...🍃Happy Reading🍃...
WARNING 21+ ❗❗❗
Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagi seluruh siswa kelas tiga SMA Wismagara. Bagaimana tidak bahagia jika hari ini adalah hari kelulusan mereka. Semua bersorak gembira kala mereka dinyatakan lulus.
Begitu juga dengan Gama dan Lucas, tapi di balik kebahagiaan mereka, ada hati yang merasa sedih. Orang itu adalah Ayana, ia sedih karena sebentar lagi dirinya benar-benar berpisah dengan Gama. Rasanya Ayana belum sanggup membayangkan dirinya LDR dengan Gama. Meskipun wanita itu berusaha meyakinkan diri jika semuanya akan baik-baik saja, tapi tetap saja ia masih belum siap.
"Apa kamu tidak bahagia aku lulus ?" tanya Gama pada Ayana.
"Apa aku harus menjawab jujur ?"
Ayana menyandarkan kepalanya di pundak Gama. Saat ini mereka berada di taman sekolah. Hanya ada mereka berdua disana.
"Tak perlu jawab, aku sudah tahu jika kamu tidak senang aku lulus"
"Aku bukannya tidak senang kamu lulus, hanya saja aku belum siap menjalani hubungan jarak jauh denganmu"
Gama tahu perasaan wanita itu sedang sedih, sejujurnya ia pun merasa tidak siap meninggalkan Ayana, tapi mau bagaimana lagi. Gama harus menyelesaikan studinya di universitas yang ia idam-idamkan.
Gama memeluk tubuh Ayana seolah sedang menyalurkan kekuatan untuk wanita itu.
"Ini harus terjadi antara kita, ini semua demi masa depan kita" ucap Gama.
Ayana semakin mengeratkan pelukannya pada pria itu. Memang semua harus berjalan meskipun tidak sesuai dengan keinginan mereka. Mereka berpisah bukan untuk akhir cerita mereka, tapi itu adalah awal menuju cerita cinta yang bahagia untuk mereka.
"Nanti malam kamu minta ijin pada orang tuamu, aku ingin mengajakmu dinner romantis" ucap Gama.
Ayana melepaskan pelukannya dan menatap Gama, ia tersenyum walau sedikit dengan paksaan. Ayana mengangguk sebagai jawaban.
Malam harinya, Ayana sudah siap untuk pergi dinner dengan Gama. Wanita itu sedikit merias wajahnya agar terlihat lebih cantik, Ayana menggunakan dress berwarna Lilac. Wanita itu menunggu Gama menjemputnya.
Tak lama pria yang ia tunggu pun datang, sebelum berangkat Gama meminta ijin terlebih dahulu dengan orang tua Ayana.
"Jangan pulang terlalu larut malam !" pesan Papa Hartono.
"Baik Om, kami pamit dulu ya" ucap Gama.
Akhirnya mereka berdua menuju restoran yang sudah disiapkan Gama untuk acara mereka berdua. Restoran itu merupakan restoran milik Ayah Gama.
Sebelum masuk, Gama menutup mata Ayana dengan kain. Setelah itu ia menuntun Ayana berjalan menuju meja makan mereka. Lalu Gama meminta Ayana duduk.
Wanita itupun menurut dengan kekasihnya. Perlahan Gama pun mulai membuka penutup mata Ayana, pelan-pelan Ayana membuka matanya.
Seketika wanita itu ternganga melihat ruangan yang sudah di dekorasi, terlihat juga lilin-lilin yang tersusun melingkari meja mereka. Terdapat pula buket bunga di atas meja. Ayana tersenyum terharu dengan semua kekuatan yang diberikan Gama.
"Apa kamu suka ?" tanya Gama padanya.
"Iya, aku sangat suka" jawab Ayana dengan kepala yang mengangguk.
"Kita makan dulu, setelah itu kita lanjut mengobrol dan berdansa !"
Mereka pun menikmati makan malam mereka dengan perasaan yang berbunga-bunga. Sesekali Gama melempar rayuan pada Ayana, sehingga membuat wanita itu tersipu malu.
Selesai makan, mereka lanjut mengobrol. Mereka berbicara tentang masa depan yang mereka rancang berdua. Tak lama kemudian, beberapa waiters menghampiri meja mereka. Sebuah alunan musik membuat suasana semakin romantis. Gama kemudian berdiri dan mengajak Ayana berdansa. Wanita itupun menerima uluran tangan Gama dengan senang hati.
Keduanya berdansa dalam pencahayaan lilin yang remang-remang. Mereka bagaikan penari handal yang menggerakkan tubuhnya dengan indah. Setelah musik selesai, mereka pun menghentikan aktivitas mereka. Gama memeluk tubuh Ayana dengan erat, pria itu juga mengecup pucuk kepala Ayana dengan lembut.
"Aku sangat mencintaimu Ayana" bisik Gama di telinga Ayana.
Wanita itu pun membalas ucapan Gama, "Aku pun sama halnya denganmu" ucapnya.
Gama lalu menatap Ayana, wanita itu juga membalas tatapan Gama. Perlahan tapi pasti, Gama mendekatkan wajahnya dengan wajah Ayana. Seketika Ayana memejamkan matanya kala bibir pria itu menyentuh bibirnya. Gama memberikan kecupan manis di bibir Ayana. Melihat Ayana tidak menolak, akhirnya pria itu melakukan hal yang lebih. Ciumannya yang lembut kini berubah menjadi ciuman yang menuntut. Semakin lama Gama menginginkan hal yang lebih. Tangannya mulai meraba-raba dengan nakalnya. Seketika Ayana mendorong tubuh Gama, ia menatap pria itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Gama pikir Ayana mendorongnya karena ia marah setelah Gama lancang menciumnya. Namun perkiraan Gama salah, wanita itu justru kembali mengecup bibir Gama dengan singkat. Gama tersenyum kala Ayana menunduk malu. Tangan Gama pun menarik dagu Ayana agar wajahnya menghadap pada Gama.
Pria itupun melanjutkan aksinya, kali ini Gama melakukannya cukup panas. Ayana mengalungkan tangannya di pundak Gama. Pria itu lalu mengangkat tubuh Ayana menuju ruang Manager restoran tanpa melepaskan pagutannya. Sesampainya mereka di ruangan itu, tangan Gama mulai menceluti pakaian Ayana.
Tak butuh waktu lama keduanya sudah polos tanpa sehelai benang. Kedua anak manusia yang sedang dimabuk asmara itu tak sadar melakukan sesuatu sejauh ini. Dengan bujuk rayu syaitan, mereka melakukan making love di restoran tersebut.
Suara desa*han bersautan di ruangan tersebut. Mereka benar-benar telah melakukan hal yang salah. Berkali-kali mereka melakukan pelepasan, hingga keduanya mulai lelah dan memilih tidur berdua di sofa.
Pukul lima pagi, Ayana terbangun karena merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya. Ternyata tangan dan kaki Gama berada di atasnya. Seketika Ayana terduduk kala teringat dengan pergulatan mereka semalam.
"Apa yang telah kami lakukan ?" gumannya.
Tak lama Ayana merasakan pergerakan dari Gama. Pria itu perlahan membuka matanya dan menatap Ayana dengan heran.
"Sayang, ada apa ?" tanya Gama saat melihat wajah panik Ayana.
"Gama, kita telah melakukan hal yang salah" ucap Ayana mulai terisak.
Gama tahu apa maksud dari perkataan Ayana. Ia pun sadar jika semalam mereka telah melakukan kesalahan fatal.
Gama memeluk tubuh Ayana mencoba menenangkan wanita itu. Ayana semakin terisak karena bayangan kejadian semalam berputar-putar di pikirannya layaknya sebuah kaset.
"Apa yang harus aku lakukan Gama ? Bagaimana jika kedua orang tuaku tahu ? Apa yang akan aku jawab pada mereka jika bertanya mengapa aku tidak pulang semalam ? Bagiamana dengan masa depanku ? Bagaimana jika aku... Jika aku... Hamil ?" pertanyaan beruntun keluar dari bibir Ayana. Berbagai ketakutan membuat Ayana terus kepikiran.
"Aku akan membantumu menjelaskan pada orang tuamu mengapa kita tidak pulang semalam. Dan percaya padaku semua akan baik-baik saja jika mereka tidak tahu apa yang telah kita lakukan ! Untuk masalah apakah kamu akan hamil, aku rasa itu tidak akan terjadi karena kita baru melakukannya semalam" jawab Gama.
Sebenarnya pria itu juga merasa cemas jika Ayana hamil. Ia takut kedua orang tuanya tahu apa yang telah ia lakukan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jangan minta yang panas² ya❗takut Sa khilaf 🤣
i lopyouuu ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Rini Antika
love you too..😘😘
2022-12-01
1
Rini Antika
tuh kan apa yg aku takutkan terjadi..😢
2022-12-01
1
Rini Antika
iya aku suka, tp aku udah deg degan..🙈
2022-12-01
1