Fourteen : Alfa

"Kondisi Lily sudah lebih baik. Bagaimana denganmu? Ku dengar kamu juga terluka?” Ucap Ilya melalui panggilan telpon

“I’m Fine” jawab Shia

“Syukurlah, Emm.. Shia..” ucap Ilya ragu

“Kenapa tante?”

“Tante minta maaf atas semua kesalahan yang sudah Lily lakukan, kau tau kan dia masih remaja yang labil” Shia mendengar nada menyesal dalam ucapannya. Ia tersenyum tipis

“It’s oke tante, ngomong-ngomong, apa tante tau keluarga Hiddleton?” tanya Shia

“Of course I know, memangnya siapa di dunia ini yang tidak tau keluarga Hiddleton…” Ucap Ilya antusias

‘aku tidak tau’ batin SHia

“Ah kamu melihat beritanya juga? Kecelakan pesawat putra pertama mereka? Sayang sekali putra pertama mereka meninggal, padahal Robert berencana menjodohkan Lily dengannya” Sambung Ilya

“Memangnya kenapa, Shia?” tanya tante Ilya.

“Ah tidak, hanya ingin tau. Sudah dulu ya tante, I must do something.”

Panggilan berakhir. Gadis itu membuka laptopnya, mengetikkan sesuatu di kolom pencarian dan muncullah berbagai berita tentang kecelakaan pesawat yang terjadi di pegunungan Greenhills.

Shia membuka satu per satu laman yang memuat berbagai berita namun nihil, tak ada laman yang menyebutkan detail kecelakaan itu terjadi bahkan foto-foto para korban pun tidak ada.

“kurasa aku ingat sesuatu tentang pistol”

Ucapan itu selalu terpatri di pikiran Shia. Sudah dua hari sejak kejadian itu dan sejak saat itu juga Shia selalu memikirkannya. Ia sedikit tidak nyaman dengan suasana ini, seolah ada kecanggungan yang tercipta jika ia bertatap muka dengan Liam.

Shia menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Ia menatap lemari kaca yang berisikan pialanya. Tatapannya tertuju pada sebuah foto dirinya dan seorang remaja lelaki foto yang di ambil saat ia masih di sekolah dasar.

“What should I do, Liam?”

Shia menetap sendu gambar itu, gambar yang diambil 4 hari sebelum lelaki itu pergi selamanya. Erika benar, dia tidak boleh terjebak di masa lalu.

Ngomong-ngomong soal Erika, Shia ingat dokter cantik itu pernah berbicara tentang putra pertama keluarga Hiddleton. Dengan cepat Shia meraih handphonenya dan menelpon Erika. Pada deringan ketiga Erika menjawab panggilannya.

“Kamu sibuk?” Tanya Shia ketika sambungan telpon terhubung.

“Nope, ada apa?”

“Siapa nama putra pertama keluarga Hiddleton” Tanya Shia to the point.

“Kenapa tiba-tiba?” Tanya Erika bingung, terdengar dari nada suaranya

“Jawab saja”

“Kalau tidak salah namanya Ace, Ace Hiddleton” jawab Erika. Shia meraih kembali laptopnya, tangannya bergerak mengetikkan nama Ace di kolom pencarian.

Mulai dari Ace, Ace Hiddleton, bahkan silsilah keluarga Hiddleton telah ditelusurinya namun tak ada hasil yang di dapat. Hanya ada dua laman berita yang memuat ledakan pesawat di pegunungan Greenhills dengan salah satu korbannya adalah putra pertama keluarga Hiddleton.

“Kau pernah melihatnya?” Tanya Shia.

“Siapa? Ace Hiddleton? Tentu saja tidak pernah. Bahkan media juga tidak ada yang tau” ucap Erika, membuat Shia paham. Pantas saja tidak ada satupun foto Ace Hiddleton yang beredar di internet, rupanya privasi mereka sangat ketat.

“Memangnya kenapa dengan Ace Hiddleton?” Tanya Erika lagi

“Kau tau, aku menemukan Liam tepat pada saat kecelakaan pesawat itu terjadi” jelas Shia

“WHAT?! I don’t believe it!” pekikan Erika membuat Shia sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Apa aku pernah berbohong padamu?”

“Bukan begitu, I mean, how come?”

“Ya begitulah, aku curiga dia anak buah Ace”

“Emm, aku memang tidak pernah bertemu Ace tapi aku pernah bertemu adik perempuannya. Kau tau model baru untuk majalah vorbes tahun ini Namanya Lyran Hiddleton, nah dia itu adiknya Ace” Jelas Erika

“Hmm” Shia berdehem samar. Tangannya kini mengetikkan Lyran Hiddleton pada kolam pencarian dan muncullah rupa seorang wanita yang Shia akui terlihat sangat cantik dan seksi.

“Aku akan buatkan janji dengannya, kau tau Liam mungkin bisa menjadi saksi jika dia memang korban dari kecelakaan itu”

“Saksi?” tanya Shia

“Shia, oh my god! Kau tidak tau. Mr Hiddleton mengadakan konvrensi, dia bilang akan menyelidiki kasus ini dan dia akan membayar mahal pada orang yang bisa melakukannya.” Ucap Erika

“HAH?!”

------------

Robert kini berada dikantornya. Sebuah perusahaan keamanan yang melatih para bodyguard sebagai pelindung bagi orang-orang berpengaruh di dunia. Pria paruh baya itu tersenyum tipis ketika melihat jejak kunjungan dari CCTV rumahnya yang direntas oleh Shia, putrinya sendiri. Sepertinya pilihan Robert untuk menjadikan Shia penerusnya tidak salah.

“Ku dengar akan ada pengiriminan akhir pekan ini?” Robert mengalihkan atensinya pada sosok pria yang tiba-tiba muncul di pintu kantornya.

“Benar, jadi ada apa tuan George datang kemari?” tanya Robert, ekor matanya melihat George mengambil posisi duduk di depannya tanpa permisi

“Tidak ada yang spesial” Robert menatap George dengan mata memincing, tidak mungkin George seluang itu hanya untuk mengunjunginya.

“Aku bertemu dengan putrimu di Buccees resto seminggu yang lalu”

Robert mengikuti arah tatapan George. Tatapan George yang tertuju pada figura foto yang menempel di dinding ruang kerjanya. Sebuah foto berlatar sebuah pohon yang berisi sepasang suami istri dan seorang gadis kecil dengan rambut coklat yang diikat dua.

“Aku ingin putrimu” ucap George lagi.

TAP

Robert meletakkan kasar tabletnya begitu mendengar ucapan George yang jelas menyulut amarahnya.

“Tapi putriku tidak menginginkanmu!”

George tersenyum, tersirat penolakan yang halus dalam ucapan Robert. Pria itu melemparkan selembar foto yang menampakan Shia di dalam sebuah gudang dengan seorang yang Robert kenal, Dalton Arston. Pemimpin mafia blackstone yang dibunuh beberapa hari lalu.

“Serahkan Shia padaku dan aku akan melindunginya!”

Robert bedecih, bahkan George sudah tau nama panggilan putrinya.

“Kau pikir aku tidak bisa melindungi putriku sendiri?” Ucap Robert dengan nada sindiran.

“Sekarang Alfa mengincarnya. Apa kau yakin masih bisa melindungi putrimu jika Alfa yang menginginkannya?” Ucap George disertai senyum miring

“Alfa?" tanya Robert tak yakin. Pria kejam dan tak berperasaan itu mengincar putrinya. Untuk apa? Apakah Shia pernah bertemu dengan Alfa atau apakah Shia mencari masalah dengan Alfa. Tapi itu jelas tidak mungkin. Alfa tidak pernah menunjukkan dirinya pada siapapun kecuali para bawahan yang dipercayainya. Bahkan Alfa adalah nama samarannya, Robert sendiri bahkan tidak tau bagaimana rupa Bos dunia bawah itu.

“Kau bercanda?” lanjut Robert

“Apa aku terlihat bercanda” ucap George serius. Robert mendatarkan wajahnya

“Apa yang dia incar dari putriku”

“Entahlah meskipun harus ku akui putrimu sangat mempesona”

“Jika anda setuju, akan ku berikan 15 persen saham DT.Island padamu” lanjut George,

Robert terdiam, jika dipikirkan lagi George adalah seorang pengusaha muda yang sedang tenar. Pria itu cerdik dan pintar menilai situasi. Mungkin bukan hal buruk jika Shia bersama dengan pria itu.

“Akan ku katakan pada Shia. Tapi jika dia tidak mau, jangan memaksanya”

“Tentu. Senang berbisnis denganmu.”

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

shia dipaksa menikah karena bisnis....

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!