...🍃Happy Reading 🤗🍃...
Seminggu berlalu, Ayana mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Ia sudah mengenal beberapa tetangga dan Omah. Ayana juga semakin pintar berkebun, walau hanya sekedar memetik buah dan sayuran.
Saat Ayana berada di sebuah rumah kebun bersama Omah, tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka. Ayana ingat pria itu adalah pria yang beberapa hari lalu menyapa sang Omah.
"Aaron, kamu kesini ?" tanya Omah pada pria itu.
"Iya Omah. Aaron kangen jalan-jalan ke kebun Omah" jawab pria itu. Matanya sesekali melirik Ayana yang tampak sibuk dengan gadgetnya.
Omah, memperhatikan tingkah Aaron, ia tahu jika pemuda itu penasaran dengan Ayana.
"Ayana, kenalkan ini Aaron !" ucap Omah pada Ayana.
Ayana lalu mengalihkan pandangannya dengan pria itu, Aaron tersenyum ramah dengan Ayana. Ia pun membalas senyuman pria itu.
"Aaron ini, putra Bu Sri. Dia sekarang kuliah di salah satu universitas kota Jakarta" lanjut Omah.
Ayana tidak fokus dengan penjelasan sang Omah, ia tiba-tiba teringat dengan Bu Sri yang suka nyinyir saat Ayana sedang bersama dengan Bu Nimas dan Bu Sari.
"Ayana, kamu dengar Omah nggak sih ?" tanya Omah kala melihat Ayana melamun.
"Ah iya Omah" jawab Ayana tersadar dari lamunannya.
"Mikirin apa ?" tanya Omah.
"Enggak ada kok Omah" jawab Ayana.
Omah lalu meminta Aaron ikut duduk di rumah-rumah kebun tersebut. Mereka lalu melanjutkan percakapan mereka sementara Ayana hanya menjadi pendengar baik.
"Jadi kuliahmu sudah selesai ?" tanya Omah.
"Sudah Omah, tinggal nungguin acara wisuda Omah" jawab Aaron sesekali melirik ke arah Ayana yang tampak diam.
"Wah, sebentar lagi sudah bergelar dokter nih" ucap Omah menggoda Aaron.
"Akh, Omah bisa saja" balas Aaron terkekeh.
Aaron memang dekat dengan Omah, begitu juga Bu Sri. Bahkan dulu saat Aaron masih SD sering menginap di rumah Omah karena Omah yang memintanya. Omah sedari dulu sudah hidup sendiri semenjak Papa Hartono memutuskan untuk pindah ke Bandung. Suami Omah atau Opah Ayana meninggal saat Papa Hartono masih duduk di bangku SMP. Omah berhasil mendidik Papa Hartono menjadi anak yang pekerja keras dan pantang penyerahan, hingga akhirnya Papa Hartono bisa mencapai kesuksesannya seperti sekarang ini.
"Omah tinggal sebentar ya, Omah mau lihat pekerja di kebun wortel" ucap Omah. Ia tahu jika Aaron ingin berkenalan dengan Ayana, tapi Ayana terlalu cuek dengan pria itu.
"Ayana ikut Omah" Ayana hendak turun dari rumah kebun itu. Tapi sang Omah meminta Ayana untuk menunggu saja.
"Kamu disini saja ! Omah nggak lama kok, setelah itu kita pulang" ucap Omah.
Ayana hendak membantah, tapi sayangnya sang Omah segera berlalu. Mau tidak mau Ayana kembali duduk di tempatnya. Sebenarnya ia merasa risih karena kehadiran Aaron, ia bukannya tidak tahu pria itu sedari tadi memperhatikannya.
Kedua anak manusia itu tampak saling diam, Ayana kembali fokus dengan gadgetnya sementara Aaron sibuk mencuri pandang ke arahnya. Pria itu sebenarnya ingin mengajak Ayana bicara, tapi ia tahu jika wanita itu merasa risih dengannya. Akhirnya ia lebih memilih diam.
🍃
Di tempat lain, tepat pukul lima pagi seorang pria terbangun dari tidurnya karena rasa mual. Sudah tiga hari Gama merasakan siksaan dari morning sickness. Baru tiga hari Gama mengalami kehamilan simpatik, berat badannya sudah turun drastis. Pria yang gagah itu terlihat kurus dan sedikit pucat.
"Lebih baik aku yang mengalaminya daripada kamu yang harus menanggung semuanya" ucapnya kala dirinya sudah kembali ke atas tempat tidurnya, ia memandang wajah cantik Ayana di layar gadgetnya.
"Maafkan aku jika harus bersikap egois. Aku hanya minta waktu empat hingga lima tahun, setelah itu aku akan kembali menemuimu. Bertahanlah dengan bayi kita sayang" lanjutnya.
Ayana adalah cinta pertama Gama, wanita pertama yang mampu mencuri hatinya. Gama sendiri tidak tahu kenapa dirinya begitu mudah jatuh cinta dengan Ayana. Tapi ia tahu pasti jika wanita itu berhasil bertahta di hatinya dan seterusnya akan seperti itu.
Gama kembali melanjutkan tidurnya dan mengatur alarm pukul 8, hari ini ia ada kelas jam 9 pagi. Tak butuh waktu lama Gama sudah terlelap.
Tepat jam 8 pria itu terbangun dan segera masuk kamar mandi. Ia tetap memaksakan diri ke kampus walau kepalanya terasa berat.
Gama mengikuti kelas dengan serius, setelah selesai ia mampir di sebuah kafe langganannya. Ia memesan makan siang untuknya. Sambil menunggu pelayan datang, Gama membuka laptopnya dan mengerjakan beberapa tugas dari kampusnya. Tanpa pria itu sadari seorang wanita menghampiri kursinya.
"Aku tidak menyangka kita bisa ketemu disini" ucap wanita itu, ia duduk dengan santai tepat di samping Gama.
Gama menatap wanita itu dengan kesal, ia tidak menyangka ia akan bertemu dengan Shintia di Jerman. Empat hari yang lalu ia bertemu dengan Shintia saat berada di sebuah supermarket, dan hari ini ia bertemu lagi dengan wanita itu.
"Jangan dekat-dekat !" tegas Gama. Pria itu menggeser kursinya sedikit menjauh dari Shintia.
Shintia mengumpat dalam hati, tapi wajahnya berusaha tersenyum manis di depan Gama.
"Memangnya kenapa kalau aku dekat-dekat ? Kamu takut jika wanita itu mengetahuinya ?"
"Wanitaku punya nama"
"Ya, aku tidak peduli itu. Lagipula untuk apa kamu takut ? Kalian LDR-an nggak mungkin Ayana tahu jika kita sedang dekat"
Gama tidak menggubris ucapan Shintia. Ia sudah pusing dengan kehadiran wanita itu, jadi lebih baik diam daripada berdebat malah akan semakin membuat kepalanya terasa berat.
🍃
Ayana dan Omah sudah berada di rumah, saat ini mereka sedang membersihkan sayur yang baru mereka petik di kebun. Selama tinggal disini, Omah mengajarkan cara Ayana memasak, ya walaupun agak sulit mengajari cucunya itu. Tapi ia tetap senang karena Ayana mau belajar dan mulai nyaman hidup sederhana.
"Tadi bicara apa saja dengan Aaron ?" tanya Omah.
"Nggak ada" jawab Ayana singkat.
"Kenapa tidak mengajaknya ngobrol ? Dia itu pria yang asik diajak bicara" ucap Omah.
Ayana tidak menjawab, ia terlalu malas berkenalan dengan seorang pria. Terlebih lagi setelah ia dihancurkan oleh makhluk yang bernama laki-laki, ia semakin menuntut diri dan tidak ingin mudah bergaul dengan laki-laki.
"Cobalah untuk cari teman di desa ini ! Kamu nggak bosan apa jalannya bareng Omah terus ?"
"Baru juga seminggu Omah, Ayana masih butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar"
"Tapi bukan berarti kamu menutup diri pada orang baru. Omah tahu kamu membangun tembok tinggi untuk pria yang ingin dekat denganmu agar bisa menjaga hatimu. Namun untuk berteman itu tidak jadi masalah, bisa jadi Aaron bisa membuat kamu sedikit terhibur dan merasa senang tinggal di desa ini" ucap Omah.
Ayana kembali diam. Ia tidak ingin berkenalan dengan Aaron bukan hanya karena ia membangun tembok tinggi untuk menjaga hatinya dari laki-laki. Tapi ia juga tidak berminat kenal dengan Aaron karena ia tahu pria itu adalah anak dari Bu Sri.
Ayana tidak menyukai wanita paruh baya itu karena selalu melemparkan kata-kata yang tidak menyenangkan untuk Ayana. Entah mengapa Ayana berpikir jika Bu Sri sangat membencinya, tapi ia tidak tahu mengapa wanita paruh baya itu tidak menyukainya sementara dia dekat dengan Omahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Gama sepertinya ada saingan baru 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Nila
Bagus 👍👍💪💪
2023-03-19
0
Teteh Nadia
semngat kak saling dukung yuk salah dari tuan suami yang kejam
2022-11-10
2
merry yuliana
kok thor jangan sampai gama kegoda shintia di jerman sana...semoga gama bener setia n balik jadian hapoy ending sm ayana selamanya sm debay mereka...
2022-11-10
2