Kenyataan 2

Langkah gontai, tatapan kosong, air mata menetes membasahi wajah tampannya seorang Danu yang sering di sapa Zio. Dunianya seakan runtuh, jiwanya terguncang, hatinya rapuh, penyesalan kian meningkat setelah mendengar penjelasan papanya.

Danu terduduk lesu di dekat kursi. Kedua kakinya ia tekuk dengan tangan menumpu di atas lutut seraya menjambak rambutnya. Danu menangis tersedu-sedu, meski dia seorang lelaki, tapi dia juga mempunyai perasaan. Perasaan menyesal semakin besar pada Diana.

"Maafkan aku Diana, maafkan aku, maaf," lirih Danu terisak sendiri di dekat kursi.

Flashback

"Dasar bodoh, dendam mu salah alamat, Zio. Adikmu meninggal bukan karena Diana tapi karena Prisil tidak bisa lagi bertahan atas kesalahan yang dilakukannya. Prisil lah tukang bully, Prisil lah penyebab kembaran Diana meninggal, Prisil telah membunuh kembarannya Diana. Dan Prisil bunuh diri akibat ia terkena gangguan mental!" teriak Fakhri membuka sebuah fakta mengejutkan.

Duuaaar....

Bak tersambar petir begitu menggelegar hingga mengagetkan semua orang. Karin pun tak kalah terkejut atas apa yang ia dengar.

Deg...

Jantung Danu berpacu lebih cepat seakan takut jika dia beneran salah alamat. Dendam tak beralasan kuat, dendam yang membuat Diana seperti sekarang.

"Ma-maksud Papa?"

Papa Fakhri terduduk lesu di sofa. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan sebuah rahasia ini sendirian. Rahasia yang ia ketahui setelah kematian putrinya. Rahasia yang ia sembunyikan dari semua orang agar mereka semua tidak menghakimi Sang Putri.

Tapi, rahasia inilah yang juga menyebabkan sang putra dendam kepada orang. Dendam salah tempat dendam Salah alamat dendam yang tidak seharusnya didapat oleh seorang Diana.

"Semenjak prisil tiada, Papa tidak tinggal diam, Zio. Papa mencari tahu ke semua mengenai Prisil, baik di sekolah, di luar sekolah dan rumah dan di manapun itu. Papa tidak bodoh, Papa menyadari sebuah kejanggalan yang terjadi kepada diri Prisil kenapa tiba-tiba bunuh diri tanpa alasan." Fakhri menghentikan ucapannya sejenak untuk mengatur nafas.

"Papa menemukan sebuah fakta jika Prisil sering membully seorang gadis pintar berasal dari pinggiran kota yang mendapatkan beasiswa di sekolah elit. Hanya karena Gadis itu menabrak tubuh Prisil dan minumannya tumpah, Prisil sampai memperlakukan Gadis itu layaknya kacung. Prisil berperilaku kasar, berperilaku tidak sopan, memerintahkan gadis itu tanpa rasa kasihan."

Karin syok, dia tidak pernah menyangka putrinya seperti itu. Jika di rumah, Prisil sangat terlihat baik dan sopan. Danu meringis sakit hati seraya menunduk gemetar tak sanggup mendengarkan ceritanya. Tapi ia harus tahu kenyataan yang sebenarnya.

"Hingga suatu hari gadis itu tidak sanggup lagi bertahan di bawah kuasa Prisil. dia membela harga dirinya untuk tidak terus-terusan diinjak oleh Prisil. Adikmu mendapatkan cemoohan atas perilaku semena-menanya dari semua murid di sekolahnya. Bukannya sadar, dia tidak terima diperlakukan seperti itu." Tak terasa air mata Fakhri menetes secara tiba-tiba. Menyesali didikannya telah gagal. Dan menyesali tidak pernah memperhatikan putrinya. Dia hanya sibuk bekerja bekerja dan bekerja.

"Prisil bertekad memberikan pelajaran pada gadis itu. Dia mencegat gadis itu di tengah jalan lalu menggertak, membuat postingan tukang bully, sampai Prisil mendorong gadis itu hingga tertabrak truk dan meninggal di tempat," pekik Fakhri menaikkan suaranya agar Danu sadar dan mengerti.

Deg... Deg...

Danu semakin tidak karuan, bayangan Prisil mendorong seseorang terlintas di kepalanya. Perkataan Papanya mampu menghunus jantung hingga membuat sebuah luka dan sesal yang menganga.

"Apa kau tahu siapa gadis itu? Dia, Diandra Maheswari. Kembaran dari Diana Maheswari, istrimu!" sentak Fakhri menunjuk wajah Danu menatap tajam penuh kecewa.

Flashback end.

Danu masih terisak menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan mata terpejam. Lalu mendongak.

"Aaakkhhh.... Diana...." teriaknya menjambak rambutnya prustasi. Dia bangkit, menuju kamar yang sering di gunakan mereka saling berbagi kehangatan.

Langkahnya terhenti ketika berada tepat di depan pintu masuk kamar mereka. Rasa gugup tiba-tiba menghampiri, buliran keringat dingin mulai bercucuran, dia kembali teringat kebersamaan mereka. Lagi-lagi sesak yang ia rasa.

Setelah berada di dalam, mata Danu menelusuri setiap sudut kamar itu, memperhatikan dengan teliti. Gambar kebersamaan lagi-lagi terbayang. Diana yang manja, Diana yang ceria, Diana yang selalu memperlakukannya penuh kasih sayang, Diana yang sering membuat ia mengerang nikmat.

"Dee, kenapa aku begitu bodoh tidak mengetahui apapun mengenai dirimu." Danu duduk di tepi ranjang mengusap bantal yang sering di gunakan Diana. Dia berada di rumah yang di tinggali bareng Diana.

"Diana," lirihnya terisak memeluk bantal beraroma wangi shampoo milik Diana.

"Bodoh kamu Zio, dasar bodoh. Suami tidak berguna." Umpat Danu meninju tembok di sampingnya dengan keras.

Ia melampiaskan amarahnya pada tembok. Tak peduli dengan darah dan rasa sakit yang ia rasakan di tangannya. Hatinya sangat sakit atas perlakuan dirinya sendiri.

Danu lemas, ia menempelkan keningnya pada tembok, kemudian berbalik menyenderkan tubuhnya di tembok dan menurunkan dirinya kebawah dengan posisi duduk. Danu berusaha menguasai emosi yang saat ini menghampirinya, dia merasa kacau dan bingung harus berbuat apa.

*******

Waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi. Danu segera bersiap mengunjungi rumah sakit. Dia akan meminta maaf kepada Diana kalau perlu akan melakukan apapun demi bisa kembali padanya.

Meski dia sadar kesalahannya begitu besar, namun Danu akan berusaha untuk mendapatkan kata maaf dari Diana. Tanpa memperdulikan penampilannya yang terlihat kacau dengan mata sembab serta wajah babak belu, Danu bergegas pergi.

******

Setibanya di rumah sakit, Danu melihat Diana di balik kaca. Rupanya dia sudah sadar dan tengah di tenangkan oleh Karin, Ibunya sendiri. Entah sejak kapan orangtuanya sudah ada di sana?

Hatinya sakit melihat Diana menangis histeris, tanpa sadar air matanya kembali menetes.

Perlahan, Danu memegang pintu ruangan tersebut. Dia perlahan masuk. Dirinya kembali mematung kala Diana berkata, "Kenapa? Kenapa harus anakku yang tiada? Kenapa bukan aku saja, aku mau mati bareng dia. Aku tidak mau hidup di dunia ini lagi. Aku ingin ikut anakku Hiks Hiks..."

Mama Karin mencoba menenangkan Diana, Papa Fakhri menunduk menyembunyikan kesedihannya.

"Diana." Panggil Danu bergetar menyesali semuanya. Dia berhenti sejenak menatap dalam wanita yang ada dalam pelukan Karin.

Diana menoleh begitupun dengan yang lainnya, matanya sangat sembabnya. Tatapannya berbeda dari biasanya, sorot matanya menatap benci.

"Ngapain kau kemari, hah? Sudah puaskan? Aku tidak mau bertemu denganmu, pergi dari sini brengsek! Pergi!" sentak Diana menyalang penuh amarah.

"Dee, maafkan aku. Aku menyesal. Karena perbuatan ku kami menjadi seperti ini," ujar Danu penuh permohonan dan penyesalan.

Diana melepaskan pelukan Karin. Dia mengusap air matanya secara kasar. Dia mengepalkan tangannya. Dia merasa marah, kecewa, menyesal menjadi satu.

"Kau bilang menyesal setelah semua terjadi padaku? Penyesalan mu tiada guna Danu Alzio Fakhri! Aku muak melihat wajah penyesalan mu ini. Kau pembohong, kau pria brengsek yang aku kenal. Aku membencimu Danu, aku membencimu!" teriak Diana melemparkan bantal yang ia gunakan. Dia sakit hati, dia kecewa, dia marah pada dirinya sendiri yang begitu percaya pada Danu.

"Dee..." lirih Danu mendekat.

"Berhenti! Aku mau kita pisah dan jangan pernah lagi muncul di hidupku!" teriak Diana bulat bercerai.

Deg...

Danu mematung dengan pikiran kacau. Berpisah di saat ia menyadari perasaannya begitu sulit.

Terpopuler

Comments

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

Danu super Bego iyakali seorang CEO kampus tp bodoh..cari tahu penyebab kematian adiknya baru bertindak..sayang boleh tp bodoh jangan😡😡

2022-12-25

0

Dedeh Nurhayati

Dedeh Nurhayati

rasain tuh danu,buah dendam yg salah alamat lu g percaya d kasih nasihat ma orang keukeuh d lanjutkan dendamnya,sampe diana dikeluarkan dari kampus,tinggal penyesalan berkepanjangan sekarang,lanjut tjor

2022-11-09

6

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kenapa Berubah
3 Kau Pembunuh!
4 Aku Bukan Pembunuh!
5 Alasan Danu Membenci Diana
6 Bully
7 Gangguan Mental
8 Tergoda oleh Rayuan
9 Perlakuan Manis penuh Misteri
10 Sebuah Tuduhan
11 Di keluarkan
12 Gelisah
13 Lagi-lagi Terluka
14 Talak Aku
15 Terluka Luar Dalam
16 Keguguran...!
17 Kenyataan 1
18 Kemarahan Orangtua Danu
19 Kenyataan 2
20 Maaf
21 Pergi
22 Sebuah Rindu
23 Hukuman
24 Memulai Kembali
25 The Florist
26 Keadaan yang Berbeda
27 Kabar untuk Zio
28 Salah satu dari sekian Pria
29 Hati tak Bisa Berbohong
30 Sama-sama Merindu
31 Pemeriksaan Kandungan
32 Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33 Tidak Menyerah
34 Tamparan
35 Kemarahan Nurma
36 Permintaan Zio
37 Melamun 1
38 Melamun 2
39 Karyawan Baru
40 Tidak sabar menunggu
41 Kaget
42 Di Tuduh
43 Kelahiran dan Kebebasan.
44 Rencana Fikri
45 Nikah Secara Paksa
46 Terlambat Datang
47 Kenapa Ini Terjadi?
48 Berusaha Menerima
49 Pulang Ke Rumah
50 Kekhawatiran Cici
51 Danu & Diana Flashdback I
52 Danu & Diana Flashdback II
53 Rewel
54 Sebuah Kabar
55 Pamitan Lagi
56 Kekhawatiran Fikri
57 Rencana dramatis
58 Pergi untuk Kembali
59 Pembicaraan di Malam Hari
60 Permohonan Salma
61 Kekhawatiran Diana
62 Terpaksa
63 Berusaha Tenang
64 Kedatangan Mantan
65 Pandai Bersandiwara
66 Usaha Salma
67 Terkesan Baik Namun Munafik
68 Merasa Berbeda
69 Bertukar Kabar
70 Berprilaku Kasar
71 Di Balik Saku
72 Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73 Sandiwara Diana
74 Hal Yang Mengejutkan
75 Tercengang
76 Sebuah Mimpi
77 Talak Aku!
78 Sisi Lain Fikri
79 Bersiap Pulang
80 Perlakuan Kasar
81 Semakin Menjadi
82 Mulai mencari Informasi
83 Keterkejutan Danu
84 Mencoba Pergi
85 Menghindari Kejaran Fikri
86 Bertemu Kembali
87 Danu Terluka
88 Permintaan Maaf Danu
89 Rasa Yang Masih Ada
90 Gugup
91 Pembicaraan Di Pagi Hari
92 Pemaksaan
93 Perkelahian Dua Pria
94 Di Paksa
95 Rencana dan Introgasi
96 Mewawancarai Diana
97 Emak-emak di Lawan
98 Menjelang Sidang
99 Ruangan Sidang
100 Semakin Memanas
101 Semakin Tidak Terkendali
102 Keputusan Akhir
103 Menunggu Sadar
104 Cerita Yang Berbeda
105 Permintaan Maaf Salma
106 Kejujuran Keluarga Danu
107 Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108 Sidang Perceraian
109 Akhirnya ....
110 Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kenapa Berubah
3
Kau Pembunuh!
4
Aku Bukan Pembunuh!
5
Alasan Danu Membenci Diana
6
Bully
7
Gangguan Mental
8
Tergoda oleh Rayuan
9
Perlakuan Manis penuh Misteri
10
Sebuah Tuduhan
11
Di keluarkan
12
Gelisah
13
Lagi-lagi Terluka
14
Talak Aku
15
Terluka Luar Dalam
16
Keguguran...!
17
Kenyataan 1
18
Kemarahan Orangtua Danu
19
Kenyataan 2
20
Maaf
21
Pergi
22
Sebuah Rindu
23
Hukuman
24
Memulai Kembali
25
The Florist
26
Keadaan yang Berbeda
27
Kabar untuk Zio
28
Salah satu dari sekian Pria
29
Hati tak Bisa Berbohong
30
Sama-sama Merindu
31
Pemeriksaan Kandungan
32
Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33
Tidak Menyerah
34
Tamparan
35
Kemarahan Nurma
36
Permintaan Zio
37
Melamun 1
38
Melamun 2
39
Karyawan Baru
40
Tidak sabar menunggu
41
Kaget
42
Di Tuduh
43
Kelahiran dan Kebebasan.
44
Rencana Fikri
45
Nikah Secara Paksa
46
Terlambat Datang
47
Kenapa Ini Terjadi?
48
Berusaha Menerima
49
Pulang Ke Rumah
50
Kekhawatiran Cici
51
Danu & Diana Flashdback I
52
Danu & Diana Flashdback II
53
Rewel
54
Sebuah Kabar
55
Pamitan Lagi
56
Kekhawatiran Fikri
57
Rencana dramatis
58
Pergi untuk Kembali
59
Pembicaraan di Malam Hari
60
Permohonan Salma
61
Kekhawatiran Diana
62
Terpaksa
63
Berusaha Tenang
64
Kedatangan Mantan
65
Pandai Bersandiwara
66
Usaha Salma
67
Terkesan Baik Namun Munafik
68
Merasa Berbeda
69
Bertukar Kabar
70
Berprilaku Kasar
71
Di Balik Saku
72
Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73
Sandiwara Diana
74
Hal Yang Mengejutkan
75
Tercengang
76
Sebuah Mimpi
77
Talak Aku!
78
Sisi Lain Fikri
79
Bersiap Pulang
80
Perlakuan Kasar
81
Semakin Menjadi
82
Mulai mencari Informasi
83
Keterkejutan Danu
84
Mencoba Pergi
85
Menghindari Kejaran Fikri
86
Bertemu Kembali
87
Danu Terluka
88
Permintaan Maaf Danu
89
Rasa Yang Masih Ada
90
Gugup
91
Pembicaraan Di Pagi Hari
92
Pemaksaan
93
Perkelahian Dua Pria
94
Di Paksa
95
Rencana dan Introgasi
96
Mewawancarai Diana
97
Emak-emak di Lawan
98
Menjelang Sidang
99
Ruangan Sidang
100
Semakin Memanas
101
Semakin Tidak Terkendali
102
Keputusan Akhir
103
Menunggu Sadar
104
Cerita Yang Berbeda
105
Permintaan Maaf Salma
106
Kejujuran Keluarga Danu
107
Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108
Sidang Perceraian
109
Akhirnya ....
110
Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!