mereka lalu mengosongkan kamar inap yang telah ditempati Ayana selama empat hari. Tak butuh waktu lama mereka tiba di rumah Dira.
"Kalian duduk dulu ya ! Aku mau ganti baju dulu habis itu bikin minuman buat kalian" ucap Dira.
Mereka menunggu Dira di depan televisi. Tak lama Dira turun dari kamarnya dan bergegas membuat minuman untuk mereka.
"Silahkan diminum !" ucap Dira setelah meletakkan minuman di atas meja.
"Makasih Dir" ucap Ayana dan Mona.
"Ayana, sekarang kamu jangan pernah merasa sendiri ya ! Kami ada untuk dirimu, jadi jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan kami" ucap Gala.
"Benar sekali, kami akan dengan senang hati membantumu" sambung Tio.
Ayana mengangguk dan tersenyum, "Gala, maaf ya kemarin aku sempat marah-marah padamu !" ucap Ayana merasa bersalah.
"Tidak masalah, aku tahu kemarin kamu butuh waktu untuk sendiri" balas Gala.
"Terima kasih karena sudah membantuku membayar biaya rumah sakit dan obatku" ucap Ayana tulus.
"Sama-sama" jawab Gala tersenyum senang. Ia bahagia Ayana sudah mulai berbicara lembut kepadanya.
Gala sudah berjanji pada dirinya sendiri, ia akan menjaga Ayana dan bayinya. Lagi pula anak yang dikandung Ayana adalah anak dari kakaknya, itu artinya ia masih memiliki hubungan darah dengan calon bayi Ayana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat pagi 👋 salam dari Merauke 😘 ada orang Bugis nggak disini ?🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Muhammad Ezlam Sukri
siap ada thor.saya bugis.pare pare
2023-07-24
0
@maydina777
nyesek bangeett ag meewekkk kaak...
2023-01-26
0
Yati Rosmiyati
lanjut Thor semangat up ya💪🙏❤️
2022-11-07
1