Part 10 - Positif

...🍃 Happy Reading🍃...

Ayana mengangguk saat sang Mama bertanya pada padanya. Diam-diam Ayana melihat raut wajah Mama sepertinya memikirkan sesuatu.

"Ayana, kamu tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh kan ?"

Mama Lisa menatap Ayana dengan tatapan penuh selidik. Sementara Ayana tampak terlihat bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan sang Mama.

"Maksud Mama ? Ayana tidak mengerti."

"Mama harap kamu tidak membuat Mama kecewa Ayana. Kamu adalah anak semata wayang kami. Mama dan Papa memiliki harapan yang besar terhadap dirimu !"

Setelah mengucapkan itu, Mama Lisa meninggalkan kamar Ayana. Wanita itu sendiri masih mencerna kata-kata sang Mama. Beberapa detik kemudian Ayana mulai paham apa yang dikhawatirkan oleh sang Mama. Tiba-tiba ia juga merasa cemas, pelan-pelan ia mengingatkan kejadian itu sudah sebulan lebih. Ayana menatap kalender yang ada di nakas kecilnya dengan perasaan deg-degan. Ia melihat tanggal yang ia lingkari, tanggal dimana dirinya mendapatkan tamu bulanan. Ayana memang melingkari tanggal tersebut setiap bulan berbeda, Ayana termasuk wanita yang menstruasi dengan teratur. Tapi bulan ini...

Ayana lalu terbangun dari tidurnya, ia mulai menerka-nerka berbagai hal yang kemungkinan terjadi padanya.

"Bagaimana ini ?" tanya Ayana pada dirinya sendiri.

Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Sepertinya sang Mama menebak hal yang sama dengan yang ia tebak.

"Sepertinya aku haru melakukan tes kehamilan !" ucapnya.

Saat sore hari Ayana diam-diam keluar, ia meminta supirnya mengantar dirinya ke apotik. Sesampainya di apotik Ayana membeli beberapa obat yang akan dia gunakan sebagai alasan jika ketahuan oleh sang Mama. Setelah itu Ayana membeli lima testpack yang kemudian ia masukkan dalam kantong hoodienya. Selesai itu, Ayana segera pulang ke rumah.

Benar saja, sang Mama ternyata duduk di teras rumah sambil membaca majalah. Ayana berjalan pelan mendekati sang Mama.

"Dari mana ?" tanya Mama Lisa saat sadar akan kehadiran Ayana.

"Dari Apotik Ma, Ayana baru saja beli obat" jawabnya sambil memperlihatkan obat yang ia pegang.

"Kenapa nggak bilang sama Mama saja ? Kan Mama bisa minta supir buat beliin kamu dan kamu tidak perlu keluar rumah dalam keadaan seperti ini" ucap Mama Lisa.

"Ya sudah kamu masuk istirahat, kalau butuh apa-apa bilang sama Mama !" lanjut Mama Lisa.

Ayana mengangguk lalu segera masuk ke kamar. Ia mengunci rapat pintu kamarnya, setelah itu Ayana membaca cara menggunakan testpack tersebut.

"Sepertinya aku harus menunggu besok pagi" ucapnya.

Malam harinya Ayana duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya. Sementara pelayan menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Kata Mama kamu tidak enak badan ?" tanya sang Papa.

"Iya Pa, tapi sekarang udah agak mendingan" jawab Ayana.

Papa Hartono terdiam setelah mendengar jawaban sang putri. Ia menatap meja dengan raut wajah yang terlihat penuh pikiran.

Taka lama semua makan malam pun selesai disajikan. Ayana mengambil nasi dan beberapa lauk kesukaannya. Saat Ayana menyuapi mulutnya tiba-tiba Ayana merasa mual kala makanan itu berhasil masuk tenggorokannya.

Dengan langkah yang cepat Ayana meninggalkan meja makan, dan menuju wastafel untuk membuang isi perutnya.

Kedua orang tua mereka saling bertatapan, mereka seolah mengisyaratkan jika ada sesuatu yang tidak beres dengan putri mereka. Akhirnya sang Mama mendekati Ayana dan memijit tengkuknya. Ayana melemas setelah mengeluarkan isi perutnya.

"Apa masih mau muntah ?"

"Sudah nggak Ma, Ayana mau ke kamar saja, Ayana ingin istirahat. Kepala Ayana terasa berat" ucap Ayana lesu.

Mama Lisa akhirnya menuntun Ayana ke kamarnya. Ayana berbaring di atas ranjang, sang Mama menutup tubuh Ayana dengan selimut. Setelah itu Mama Lisa turun ke meja makan.

"Sepertinya anak kita sudah salah jalan Pa" ucap Mama terdengar lirih.

Papa Hartono tidak melanjutkan makan malamnya lagi. Ia kepikiran dengan putri semata wayangnya. Jika benar Ayana hamil, maka mereka benar-benar kecewa dengan Ayana.

Jam lima pagi, Ayana terbangun karena merasa mual lagi. Tubuhnya kembali lemah setelah memuntahkan cairan bening dari mulutnya. Ayana lalu teringat dengan testpack yang ia beli. Wanita itu bergegas mengambil testpack itu dan mengikuti cara pakainya.

Tangan Ayana gemetar kala kelima testpack itu menunjukkan gari dua. Tubuh Ayana luruh ke lantai, rasanya kakinya begitu lemas dan tidak bisa menopang tubuhnya. Air matanya mulai mengalir membasahi pipinya, ia terisak saat tahu ia hamil.

"Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini ?" ucapannya di sela tangisannya.

Sementara di luar sang Mama mencoba membuka pintu kamar Ayana menggunakan kunci cadangan. Setelah terbuka ia dan suaminya masuk mencari keberadaan Ayana. Sayup-sayup terdengar suara tangisan dalam kamar mandi. Mereka segera membuka kamar mandi tersebut dan melihat Ayana bersimpuh di lantai dengan tubuh yang bergetar. Pelan-pelan mereka mendekati Ayana yang menangis pilu. Dapat mereka lihat di tangan Ayana ada testpack.

Mama Lisa segera merebut testpack tersebut dan melihat hasilnya. Benar dugaan mereka jika Ayana, putri semata wayangnya tengah hamil.

"Ayana, bisa kamu jelaskan semua ini pada kami ?" tanya Mama Lisa dengan suara bergetar.

Ayana tidak mampu menjawab, ia semakin terisak. Tapi tangisannya itu tidak membuat kedua orang tuanya iba.

"Apa yang Papa takutkan benar-benar terjadi. Selama ini kami melarang kamu berpacaran bukan untuk membatasi kesenanganmu, kami hanya takut kamu salah melangkah. Papa benar-benar kecewa denganmu Ayana ! Kami berusaha menjaga dirimu tapi dengan mudahnya kamu membiarkan pria itu menodaimu. Kamu membuat Papa dan Mama sakit hati Ayana" teriak sang Papa.

Selama ini ia menjaga putrinya dengan baik. Tapi hanya karena seorang pria, putri yang ia jaga kini telah dirusak. Rasa marah, kecewa, sedih, bersalah dan menyesal kini bercampur aduk di hati mereka. Mereka merasa gagal menjaga putri mereka.

"Maafkan Ayana Pa, Ma !" Ayana memeluk kedua kaki orang tuanya dan terisak memohon maaf kepada mereka.

"Sekarang minta pria itu bertanggung jawab. Jika dia tidak mau bertanggung jawab maka gugurkan kandungan itu !" tegas Papa Hartono. Ia menarik istrinya keluar dari kama Ayana, kini tersisa wanita itu yang menangis meraung-raung.

Keesokan harinya, Ayana mendatangi rumah Gama. Penampilannya tampak acak-acakan, mata yang sembab serta bibir yang pucat membuat Gama terheran-heran.

"Ayana, kamu kenapa ?" tanya Gama.

Saat ini mereka tengah berada di rumah Gama, tepatnya di ruang tengah.

Ayana tidak menjawab pertanyaan Gama, wanita itu justru mengeluarkan testpack itu dan memberikannya pada Gama. Gama menerimanya lalu menatap benda-benda tersebut. Matanya membulat saat melihat gari dua merah, ia yakin itu adalah hasil testpack milik Ayana. Tangannya bergetar lalu meletakkan benda itu di atas meja.

"Ayana..." ucap lirih Gama.

Ayana mengangguk seolah tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Gama. Dengan air mata yang tak hentinya luruh Ayana mengatakan keinginannya, "Gama, kamu harus bertanggung jawab !"

Ucapan Ayana keluar bertepatan sang Bunda Mila menghampiri mereka.

"Apa yang harus Gama pertanggung jawabkan ?" tanyanya pada Ayana.

Deg. Keduanya membeku kala Bunda Mila mengambil testpack di atas meja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

udah ya 😁 jangan minta tambah, karena ini bukan nasi 😌 sampai ketemu besok 😘

SELAMAT MALAM MINGGU BUAT YANG ADA PASANGAN 🥳 YANG NGGAK ADA PASANGAN SELAMAT BOBO 🤸

Terpopuler

Comments

Yati Rosmiyati

Yati Rosmiyati

🤭🤭 walaupun bukan nasi tapi bikin ketagihan Thor maunya nambah terus🤭🤭🙏

2022-11-05

1

virgo♍

virgo♍

dapat notif langsung meluncur 🛴

2022-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog & Pengenalan Tokoh
2 Part 1 - Hari Pertama masuk sekolah
3 Part 2 - Gama Wismagara
4 Part 3 - Pertandingan Basket
5 Part 4 - Perkelahian
6 Part 5 - Jadian
7 Part 6 - Ijin Pacaran
8 Part 7 - Cemoohan Para Siswa
9 Part 8 - Hari Kelulusan
10 Part 9 - Mual-mual
11 Part 10 - Positif
12 Part 11
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25 -
27 Part 26 -
28 Part 27 -
29 Part 28 -
30 Part 29 -
31 Part 30 -
32 Part 31 -
33 Part 32 -
34 Part 33 -
35 Part 34 -
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 No Caption
65 Part 63
66 Part 64
67 Part 65
68 Part 66
69 Part 67
70 Part 68
71 Part 69
72 Part 70
73 Part 71
74 Part 72
75 Part 73
76 Bab 74
77 Info
78 Part 75
79 Part 76
80 Part 77
81 Part 78
82 Part 79
83 Part 80
84 Part 81
85 Part 82
86 Part 83
87 Part 84
88 Part 85
89 Part 86
90 Part 87
91 Part 88
92 Part 89
93 Part 90
94 Part 91
95 Part 92
96 Part 93
97 Part 94
98 Part 95
99 Part 96
100 Part 97
101 Part 98
102 Promosi Novel Baru
103 Part 99
104 Part 100
105 Part 101
106 Part 102
107 Part 103
108 Part 104
109 Part 105
110 Part 106
111 Part 107
112 Part 108
113 Part 109
114 Part 110
115 part 111
116 Part 112
117 Part 113
118 Part 114
119 Part 115
120 Part 116 - TAMAT
121 Suamiku Direbut Adik Kandungku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Prolog & Pengenalan Tokoh
2
Part 1 - Hari Pertama masuk sekolah
3
Part 2 - Gama Wismagara
4
Part 3 - Pertandingan Basket
5
Part 4 - Perkelahian
6
Part 5 - Jadian
7
Part 6 - Ijin Pacaran
8
Part 7 - Cemoohan Para Siswa
9
Part 8 - Hari Kelulusan
10
Part 9 - Mual-mual
11
Part 10 - Positif
12
Part 11
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25 -
27
Part 26 -
28
Part 27 -
29
Part 28 -
30
Part 29 -
31
Part 30 -
32
Part 31 -
33
Part 32 -
34
Part 33 -
35
Part 34 -
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
No Caption
65
Part 63
66
Part 64
67
Part 65
68
Part 66
69
Part 67
70
Part 68
71
Part 69
72
Part 70
73
Part 71
74
Part 72
75
Part 73
76
Bab 74
77
Info
78
Part 75
79
Part 76
80
Part 77
81
Part 78
82
Part 79
83
Part 80
84
Part 81
85
Part 82
86
Part 83
87
Part 84
88
Part 85
89
Part 86
90
Part 87
91
Part 88
92
Part 89
93
Part 90
94
Part 91
95
Part 92
96
Part 93
97
Part 94
98
Part 95
99
Part 96
100
Part 97
101
Part 98
102
Promosi Novel Baru
103
Part 99
104
Part 100
105
Part 101
106
Part 102
107
Part 103
108
Part 104
109
Part 105
110
Part 106
111
Part 107
112
Part 108
113
Part 109
114
Part 110
115
part 111
116
Part 112
117
Part 113
118
Part 114
119
Part 115
120
Part 116 - TAMAT
121
Suamiku Direbut Adik Kandungku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!