Three : Sense of responsibility

Shia membuka matanya lalu meregangkan tubuhnya yang pegal karena tidur dengan posisi yang salah. Ia tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang berada di atas ranjang. Merapikan sedikit penampilannya, atensinya kembali tertuju pada pria yang masih memejamkan mata di depannya.

Pria itu masih sama, tidak bergerak dan hanya tertidur dengan tenang. Hanya suara dari alat medis yang terdengar menandakan jantung pria itu yang masih berdetak.

“Sebenarnya kapan kau akan sadar?” Tanya Shia entah kepada siapa

“Aku ingin meninggalkanmu, tapi entah mengapa aku merasa harus bertanggung jawab, padahal bukan aku yang mencelakaimu!" lanjutnya. Kini Shia tertawa kecil menyadari tingkahnya

“sebenarnya apa yang ku lakukan? berbicara pada orang yang tidak mungkin menjawab."

Shia melirik jam yang melingkar ditangannya. Pukul 9 pagi, itu berarti ia hanya tertidur kurang dari tiga jam.

Suara getar ponsel membuat Shia terusik. Shia menatap nama sang penelpon lalu menekan tombol hijau untuk menjawabnya.

“Apa kamu tidak berpikir untuk pulang?”

“Aku akan pulang jika ingin” Balas Shia dengan nada malas

“kamu tidak akan pulang meskipun tau ayahmu masuk rumah sakit”

Shia terkejut dengan berita yang didengarnya. Ayahnya masuk rumah sakit. Bagaimana bisa? Jelas-jelas seseorang memberitaunya kemarin siang ayahnya masih sehat tanpa ada masalah.

“Ada apa dengannya?” Tanya Shia dengan datar tak ada sedikitpun rasa khawatir dari nada suaranya

“Datang dan lihat sendiri.” ucap Lily Eriskon, sepupu Shia dengan santai.

“Kirimkan aku alamatnya.”

Panggilan diputuskan oleh Shia. Gadis itu menatap pria didepannya lalu menghela napasnya gusar.

“Aku akan kembali nanti” gumamnya.

Setelah mendapat sebuah pesan masuk dari Lily yang berisikan alamat rumah sakit. Shia keluar dari kamar itu. Langkah Shia terhenti di koridor rumah sakit, Ia baru ingat jika David membawa mobilnya.

Shia menghela nafas, sepertinya Shia harus pergi menggunakan taksi.

Di rumah sakit yang berbeda dari sebelumnya Shia melangkah dengan sedikit berlari. Ia bertanya pada resepsionis di sana lalu menuju salah satu pintu kamar dan membukanya

Sepasang ibu dan anak yang duduk di sofa sambil memainkan handphonenya adalah hal yang pertama kali Shia lihat. Pandangannya beralih pada seorang pria paruh baya yang terbaring dengan selang kecil yang menempel di hidungnya.

"Tante tidak tau jika kamu akan datang Shia" Ucap wanita paruh baya itu sambil berdiri dan berjalan ke arah Shia.

“Tante Ilya, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Shia, ia menatap pada Lily yang tersenyum miring

"Sakit kepala seperti biasanya, tapi kali ini lebih parah"

“Dia stress karena putri tunggalnya selalu menyalahkannya atas kematian sang ibu!” celetuk Lily, yang langsung mendapat pelototan tajam Shia, dia akan menjadi sangat sensitif jika itu menyangkut ibunya.

"Jaga bicaramu lily, ibu tidak pernah mengajarkan mu begitu!" Ilya berucap tegas

"Tapi memang benar kan!" Sahut Lily tak terima. Ia tidak suka ketika ibunya lebih membela Shia dibandingkan dirinya sendiri.

“Shia maafkan Lily, dia memang suka berbicara seenaknya” Ucap tante Ilya dengan tak enak. Shia yang sudah tau watak sepupunya itu hanya menahan geraman dibalik senyum tipis yang ia berikan untuk tante Ilya.

“Tante bisa pergi, aku akan menjaganya” ucap Shia setelah mendudukkan dirinya pada kursi.

“Tentu, jika Robert sudah sadar kabari tante yaa” Ucap Ilya dengan ramah, Shia mengangguk lalu keduanya meninggalkan ruangan itu.

Di dalam kamar itu hanya tersisa Shia dan Robert. Ditatapnya tangan pria itu yang terlihat ramping. Sebenarnya sejak kapan ayahnya terlihat lebih kurus dan lelah seperti ini.

Sejenak Shia mengingat kenangan beberapa tahun silam, ketika dia selalu berada digendongan sang ayah dengan rasa bangga. Namun semua itu berubah ketika ia melihat hal keji yang diperbuat ayahnya. Semua perasaan bangga itu musnah dan berubah menjadi rasa benci ketika sang ibu memilih pergi setelah mengetahui kenyataannya.

“S..Shia” Suara serak dan sentuhan pada tangannya menyadarkan Shia.

Shia hanya diam menatap orang yang berstatus sebagai ayahnya itu dengan datar, menyembunyikam semua emosi yang ada dalam dirinya.

“A..ayah minta ma..af” Shia menatap Robert yang membuka matanya dengan sayu serta suara yang terbata.

Tak ada respon berarti yang Shia berikan selain tatapan nya yang datar, rasa bencinya sudah terlalu dalam terhadap sosok yang ia sebut ayah.

Shia menatap tangan yang menyentuhnya. Pikirannya kembali melayang, sebuah pertanyaan muncul dalam benaknya. Kapan terakhir kali ia berinteraksi dengan sang ayah? Mungkin 6 tahun yang lalu. Ketika ia masih tinggal di mansion yang penuh tipuan itu.

“Setelah melihatmu dengan benar, kamu semakin mirip dengan ibumu” ucap Robert lagi.

“Ya, karena aku putrinya” akhirnya Shia buka suara membuat Robert mengulas senyum tipis. Setidaknya Shia mau berbicara dengannya setelah sekian lama.

“Bagaimana keadaanmu selama diluar?” Tanya Robert

“Baik.”

“Lalu baga-“

“Jangan berbicara lagi. Aku tidak suka basa basi!” senyuman Robert kini semakin lebar. Jika orang lain mungkin ia akan marah ucapannya terpotong namun jika itu putrinya tentu saja ia senang. Bukankah ucapan itu merupakan perhatian kecil yang diberikan putrinya. Agar dirinya diam dan beristirahat saja.

Gila memang, itu yang dapat Shia ungkapkan jika dia mengetahui arti dibalik senyuman Robert.

Keheningan tercipta selama beberapa saat. Shia memainkan handphonenya mengirimkan sebuah pesan untuk Erika agar menjaga pria asing itu.

“Pulanglah Shia!" Robert kembali berucap memecahkan keheningan yang bercampur kecanggungan itu.

“Pulang? Dan membantumu dalam bisnis kotormu itu, seperti yang kau lakukan pada ibuku? Maaf aku tidak sudi!”

“Shia kau putriku”

“Then?”

“Clarikson masih ada di nama akhirmu”

Shia berdecih, ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya jika Robert sudah berbicara tentang nama Clarikson sialan yang melekat di nama belakangnya.

“Sepertinya anda sudah sehat, kalau begitu aku akan pergi” Putus Shia dengan langkah yang menjauh meninggalkan Robert yang menatap kepergian Shia dengan nanar.

Mobil putih Shia melaju membelah jalanan kota Texas, sepulang dari rumah sakit, Shia langsung mengambil mobilnya di bengkel milik David.

Kini dia telah tiba di apartemen minimalis miliknya. Shia menjatuhkan tubuhnya pada kasur dan memejamkan mata guna mengusir rasa lelahnya. Ia baru tersadar mengapa hari ini terasa sangat melelahkan baginya. Lebih melelahkan daripada saat ia melakukan dfriting.

Shia bangun lalu melangkah ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Bagai tanaman yang disiram. Air yang mengalir membasahinya membuatnya kembali merasa hidup.

Cukup membutuhkan waktu 30 menit, Shia menyelesaikan acara mandinya. Ia keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe berwarna hitam.

Shia mendudukan dirinya didepan meja rias, Ia mengoles wajahnya dengan rangkaian skincare lalu mengeringkan rambut coklatnya dengan hairdryer. Jangan salah, meskipun Shia suka balapan namun wanita itu tetap bisa merawat dirinya dengan baik. Meskipun ia tidak tertarik dengan dunia orang cantik sepertinya yang suka berbelanja dan berfoya-foya tapi dia suka merawat dirinya sendiri.

TING

Notifikasi pesan masuk membuat Shia menghentikan aktifitasnya. Ia beranjak mengambil handphone yang tergeletak di ranjang. Sebuah pesan dari Erika membuatnya melepas bathrobenya dan berganti pakaian.

From : Erika Tylor

“Dia sudah sadar”.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

shia sangat sakit hati terhadap ayahnya,,,,krn sang ibu meninggal gara2 ayahnya jg,,, lanjutkan thor......

2023-03-27

0

Triani

Triani

ini cerita nya menarik trus penulisan nya apik, kosa kata nya bagus, belum menemukan typo, gaya bahasanya juga enak di baca...koq belum banyak readers nya ya...sayang sekali...semoga cepet banyak yg menemukan, semoga sukses Author 💪💪💪

2023-03-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!