Selepas Sholat , Papa dan Mama serta Kak Awan memanggilku untuk segera berkumpul di Ruang Keluarga.
" Kak Runa , Aku mau makan dulu yaa . Cacing didalam Perutku tidak bisa diam ". Gumamku pada Kak Aruna yang saat ini tengah bersamaku di dapur.
" Iya dek ". Jawabnya.
Selesai makan , Aku pergi ke ruang keluarga menemui mereka yang saat ini sedang menungguku .
" Adek , Darimana sih ?". Ucap Mama.
" Makan maa , Laper ? ". Jawabku.
Mama senang karena Aku kembali Ceria seperti semula.
" Senja , Papa ingin meminta maaf karena membuatmu terpukul atas Keputusan kami .Tapi Papa Yakin jika Nak Candu bisa menjaadi suami yang baik untukmu ". Kata Papa.
" Siapa paa .. ?" . Tanyaku yang mungkin saja salah dengar.
" Ohh iyaa Nama Suamimu adalah Candu Bramasta , Anak Bungsu Tante Rani dan Om Andi yang saat ini menjadi Mertua kamu nak". Ungkap mama yang membuatku terkejut.
" Tunggu , Candu Bramasta Ceo Bramasta Group ?". Tebakku.
" Benar . Apakah kalian sudah saling mengenal ?". Kata Mama yang membaca Pikiranku.
" Tidak , Hanya saja pernah mendengar namanya saja ". Jawabku.
" Kami semua meminta Maaf sama kamu nak , mungkin saat ini kamu marah pada kami tapi mama mohon jangan membenci dan menjauhi mama dan Papa yaa ". Lirih mama.
" Ya Allah maa , Seharusnya Senjalah yang mengatakan maaf pada Mama dan Papa karena telah mengabaikan penjelasan kalian .Mama tenang saja , Senja akan berusaha menerimanya ". Kataku sambil memaksakan untuk tersenyum.
" Benarkah ". Mata Mama begitu berbinar kala mendengar Perkataanmu.
" Benar sekali mama . Tadinya sih sangat Frustasi dan tidak tau lagi harus apa beruntung punya Kakak Ustadz Fotocopy ". Kataku sambil meledek Kak Awan.
" Ehm.. Begitu balasanmu padaku yaa ..Dasar Adik nakal ". Kata Kakak sembari mencubit hidung mancungku.
" Aww.. Sakit tau ". Pekikku.
" Oh iya Sayang , tadi sore tante Rani sepertinya merasa sangat bersalah padamu hingga menangis loh tadi ". Ungkap mama.
" Apa ? Sampai menangis maa ".
" Iyaa nak , Atau begini saja . Mama akan menelponnya ya untuk mengkonfirmasikan jika Kamu sudah stabil ".
" Stabil . Emang aku lagi sakit yaa ".
" Iyaa Sakit Mental dan Jiwa ...wkwkwkkw" . Sahut Kak Awan.
Mama melakukan Panggilan Video Call pada Tante Rani.
" Hallo Ran , Bestiku sayang . Bagaimana keadaanmu sekarang ? Aku harap kamu tidak menghabiskan seluruh Tisu dirumahmu ". Ucap Mama sambil mengadahkan Wajahnya ke Layar Ponselnya lebih dekat.
" Ahh Kamu paling bisa deh ngeledek aku . Eh bagaimana Adinda sekarang ". Tante Rani menanyakanku .
Mama memberikan Ponselnya padaku dan menyuruhku untuk berbicara padanya.
" Tante Rani ". Panggilku padanya.
" Adinda sayang , Bagaimana keadaanmu sekarang ?".
" Baik kok , Tante tidak perlu khawatir lagi dan tidak perlu menangis bahkan menghabiskan Tisu . Aku minta Maaf pada Tante Rani karena telah memperlakukan Tante kurang baik ". Gumamku.
" Aduh Sayang jadi Pengen peluk deh , Ehh Tapi jangan panggil Tante lagi dong .. Mulai hari ini Panggil Mama yaa ..Okee ".
" Iyaa ".
Setelah Puas berbincang-bincang , Mama dan Mama Rani memutuskan sambungan teleponnya.
Mama tersenyum bahagia melihatku dengan spontan memelukku begitu erat .
" Mama ihh ga bisa nafas nih ..huhhh Kenceng banget meluknya ". Keluhku.
" Yaa abisnya sih mama bangga padamu ...Muaachhh , Muachh..Muachhh ". Mama menciumkku gemas.
" Mama ihh apa'an sihh.. ".
" Terima Kasih ya Sayang ". Lirih Mama sembari memelukku tiada henti.
" Iya Mama ".
Aku melihat Suatu Kebahagiaan merekah yang sedang dirasakan oleh Mama , Apakah ini yang dinamakan membahagiakan Orang Tua ? .
Setelah masalah hari ini telah Clear dan Aku tidak lagi mendiamkan Mama serta Papa dan berusaha untuk tetap tenang dan Rilex.
Sebelum Aku tidur tiba-tiba Kak Awan mengetok Pintu Kamarku.
Dia memberiku Wejangan dan Sedikit Pengetahuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments