...🍃Happy Reading🍃...
Seminggu telah berlalu, masa orientasi siswa baru pun telah usai. Kini mereka telah resmi menjadi siswa sekolah Wismagara. Semua murid baru masuk ke kelas mereka setelah pembagian kelas. Ayana dan kedua sahabat barunya begitu senang karena mereka bisa satu kelas.
Jam pelajaran pun dimulai, Ayana dan kedua sahabatnya mengikuti pelajaran dengan serius. Setelah jam pelajaran usai dan berganti dengan jam istirahat, mereka berjalan ke arah kantin.
Saat di jalan mereka saling bercanda bahkan saling dorong, hingga tanpa sengaja Ayana menabrak seorang pria tinggi.
Bruk. Kedua teman Ayana membulatkan matanya. Sementara Ayana tampak meringis kesakitan setelah menabrak dada bidang pria tersebut dengan keras.
"Aww..." Ayana mengelus hendaknya yang terasa sakit.
"Punya mata nggak sih ?" tanya pria itu dengan suara dingin.
Ayana mengangkat kepalanya hendak memarahi pria itu, tapi niatnya ia urungkan kala melihat wajah pria tersebut. Hati Ayana berteriak memuji ketampanan pria tersebut. Tapi Ayana merasa tidak asing dengan wajah pria itu.
"Jika ditanya ya dijawab ! Kamu caper ya sama Gama ?" sambung pria di samping mereka.
"Temanku nggak sengaja kali, Ayana tidak ada maksud buat caper !" celetuk Dira.
"Diam kamu ! Aku tidak mengajakmu bicara" bentak pria tersebut yang tak lain adalah Lucas sahabat Gama.
"Ye, sewot amat sih" gerutu Dira.
Lucas tidak menanggapi ucapan Dira.
"Maaf kak, aku nggak sengaja" ucap Ayana sambil tersenyum.
Gama tidak menggubris permintaan maaf dari Ayana. Iya hanya menatap dingin wanita itu, setelah itu dia segera pergi meninggalkan Ayana dan kedua sahabatnya.
"Tampan banget" puji Ayana ketika Gama sudah pergi.
"Ganteng sih, tapi judes" sahut Dira.
"Udah yuk, kita ke kantin !" ucap Mona.
Akhirnya mereka bertiga masuk ke kantin, mereka memilih duduk di meja paling pojok. Baru beberapa menit mereka duduk tiba-tiba Gala datang bersama kedua sahabatnya.
"Boleh kita gabung ?" tanya Gala.
"Boleh banget kak" jawab Mona dengan cepat. Tentu saja ia setuju duduk satu meja dengan cowok yang ia taksir.
Gala dan kedua temannya pun duduk di hadapan Ayana dan kedua temannya. Setelah itu mereka memesan makanan yang mereka mau sambil menunggu mereka mengobrol.
"Gimana hari pertama masuk sekolah ? Seru nggak ?" tanya Gala pada Ayana.
"Seru dong. Apalagi bisa lihat cowok-cowok ganteng seperti kalian" jawab Mona.
"Aiss... Anak ini, bukan dia yang ditanya tapi dia yang jawab" ucap Dira kesal.
"Ya biarin aja" balas Mona.
Ayana hanya bisa tersenyum melihat kedua sahabatnya itu. Gala terpesona dengan senyuman Ayana.
Di sebuah meja yang tidak jauh dari meja Ayana dan Gala. Terlihat dua pria menatap ke arah mereka.
"Sepertinya adikmu mengenal wanita itu" ucap Lucas pada Gama.
Gama tidak menanggapi ucapan Lucas, ia hanya fokus melihat interaksi Gala dan Ayana. Terlihat Ayana berbicara sambil tersenyum pada Gala.
"Tapi cewek yang nabrak kamu cantik juga sih, nggak kalah cantik sama Shintia" lanjut Lucas memuji Ayana.
Tak lama kemudian Shintia pun datang menghampiri meja mereka. Wanita itu duduk di samping Gama tanpa permisi.
Gama hanya bisa menghela nafas melihat kedatangan wanita itu. Wanita yang sudah dua tahun lebih mengusik ketenangan hidupnya.
"Kalian sudah pesan makan ?" tanya Shintia.
"Sudah, malahan sudah kenyang" balas Lucas.
Sementara Gama tidak membuka suara. Dirinya terlalu malas berbicara dengan Shintia. Pandangannya masih terpaku pada Gala dan Ayana.
Diabaikan oleh Gama membuat Shintia merasa kesal. Gama selalu memperlakukannya seperti ini.
"Gama aku lagi bicara loh sama kamu" ucapnya sambil mengguncang tubuh Gama.
Hal inilah yang membuat Gama tidak menyukai Shintia yang agresif. Akhirnya pria itu menggebrak meja dengan keras hingga membuat penghuni kantin menatap ke arahnya.
"Bisa nggak sih sehari aja nggak ganggu hidup aku ?" tanya Gama dengan intonasi suara yang meninggi. Ia pun pergi meninggalkan Shintia, disusul sahabatnya Lucas.
Semua mata menatap ke arah Shintia. Ada yang menatapnya iba ada juga yang menatapnya dengan tatapan mengejek. Hampir satu sekolah tahu jika Shintia terus mengejar cinta Gama, tapi pria itu selalu menolaknya. Banyak siswa yang tidak habis pikir dengan Gama yang tidak bisa menerima cinta Shintia, wanita yang digadang-gadang sebagai wanita tercantik di sekolah ini.
Shintia mengepalkan tangannya dengan kuat, ini bukan kali pertamanya ia dibentak oleh Gama. Shintia tidak akan menyerah untuk mendapatkan Gama, ia bertekad harus membuat pria itu luluh dan bertekuk lutut padanya. Shintia pun meninggalkan kantin dengan rasa malu dan amarah.
Semua kejadian itu tidak luput dari pengamatan Ayana dan kawan-kawan.
"Ck... Wanita itu selalu menganggu kakakmu" ucap Tio pada Gala.
"Iya, heran juga ya sama wanita seperti itu. Udah di tolak berkali-kali tapi masih aja mendekati kakakmu. Kalau aku jadi dia pasti udah malu banget" sambung Lerry.
"Memang wanita itu siapa ?" tanya Mona.
"Dia Shintia, wanita yang banyak dipuja kaum laki-laki di sekolah ini. Tapi dia selalu ngejar cinta Gama, kakak dari Gala. Dia udah ditolak berkali-kali tapi tetap tidak mau menyerah" jelas Tio pada Mona.
"Padahal cantik ya" ucap Mona.
"Cantik sih, tapi centil dan arogan" balas Lerry.
Diam-diam Ayana menyimak, ternyata pria yang ia tabrak tadi adalah kakaknya Gala. Pantas saja dia merasa tidak asing dengan wajah Gama. Jujur saja Ayana pun jatuh hati pada pria tampan itu.
"Oh ya, tadi kak Tio bilang itu kakaknya Kak Gala. Berarti dia anak sulung dari pemilik sekolah ini dong ?" tanya Mona.
"Yap benar sekali, dia adalah Gama Wismagara" jawab Tio.
Mona mengangguk paham. Mereka kemudian melanjutkan makannya. Setelah selesai makan tak lama bel berbunyi tanda jam istirahat sudah habis. Seluruh siswa yang masih berada di kantin berhamburan masuk ke kelas mereka masing-masing.
Saat jam pulang sekolah Ayana berjalan sendirian karena Mona dan Dira sudah balik duluan. Saat berjalan keluar, Ayana melewati parkiran siswa tanpa sengaja ia melihat Gama hendak masuk ke dalam mobilnya. Ayana tersenyum melihat pria itu, akhirnya ia mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan Gama.
Ayana melangkah mendekati Gama, "Halo kak !" sapanya membuat Gama sedikit terkejut.
Gama menatap Ayana dengan dingin. Meski begitu Ayana masih melempar senyum manisnya.
"Kak kenalin, namaku Ayana !" Ayana menggantung tangannya di udara mengajak Gama berkenalan. Pria itu hanya melirik tangan Ayana tanpa ada niat membalasnya, Ayana pun sadar dan segera menarik tangannya.
"Kakak kok diam aja sih ?" tanya Ayana.
"Lalu aku harus bicara apa ?" Akhirnya Gama membuka suara walau terdengar dingin.
"Apa aja gitu, misal tanya-tanya tentang Ayana, dimana rumah Ayana, pulang bareng siapa, atau nggak tanyain nomor HP gitu !"
"Nggak penting banget" jawab Gama ketus.
"Jangan seperti itu kak, nanti kakak jatuh hati loh sama Ayana" ucap Ayana terkekeh.
"Nggak lucu" ucap Gama ketus.
Ayana menghentikan tawanya, ia menatap Gama yang terlihat kesal.
"Mau bagi nomor nggak kak ?"
"Nggak"
"Dih, pelit banget sih" Ayana mencebikkan bibirnya.
Gama tidak peduli, pria itu pun memutuskan untuk meninggalkan Ayana. Belum sempat pria itu membuka pintu mobilnya, Anya sudah mencekal tangannya.
"Bagi nomornya dulu kak !"
Anya memainkan puppy eyes berharap Gama mau memberikannya nomor HP. Gama menarik nafas panjang lalu berdecak kesal.
"Ck... Untuk apa ?"
"Untuk menelpon kakak, bertanya kabar agar bisa semakin dekat" jawab Ayana sambil nyengir kuda.
"Itu hal yang paling membosankan. Dan aku tidak suka hal seperti itu" jawab Gama menghempaskan tangan Ayana. Ia segera masuk mobilnya dan meninggalkan Ayana.
Ayana pulang ke rumahnya dengan wajah yang ditekuk membuat sang mama penasaran.
"Kenapa wajahnya kusut seperti itu ?" tanya mama Lisa.
"Nggak apa-apa kok Ma, cuman capek aja" jawab Ayana lesu.
"Baru juga hari pertama sudah letih seperti itu. Yang semangat dong sayang !" ucap sang Mama.
Ayana hanya tersenyum pada mamanya. Ia lalu masuk ke kamar mengganti pakaian kemudian turun untuk makan siang. Selesai makan siang, Ayana kembali ke kamarnya.
Ia membuka gadgetnya dan membalas pesan-pesan di grup chatnya. Mereka membahas tentang tim basket dari sekolahnya yang sebentar lagi tanding dengan sekolah rival mereka. Mona dan Dira sangat antusias untuk menyaksikan pertandingan itu Minggu depan. Berbeda dengan Ayana yang hanya menyimak dan membalas chat seadanya. Dia masih galau karena Gama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa kasih ⭐⭐⭐⭐⭐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Nila
Ayana kalem dikit dong. cewek terlalu agresif nampak murahan
bagusan jual mahal lah
2023-03-19
0
Nurul Kosidah
gk banget ayana,jual mhl dikit donk
2022-12-29
1
Bunda Alza
Ayana nekat juga ternyata 🤣
nyalinya gd buat dapetin gebetan
2022-11-23
1