Keguguran...!

"Apa! Kecelakaan! Baik, saya akan segera ke sana." Sinta Safitri yang sering disapa Cici ini juga mendapatkan kabar dari nomor tidak dikenal mengenai keadaan Diana.

Dia pun tak kalah sok saat mengetahui sahabatnya mengalami sebuah tragedi di mana Diana mengalami kecelakaan untuk yang kedua kalinya. Dulu karena nolongin dirinya Diana tertabrak motor, sekarang entah karena apa?

"Ada apa, Ci? Kenapa wajahmu terlihat khawatir dan panik seperti itu?" tanya Papanya Cici.

Cici menoleh, "Diana, Pah. Diana kecelakaan. Cici harus segera ke rumah sakit, dia tidak punya siapa-siapa lagi selain kita, Pah."

"Apa, Diana kecelakaan! Cepat, kita segera kesana." Papa Cici pun tak kalah khawatir.

Anak dari teman lamanya itu sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Sebelum orang tua Diana meninggal, dia sempat di berikan amanah oleh orangtuanya Diana untuk menjaga gadis cantik itu.

Keduanya bergegas pergi ingin segera mengetahui keadaan Diana.

******

Cici dan Rio, Papanya. Berlarian menyusuri koridor rumah sakit berharap cepat sampai dan cepat bertemu Diana. Sebelumnya mereka menanyakan kemana korban kecelakaan dibawa. Setelah mengetahui keberadaannya barulah keduanya kembali tergesa mencari ruangan IGD.

Keduanya melihat ada seorang wanita tengah berdiri di dekat pintu IGD.

"Permisi, Apa Anda orang yang menelpon saya tadi?" tanya Cici.

Orang itu berpikir dulu mengingat-ingat Siapa saja yang ia telepon. "Apa ini nomor yang diberi nama Mas Danu? Soalnya tadi yang mengangkat nya juga seorang wanita."

"Bukan, saya saudara nya." Cici sempat kaget wanita itu menghubungi Danu. Dia kembali berpikir jika yang mengangkatnya pasti istrinya pak Zio.

Dan benar jika dialah orang yang memberitahukan soal kecelakaan yang menimpa Diana kepada Cici.

"Bagaimana keadaan anak saya di dalam?" tanya Pak Rio panik. Terlihat sekali kekhawatiran di wajahnya.

"Saya kurang tahu pasti sebab saya juga sedang menunggu dokter keluar dan menunggu keluarganya datang. Berhubung keluarganya sudah datang, saya undur pamit dulu. Dan ini tas milik gadis itu." Ibu-ibu itu memberikan tas selempang Diana kepada Cici.

Cici melihat tas itu. Ia mengenalinya lalu menerimanya. "Makasih sudah mau menolong saudara saya. Sekali lagi terima kasih, Bu."

"Sama-sama, maaf saya lancang membuka ponsel miliknya saking panik dan tidak tahu kepada siapa saya menelpon maka saya terpaksa menggunakan ponselnya," ujar ibu-ibu itu merasa tidak enak sudah membuka privasi Diana. dan untungnya ponsel Diana tidak dikunci sehingga memudahkan ibu-ibu itu mengabari anggota keluarganya.

"Tidak apa-apa, kami yang berterima kasih karena Anda sudah mau menolong dan mau membantu hingga menunggunya di sini," balas papa Rio.

Ibu itu pun pamit setelah berpamitan kepada Cici dan Papanya. Kini tinggal kedua orang itu yang sedang menunggu di depan ruangan IGD berharap dan berdoa demi keselamatan Diana.

Cici sampai terduduk lesu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hati terus berdoa semoga Diana dan anaknya selamat. "Ya Allah, tolong selamatkan sahabatku dan keponakanku," batinnya sambil mengusap air mata secara kasar.

Papa Rio pun ikut duduk di samping Cici. lalu menggenggam tangan putrinya. "Kita doakan yang terbaik untuk Diana. Semoga dia tetap dilindungi oleh Allah dan diberikan keselamatan."

"Aamiin."

Untuk beberapa saat keduanya menunggu sampai seorang dokter berpakaian hijau lengkap dengan masker dan sarung tangan higienis keluar dari ruangan IGD.

Cici dan Rio berdiri mendekatinya. "Dokter, bagaimana keadaan Diana?"

Dokter yang hendak menutup pintu itu menoleh. "Kalian keluarga nya?"

"Iya, Dok. Bagaimana keadaaon anak saya?" Papa Rio sering berkata Diana adalah anaknya Karena dia sudah menganggap Gadis itu sebagai anak kandungnya sendiri.

Dokter itu terlihat menghilangkan nafas panjang. Cici sudah tidak sabar lagi menunggu jawaban dari dokternya.

"Bagaimana keadaannya, Dok?"

Mau tidak mau dokternya harus mengatakan hal ini. Keluarganya berhak tahu. "Dia..."

******

"Buruan dong, Kak! Kita harus cepat-cepat ke rumah sakit. Nita ingin tahu keadaan Diana." Anita terus mendesak Danu supaya menjalankan mobilnya lebih cepat lagi.

Ya, pada akhirnya Danu tidak bisa berdiam diri terus saat mendengar Diana kecelakaan. Hati dan pikirannya terus gelisah ingin mengetahui kabar Diana. Rasa khawatirnya jauh lebih dominan dibandingkan dendam yang ia pelihara. Hatinya semakin teriris sakit mengingat Diana berkata 'lebih baik mati'.

Rasa takut kehilangan seketika mengadang, rasa takut di tinggal pergi selamanya tiba-tiba membuat ia merasa sesak. Dia mendadak takut, takut kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya. Sepanjang perjalanan pun dia berpikir benarkah Diana begitu berarti untuk nya? Benarkah dia sudah jatuh cinta kepadanya? Benarkah rasa dendam ini salah? Benarkah cinta hadir tanpa di sadarinya?

"Ini juga sudah ngebut. Jalannya macet." seru Danu kesal pada kendaraan yang berlalu lalang.

"Pasti Diana sedih gara-gara kamu, Kak. Pasti dia sakit hati atas perlakuan mu, pasti Dia kecewa banget dan malu orang-orang mengolok-olok dirinya wanita murahan. Kalau sampai Om dan Tante tahu masalah ini dia pasti marah. Aku juga akan kena amukan mereka. Aku menyesal sudah membantumu. Seharusnya pertemuan pertama dengan Diana berkesan baik tapi malah menyakitinya. Bagaimana jika ini terjadi padaku?" gumam Anita menyadari kesalahannya telah bersedia membantu Kakak sepupunya ini. Anita takut sebuah karma datang kepadanya.

Danu diam seribu bahasa. Pikirannya sedang kacau sekacau perasaannya. Seketika rasa bersalah timbul dalam perasaannya. "Diana," gumam dalam hati bergetar hebat entah apa yang terjadi.

******

Setibanya di rumah sakit, Danu segera berlari menanyakan keberadaan Diana, istri yang baru saja ia talak tapi kini ia menyesal telah menalaknya. Entah pergi kemana perasaan marah dan dendam itu ketika mendengar Diana kecelakaan. Matanya tiba-tiba berembun, dadanya terasa sesak, nafasnya memburu menahan marah pada dirinya sendiri yang telah menyebabkan Diana kecelakaan.

Dia menemukan ruangan Diana di rawat setelah bertanya ke resepsionis. Langkah Danu memelan, jiwanya terguncang, ia syok mendengar ucapan Cici. Tubuhnya semakin bergetar memikirkan perkiraan itu.

"Tidak mungkin keponakanku tiada, Pah. Apa yang harus ku katakan pada Diana jika calon anaknya telah tiada," ujar Cici terisak pilu dalam pelukan Papanya.

Papa Rio mengusap punggung Cici. "Kita harus kuat demi Diana."

"Ca-calon anak?!" gumam Danu mematung tak percaya. Benarkah Diana sedang hamil? Apa calon anak mereka yang telah tiadanya?

Rio dan Cici mendengar ucapan Danu. Mereka menoleh, dan mata keduanya seketika menatap tajam penuh amarah. Rio mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras dengan gigi bergelatuk.

"Ngapain kau kemari, hah? Belum puas kah kau menyakiti Diana? Belum puaskan kau membuat dia seperti ini? Kau puas sekarang? Kau puas telah menyebabkan Diana keguguran. Apa kau puas?" pekik Cici menatap benci dosen di hadapannya.

Deg...

"Keguguran...!"

Bug... Bug...

Terpopuler

Comments

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

🙄🙄🙄

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kenapa Berubah
3 Kau Pembunuh!
4 Aku Bukan Pembunuh!
5 Alasan Danu Membenci Diana
6 Bully
7 Gangguan Mental
8 Tergoda oleh Rayuan
9 Perlakuan Manis penuh Misteri
10 Sebuah Tuduhan
11 Di keluarkan
12 Gelisah
13 Lagi-lagi Terluka
14 Talak Aku
15 Terluka Luar Dalam
16 Keguguran...!
17 Kenyataan 1
18 Kemarahan Orangtua Danu
19 Kenyataan 2
20 Maaf
21 Pergi
22 Sebuah Rindu
23 Hukuman
24 Memulai Kembali
25 The Florist
26 Keadaan yang Berbeda
27 Kabar untuk Zio
28 Salah satu dari sekian Pria
29 Hati tak Bisa Berbohong
30 Sama-sama Merindu
31 Pemeriksaan Kandungan
32 Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33 Tidak Menyerah
34 Tamparan
35 Kemarahan Nurma
36 Permintaan Zio
37 Melamun 1
38 Melamun 2
39 Karyawan Baru
40 Tidak sabar menunggu
41 Kaget
42 Di Tuduh
43 Kelahiran dan Kebebasan.
44 Rencana Fikri
45 Nikah Secara Paksa
46 Terlambat Datang
47 Kenapa Ini Terjadi?
48 Berusaha Menerima
49 Pulang Ke Rumah
50 Kekhawatiran Cici
51 Danu & Diana Flashdback I
52 Danu & Diana Flashdback II
53 Rewel
54 Sebuah Kabar
55 Pamitan Lagi
56 Kekhawatiran Fikri
57 Rencana dramatis
58 Pergi untuk Kembali
59 Pembicaraan di Malam Hari
60 Permohonan Salma
61 Kekhawatiran Diana
62 Terpaksa
63 Berusaha Tenang
64 Kedatangan Mantan
65 Pandai Bersandiwara
66 Usaha Salma
67 Terkesan Baik Namun Munafik
68 Merasa Berbeda
69 Bertukar Kabar
70 Berprilaku Kasar
71 Di Balik Saku
72 Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73 Sandiwara Diana
74 Hal Yang Mengejutkan
75 Tercengang
76 Sebuah Mimpi
77 Talak Aku!
78 Sisi Lain Fikri
79 Bersiap Pulang
80 Perlakuan Kasar
81 Semakin Menjadi
82 Mulai mencari Informasi
83 Keterkejutan Danu
84 Mencoba Pergi
85 Menghindari Kejaran Fikri
86 Bertemu Kembali
87 Danu Terluka
88 Permintaan Maaf Danu
89 Rasa Yang Masih Ada
90 Gugup
91 Pembicaraan Di Pagi Hari
92 Pemaksaan
93 Perkelahian Dua Pria
94 Di Paksa
95 Rencana dan Introgasi
96 Mewawancarai Diana
97 Emak-emak di Lawan
98 Menjelang Sidang
99 Ruangan Sidang
100 Semakin Memanas
101 Semakin Tidak Terkendali
102 Keputusan Akhir
103 Menunggu Sadar
104 Cerita Yang Berbeda
105 Permintaan Maaf Salma
106 Kejujuran Keluarga Danu
107 Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108 Sidang Perceraian
109 Akhirnya ....
110 Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kenapa Berubah
3
Kau Pembunuh!
4
Aku Bukan Pembunuh!
5
Alasan Danu Membenci Diana
6
Bully
7
Gangguan Mental
8
Tergoda oleh Rayuan
9
Perlakuan Manis penuh Misteri
10
Sebuah Tuduhan
11
Di keluarkan
12
Gelisah
13
Lagi-lagi Terluka
14
Talak Aku
15
Terluka Luar Dalam
16
Keguguran...!
17
Kenyataan 1
18
Kemarahan Orangtua Danu
19
Kenyataan 2
20
Maaf
21
Pergi
22
Sebuah Rindu
23
Hukuman
24
Memulai Kembali
25
The Florist
26
Keadaan yang Berbeda
27
Kabar untuk Zio
28
Salah satu dari sekian Pria
29
Hati tak Bisa Berbohong
30
Sama-sama Merindu
31
Pemeriksaan Kandungan
32
Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33
Tidak Menyerah
34
Tamparan
35
Kemarahan Nurma
36
Permintaan Zio
37
Melamun 1
38
Melamun 2
39
Karyawan Baru
40
Tidak sabar menunggu
41
Kaget
42
Di Tuduh
43
Kelahiran dan Kebebasan.
44
Rencana Fikri
45
Nikah Secara Paksa
46
Terlambat Datang
47
Kenapa Ini Terjadi?
48
Berusaha Menerima
49
Pulang Ke Rumah
50
Kekhawatiran Cici
51
Danu & Diana Flashdback I
52
Danu & Diana Flashdback II
53
Rewel
54
Sebuah Kabar
55
Pamitan Lagi
56
Kekhawatiran Fikri
57
Rencana dramatis
58
Pergi untuk Kembali
59
Pembicaraan di Malam Hari
60
Permohonan Salma
61
Kekhawatiran Diana
62
Terpaksa
63
Berusaha Tenang
64
Kedatangan Mantan
65
Pandai Bersandiwara
66
Usaha Salma
67
Terkesan Baik Namun Munafik
68
Merasa Berbeda
69
Bertukar Kabar
70
Berprilaku Kasar
71
Di Balik Saku
72
Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73
Sandiwara Diana
74
Hal Yang Mengejutkan
75
Tercengang
76
Sebuah Mimpi
77
Talak Aku!
78
Sisi Lain Fikri
79
Bersiap Pulang
80
Perlakuan Kasar
81
Semakin Menjadi
82
Mulai mencari Informasi
83
Keterkejutan Danu
84
Mencoba Pergi
85
Menghindari Kejaran Fikri
86
Bertemu Kembali
87
Danu Terluka
88
Permintaan Maaf Danu
89
Rasa Yang Masih Ada
90
Gugup
91
Pembicaraan Di Pagi Hari
92
Pemaksaan
93
Perkelahian Dua Pria
94
Di Paksa
95
Rencana dan Introgasi
96
Mewawancarai Diana
97
Emak-emak di Lawan
98
Menjelang Sidang
99
Ruangan Sidang
100
Semakin Memanas
101
Semakin Tidak Terkendali
102
Keputusan Akhir
103
Menunggu Sadar
104
Cerita Yang Berbeda
105
Permintaan Maaf Salma
106
Kejujuran Keluarga Danu
107
Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108
Sidang Perceraian
109
Akhirnya ....
110
Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!