Pak Reo menjelaskan materi dengan detail bahkan sangat detail namun cara mengajarnya begitu serius bahkan hampir tidak ada Senda Gurau disetiap penjelasannya berbeda dengan Dosen lainnya.
" Materi hari ini sudah cukup , Saya akan memberi Kalian tugas untuk mewawancarai Suatu Perusahaan . Kalian bisa berkelompok serta bebas memilih Perusahaan mana saja untuk dijadikan Narasumber ". Kata Pak Reo dengan Jelas.
Tidak ada yang bertanya maupun mengeluarkan suaranya meskipun hanya sekedar gurauan kecil , Karena semua Mahasiswa tidak ingin berurusan dengan Pak Reo si Dosen Killer.
" Ze , Sen aku ngikut kelompok kalian yaa boleh dong ". Rengek Amel pada kita.
" Ya ". Jawabku dengan singkat.
" Yeayyy makasih Senja Soreku ". Soraknya gembira karena diterima dikelompokku.
" Mang Senja dipagi hari ada kah ". Kali ini Zea bertanya pada Amel.
" Mmm gak ada sih hehehe kan cuma canda aja Zee ihh Loe mah ngganggapnya serius ". Seloroh Amel.
" Minggu depan Tugas ini harus selesai untuk itu saat ini juga kita harus pergi ". Ajakku pada Keduanya.
" Hah Pergi ? Pergi kemana jangan buru-buru napa kan harus di pertimbangkan dulu ". Kata Zea yang sok Pintar.
" Di Pertimbangkan ? Apa yang akan ditimbang ? Badan kamu , Jangan pakai sistem lemotmu di Tugas Pak Reo bisa kenak Mental kita ". Jawabku dengan Nada agak Ketus sedikit karena Zea yang selalu menunda mengerjakan Tugas.
" Ya sudah . Ayo kita berangkat nyari Perusahaan terdekat saja ". Pinta Amel .
" Aku pikir di Perusahaan Papanya Senja boleh tuh ". Gumam Zea.
" Gak bisa ". Jawabku dengan Ketus.
" Duh Senja , Mang napa sih kan enak bisa langsung selesai tugas kita dari Dosen Killer itu ".
" Zea !! Aku tidak mau memakai Perusahaan Wijaya Corp ditugas Pak Reo , Ya kali kalo Dosen lainnya sah-sah saja tapi ini lain . Pak Reo itu Lain dengan yang lain ". Ucapku dengan suara Oktaf seperti emak-emak.
" Lain dengan yang lain maksutmu kamu apa Senja ?".
*Deg*
*Deg*
*Deg*
Jantung Ketiga Gadis yang sedang berdebat di dalam kelas itu serasa berhenti seketika mendengar suara Bariton seseorang yang saat ini lagi dibiacarakan.
Zea yang biasanya suka nyerocos kali ini diam dan menunduk karena takut .
Sedangkan aku hanya bisa berkomat-kamit agar Pak Reo tidak Menghukumku.
" Kenapa diam !! Apa kalian tidak mendengarku hah ". Bentaknya yang semakin membuat kami ketakutan.
Duhh Pak Reo jangan galak - galak napa .wkwkkw
" Aa , Maafkan kami Pak . Tadi kami bingung mau mewawancarai Perusahaan mana . Zea memilih Wijaya Corp karena itu Perusahaan Milik Kerabat Senja ". Kata amel yang membuat Senja dan Zea melolot lebar-lebar.
Sungguh tak percaya jika Amel akan berkata Jujur dihadapannya.
" Lalu ". Pak Reo tak mau kalah untuk mewawancarai Amel.
" Ya , itu Pak ". Wajah Amel menatap ke arah Senja .
" Katakan ". Ketus Pak Reo.
" Aanu Pak , Itu Pak Reo lain dari yang lain Kata Senja ..hehheehe ".
" Astaga Amel goblog banget sih , bisa-bisanya dia berkata jujur pada Dosen Killer ini ". Gerutu Zea dalam hatinya.
" Kamu ". Ucap Pak Reo mengacungkan Jari Telunjuknya yang diarahkan pada Zea.
Yaps , Kali ini Zea kenak Semprot .
" Iyaa Pak ". Jawab Zea dengan Tubuh agak bergetar.
" Kamu sedang mengumpati siapa ? ". Kata Pak Reo seakan menahu jika Zea bermonolog dengan Hatinya.
Zea semakin Tidak berdaya lagi kala ditatap Dingin oleh Dosen Killer itu.
" Pak , Kami boleh izin keluar . Soalnya hari ini Kami bersepakat untuk pergi mewawancarai Perusahaan ". Lirihku dengan Lembut .
" Hm , Tapi karena kalian ketahuan membicarakanku maka dengan ini memilihkan Perusahaan yang akan kalian Wawancarai ". Ujar Pak Reo mengajukan Perusaahan untuk kami.
" Hah , Tidak jauh kan Pak ". Sahut Amel.
" Datanglah Ke Perusahaan Bramasta Group dan Saya ingin mendapatkan Hasil yang semaksimal mungkin ". Katanya dengan Tegas lalu pergi meninggalkan kami.
Kami bertiga masih diam dan saling melirik .
" Dimana itu Bramasta Group ?". Kata Zea .
" Amel , Coba Buka Google ? Bukankah kamu Miss Google cari Alamatnya dan segera meluncur ". Kataku yang sudah tidak mengambil Pusing .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments