Bully

"Kau punya mata tidak, hah? Ganti rugi! Baju mahal ku kotor karena ulahmu," lanjutnya.

Gadis manis dengan rambut dikucir memakai kacamata itu mencoba berdiri. "Maaf, saya tidak sengaja. Saya buru-buru mau ke kelas," ucapnya begitu lembut penuh kesopanan.

"Hei cupu, kau pikir aku tidak sedang buru-buru? Aku juga sama. Gara-gara kau bajuku basah. Kau harus ganti sebesar 500 ribu."

Gadis itu mendongak, "Saya tidak punya uang sebesar itu."

"Ck, orang miskin seperti mu tidak mungkin memiliki uang. Berhubung saya baik hati, kau terbebas ganti rugi uang. Tapi, kau harus mau aku suruh selama satu Minggu atau kau menggantinya tiga kali lipat!" Prisil memberikan penawaran kepada gadis itu. Dia juga melihat name tag nya. 'DIANDRA MAHESWARI' namanya.

Diandra berpikir, "Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu? Ibu dan Diana tidak mungkin memiliki uang sebesar itu. Aku sekolah di sini saja dari beasiswa. Apa aku terima saja?" batinnya.

"Satu Minggu kau jadi pelayan ku." Prisil kembali berlari setelah berkata seperti itu.

Dari sanalah Prisil menjadikan Diandra pelayanannya. Dengan hati ikhlas, Diandra menerima segala macam perintah Prisil. Dia sampai sering di permalukan di depan semua murid, di jadikan kacung olehnya. Tidak ada yang berani melawan karena mereka tahu jika Prisil anak orang berpengaruh.

Kelakuan Prisil yang semena-mena terhadap orang tidak pernah di ketahui orangtuanya di karenakan kesibukan masing-masing. Tidak ada murid yang mau menjadi teman Prisil. Mereka menjadi takut dan tidak mau berurusan dengannya.

Para guru pun tidak berani bertindak sebab orangtuanya merupakan donatur terbesar di sekolah itu. Guru juga takut pekerjaannya terancam akibat berurusan dengan Prisil.

Sampai suatu hari, Diandra tidak merasa kesal atas perlakuan Prisil yang terus saja menindasnya. Dia tidak lagi menahan diri untuk tidak melawan kelakuan Prisil yang semakin hari semakin semena-mena terhadap dirinya dan orang-orang di sekitar.

Brak!

Prisil menggebrak meja kantin.

"Hei cupu. Lap sepatuku, buruan!" perintah Prisil menaikkan kakinya ke pangkuan Diandra yang tengah makan.

Diandra menghelakan nafas berat. Rasa sabarnya sudah tidak ada lagi. Dia manusia memiliki kesabarannya masing-masing. Dia juga memiliki harga diri yang harus Diandra bertahan kan. Dia tidak ingin lagi terus-menerus mengikuti setiap perintah Prisil anak sekolah yang sombongnya luar biasa suka semena-mena.

"Aku tidak mau!"

Prisil mengernyit. "Kau bilang tidak mau? Kalau kau menolak k ..."

Diandra menghempaskan kaki Prisil yang ada di pangkuannya.

"Apa? Mau melaporkanku ke orang tuamu? mau melaporkanku ke pihak sekolah dan mengeluarkan ku? Aku sudah tidak peduli lagi dengan semua ancaman mu itu. Aku tidak peduli jika beasiswa ku dicabut oleh sekolah. Aku memiliki harga diri dan aku akan terus membela harga diriku daripada terus-menerus mengikuti setiap perintah mu. Kau pikir siapa? Anak pejabat, anak orang kaya anak presiden? Kau itu cuman manusia biasa sama seperti aku. Kita ditakdirkan oleh Tuhan dalam bentuk yang sama namun nasib yang berbeda. Ngapain aku harus takut kepadamu? Sudah cukup harga diriku kau injak-injak. Aku tidak ingin lagi berada di bawah kuasa mu." Dengan suara lantang Diandra berdiri menghadapi Prisil.

"Kau ..." Prisil mengepalkan tangannya marah ada orang yang berani melawannya.

"Lihat dirimu, kau sampai tidak memiliki satu teman karena sifat inilah yang menyebabkan dirimu tidak memiliki teman. Kau sombong, kau angkuh, kau sok kaya, kau sok berkuasa padahal di luaran sana masih banyak orang yang jauh lebih tinggi di bandingkan dirimu." Diandra semakin gencar mengingatkan Prisil jika apa yang di lakukan nya salah.

Banyak pasang mata mulai berbisik-bisik membicarakan Prisil. Prisil yang di tatap seperti itu merasa terintimidasi karena dia berpikir tidak ada orang yang memihak nya. Dia merasa tatapan orang begitu jijik kepadanya.

"Benar kata Diandra, kamu jangan semena-mena sama kita. Sama-sama manusia saja sombong minta ampun. Cantik wajah tapi hati dan kelakuan sungguh jelek."

"Iya, bener. Seharusnya dia tidak sekolah di sini. Sekolah lain saja, mentang-mentang kaya seenaknya memperlakukan orang."

Karena tidak bisa berkata apa-apa dan malu juga semua orang menyerangnya, Prisil meninggalkan kantin.

"Brengsek, beraninya si cupu itu mempermalukan ku di hadapan semua orang. Aku tidak terima semua ini. Dia harus di beri pelajaran." Prisil mengepalkan tangannya dengan sorot mata memerah marah.

Sehabis bel pulang sekolah, Prisil berniat membalas atas perlakuan Diandra. Dia menunggu Diandra keluar sekolah di luar tidak jauh dari sekolahnya.

Nampak Prisil melihat Diandra keluar dari sekolah mengenakan sepeda. Prisil pun mengikutinya. Merasa jalanan cukup sepi, Prisil langsung menghadang Diandra.

Gadis berkacamata itu langsung terjatuh dari sepedanya. Prisil membuka pintu mobilnya, kemudian menyeret paksa Diandra.

"Kamu mau ngapain? Lepaskan saya! Saya mau pulang." Diandra mencoba melepaskan cekalan Prisil.

"Saya tidak akan melepaskanmu sebelum saya memberikan pelajaran. Kau sudah membuatku malu di hadapan semua orang, kau sudah membuat mereka bully aku. Aku tidak terima itu!" Sentak Prisil mendorong keras tubuh Diandra ke tengah jalan.

Diandra terjatuh, Prisil kembali mendekatinya dan mencengkram kuat pipi Diandra.

"Hei cupu, aku peringatkan kepadamu, jangan pernah kau coba-coba mengusik ku atau ku habisi kamu!" ancamnya penuh amarah.

Prisil berniat memberikan ancaman saja, dia tidak seberani itu menghabisi seseorang.

Diandra mencoba melepaskan tangan Prisil yang ada di wajahnya, "Aku tidak pernah mengusik mu, kau yang selalu berbuat sesuka hatimu. Seharusnya kamu sadar, apa yang kamu lakukan salah." Diandra segera berdiri setelah berhasil melepaskan cengkraman Prisil.

Kedua gadis remaja kelas 11 itu bersitegang di tengah jalan.

"Halah, kau jangan banyak bicara. Aku tidak terima kau bully ku di sekolah." Prisil mengambil ponselnya kemudian memotret Diandra begitu saja.

"Kau mau apa memotret wajahku?" Diandra ingin mengambil ponselnya namun, di tepis oleh Prisil.

"Aku akan menyebarkan jika wajah mu ini wajah tukang bully." Prisil sekuat tenaga mempertahankannya. Dia mencoba mengetikkan sesuatu dan mempostingnya.

Diandra seorang tukang bully. Berhati-hatilah! Sudah banyak korban yang ia bully termasuk Prisillia Fakhri.

"Lihat, sudah ku sebar di media sosial. Hahahaha."

"Prisil, kau sangat keterlaluan. Hapus!" Diandra mencoba mengambil ponsel Prisil ingin menghapus foto dirinya.

"Tidak akan!" sentak Prisil mempertahankan ponselnya.

Mereka berdua bertengkar di tengah jalan sepi. Tanpa di sadari mereka, ada sebuah kendaraan oleng ugal-ugalan melaju kencang ke arah keduanya.

Prisil mendorong keras tubuh Diandra ke pinggir kanan.

Pengendara mobil dalam keadaan mabuk berat, mobil itu mencoba membanting stir ke kanan di saat matanya samar-samar melihat mobil. Namun, apa yang terjadi.

Brakkk ....

Terpopuler

Comments

Ani Maryani Naryani

Ani Maryani Naryani

diana kamu yg sabar mungkin ini cobaan masa depan akan menanti kebahagiaan buat diana dan ada yg lebih menyayanimu melebihi suamimu yg jahat lanjut thor

2023-11-07

0

Dedeh Nurhayati

Dedeh Nurhayati

berarti yg jahat c prisiil dong,makanya pak dosen harus d teliti dulu siapa yg salah jngn bodoh ky gitu nanti nyesel sendiro

2022-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kenapa Berubah
3 Kau Pembunuh!
4 Aku Bukan Pembunuh!
5 Alasan Danu Membenci Diana
6 Bully
7 Gangguan Mental
8 Tergoda oleh Rayuan
9 Perlakuan Manis penuh Misteri
10 Sebuah Tuduhan
11 Di keluarkan
12 Gelisah
13 Lagi-lagi Terluka
14 Talak Aku
15 Terluka Luar Dalam
16 Keguguran...!
17 Kenyataan 1
18 Kemarahan Orangtua Danu
19 Kenyataan 2
20 Maaf
21 Pergi
22 Sebuah Rindu
23 Hukuman
24 Memulai Kembali
25 The Florist
26 Keadaan yang Berbeda
27 Kabar untuk Zio
28 Salah satu dari sekian Pria
29 Hati tak Bisa Berbohong
30 Sama-sama Merindu
31 Pemeriksaan Kandungan
32 Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33 Tidak Menyerah
34 Tamparan
35 Kemarahan Nurma
36 Permintaan Zio
37 Melamun 1
38 Melamun 2
39 Karyawan Baru
40 Tidak sabar menunggu
41 Kaget
42 Di Tuduh
43 Kelahiran dan Kebebasan.
44 Rencana Fikri
45 Nikah Secara Paksa
46 Terlambat Datang
47 Kenapa Ini Terjadi?
48 Berusaha Menerima
49 Pulang Ke Rumah
50 Kekhawatiran Cici
51 Danu & Diana Flashdback I
52 Danu & Diana Flashdback II
53 Rewel
54 Sebuah Kabar
55 Pamitan Lagi
56 Kekhawatiran Fikri
57 Rencana dramatis
58 Pergi untuk Kembali
59 Pembicaraan di Malam Hari
60 Permohonan Salma
61 Kekhawatiran Diana
62 Terpaksa
63 Berusaha Tenang
64 Kedatangan Mantan
65 Pandai Bersandiwara
66 Usaha Salma
67 Terkesan Baik Namun Munafik
68 Merasa Berbeda
69 Bertukar Kabar
70 Berprilaku Kasar
71 Di Balik Saku
72 Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73 Sandiwara Diana
74 Hal Yang Mengejutkan
75 Tercengang
76 Sebuah Mimpi
77 Talak Aku!
78 Sisi Lain Fikri
79 Bersiap Pulang
80 Perlakuan Kasar
81 Semakin Menjadi
82 Mulai mencari Informasi
83 Keterkejutan Danu
84 Mencoba Pergi
85 Menghindari Kejaran Fikri
86 Bertemu Kembali
87 Danu Terluka
88 Permintaan Maaf Danu
89 Rasa Yang Masih Ada
90 Gugup
91 Pembicaraan Di Pagi Hari
92 Pemaksaan
93 Perkelahian Dua Pria
94 Di Paksa
95 Rencana dan Introgasi
96 Mewawancarai Diana
97 Emak-emak di Lawan
98 Menjelang Sidang
99 Ruangan Sidang
100 Semakin Memanas
101 Semakin Tidak Terkendali
102 Keputusan Akhir
103 Menunggu Sadar
104 Cerita Yang Berbeda
105 Permintaan Maaf Salma
106 Kejujuran Keluarga Danu
107 Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108 Sidang Perceraian
109 Akhirnya ....
110 Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kenapa Berubah
3
Kau Pembunuh!
4
Aku Bukan Pembunuh!
5
Alasan Danu Membenci Diana
6
Bully
7
Gangguan Mental
8
Tergoda oleh Rayuan
9
Perlakuan Manis penuh Misteri
10
Sebuah Tuduhan
11
Di keluarkan
12
Gelisah
13
Lagi-lagi Terluka
14
Talak Aku
15
Terluka Luar Dalam
16
Keguguran...!
17
Kenyataan 1
18
Kemarahan Orangtua Danu
19
Kenyataan 2
20
Maaf
21
Pergi
22
Sebuah Rindu
23
Hukuman
24
Memulai Kembali
25
The Florist
26
Keadaan yang Berbeda
27
Kabar untuk Zio
28
Salah satu dari sekian Pria
29
Hati tak Bisa Berbohong
30
Sama-sama Merindu
31
Pemeriksaan Kandungan
32
Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33
Tidak Menyerah
34
Tamparan
35
Kemarahan Nurma
36
Permintaan Zio
37
Melamun 1
38
Melamun 2
39
Karyawan Baru
40
Tidak sabar menunggu
41
Kaget
42
Di Tuduh
43
Kelahiran dan Kebebasan.
44
Rencana Fikri
45
Nikah Secara Paksa
46
Terlambat Datang
47
Kenapa Ini Terjadi?
48
Berusaha Menerima
49
Pulang Ke Rumah
50
Kekhawatiran Cici
51
Danu & Diana Flashdback I
52
Danu & Diana Flashdback II
53
Rewel
54
Sebuah Kabar
55
Pamitan Lagi
56
Kekhawatiran Fikri
57
Rencana dramatis
58
Pergi untuk Kembali
59
Pembicaraan di Malam Hari
60
Permohonan Salma
61
Kekhawatiran Diana
62
Terpaksa
63
Berusaha Tenang
64
Kedatangan Mantan
65
Pandai Bersandiwara
66
Usaha Salma
67
Terkesan Baik Namun Munafik
68
Merasa Berbeda
69
Bertukar Kabar
70
Berprilaku Kasar
71
Di Balik Saku
72
Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73
Sandiwara Diana
74
Hal Yang Mengejutkan
75
Tercengang
76
Sebuah Mimpi
77
Talak Aku!
78
Sisi Lain Fikri
79
Bersiap Pulang
80
Perlakuan Kasar
81
Semakin Menjadi
82
Mulai mencari Informasi
83
Keterkejutan Danu
84
Mencoba Pergi
85
Menghindari Kejaran Fikri
86
Bertemu Kembali
87
Danu Terluka
88
Permintaan Maaf Danu
89
Rasa Yang Masih Ada
90
Gugup
91
Pembicaraan Di Pagi Hari
92
Pemaksaan
93
Perkelahian Dua Pria
94
Di Paksa
95
Rencana dan Introgasi
96
Mewawancarai Diana
97
Emak-emak di Lawan
98
Menjelang Sidang
99
Ruangan Sidang
100
Semakin Memanas
101
Semakin Tidak Terkendali
102
Keputusan Akhir
103
Menunggu Sadar
104
Cerita Yang Berbeda
105
Permintaan Maaf Salma
106
Kejujuran Keluarga Danu
107
Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108
Sidang Perceraian
109
Akhirnya ....
110
Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!