Adzan Shubuh tiba seperti biasa Kak Awan mengetok Pintuku bagai nabuh Kentongan.
*Toktoktotoktoktoktok*
" Iyaa iyaa ? ahh dasar Kak Awan berisik ". Teriakku dari dalam kamar.
Aku membuka Pintu kamarku dan Segera menunaikan Sholat Shubuh yang di imami oleh Kak Awan.
Selesai Sholat Shubuh , Caca mengajakku untuk Jogging keliling Komplek .
" Caca sayang Onty masih ngantuk nih kan paginya harus pergi Kuliah ".
" Ahh Onty lupa yaa Caca kan juga sekolah ". Gumamnya.
" Caca sudah siap sayang ". Kata Kak Awan .
" Caca gak mau Jogging kalo Onty gak pergi ".
" Baiklah , Onty ganti baju dulu deh ".
Aku , Kak Awan dan Caca berlari kecil mengelilingi Komplek .
" Kapan-kapan Jogging ke Pelabuhan yaa Yah ". Kata Caca pada Kak Awan.
" Boleh sayang ".
" Onty juga ikut gak boleh menolak ".
" Siap ". Jawabku .
Sekitar 1 jam kami berkeliling dan pada akhirnya bisa kembali ke rumah.
Matahari masih belum terbit sempurna jadi masih berkesempatan untuk tidur kembali.
Di Rumah Keluarga Bramasta.
Candu menyuruh Beberapa Anak buahnya untuk mencari Informasi tentang Istrinya dan hasilnya sudah didapat olehnya.
" Rupanya Kuliah di Kampus tempat Mengajarnya Reo . Ternyata dia Wanita yang Cerdas dan Berprestasi tapi tetap saja Tubuhnya Tepos kekurangan Gizi ". Gumamnya yang bermonolog .
*Drdrdrtdrt*
Ponsel Candu berdering .
" Aruni " . Ucapnya seraya menatap Layar Ponsel.
Candu bingung mau mengangkat atau tidak.
Aruni memanggilnya berkali-kali namun tidak digubris oleh Candu.
" Kenapa dia masih tidak mau menyerah ? Padahal sudah sebisanya aku harus menjauhinya agar tidak melukainya , Aruni Maafkan aku ". Gumamnya .
Aruni adalah Gebetan atau Teman Tapi Mesrahnya Candu.
Candu dan Belva putus karena adanya sosok Aruni yang mampu meluluhkan hati sosok Candu.
Matahari mulai menerikan panasnya biasanya menunjukkan pukul 06.30 pertanda semua orang harus bersiap-siap entah itu pergi ke sekolah , Kuliah dan Kerja .
Kali ini Candu akan mengemudikan Mobil sendiri karena Elang izin untuk berkunjung ke Rumah Orang Tuanya yang saat ini berada di Luar Kota.
Di Lampu merah secara kebetulan Mobil milik Senja berjejer persis disamping Mobil Candu.
Namun keduanya masih belum saling mengenal .
Ketika Lampu Menunjukkan Warna Hijau Candu menoleh ke arah Mobil Senja , Alangkah terkejutnya dia ketika melihat sosok Wanita yang saat ini menyandang sebagai Istrinya.
" Adinda ?". Gumamnya.
Namun karena Lampu sudah Hijau Mobil Senja sudah lebih dulu jalan sedangkan Mobil Candu di demo oleh Pengendara lainnya karena tidak cepat berjalan dan mengganggu Perjalanan mereka.
" Sial gara-gara Adinda hari ini kenak omel Ibu-ibu gak jelas ". Umpatnya.
Hari ini Universitas tempat Kuliahku Dkk mengadakan Dies Natalis , tentu semua Materi hari ini ditiadakan .
Semoga Mahasiswa bersorak gembira dan menikmati Acara Dies Natalis yang diadakan di Lapangan Sepak Bola .
" Senja kita ke Lapangan Yuk ". Ajak Zea padaku.
" Gue paling gak suka Kehebohan dah sana loe pergi aja sama Zavir , Gue mau ke Perpustakaan ." Balasku .
" Iishh Senja gak bisa diajak Senang-senang . Perasaan pas SMA dulu paling seneng kalo ada acara dies natalis ". Ungkap Zea.
" Menurut Loe gimana ?".
" Hmm Masih belum Move on yaa dari Kak Rehan ". Tebaknya .
" Daripada nebak yang belum tentu benar , Yasudahlah ayo kita pergi ke Lapangan kalo perlu jingkrak-jingkrak kek Kesetanan biar yang lain takut pada Kita ". Ujarku.
" iihh Apa'an sih Lo Sen , Sarap lo yaa jangan bikin malu lah ".
" Ya sudah ayok berangkat ".
Aku benar-benar tidak menyangka jika Dies Natalis yang diadakan oleh Kampus sempat mengingatkanku padanya.
Aku mendesah kesal dan pastinya disadari oleh Zea.
" Sen . Lo kenapa ? ". Lirihnya yang merasa bersalah.
" Gak ada ".
" Bagaimana kalo kita ikut mereka Joget selow tuhh mereka ".
" Ya ."
Meskipun semua orang menikmati Acara ini namun tidak padaku yang sama sekali terasa risih , Entahlah mengapa aku begitu berubah sekarang ? .
Sepulang dari Kampus sungguh tak menduga jika Mama dan Papa sudah datang bahkan disana juga ada Tante Rani dan Om Andi .
" Assalamualaikum ".
" Walaikumsalam ehh Adinda sayang sudah pulang yaa rupanya ". Sahut Tante Rani yang begitu senang kala melihatku pulang.
Aku mencium pundak tangan mereka satu persatu sabagai tanda hormat pada Orang tua.
" Senja mau kemana ? Duduklah sebentar ada yang ingin Papa dan Mama bicarakan ". Ucap Papa sepertinya sangat serius.
Mendengar Perkataan Papa barusan seketika Hatiku tidak bisa tenang .
" Papa akan mengatakan apa padaku ?". Gumamku dalam hati yang merasa sangat Penasaran.
Mama dan Papa serta dengan Kedua Sahabat karibnya menatapku intens .
" Senja , Tante Rani dan Om Andi adalah Sahabat Baik Papa dan Mamamu ". Ucap Mama basa-basi.
" Papa ini mau bicara apa sebenarnya , Yaa Aku tau lah kalau Tante Rani dan Om Andi Sahabat Baik kalian ". Jawabku sedikit bingung.
" Mereka juga Mertua kamu sayang ".
* Jendarrrr *
* Duarrrr*
Ucapan Mama benar-benar membuatku Shock tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Mama barusan yang mengatakan Jika Tante Rani dan Om Andi adalah Mertuaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Punggung tangan,Bukan pundak tangan..😂
2024-04-16
0