'Jalan donkstreet nomor 6, gedung bekas tanki minyak perusahaan B’
Pesan itu berasal dari Alex. Setelah menemukan plat mobil yang membawa Lily, Shia meminta Alex untuk melacak kemana mobil itu akan pergi. Dan sepertinya ia tau kemana alur penculikan ini akan berjalan, sama seperti di masa lalu.
Pagi-pagi sekali Shia sudah berada tak jauh dari lokasi yang diberikan oleh Alex. David dan Sam sesekali mencuri pandang pada sosok pria dengan perban dikepalanya yang melayangkan tatapan permusuhan pada mereka.
“Kenapa membawanya?” Tanya Sam. Pria itu memang sudah mendengar cerita dari Shia tentang Liam yang lupa ingatan dan tinggal bersamanya.
“Dia merengek minta ikut” Jawab Shia. Sam sontak mendelik geli membayangkan Pria bertubuh atletis itu merengek minta ikut, apakah seperti seorang anak kecil yang minta dibelikan permen pada ibunya dan kenyataannya bayangan Sam memang merupakan suatu kebenaran.
1 jam yang lalu
Liam memperhatikan Shia yang mengenakan jaket bomber berwarna army dan sedang memasang sepatu kets miliknya dengan terburu-buru.
"Mau kemana?" Shia hampir terlompat ketika mendengar suara Liam, ia menoleh dan mendapati Liam sedang duduk di sofa. Shia pikir setelah keluar dari kamarnya pria itu langsung tidur.
“Ada sesuatu yang harus ku urus” jawab Shia tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone yang menapilkan ruang percakapannya dengan Sam dan David. Ketika akan melangkah menjauh sebuah tarikan pada belakang bajunya membuat langkah Shia terhenti.
“Ikut” ucap Liam.
“Tidak boleh, kamu belum pulih total” tolak Shia halus, tangan wanita itu berusaha melepas pegangan Liam pada bajunya.
“Ikut!!” seru Liam tak terbantah. Ia beralih memeluk Shia dari belakang. Melingkarkan tangannya di perut Shia dengan erat. Tubuh Shia seketika menegang, meskipun belakangan Liam sering memeluknya tetapi gadis itu tetap tidak biasa.
Shia mencoba melepaskan tangan yang mendekapnya namun pelukan itu justru semakin erat hingga membuatnya meringis.
“Kau hanya boleh pergi jika bersamaku” Ucap Liam
Shia mengurut keningnya pelan, menghalau sakit kepala akibat tingkah Liam yang kekanakan.
“Liam ini berbahaya”
“Ikut! Aku tidak ingin kamu dalam bahaya!” serunya lagi. Shia berdecak
“Apa kamu bisa memukul orang?” tanya Shia akhirnya
“Hmm..”
“Aku akan meninggalkanmu jika merepotkan”
“Iyaa” jawaban itu membuat Shia tersenyum tipis, lucu juga jika melihat pria itu bertingkah penurut seperti ini.
---------
Kembali pada kondisi sekarang. Keempat orang itu masih memperhatikan tempat tujuan mereka. Sebuah truk container keluar dari gedung tua itu dengan kecepatan sedang. Di belakangnya terdapat dua buah mobil jeep hitam yang mengikutinya. Salah satu mobil jeep menarik perhatian Shia. Itu adalah mobil yang digunakan untuk membawa Lily.
“Aku baru mendapat informasi, mereka menyelundupkan senjata disana” ucap David sambil memainkan ponselnya.
“Tapi, apa Lily sungguh berada disana?” tanya Sam
“Kamu lihat mobil itu?” tanya Shia yang dibalasi anggukan Sam “Alex sudah merentas CCTV di sana dan dia menemukan Lily terkurung didalam gudang itu. Mobil itu yang membawa Lily tapi sekarang digunakan untuk mengawal container itu” Jelas Shia tanpa tau bahwa ucapannya barusan membuat sosok yang selalu menempel padanya itu menatapnya tajam.
“Siapa Alex?” Sam dan David secara spontan menatap ke arah Liam. Sebagai sesama pria jelas sekali mereka bisa melihat ketidaksukaan yang terselebung dalam nada bicara Liam.
“Sepupuku” jawab Shia tanpa mengalihkan tatapannya dari jalanan. Gadis itu tidak melihat perubahan wajah Liam.
“Mereka sudah pergi, ayo bertindak” seru Shia sambil memasuki mobilnya
Sesuai rencana yang sudah mereka susun, Sam akan menarik perhatian mereka sedangkan Shia dan David akan masuk ke dalam gudang untuk mencari Lily. Sedangkan Liam? Pria itu hanya akan mengekori kemanapun Shia pergi.
Sam kini mengemudikan mobilnya mendekati gudang itu, ketika berada tepat di depan pos penjagaan, ia berhenti dan membuka kaca mobilnya, tangannya terangkat ke atas memberikan high five jauh kepada seorang pria berseragam disana.
“Eyoo. Apa yang kalian lakukan di depan gedung buangan?” seru Sam dari dalam mobil
“not your bussinies dude” ucapnya
“Benarkah? Bagaimana jika ku katakan pada FBI jika disini terjadi transaksi senjata illegal.” Sam menampilkan smirknya. Penjaga itu langsung meraih talkie walkie ditangannya. Melihat rombongan orang bersenjata yang terarah padanya dengan cepat Sam menjalankan mobinya. Tiga buah mobil terlihat mendekat mengejar mobil Sam yang kini menambah laju supercarnya.
“Tembak dia!”
Bersamaan dengan perintah itu, peluru mulai menembaki mobil yang dikendari Sam.
“Sepertinya Sam memang berniat membunuh dirinya sendiri” seru David
“Diamlah, cepat selesaikan sebelum aku yang tamat.” balas Sam melalui Earbuds yang menempel ditelinganya.
Shia, Liam dan David mendekat kearah gudang itu, mencari keberadaan Lily dengan mengenap-endap. Sepertinya keberuntungan berpihak pada mereka karena tepat di depan mereka, disebuah ruangan yang terbatas jeruji besi Lily terlihat meringkuk ketakutan dengan baju yang robek dan lebam ditubuhnya.
“Lily..” seru Shia seraya mendekat kearah Lily. Lily mendongak ketika merasa namanya dipanggil. Melihat kedatangan Shia, binar dimatanya tidak dapat disembunyikan.
“Shia.. tolong aku, mereka menyiksaku..” Ucap lirih Lily membuat Shia mengepalkan tangannya erat. Lily masih keluarganya. Meskipun ia tidak menyukai Lily namun ia tidak membencinya.
“David, bantu aku buka pintunya” Ucap Shia pada David.
Setelah pintu itu terbuka Lily langsung berlari mendekati Shia namun kaki Lily seperti jeli rasanya, ia akan jatuh ketika Shia dengan siaga menahannya.
“Apa kalian sudah selesai? ada kabar buruk, mereka tidak mengejarku lagi” suara Sam terdengar di Earbuds yang terpasang ditelinga Shia dan David.
“Sepertinya mereka kembali ke gudang, cepat pergi dari sana!" lanjut Sam.
“David bawa Lily keluar” mendengar perintah Shia, David langsung mendekat mengambil alih tubuh Lily dan menggendongnya keluar.
“Liam ayo ki..” Shia mengedarkan pandangannya mencari sosok Liam namun nihil ia tidak menemukan keberadaan Liam.
“Astaga, kemana lagi bocah itu” desisnya
“Ada apa Shia?” ucap Sam setelah mendengar kekesalan Shia melalui alat komunikasi mereka.
Hening, tak ada sahutan yang Shia berikan, feeling Sam mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
“Shia, Are you oke?” ucap Sam lagi
“Kalian pergilah, sepertinya aku harus tegur sapa dengan pemilik tempat ini”
TUT
Panggilan mereka terputus. Shia mematikan panggilannya secara sepihak. Lily yang kini berada di dalam mobil bersama David hanya terdiam, ia menatap raut wajah pria itu yang terlihat santai.
“kau tidak masuk dan menolong Shia?” tanya Lily dengan tubuh yang bergetar, pasalnya dia melihat beberapa orang bersenjata yang masuk kedalam gudang tempat ia disekap. David melihat tubuh Lily yang bergetar, ia melepaskan jaket kulitnya dan menyerahkannya ke pangkuan Lily.
“Justru akan merepotkan jika aku masuk..” David menggantung ucapannya, tatapan pria itu menerawang ke depan lalu menoleh pada Lily yang duduk disebelahnya dan setelah jeda beberapa saat, David melanjutkan ucapannya.
“Kau tidak lupa kan siapa Shia sebenarnya. Bukan tanpa alasan aku memberikannya julukan wild girl”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
smg shia bisa membebaskan lily dr sekapan.....
2023-03-28
0
diasiapa😈
Typo kak, mobi
2022-11-03
1