Ten : Another side

"Oh gosh, kenapa kamu tidak bisa tenang sedikitpun!” Seru Shia ketika baru membuka pintu kamar rawat Liam dan mendapati pria itu sedang duduk dan menyentuh perban di kepalanya.

Sepertinya bius yang diberikan Erika tidak bekerja untuk waktu yang lama.

“Ini menganggu” ucap Liam merujuk pada perban di kepalanya.

"Kenapa rasanya lebih berat dari yang tadi" lanjut Liam

“Karena tingkah seseorang yang seenaknya, jahitannya jadi terbuka! Dan perban itu sudah diganti dengan balutan yang lebih tebal!” Ucap Shia ketus. Ia kesal karena Liam selalu menyentuh kepalanya dan ia juga tidak ingin merepotkan Erika lagi. Shia melangkah mendekat dan menarik tangan Liam. Menghentikan pria itu dari aksinya meraba perban itu.

“Kau menyindiriku” ucap Liam. Shia tersenyum miring.

“Oh kau merasa tersindir ya”

Liam menarik nafas sambil memejamkan mata nya, ia berdecak kesal. Belakangan ini ia dan Shia sering berdebat dan selalu diakhiri dengan dirinya yang tidak bisa membantah.

“Ngomong-ngomong berapa lama kita di sini?” tanya Liam.

“Kenapa? Kau ingin tetap tinggal di sini selamanya?”

“Tidak” Jawab Liam singkat

“Then?”

“Aku merindukan apartemenmu” ucap Liam membuat Shia tidak bisa memahami perkataan Pria itu.

"Apartemenku bukan tempatmu"

"Tapi kau yang membawaku ke sana"

"Dengar Liam, dalam waktu dekat ingatan mu akan kembali. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk terus bersamamu dalam waktu yang lama"

"Kenapa?" Tanyanya

'Kenapa? Karena aku takut terlalu nyaman dengan keberadaan mu dan tidak menginginkan mu untuk pergi'

"Karena kita sama-sama dewasa" ucap Shia membuat Liam menyeringai samar

"Tenang saja aku tidak akan menyerang mu, aku bukan hewan buas yang suka menerkam"

"Justru aku masalahnya Liam, bagaimana jika aku yang menerkam mu?" ucap Shia bercanda

"Tidak papa" seru Liam membuat Shia terdiam, Pria itu berucap dengan nada serius

"Aku tidak masalah jika kau yang menerkam ku" lanjutnya yang membuat Shia menganga.

------------

Eden membawa berkas yang sudah ia kumpulkan selama hampir satu minggu ini. Sebuah berkas yang berisi identitas gadis yang berhasil menarik hati tuannya. Meskipun dalam hati Eden bimbang, haruskah ia bersyukur karena tuannya akhirnya tertarik pada perempuan atau justru kasihan pada gadis itu karena menjadi incaran tuannya itu.

"Berkas yang anda minta tuan" Eden meletakan berkas itu di atas meja

Pria yang ia sebut tuan itu mengambilnya dan membacanya, guratan seringai samar tercetak di wajah pria itu.

“Jadi nama wanita itu Shia?” ucap pria tampan itu ketika mendapati laporan anak buahnya.

“Benar tuan, Putri Robert Clarikson”

“Robert Clarikson? Kebetulan dari mana ini” Ucap pria itu dengan kekehan kecilnya. Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padanya. Wanita cantik yang menolaknya secara terang-terangan di retoran waktu itu merupakan putri dari rekan bisnisnya sendiri.

"Menurutmu, apakah sudah saatnya bagiku untuk menikah, Eden?"

Eden mematung, ia pikir pendengarannya salah. Tidak mungkin tuannya berucap sesuatu tentang pernikahan.

"Apa kau ingin memiliki nyonya?" Tanyanya membuat Eden melotot, ia tidak salah dengar.

"Maksud tuan?" Eden bertanya, berusah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak salah dengar.

"Apa kau ingin dia menjadi nyonyamu" Ucapnya lagi dengan menunjuk sebuah foto pada dokumen itu

"Anda bertanya pada saya?" Tanya Eden tak percaya.

"Benar juga untuk apa aku bertanya padamu"

Eden mengangguk, mengiyakan ucapan tuannya.

"Atur pertemuanku dengan Robert segera. Aku harus segera menjadikan gadis itu milikku” lanjutnya

“Baik tuan George”

“Sudah ku bilang bukan kau akan menyesal menolakku waktu itu, Shia!"

-------------

Sebuah supercar putih kini melaju disebuah lintasan drift dengan kecepatan tinggi. Manik coklatnya menatap kearah spion, memperhatikan beberapa mobil yang mengejar di belakangnya. Shia mengulas senyum lebar. Balapan kali ini dilakukan dengan normal pada lintasan yang seharusnya sehingga akan membuatnya menang dengan mudah, apalagi mobilnya sudah di modifikasi dengan mesin balap terbaru. Kata kalah tidak akan ada di dalam kamusnya.

Begitu melewati garis finish, Shia langsung membanting mobilnya keluar jalur dengan gerakan memutar sebagai bentuk penutup balapan yang dilakukannya kali ini.

Sorak sorai memenuhi telinganya ketika ia keluar dari mobil itu. Tawa bahagia jelas memancar dari wajah cantiknya. Sam dan David langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.

“Congrat wild girl, padahal jika kau kalah kita akan mendapatkan perusahaan milik Sam” seru David sambil menyerahkan trofi dan koper berisikan uang.

"Sam mempertaruhkan perusahaannya lagi?" Tanya Shia

“Benar. Selamat Shia kau berhasil menyelamatkan perusahaanku, sudah kuduga kau akan menang” Sam berucap sambil mengacak pelan rambut Shia.

“Thanks Sam" balas Shia masih dengan senyum yang memancar indah.

“Sepertinya malam ini kita harus makan di restoran bintang lima” seru David membuat Shia terkekeh geli.

“Terserahmu saja” Ucap Shia

“Dari tadi aku tidak melihat Evan ataupun Jacob. Sepertinya banyak pembalap baru yang ikut kali ini” seru Sam

“Mungkin Evan sudah bosan selalu kalah dari Shia" balas David

Shia mengalihkan pandangannya, memperhatikan wajah para penantangnya. Benar yang dikatakan Sam, banyak wajah yang baru pertama kali di lihatnya dalam dunia drifting.

Tanpa sengaja atensinya menatap pada seorang pria dengan pakaian balap berwarna hijau yang mendekat ke arahnya. Shia yang menyadari itu mendatarkan wajahnya.

“Congrat for your win, pretty girl" ucap pria itu tepat setelah berdiri di depannya dengan tangan yang terulur

“Thanks” balas Shia singkat sambil menjabat tangan pria itu

“Aku Ruel” ucapnya

“Shia” ucap Shia, setelahnya gadis itu menarik jabatan tangan mereka

“Sebenarnya, aku datang mewakili seseorang. Ia ingin mencoba drifting denganmu” ucap Ruel mengungkapkan maksudnya

“Maksudnya?” tanya Shia memastikan

“Duel”

Shia menatap Sam dan David dengan alis yang terangkat, menanyakan tanggapan keduanya.

“Apa yang dia dapat jika menang?” tanya Sam sambil menunjuk Shia

“Berapapun yang ia inginkan” jawaban pria itu membuat Shia tertarik. Ia butuh banyak uang untuk menghidupi satu orang lagi di rumahnya. Ngomong-ngomong setelah pulang dari rumah sakit tadi sore. Shia langsung memaksa Liam untuk tidur dan tidak boleh keluar dari kamarnya.

Atensi Shia kembali pada Ruel yang menyodorkan ponselnya

"Bisa berikan nomor telponmu" ucap Ruel berniat meminta nomor telponnya.

“Katakan saja kapan dan di mana” ucap Shia sambil memberikan nomor telponnya pada Ruel. Hal itu sontak mendapatkan pelototan tak terima dari Sam dan David.

“Aku akan menghubungimu nanti. Dan sekali lagi selamat untuk kemenangan mu.” ucap Ruel sebelum melangkah pergi. Shia hanya tersenyum tipis lalu menatap kearah David dan Sam yang masih terlihat tak terima.

“Why?” tanya Shia

“Kau bertanya bukan karena tidak tau kan” balas Sam yang membuat Shia bingung karena ia tidak tau ada apa dengan sikap kedua pria yang menjadi sahabatnya itu.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

shia menang balapan,,,,

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!