...🍃 Happy Reading🍃...
Sore ini Ayana akan berangkat ke tempat tinggal Omahnya, ia akan tinggal di sebuah desa kecil yang jauh dari kota Bandung.
Sebelum berangkat Ayana sempat meminta teman-temannya datang ke rumahnya, ia ingin berpamitan dengan mereka.
🍃
"Jadi kan sepulang sekolah nanti kita ke rumah Ayana ?" tanya Mona.
"Jadi" jawab Dira. Semenjak kejadian semalam, Dira sangat merasa bersalah dengan Ayana.
"Aku kasihan banget sama Ayana. Padahal dia anak yang baik, tapi cobaannya begitu berat" ucap Mona sedih.
"Ya aku juga. Aku merasa sedih karena Ayana harus pergi jauh untuk mengasingkan diri" ucap Dira.
Keduanya sama-sama terdiam dan memikirkan nasib Ayana. Meskipun mereka baru kenal kurang dari setahun lamanya, tapi mereka sudah seperti saudara.
Tak lama bel berbunyi pertanda waktu jam istirahat sudah usai. Dira dan Mona segera meninggalkan kantin dan kembali ke kelas mereka. Keduanya mengikuti pelajaran dengan pemikiran yang terbagi-bagi. Beberapa jam kemudian bel kembali berbunyi sebagai tanda pelajaran telah usai. Dira dan Mona segera membereskan barang-barangnya lalu keluar dari kelas. Keduanya berjalan ke arah parkiran, tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Gala dan kedua sahabatnya.
"Mau kemana ? Kok kelihatan buru-buru banget ?" tanya Tio.
"Kami mau ke rumah Ayana" jawab Mona.
"Kalau gitu kami ikut, kita satu mobil saja !" pinta Gala.
"Lalu mobilku ?" tanya Dira.
"Tinggalkan saja di sekolah ! Nanti aku antar kamu buat ngambil mobil kamu" jawab Gala.
Mona dan Dira akhirnya setuju nebeng di mobil Gala. Tak butuh waktu lama, mereka sudah berada di halaman rumah Ayana.
"Kalian datang juga ?" tanya Ayana saat melihat Gala dan kedua sahabat pria itu.
"Iya, tidak apa-apa kan?" tanya Gala.
"Tidak masalah" jawab Ayana, "Ayo masuk !" ajaknya.
Mereka masuk dan duduk ruang tamu sementara Ayana ke dapur meminta ART membuatkan minuman untuknya. Setelah itu ia kembali lagi ke ruang tamu.
"Ayana, apa benar kamu akan pergi ?" tanya Gala.
Ayana mengangguk, "Mungkin ini lebih baik" jawabnya.
"Aku... Aku minta maaf atas perlakuan pria itu terhadapmu" ucap Gala penuh rasa penyesalan. Harusnya dulu ia tidak mengalah dengan sang kakak dan membiarkan Ayana masuk dalam pelukan Gama.
"Jangan bahas dia lagi !" pinta Ayana dengan tegas. Sungguh dirinya sangat membenci pria itu, meski dalam hati kecilnya masih berharap Gama datang dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Gala mengangguk paham. Suasana mendadak sunyi saat mereka saling terdiam. Tak berselang lama ART membawa minuman dan cemilan untuk mereka.
"Wah... Akhirnya yang aku tunggu-tunggu datang juga" sahut Tio, pria itu berusaha mencairkan suasana.
"Kamu kalau makanan aja cepat" ejek Lerry.
"Iya nih, Tio kalau ada makanan aja cepat" celetuk Mona.
"Nyahut aja kamu" kesal Tio pada Mona.
"Ya kan emang kenyataan" balas Mona.
"Sudah-sudah ! Jangan sering bertengkar ! Nanti kalian jadian loh" goda Lerry.
"Ish... Amit-amit", "Jangan sampai" ucap Mona dan Tio berbarengan.
Gala, Dira, dan Ayana hanya bisa terkekeh melihat tingkah mereka. Diam-diam Dira mencuri pandang pria yang tertawa di hadapannya. Pria yang berhasil mencuri hati Dira, sayangnya pria itu menyukai Ayana.
Mereka kemudian melanjutkan percakapan mereka, sesekali mereka tertawa karena tingkah Mona dan Tio.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Orang tua Ayana sudah pulang dari perusahaan.
"Loh, ada tamu ? Tau gitu Mama nggak usah ikut ke perusahaan dengan Papa" ucap Mama Lisa kala melihat sahabat-sahabat putrinya.
"Kami diminta Ayana untuk datang kesini Tante" jawab Mona.
"Ya sudah, kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian. Tante mau ganti pakaian dulu" pamit Mama Lisa.
"Baik Tante" jawab Mona dan Dira.
Setelah Mama Lisa pergi, Mona dan Dira mendekati Ayana. Mereka memeluk Ayana dengan erat dan Ayana membalas pelukan mereka.
"Ayana, lalu udah sampai disana jangan lupain kami ya ! Meskipun kita berjauhan, tapi kami akan selalu ada untuk kamu. Jika ada sesuatu katakan pada kami, jangan pendam masalah sendirian ! Nanti jadinya penyakit hati" ucap Dira.
"Iya, sering-sering hubungi kami ya. Kami pasti merindukan kamu. Dari sini kami akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu dan bayimu" sambung Mona.
Ayana tak sanggup lagi menahan air matanya, "Terima kasih karena kalian selalu ada untukku" ucapnya.
"Mau ikut juga dong !" ucap Tio membuat ketiga wanita itu menatapnya kesal.
"Heheheh, bercanda kali ah" ucap Tio sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya.
Mereka lalu pamit dengan Ayana. Gala, mengantar mereka ke rumah mereka setelah itu ia dan Dira kembali ke sekolah untuk mengambil mobil wanita itu.
Dalam perjalan, Dira banyak diam karena merasa gugup berduaan dengan Gala. Gala yang memang tidak banyak bicara semakin membuat suasana jadi canggung.
"Sudah sampai" ucap Gala saat mereka sudah berada di parkiran sekolah.
"Ah... Iya... Terima kasih" ucap Dira sedikit kikuk.
Gala hanya mengangguk dan tersenyum padanya. Setelah itu Dira turun dari mobil Gala dan masuk ke dalam mobilnya. Ia menatap mobil Gala meninggalkan pekarangan sekolah.
"Ya, Tuhan... Seperti ini rasanya jatuh cinta ?" tanyanya.
Ia memegang dadanya dan merasakan jantungnya yang berdetak hebat. Setelah detak jantungnya kembali normal, Dira segera melajukan mobilnya.
🍃
Jam 8 malam harinya, Ayana sudah berangkat bersama kedua orang tuanya menuju tempat tinggal sang Omah. Ini merupakan pertama kalinya Ayana kesana. Biasanya Omah lah yang mengunjungi mereka di Bandung. Hubungan Ayana dengan Oma cukup dekat, jadi itu sebabnya Ayana setuju tinggal bersama dengan sang Omah.
Setelah menempuh perjalan kurang lebih 6 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah desa kecil namun padat penduduk.
"Ayana, Ma... Kita sudah sampai" ucap Papa Hartono membangun Ayana dan Mama Lisa. Kedua wanita itu tertidur karena memang waktu sudah begitu larut malam.
"Udah sampai ya Pa ?" tanya Mama Lisa kala sudah terbangun.
Ayana mengucek-ucek matanya lalu menatap keluar mobil. Ia mencari-cari rumah besar namun yang didapat hanyalah rumah sederhana yang saling berdempetan.
"Ayo turun !" ajak Mama Lisa kala melihat Ayana masih terdiam.
Ayana turun dari mobil dan mengikuti langkah orang tuanya. Mereka lalu mengetuk-ngetuk pintu rumah yang menurut Ayana lumayan besar dari rumah-rumah yang ada di sekitaran sini.
Tak lama pintu rumah terbuka dan memperlihatkan seorang wanita berusia 80 tahun yang tampak masih segar walaupun sudah berkeriput.
"Kalian sudah datang ?" tanya sang Omah.
"Iya, maaf Ibu kami datangnya tengah malam karena kami menyelesaikan pekerjaan kami untuk tiga hari ke depan" ucap Mama Lisa mencium tangan mertuanya.
"Ya, Ibu paham kesibukan kalian. Ayana mana ?" Sang Omah menanyakan Ayana karena wanita itu berada di belakang kedua orangtuanya.
"Ayana disini Omah" ucap Ayana. Ia memeluk tubuh sang Omah dengan erat, "Ayana kangen banget sama Omah" ucapnya.
"Omah juga kangen dengan cucu Omah yang cantik ini" balas Omah.
Keduanya saling memeluk melepaskan kerinduan, setelah itu Omah meminta mereka masuk dan istirahat.
Kedua orang tua Ayana tidur di kamar tamu, sementara Ayana tidur di kamar Omah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ujian Ayana akan lebih berat lagi😌
.
.
jangan lupa apa ? 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Nila
💪💪👍👍❤️❤️
2023-03-19
0
itty🌹
lanjut Thor 💪, ❤️
2022-11-08
1
itty🌹
wah Gala ditaksir sama Dira, terus Mona sama siapa nih ? Lerry atau Tio 🤣
2022-11-08
2