Di keluarkan

"Kita menikah? Aku suamimu? Kamu istriku? Kamu jangan ngaku-ngaku."

Deg...

Diana di buat terkejut atas penuturan Danu. "Mas, apa yang kamu katakan? Kita ini memang sudah menikah. Setahun yang lalu. Tolong beritahu kepada mereka kalau digambar itu foto kamu."

Diana menatap mata Danu dengan air mata mengalir deras. Rasa tidak percaya begitu melekat di benaknya atas apa yang suaminya katakan. Sorot matanya seakan berkata, 'tolong klarifikasi semua ini.'

Matanya dan mata Diana sempat berpandangan, namun Danu langsung mengalihkan tatapannya. Hatinya terpengaruh oleh tatapan itu. Tapi ego dan dendam mengalahkan sebuah rasa yang ia rasakan di dalam lubuk hati paling dalam. Bahkan, cinta untuk Diana pun terhalangi kabut hitam berupa dendam.

"Kau dengar sendiri? Pak Zio tidak mungkin menikah denganmu. Meskipun dia sudah menikah pasti istrinya akan diperkenalkan ke seluruh penghuni kampus ini. Jadi kau jangan mengaku-ngaku jikalau pria yang ada dalam gambar yang beredar adalah Pak Zio," seru Bu Wulan kembali menarik Diana untuk mengeluarkan nya dari kampus.

Diana menepis kasar dosen yang dijadikan kepercayaan oleh pemilik kampus untuk mengelola kampus tersebut. Dia memeluk Danu terus mendongak menatap nya. Namun, Danu diam tak bergerak sedikitpun.

"Tidak, dia suamiku, aku tidak berbohong. Dialah pria yang ada di gambar itu. Mas, jawab mereka! Tolong benahi semua opini jelek yang menjurus kepadaku. Aku tidak mau dikeluarkan dari kampus ini, Mas. Ini cita-cita ibu. Aku tidak salah, aku bukan wanita murahan seperti yang mereka tuduhkan." Diana menggerakkan tubuh Danu untuk bicara mengenai semuanya.

"Mas, kenapa kamu diam saja? Bantu aku, Mas. Bilang kepada mereka semua kalau itu adalah kamu." Diana terus memohon kepada suami yang sedari tadi diam saja tidak membalas perkataan Diana.

Diana sampai memperhatikan semua yang ada di sana. Mereka terus menatap jijik, menatap iba, menatap kasihan, menatap benci padanya.

Danu melepaskan pelukan Diana. "Kau salah, Diana. Saya bukan suamimu. Kau tidak perlu melakukan drama seperti ini untuk melindungi harga dirimu. Di foto itu bukan saya. Saya tidak mungkin tidur denganmu lalu foto kita berdua disebar di media sosial. Saya tidak segila itu, Diana. Jangan ngaco kamu," balas Danu menggeram kesal menghempaskan tangan Diana.

"Pak, kau jangan berpura-pura seperti ini. Saya sendiri yang menyaksikan kau menikahi Diana. Bahkan Papa saya sendiri lah yang menikahkan kalian. Kenapa sekarang kau seolah-olah tidak mengetahui semuanya?" ujar Cici menggeram marah merasa kesal dan kecewa atas apa yang dilakukan Danu pada sahabatnya.

Diana terdiam mematung dengan tatapan kesedihan nan penuh luka. Dia tidak menyangka suaminya setega itu kepadanya. Dia padahal sudah percaya jika semalaman suaminya benar-benar meminta maaf dan akan mempertahankan rumah tangga mereka.

Tapi nyatanya, Diana semakin terpuruk sakit. Kepercayaannya kembali dirusak, hatinya kembali dihancurkan, semangatnya kembali dipatahkan, rasa cinta yang ia miliki untuk suaminya dibalas oleh sebuah penghianatan besar seperti ini.

Air mata yang sedari tadi keluar semakin deras saja tiada henti membasahi pipi putih nan halus seperti bayi. Tubuhnya bagaikan beku tak bisa bergerak sedikitpun.

"Saya tidak berpura-pura, saya memang bukan suami dia. Saya akui saya ini memang sudah menikah, tapi bukan bersama dia. Jadi kau jangan ikut-ikutan gila seperti wanita murahan ini."

Plak...

Saking tidak tahan lagi sakit hati atas semuanya, tangan Diana untuk pertama kalinya menampar seseorang dan itu suaminya sendiri.

Semua orang terkejut memekik kaget. Danu pun terperangah sampai wajahnya menoleh ke samping. Pipinya terasa panas, telinganya mendengung saking kerasnya tamparan Diana.

"Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini kepadaku? Kenapa kamu tega melakukan ini kepadaku, hah? Apa salahku, Mas? Jawab aku? Apa salahku?" teriak Diana mendorong dada Danu sampai membuat pria itu mundur ke belakang.

Jantungnya berdegup kencang, nafasnya memburu naik turun bergejolak marah.

"Kau mengkhianati ku, kau tidak mengakui ku, kau menghancurkan semua cinta dan kepercayaan yang aku buat untukmu. Kau tega, Mas. Kau brengsek," makinya memukuli dada Danu menangis histeris di saksikan semua orang.

Diana menjadi sebuah tontonan banyak orang. Harga dirinya sungguh di permalukan di depan umum.

"Sudahlah, kau jangan drama seperti ini. Mending sekarang kau keluar dari kampus ini karena mulai hari ini kau bukan lagi mahasiswi di universitas ini. Saya DO kamu secara tidak terhormat," pekik Bu Wulan kembali membawa Diana keluar kampus.

"Bu, saya tidak salah. Jangan keluarkan saya dari sekolah ini," pinta Diana memohon.

"Iya, Bu. Diana tidak salah, ini semua fitnah." balas Cici ikut mengikuti Diana yang di seret paksa keluar kampus.

Danu masih diam saja enggan menoleh kebelakang. Meski hatinya merasa sakit dan tidak tega. Tapi ego dan dendam terus menguasainya. "Kau jangan kasihan padanya, Zio. Jangan! Dia harus merasakan apa yang dulu adikmu rasakan," batin Danu.

Pria itu langsung meninggalkan tempat itu masuk ke dalam ruangannya dengan perasaan yang entah kenapa sakit melakukan ini semua.

"Mas, jelaskan pada mereka! Aku tidak mau, Bu. Aku tidak salah," pekik Diana menoleh kebelakang memberontak ingin kembali ke dalam kampus.

Bruk...

Bu Wulan menghempaskan tubuhnya Diana sampai dia tersungkur ke tanah dengan tangisan pilu terus terdengar.

"Aaww..."

"Diana...!" Cici mencoba membangunkan Diana.

"Pak, tutup gerbangnya! Jangan biarkan dia kembali lagi ke sekolah ini!"

"Baik, Bu." pak satpam pun mengikuti perintah Bu Wulan.

"Kau masuk ke kelas, Ci."

"Tidak akan. Saya tidak akan sudi masuk lagi ke kampus ini," balas Cici geram atas cara mereka memperlakukan seseorang.

"Terserah kau mau masuk atau keluar kampus ini. Kami tidak akan rugi," balas Bu Wulan lalu pergi masuk kedalam.

"Hiks hiks Ci, kenapa ini terjadi kepadaku? Apa salahku padanya, Cici? Kenapa suamiku sendiri tega melakukan ini?" Diana menangis terisak dalam pelukan sahabatnya.

Hatinya sakit, jiwanya rapuh. Tidak ada tempat ia mengadu. Cici juga bingung kenapa Danu sampai tiga melakukan ini kepada dia. Dia juga ikut menangis menyaksikan Diana terisak pilu.

"Aku mau ketemu ibu, Bapak, dan Diandra. Aku mau ketemu mereka, aku mau ikut saja mereka, Ci. Aku tidak mau sendirian di sini. Aku ingin mereka. Hiks hiks."

"Kamu jangan bilang seperti itu, Dee. Kamu harus kuat, ada anak yang harus kamu besarkan. Dia butuh kamu. Kalau kamu mau ketemu mereka, aku akan mengantarmu ke makam mereka." Cici membangunkan Diana dari duduknya.

Diana mengangguk, ia ingin bertemu keluarga. Mengadukan nasibnya yang seperti ini. Diana tempat yang lebih menenangkan selain berada diantara orang-orang yang ia sayangi. Tiada lagi hal yang saat ini membuat Diana yakini selain mengadu kepada Tuhan.

Terpopuler

Comments

Dasiyah Arie

Dasiyah Arie

mereka kembar ya

2024-04-20

0

Ani Maryani Naryani

Ani Maryani Naryani

dasar laki gak tau malu istri sendiri di tuduh selingkuh padahal tidur sama dia sendiri sabar diana bls lah suami kamu supaya menyesal sebera berat nya buang saja masih banyak yg menyukai mu pasti

2023-11-07

2

MakBarudakh

MakBarudakh

mewek bacanya...

2023-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kenapa Berubah
3 Kau Pembunuh!
4 Aku Bukan Pembunuh!
5 Alasan Danu Membenci Diana
6 Bully
7 Gangguan Mental
8 Tergoda oleh Rayuan
9 Perlakuan Manis penuh Misteri
10 Sebuah Tuduhan
11 Di keluarkan
12 Gelisah
13 Lagi-lagi Terluka
14 Talak Aku
15 Terluka Luar Dalam
16 Keguguran...!
17 Kenyataan 1
18 Kemarahan Orangtua Danu
19 Kenyataan 2
20 Maaf
21 Pergi
22 Sebuah Rindu
23 Hukuman
24 Memulai Kembali
25 The Florist
26 Keadaan yang Berbeda
27 Kabar untuk Zio
28 Salah satu dari sekian Pria
29 Hati tak Bisa Berbohong
30 Sama-sama Merindu
31 Pemeriksaan Kandungan
32 Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33 Tidak Menyerah
34 Tamparan
35 Kemarahan Nurma
36 Permintaan Zio
37 Melamun 1
38 Melamun 2
39 Karyawan Baru
40 Tidak sabar menunggu
41 Kaget
42 Di Tuduh
43 Kelahiran dan Kebebasan.
44 Rencana Fikri
45 Nikah Secara Paksa
46 Terlambat Datang
47 Kenapa Ini Terjadi?
48 Berusaha Menerima
49 Pulang Ke Rumah
50 Kekhawatiran Cici
51 Danu & Diana Flashdback I
52 Danu & Diana Flashdback II
53 Rewel
54 Sebuah Kabar
55 Pamitan Lagi
56 Kekhawatiran Fikri
57 Rencana dramatis
58 Pergi untuk Kembali
59 Pembicaraan di Malam Hari
60 Permohonan Salma
61 Kekhawatiran Diana
62 Terpaksa
63 Berusaha Tenang
64 Kedatangan Mantan
65 Pandai Bersandiwara
66 Usaha Salma
67 Terkesan Baik Namun Munafik
68 Merasa Berbeda
69 Bertukar Kabar
70 Berprilaku Kasar
71 Di Balik Saku
72 Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73 Sandiwara Diana
74 Hal Yang Mengejutkan
75 Tercengang
76 Sebuah Mimpi
77 Talak Aku!
78 Sisi Lain Fikri
79 Bersiap Pulang
80 Perlakuan Kasar
81 Semakin Menjadi
82 Mulai mencari Informasi
83 Keterkejutan Danu
84 Mencoba Pergi
85 Menghindari Kejaran Fikri
86 Bertemu Kembali
87 Danu Terluka
88 Permintaan Maaf Danu
89 Rasa Yang Masih Ada
90 Gugup
91 Pembicaraan Di Pagi Hari
92 Pemaksaan
93 Perkelahian Dua Pria
94 Di Paksa
95 Rencana dan Introgasi
96 Mewawancarai Diana
97 Emak-emak di Lawan
98 Menjelang Sidang
99 Ruangan Sidang
100 Semakin Memanas
101 Semakin Tidak Terkendali
102 Keputusan Akhir
103 Menunggu Sadar
104 Cerita Yang Berbeda
105 Permintaan Maaf Salma
106 Kejujuran Keluarga Danu
107 Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108 Sidang Perceraian
109 Akhirnya ....
110 Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kenapa Berubah
3
Kau Pembunuh!
4
Aku Bukan Pembunuh!
5
Alasan Danu Membenci Diana
6
Bully
7
Gangguan Mental
8
Tergoda oleh Rayuan
9
Perlakuan Manis penuh Misteri
10
Sebuah Tuduhan
11
Di keluarkan
12
Gelisah
13
Lagi-lagi Terluka
14
Talak Aku
15
Terluka Luar Dalam
16
Keguguran...!
17
Kenyataan 1
18
Kemarahan Orangtua Danu
19
Kenyataan 2
20
Maaf
21
Pergi
22
Sebuah Rindu
23
Hukuman
24
Memulai Kembali
25
The Florist
26
Keadaan yang Berbeda
27
Kabar untuk Zio
28
Salah satu dari sekian Pria
29
Hati tak Bisa Berbohong
30
Sama-sama Merindu
31
Pemeriksaan Kandungan
32
Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33
Tidak Menyerah
34
Tamparan
35
Kemarahan Nurma
36
Permintaan Zio
37
Melamun 1
38
Melamun 2
39
Karyawan Baru
40
Tidak sabar menunggu
41
Kaget
42
Di Tuduh
43
Kelahiran dan Kebebasan.
44
Rencana Fikri
45
Nikah Secara Paksa
46
Terlambat Datang
47
Kenapa Ini Terjadi?
48
Berusaha Menerima
49
Pulang Ke Rumah
50
Kekhawatiran Cici
51
Danu & Diana Flashdback I
52
Danu & Diana Flashdback II
53
Rewel
54
Sebuah Kabar
55
Pamitan Lagi
56
Kekhawatiran Fikri
57
Rencana dramatis
58
Pergi untuk Kembali
59
Pembicaraan di Malam Hari
60
Permohonan Salma
61
Kekhawatiran Diana
62
Terpaksa
63
Berusaha Tenang
64
Kedatangan Mantan
65
Pandai Bersandiwara
66
Usaha Salma
67
Terkesan Baik Namun Munafik
68
Merasa Berbeda
69
Bertukar Kabar
70
Berprilaku Kasar
71
Di Balik Saku
72
Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73
Sandiwara Diana
74
Hal Yang Mengejutkan
75
Tercengang
76
Sebuah Mimpi
77
Talak Aku!
78
Sisi Lain Fikri
79
Bersiap Pulang
80
Perlakuan Kasar
81
Semakin Menjadi
82
Mulai mencari Informasi
83
Keterkejutan Danu
84
Mencoba Pergi
85
Menghindari Kejaran Fikri
86
Bertemu Kembali
87
Danu Terluka
88
Permintaan Maaf Danu
89
Rasa Yang Masih Ada
90
Gugup
91
Pembicaraan Di Pagi Hari
92
Pemaksaan
93
Perkelahian Dua Pria
94
Di Paksa
95
Rencana dan Introgasi
96
Mewawancarai Diana
97
Emak-emak di Lawan
98
Menjelang Sidang
99
Ruangan Sidang
100
Semakin Memanas
101
Semakin Tidak Terkendali
102
Keputusan Akhir
103
Menunggu Sadar
104
Cerita Yang Berbeda
105
Permintaan Maaf Salma
106
Kejujuran Keluarga Danu
107
Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108
Sidang Perceraian
109
Akhirnya ....
110
Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!