...🍃Happy Reading🍃...
"Ini testpack milik siapa ?" tanya Bunda Mila.
Ayana dan Gama tidak bisa menjawab, bahkan wanita itu malah semakin terisak. Tak adanya jawaban dari kedua anak mudah itu membuat Bunda Mila bisa menebak testpack itu milik siapa.
"Gama, jangan bilang kamu menghamili Ayana !"
Lagi-lagi Gama terdiam. Bunda Mila menjatuhkan tubuhnya di kursi.
"Kenapa bisa kamu melakukan hal seperti ini ? Setahu Bunda kamu tidak senakal ini Gama. Apa wanita itu merayumu ?"
Bug. Bagaikan ditimpa batu yang besar, Ayana merasa terluka saat mendengar tuduhan Bunda Mila. Ayana tahu jika sejak awal hubungannya dengan Gama, kedua orang tua Gama tidak setuju dengan hubungan mereka. Tapi meskipun mereka tidak setuju dengan hubungannya dengan Gama bukan berarti Bunda Mila bisa menuduhnya yang tidak-tidak.
"Aku tidak seperti itu Tante" ucap Ayana membela diri sendiri.
"Jika tidak seperti itu, lalu bagaimana bisa kamu hamil ? Pasti kamu sudah merayu putraku agar menidurimu, setelah kamu hamil kamu berani meminta pertanggung jawaban putraku. Iya kan ?"
Bukannya merasa bersalah telah menuduh Ayana, Bunda Mila justru semakin menjadi-jadi.
"Cukup Bun !" pekik Gama, "Ini bukan hanya salah Ayana, tapi juga salahku" ucapnya.
Bunda Mila berdecak kesal, "Lihatlah ! Kamu bahkan berani melawan Bunda"
"Gama bukan melawan Bunda, Gama hanya ingin mengatakan yang sebenarnya. Kami melakukannya atas dasar suka sama suka, jadi ralat ucapan Bunda yang menilai Ayana yang menggoda Gama !"
"Tetap saja, meskipun kalian suka sama suka seharusnya sebagai wanita ia tetap menjaga kehormatannya. Bukan dengan suka rela memberikannya pada laki-laki yang belum sah jadi suaminya !"
Ayana semakin terisak mendengar ucapan Bunda Mila. Memang benar ucapan dari Bunda Mila, seharusnya sebagai wanita baik-baik Ayana bisa menjaga kesuciannya. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah jadi bubur. Yang Ayana harapkan hanyalah pertanggung jawaban Gama.
"Ayana, sebaiknya aku antar kamu pulang !" ucap Gama.
Pria itu berdiri dan menarik tangan Ayana pelan. Ia meninggalkan sang Bunda yang sangat kesal.
Gama menghentikan mobilnya saat mereka sudah setengah jalan. Ia menatap bingung Ayana yang sedang terisak. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
"Ayana, berhenti menangis !" pintanya dengan lembut.
Ayana lalu menatap Gama, "Bagaimana bisa aku berhenti menangis jika aku sedang dalam masalah besar ? Masa depanku hancur Gama, orang tuaku juga marah besar padaku. Aku tidak tahu harus berbuat apa ? Mereka memintaku untuk meminta pertanggung jawaban darimu, dan jika kamu tidak mau bertanggung jawab mereka memintaku menggugurkan kandungan ini" jelas Ayana dengan intonasi suara yang meninggi.
"Maaf, aku tahu kamu sedih. Tapi kita tidak bisa bicara jika kamu terus-terusan menangis seperti ini" ucapnya, Gama menarik rambutnya dengan kasar.
"Kamu mah enak, nggak jadi masalah meskipun telah melakukan hal itu. Tidak sama sepertiku yang perempuan, aku yang menerima akibat dari perbuatan kita"
"Kenapa ngomongnya jadi gitu sih ? Kamu tahu nggak kalau setiap malam aku ketakutan hal ini akan terjadi. Setiap malam aku memikirkan bagaimana jika kamu hamil. Kamu tidak bisa seenaknya mengatakan jika aku tidak ada masalah setelah kita melakukan one night stand !" intonasi suara Gama mulai meninggi.
"Lalu apa yang kamu dapatkan setelah berpikir cukup lama ? Tentu kamu sudah menyiapkan solusi untuk masalah ini bukan ?"
"Ayana, untuk bertanggung jawab aku belum bisa" jawab Gama.
Ayana menganga mendengar jawaban Gama. Ia tidak percaya pria itu dengan teganya mengatakan jika ia tidak bisa bertanggung jawab.
"Kamu tahu bukan jika nanti malam keberangkatan ku ke Jerman. Aku tidak mungkin mengorbankan impianku hanya untuk bertanggung jawab dengan janin yang ada dalam kandungan mu itu" lanjutnya dengan tegas.
Ayana tertawa hambar, "Hanya untuk kamu bilang ? Ini juga anakmu Gama. Memang seharusnya kamu mengorbankan impianmu itu untuk bertanggung jawab pada kami !"
"Tapi aku tidak bisa. Ini impianku Ayana, kamu tahu kan perjuanganku untuk sampai di titik ini ?, nggak mudah bagiku melepaskan impianku Ayana"
"Lalu kamu pikir aku juga tidak mempunyai impian ? Impianku juga hancur Gama. Tapi ini resiko yang harus kita terima atas perbuatan kita !" teriak Ayana.
Mereka kemudian sama-sama terdiam, hanya suara tangisan Ayana yang terdengar dalam mobil itu.
"Kamu gugurkan saja kandungan itu agar kita bisa mengejar impian kita !"
Plak. Suara tamparan begitu nyaring. Ayana menatap Gama dengan tatapan penuh amarah dan kekecewaan. Sementara Gama memegang pipinya yang terasa perih setelah mendapat tamparan dari Ayana.
"Kamu itu manusia Gama. Kenapa kamu tega memintaku membunuh janin yang tidak berdosa ini ? Dia anakmu Gama. Apa susahnya kamu berkorban untuk anak yang sedang tumbuh dalam rahimku ini ? Disini bukan hanya kamu yang berkorban, tapi aku juga. Impian kamu, bisa kamu kejar setelah anak ini lahir !" ucap Ayana penuh amarah. Ia tidak menyangka Gama memilih niat yang buruk itu daripada bertanggung jawab.
"Tapi ini kesempatan emas Ayana. Aku tidak bisa melepaskan mimpiku. Tidak ada salahnya kita menggugurkan kandungan itu sebelum berkembang. Bahkan kedua orang tuamu meminta hal yang sama" balas Gama.
"Itu jika kamu tidak ingin bertanggung jawab. Beda cerita jika kamu mau menikahiku agar anak ini lahir dengan status yang jelas"
Gama memukul setir mobilnya dengan frustasi. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Sementara Ayana memegang kepalanya yang terasa berat. Tak lama pandangan Ayana kabur, hingga wanita itu tidak sadarkan diri.
Gama yang sadar jika Ayana terdiam kini mencoba menggoyang-goyangkan tubuh Ayana.
"Ayana... Hai, kamu kenapa ? Ayana... Sayang... Bangun !!!" ucapnya.
Gama panik kala Ayana tidak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang Gama segera melarikan Ayana ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Ayana di bawa perawat masuk UGD. Gama yang berada di luar ruangan segera menelpon kedua orang tua Ayana.
Tak lama Papa Hartono dan Mama Lisa tiba. Wajah mereka terlihat panik.
"Bagaimana keadaan Ayana ?" tanya Mama Lisa pada Gama.
"Belum sadarkan diri Tante" jawab Gama.
Mama Lisa kemudian duduk di kursi sambil terisak-isak. Sementara Papa Hartono bersandar di dinding rumah sakit dengan tatapan kosong.
Tak berselang lama, dokter keluar dan mengajak keluarga pasien ke ruangannya. Papa Hartono dan Mama Lisa mengikuti langkah kaki sang Dokter. Setelah sampai, mereka lalu duduk di hadapan sang Dokter.
"Jadi seperti ini, putri Bapak dan Ibu tengah hamil tiga Minggu. Hamil mudah seperti ini sangat rentan bagi ibu hamil. Jadi jangan biarkan ibu hamil ini stress karena hal itu akan sangat berpengaruh pada janinnya. Si calon ibu juga tidak boleh kekurangan gizi, harus makan teratur dan hindari makanan yang pantangan untuk ibu hamil. Saya akan meresepkan obat untuk pasien. Untuk saat ini putri Bapak dan Ibu harus dirawat inap dulu !" jelas sang Dokter.
"Baik Dok" jawab Papa Hartono.
Setelah itu mereka keluar dan kembali duduk di depan ruangan UGD. Papa Hartono menatap Gama dengan tatapan penuh emosi.
"Jadi lelaki harus gantle !" Sindir Papa Hartono.
Gama semakin menunduk. Memang ia akui jika dirinya tidak gantle, bahkan bisa dibilang dirinya begitu bejat karena meminta Ayana menggugurkan kandungannya.
"Kamu mau bertanggung jawab atau tidak ?" tanya Mama Lisa.
"Untuk saat ini, aku belum bisa tanggung jawab Tante, aku tahu ini salah. Tapi aku harus pergi malam ini ke Jerman untuk melanjutkan studiku" jawab Gama pelan.
Mama Lisa tersenyum sinis, "Setelah kamu hancurkan putriku, kini kamu dengan mudahnya lepas dari tanggung jawabmu" teriak Mama Lisa.
Papa Hartono yang geram dengan Gama, tanpa pikir panjang memberikan sebuah bogeman di wajah Gama.
Bug...Bug...Bug... "Brengsek kamu, kamu sudah menghancurkan masa depan putriku, tapi kamu malah menyusun masa depan cerah untuk dirimu sendiri " teriak pria paruh baya itu.
Gama menitikkan air matanya, sungguh ini adalah pilihan berat untuknya. Tapi ia tidak bisa melepaskan kesempatan emas ini.
Tak lama kedua orang tua Gama juga datang. Ternyata tadi Gama menghubungi orang tuanya dan mengatakan jika Ayana masuk rumah sakit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Yang mau ngumpat Gama,, waktu dan tempat dipersilahkan 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
@maydina777
iya kak kami lagi ngehujat gama😂
2023-01-26
1
Buna_Riz
menurutku Gama terlalu egois 😐 berani berbuat harusnya berani bertanggung jawab, nggak mikir apa Ayana juga mengorbankan impiannya demi mempertahankan anak kalian, malah seenak jidat minta Ayana gugurin kandungan 😠 orang tuanya juga sama-sama egois😒
2022-11-06
2
Yati Rosmiyati
kok komen aku gak muncul ya padahal udah panjang kali lebar🤭
2022-11-06
1