Gangguan Mental

Tubuh Prisil mematung menyaksikan sendiri bagaimana Diandra tertabrak mobil hingga terpental jauh beberapa meter dari sana.

Tangannya gemetar, tubuhnya pun terasa berat. Hanya sekedar menggerakkan saja tidak bisa. Prisil menatap tangannya tidak percaya atas apa yang telah ia lakukan.

Niat hati hanya ingin menggertak saja, namun kejadiannya di luar dugaan pemikiran dirinya. Dia telah mendorong Diandra dan menyebabkan gadis itu tertabrak mobil.

Prisil tidak bisa menerimanya, dia menggelengkan kepala. "Tidak aku tidak mungkin membunuh Diandra. Tidak, ini bukan aku. Aku tidak membunuh Diandra."

Prisil mundur mendekati mobilnya, secara tergesa nan tubuh gemetar, dia masuk ke dalam mobil. Kemudian meninggalkan tempat itu sebelum para warga menyaksikan dirinya berada di sana.

Sedangkan mobil yang menabrak tubuh Diandra pun menabrak pohon besar dan menyebabkan sopirnya pingsan.

Sejak kejadian itu, prisil selalu dihantui rasa bersalah karena sudah membunuh seseorang. Bayangan Diandra selalu muncul di mana-mana hingga membuatnya mengalami sedikit gangguan mental.

Prisil berubah menjadi murung, tidak lagi berulah. Tapi, dia selalu merasa jika dirinya diikuti terus oleh bayangan Diandra, Diandra dan Diandra.

Hingga suatu hari, Prisil mengamuk di sekolah karena ia melihat bayangan Diandra tengah berusaha membunuhnya.

Pada saat itu, Prisil sedang duduk seorang diri di bangku paling pojok mengerjakan tugasnya.

"Kau pembunuh."

Prisil sontak langsung mendongak. dia terbelalak terkejut tak ada sosok Diandra di hadapannya.

"Di-Diandra ... ka-kau su-sudah mati, ja-jangan ganggu aku!" Prisil memundurkan tubuhnya kebelakang. Ia ketakutan.

"Kau pembunuh, Prisil. kau harus ikut denganku. Kau pembunuh." Bayangan Diandra berdiri mendekatinya.

Prisil menepis bayangan itu dan tangannya tidak bisa mendorong bayangan Diandra. Prisil semakin panik.

"Pergi! Pergi hantu ... jangan ganggu aku!" teriak Prisil mengundang banyak pasang mata yang menatap tidak percaya jika perisai terlihat seperti orang gila.

"Hei, kau kenapa? Siapa yang kau usir di sana, tidak ada siapa-siapa?" seru salah satu murid yang ada di sana.

Prisil menoleh, dia melotot orang yang ia lihat adalah Diandra. "Diandra ... kau Diandra ...."

"Kau sudah mati Diandra, kenapa kau menggangguku? Pergi dari sini!" Prisil mengamuk melemparkan apa saja yang ia gapai untuk mengusir sesosok bayangan yang menyerupai Diandra.

"Aw ..." ringis orang yang terkena lemparan bolpoin sebab tepat mengenai matanya.

"Hei, orang gila. Mending kau keluar dari sekolah ini. Kau sudah gila prisil disini tidak ada Diandra, dia sudah meninggal."

"Diandra meninggal, hahahaha Diandra meninggal." Prisil tertawa sesekali menangis. "Diandra meninggal Hiks Hiks Hiks ... aku lah yang sudah mendorongnya. Aku sudah mendorongnya."

"Kau pembunuh," bisik bayangan Diandra di samping kirinya. Prisil kaget, ia langsung lari dari kelas sambil berteriak.

"Hantu ... dia sudah mati. Jangan ganggu aku hantu! Pergi!" teriaknya histeris seperti orang gila.

"Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi, kita harus mengeluarkan dia secara tidak terhormat. kalau dibiarkan terus dia bisa membahayakan mahasiswa lain, Pak." Seru salah satu guru menatap iba melihat Prisil terlihat seperti orang gila.

"Bapak benar. Saya sebagai kepala sekolah harus tegas tidak peduli anak siapa dia."

Dari sanalah, Prisil di keluarkan dari sekolah secara tidak terhormat. Orangtuanya Prisil kaget kenapa putri yang ia kenal baik, ramah, tidak membuat ulah dikeluarkan dari sekolah secara tiba-tiba.

"Beri alasan kenapa putri saya dikeluarkan dari sekolah? Setahu saya dia tidak pernah mengecewakan kami sebagai orang tuanya," tanya Mama Karin.

"Maaf, kami tidak bisa menerima lagi putri Anda yang sudah gila bersekolah di sini. Ini membahayakan murid yang lainnya."

"Saya tidak gila, mereka yang gila, mereka mengatai saya gila, saya tidak gila," jawab Prisil merasa dirinya baik-baik saja namun jiwanya terguncang setelah kecelakaan itu.

"Bapak bisa dengarkan? Anak saya ini tidak gila."

"Maaf, Bu. Sekolah sudah memutuskan mengeluarkan Putri Anda. Maaf, kami tidak bisa menerimanya lagi sekolah di sini, silahkan Anda pergi!"

Mama Karin terlihat emosi, "Ok, karena kalian sudah mengeluarkan anak saya tanpa alasan yang kuat. Maka kami akan mencabut donaturnya."

Kepala sekolah itu pasrah. "Silahkan, Bu. Itu jauh lebih baik daripada murid yang lainnya mengalami bahaya oleh anak Anda."

Mama Karin berdiri dengan hati yang terbakar amarah.

"Ayo, Prisil. Kota pulang dari sini. Mereka semua sudah tidak adil padamu."

Karin tidak tahu saja hal apa saja yang sudah Prisil lakukan terhadap orang-orang. Kesibukannya dalam bekerja sampai melalaikan tugasnya sebagai orang tua untuk terus memantau perkembangan putra putrinya.

*******

"Kenapa kamu bisa dikeluarkan secara tidak terhormat seperti ini? Apa yang kamu lakukan sampai kepala sekolah saja kekeh mengeluarkan kamu?" setidaknya di rumah, Karin menanyakan berbagai macam pertanyaan kepada putrinya.

Prisil merunduk tidak berani menjawab Dia tidak mau mengakui kesalahannya. Dia hanya menangis pura-pura tidak mengerti apa-apa.

"Jawab!"

"Prisil tidak tahu, Mah. Prisil sering dibully mereka. Dia bilang Prisil ini gila. Prisil tidak gila, Mah. Aku sehat."

Mama Karin menghelakan nafas. Hanya dia yang ada di rumah. Suaminya sedang ada tugas kerjaan keluar kota. Anak sulungnya tengah melakukan pendidikan di luar negeri.

"Mama pusing dengarnya. Apa yang akan Mama katakan kepada Papa kalau Papa tahu jika kamu dikeluarkan dari sekolah?"

"Jangan kasih tahu, Papa. Aku takut." Di saat Prisil mendongak, dia justru melihat bayangan Diandra di belakang Mamanya.

Dia kembali gemetar ketakutan tidak bisa lagi berkata selain pergi dari sana mengunci dirinya di kamar.

Karin rasa heran atas apa yang Prisil lakukan barusan.

"Anak itu benar-benar takut sama Papanya."

Di dalam kamar pun, Prisil berdiam diri di pojokan kamar. Dia berjongkok memeluk kedua lututnya tidak bisa lagi menghindari bayangan Diandra yang terus saja mengganggunya.

"Aku bukan pembunuh. Aku bukan pembunuh." Hanya kata itu yang terus terucap dari bibirnya di saat rasa bersalah, takut dan menyesal kian menyerbu jiwanya.

Prisil mengambil ponselnya, dia membuka galery foto yang dimana ia pernah mengupload gambar Diandra. Air matanya mengalir deras membasahi wajah cantiknya.

"Maafkan aku Diandra, sungguh aku tidak sengaja mendorongmu. Aku hanya ingin menggertak mu saja. Aku tidak berniat membunuhmu. Mohon ampuni aku, jangan ganggu aku lagi."

"Kau harus mati sepertiku, Prisil." bisikan syetan itu terus terdengar di telinga Prisil.

Gadis itu melemparkan ponselnya lalu menutup kedua telinganya tidak ingin mendengar bisikan-bisikan yang membuat dia semakin terguncang ketakutan.

Akal sehatnya tidak bisa lagi berpikir. Jiwanya terguncang, amarahnya menerpa. Ia tidak bisa lagi menahan diri untuk terus menerus seperti ini. Hingga terbesit di pikirannya mengakhiri hidup agar bayangan Diandra tidak lagi mengikutinya.

Tangan gemetar itu tengah berusaha mencari sesuatu. Bayangan Diandra terus saja menghantuinya. Ia tidak kuat lagi menanggung beban seorang diri.

Prisil mengambil silet dan bersiap melukai nadinya.

"Kau pembunuh!!"

"Aku bukan pembunuh ...." teriak Prisil langsung menggoreskan silet nya hingga nadi nya berdarah.

Perlahan, mata prisil mulai terpejam, "Ma maaf."

FLASHBACK END

Terpopuler

Comments

Dedeh Nurhayati

Dedeh Nurhayati

gimana mau ungkap kebenaran bagi dian karena g ada satu teman pun yg tahu,saksi juga g ada kasihan dian lanjut tjor

2022-11-02

1

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kenapa Berubah
3 Kau Pembunuh!
4 Aku Bukan Pembunuh!
5 Alasan Danu Membenci Diana
6 Bully
7 Gangguan Mental
8 Tergoda oleh Rayuan
9 Perlakuan Manis penuh Misteri
10 Sebuah Tuduhan
11 Di keluarkan
12 Gelisah
13 Lagi-lagi Terluka
14 Talak Aku
15 Terluka Luar Dalam
16 Keguguran...!
17 Kenyataan 1
18 Kemarahan Orangtua Danu
19 Kenyataan 2
20 Maaf
21 Pergi
22 Sebuah Rindu
23 Hukuman
24 Memulai Kembali
25 The Florist
26 Keadaan yang Berbeda
27 Kabar untuk Zio
28 Salah satu dari sekian Pria
29 Hati tak Bisa Berbohong
30 Sama-sama Merindu
31 Pemeriksaan Kandungan
32 Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33 Tidak Menyerah
34 Tamparan
35 Kemarahan Nurma
36 Permintaan Zio
37 Melamun 1
38 Melamun 2
39 Karyawan Baru
40 Tidak sabar menunggu
41 Kaget
42 Di Tuduh
43 Kelahiran dan Kebebasan.
44 Rencana Fikri
45 Nikah Secara Paksa
46 Terlambat Datang
47 Kenapa Ini Terjadi?
48 Berusaha Menerima
49 Pulang Ke Rumah
50 Kekhawatiran Cici
51 Danu & Diana Flashdback I
52 Danu & Diana Flashdback II
53 Rewel
54 Sebuah Kabar
55 Pamitan Lagi
56 Kekhawatiran Fikri
57 Rencana dramatis
58 Pergi untuk Kembali
59 Pembicaraan di Malam Hari
60 Permohonan Salma
61 Kekhawatiran Diana
62 Terpaksa
63 Berusaha Tenang
64 Kedatangan Mantan
65 Pandai Bersandiwara
66 Usaha Salma
67 Terkesan Baik Namun Munafik
68 Merasa Berbeda
69 Bertukar Kabar
70 Berprilaku Kasar
71 Di Balik Saku
72 Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73 Sandiwara Diana
74 Hal Yang Mengejutkan
75 Tercengang
76 Sebuah Mimpi
77 Talak Aku!
78 Sisi Lain Fikri
79 Bersiap Pulang
80 Perlakuan Kasar
81 Semakin Menjadi
82 Mulai mencari Informasi
83 Keterkejutan Danu
84 Mencoba Pergi
85 Menghindari Kejaran Fikri
86 Bertemu Kembali
87 Danu Terluka
88 Permintaan Maaf Danu
89 Rasa Yang Masih Ada
90 Gugup
91 Pembicaraan Di Pagi Hari
92 Pemaksaan
93 Perkelahian Dua Pria
94 Di Paksa
95 Rencana dan Introgasi
96 Mewawancarai Diana
97 Emak-emak di Lawan
98 Menjelang Sidang
99 Ruangan Sidang
100 Semakin Memanas
101 Semakin Tidak Terkendali
102 Keputusan Akhir
103 Menunggu Sadar
104 Cerita Yang Berbeda
105 Permintaan Maaf Salma
106 Kejujuran Keluarga Danu
107 Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108 Sidang Perceraian
109 Akhirnya ....
110 Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kenapa Berubah
3
Kau Pembunuh!
4
Aku Bukan Pembunuh!
5
Alasan Danu Membenci Diana
6
Bully
7
Gangguan Mental
8
Tergoda oleh Rayuan
9
Perlakuan Manis penuh Misteri
10
Sebuah Tuduhan
11
Di keluarkan
12
Gelisah
13
Lagi-lagi Terluka
14
Talak Aku
15
Terluka Luar Dalam
16
Keguguran...!
17
Kenyataan 1
18
Kemarahan Orangtua Danu
19
Kenyataan 2
20
Maaf
21
Pergi
22
Sebuah Rindu
23
Hukuman
24
Memulai Kembali
25
The Florist
26
Keadaan yang Berbeda
27
Kabar untuk Zio
28
Salah satu dari sekian Pria
29
Hati tak Bisa Berbohong
30
Sama-sama Merindu
31
Pemeriksaan Kandungan
32
Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33
Tidak Menyerah
34
Tamparan
35
Kemarahan Nurma
36
Permintaan Zio
37
Melamun 1
38
Melamun 2
39
Karyawan Baru
40
Tidak sabar menunggu
41
Kaget
42
Di Tuduh
43
Kelahiran dan Kebebasan.
44
Rencana Fikri
45
Nikah Secara Paksa
46
Terlambat Datang
47
Kenapa Ini Terjadi?
48
Berusaha Menerima
49
Pulang Ke Rumah
50
Kekhawatiran Cici
51
Danu & Diana Flashdback I
52
Danu & Diana Flashdback II
53
Rewel
54
Sebuah Kabar
55
Pamitan Lagi
56
Kekhawatiran Fikri
57
Rencana dramatis
58
Pergi untuk Kembali
59
Pembicaraan di Malam Hari
60
Permohonan Salma
61
Kekhawatiran Diana
62
Terpaksa
63
Berusaha Tenang
64
Kedatangan Mantan
65
Pandai Bersandiwara
66
Usaha Salma
67
Terkesan Baik Namun Munafik
68
Merasa Berbeda
69
Bertukar Kabar
70
Berprilaku Kasar
71
Di Balik Saku
72
Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73
Sandiwara Diana
74
Hal Yang Mengejutkan
75
Tercengang
76
Sebuah Mimpi
77
Talak Aku!
78
Sisi Lain Fikri
79
Bersiap Pulang
80
Perlakuan Kasar
81
Semakin Menjadi
82
Mulai mencari Informasi
83
Keterkejutan Danu
84
Mencoba Pergi
85
Menghindari Kejaran Fikri
86
Bertemu Kembali
87
Danu Terluka
88
Permintaan Maaf Danu
89
Rasa Yang Masih Ada
90
Gugup
91
Pembicaraan Di Pagi Hari
92
Pemaksaan
93
Perkelahian Dua Pria
94
Di Paksa
95
Rencana dan Introgasi
96
Mewawancarai Diana
97
Emak-emak di Lawan
98
Menjelang Sidang
99
Ruangan Sidang
100
Semakin Memanas
101
Semakin Tidak Terkendali
102
Keputusan Akhir
103
Menunggu Sadar
104
Cerita Yang Berbeda
105
Permintaan Maaf Salma
106
Kejujuran Keluarga Danu
107
Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108
Sidang Perceraian
109
Akhirnya ....
110
Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!