Kenyataan 1

"Keguguran...!" bagaikan tersambar petir di siang bolong mendengar Diana keguguran. Hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, hal yang tidak pernah ada dalam benaknya mengenai kehamilan.

Diana, istrinya sedang hamil. Istri yang ia perlakukan tidak baik selama tiga hari ini sedang mengandung anaknya. Lantas, kini ia harus kehilangan anak sebelum mengetahui dan melihatnya. Sakit, hatinya terasa sakit darah dagingnya tiada sebelum lahir ke dunia

Kilatan sorot mata merah memancarkan sebuah amarah terlihat sangat jelas. Rahangnya mengeras, tangannya terkepal ingin menghajar pria di hadapannya. Rasa marah pun kian membara sampai berakhir memukul wajah tampannya.

Bug... Bug...

"Brengsek, beraninya kau menyakiti Diana. Saya menyesal telah menikahkan kalian kalau pada akhirnya kamu menyakiti dalam ini. Lihatlah sekarang, dia terbaring lemah tidak percaya semua gara-gara ulah mu, Zio. Salah apa dia sama kau?" sentak Rio murka mengutarakan rasa marahnya melalui sebuah pukulan. Dan itu tidaklah kurang puas menurutnya.

Danu terdiam bagaikan orang bodoh. Pukulan Rio begitu berasa sakit di wajahnya. Namun, ada yang jauh lebih sakit dari sebuah pukulan, kehilangan. Tubuhnya terasa lemas, tubuhnya gemetar, badannya perlahan mundur dengan sorot mata kosong.

"Tidak mungkin." Danu terhunyung ke belakang. Punggungnya ia sandarkan ke dinding, matanya berkaca-kaca, tubuhnya perlahan merosot ke lantai terduduk emas mengetahui sebuah kenyataan jika saat ini istrinya sedang hamil.

Pun dengan Anita yang baru tiba tak kalah terkejut mendengarnya. ia membekap mulutnya syok mengetahui Diana keguguran.

"Ya Allah, apa yang telah kulakukan? tanpa sengaja aku ikut andil dalam masalah ini," batin Anita Soraya mundur mencari pegangan dikarenakan tubuhnya ikut lemas.

"Kenapa, Pak? Kau kaget mendengar Diana kehilangan calon bayinya? Kau baru tahu Dia sudah mengandung benih yang kau tanam? kau berhasil menyakiti dia lahir batin, Pak. kau berhasil menghancurkan dia. Kenapa kau seolah terlihat sakit? Ini kan yang kau inginkan Tuan dan alzio Fahri? kau senang melihat wanita yang kau benci tanpa alasan menderita," ujar Cici begitu menggebu memarahi pria bodoh yang sedang terduduk dengan lutut menekuk dan tangan menjambak rambutnya.

Pria itu diam seribu bahasa. Air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya seketika menetes tanpa terduga. rasanya begitu luar biasa di kala kata kehilangan kembali terdengar. Untuk kedua kalinya ia merasa kehilangan, Prisil dan calon anaknya.

Rasa sesal pun datang begitu saja. Menyesal telah menjadi penyebab Diana seperti ini, menyesal tidak pernah mengetahui kehamilan istri yang sudah menjadi mata istri beberapa jam lalu.

"Kau..." perkataan Cici menggantung kata seseorang membuka pintu ruangan IGD.

Beberapa orang suster keluar dari ruangan tersebut sambil mendorong berangkat. Danu, Cici, Rio dan Anita yang bersembunyi pun menoleh. Mereka langsung menghampiri, lebih tepatnya Cici dan papanya yang lebih dulu mendekat.

"Diana..." lirih Cici tak bisa berkata-kata melihat sahabatnya sedang dalam keadaan tak berdaya di atas brangkar rumah sakit dengan tangan diinfus, kepala diperban, dan terlihat luka di tangannya. Cici terisak sedih.

Danu meringis melihat keadaan Diana terbaring lemah tak bergerak sedikit pun. Matanya menatap lekat wajah pucat dengan mata terpejam, pandangannya turun ke arah perut. Rasa sedih dan sesak kembali menghantam dirinya.

"Anakku..." gumamnya terasa tercepat hanya untuk berkata anak.

Perlahan dia bangkit dari duduknya ingin mendekati Diana. Namun, ya urungkan di kala bayangan perlakuan dia kepada Diana berputar di benaknya bagaikan sebuah video yang terus tayang mengingatkan bagaimana cara dia memperlakukan Diana saat ini.

Perkataan serta tindakan menyakitkan di kala ia membawa wanita dan mengakuinya sebagai istri kedua. Perkataan kasarnya, Bentakannya, hingga sebuah tangan pun ikut andil dalam berbuat kasar pada sang istri.

Langkahnya mengikuti para suster yang sedang mendorong berangkat berisi Diana menuju ruangan perawatan. Dia ingin masuk tetapi ditahan oleh bapaknya Cici.

"Ngapain kamu ikut masuk? Kau tidak dibutuhkan di sini, kau bukan lagi suami Diana karena saya akan mengurus surat perceraian kalian," tuturnya menghadang Danu menggunakan tangannya mendorong pelan dada Danu hingga pria itu mundur ke belakang beberapa langkah.

Deg...

Lagi Dan Lagi dadanya terasa sesak di saat telinga kembali mendengar kata cerai. Sesak itu kembali menyergap, dan rasa tidak ingin kehilangan tiba-tiba datang. Tapi rasa bersalahnya membuat Danu bertahan berada di sana.

"Om izinkan saya menemaninya di dalam, saya mohon, Om. Diana pasti sedih atas meninggalnya anak kami." tatapan memohon bersorot sayu penuh sedih dan penyesalan tergambar jelas di matanya.

"Kau ingin menemaninya setelah apa yang kau lakukan? Kemana saja perasaan mu selama ini di saat kau menyakitinya dan membuat Diana tersakiti? Sadarkah kau dengan ucapanmu itu? rasa iba dan sesal mu itu sudah tiada guna. Semuanya sudah terlambat. Kau menyakitinya maka saya akan membawa Diana pergi dari kehidupanmu. Mending kau pergi dari sini! Diana tidak butuh pria seperti mu," usirnya tak ingin Danu menyakiti Diana lagi.

Sudah cukup selama ini Danu menyakitinya secara lahir dan batin. Terluka luar dalam hanya karena sebuah alasan tidak masuk akal menurutnya. Cici sudah menceritakan semuanya dan tentunya Rio sangat marah.

"Tapi Om, saya..."

"Pergi dari sini! Pulanglah pada wanita keduamu. Bukankah kau tidak mencintai Diana? Bukankah kau sudah menikah lagi? Mending kau pergi dan kembali kepadanya dan nikmati keberhasilan mu." Papa Cici pun masuk ke dalam membiarkan Danu sendiri. Dia juga mengunci pintu tersebut.

Danu semakin di buat lesu, tangannya ia tempelkan ke dinding, keningnya pun ia tempelkan ke dinding sesekali ia benturkan ke dinding. Tangis diamnya keluar membasahi wajah.

"Bodoh, kenapa kau begitu bodoh tidak mengetahui ini? Kau bodoh Zio, apa yang sudah kau lakukan? Kenapa kehilangan anak begitu menyakitkan? melihatnya terbaring lemah tak berdaya membuat Abang sakit. Abang tak sanggup Lagi membalaskan dendam atas kematianmu. Abang tak sanggup kehilangan dia. ternyata hati Abang sudah mencintainya Abang tidak mungkin lagi meneruskan niat Abang untuk membuat dia mengakhiri hidupnya seperti kamu yang juga mengakhiri hidupmu karenanya. Abang tidak sanggup, Prisil."

Di saat sudah seperti ini barulah dirinya menyadari hadirnya sebuah rasa tak terduga yang mungkin sudah lama ia rasa namun terhalang oleh dendam dan ego yang menguasai jiwanya.

Rasa cinta yang baru ia sadari ketika sebuah kata kehilangan kembali melintas dalam benaknya. Rasa takut pun datang tak bisa lagi ia ingin kehilangan. Bahunya terguncang menyesali perbuatannya. Jika, ia tidak melakukan ini mungkin saja mereka masih berbahagia. Jika Danu menyadari perasaannya lebih dulu, mungkin kini Diana masih tertawa ceria dan mereka sedang bahagia atas hadirnya seorang anak.

Anita mendekati kakak sepupunya. Dia memegang pundak Danu. Danu menoleh, matanya memerah.

"Om Fakhri menelpon. Dia sudah ada di rumah."

Deg...

Terpopuler

Comments

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

nuduh orang pembunuh, padah tanpa di sadari kau sendri yg membunuh ankmu

2022-12-23

2

akun baru

akun baru

ngapain nangis nanti juga balikan

2022-12-04

1

Arie

Arie

v👍👍👍👍👍👍👍👍👍😭👍👍👍👍👍👍👍👍

2022-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kenapa Berubah
3 Kau Pembunuh!
4 Aku Bukan Pembunuh!
5 Alasan Danu Membenci Diana
6 Bully
7 Gangguan Mental
8 Tergoda oleh Rayuan
9 Perlakuan Manis penuh Misteri
10 Sebuah Tuduhan
11 Di keluarkan
12 Gelisah
13 Lagi-lagi Terluka
14 Talak Aku
15 Terluka Luar Dalam
16 Keguguran...!
17 Kenyataan 1
18 Kemarahan Orangtua Danu
19 Kenyataan 2
20 Maaf
21 Pergi
22 Sebuah Rindu
23 Hukuman
24 Memulai Kembali
25 The Florist
26 Keadaan yang Berbeda
27 Kabar untuk Zio
28 Salah satu dari sekian Pria
29 Hati tak Bisa Berbohong
30 Sama-sama Merindu
31 Pemeriksaan Kandungan
32 Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33 Tidak Menyerah
34 Tamparan
35 Kemarahan Nurma
36 Permintaan Zio
37 Melamun 1
38 Melamun 2
39 Karyawan Baru
40 Tidak sabar menunggu
41 Kaget
42 Di Tuduh
43 Kelahiran dan Kebebasan.
44 Rencana Fikri
45 Nikah Secara Paksa
46 Terlambat Datang
47 Kenapa Ini Terjadi?
48 Berusaha Menerima
49 Pulang Ke Rumah
50 Kekhawatiran Cici
51 Danu & Diana Flashdback I
52 Danu & Diana Flashdback II
53 Rewel
54 Sebuah Kabar
55 Pamitan Lagi
56 Kekhawatiran Fikri
57 Rencana dramatis
58 Pergi untuk Kembali
59 Pembicaraan di Malam Hari
60 Permohonan Salma
61 Kekhawatiran Diana
62 Terpaksa
63 Berusaha Tenang
64 Kedatangan Mantan
65 Pandai Bersandiwara
66 Usaha Salma
67 Terkesan Baik Namun Munafik
68 Merasa Berbeda
69 Bertukar Kabar
70 Berprilaku Kasar
71 Di Balik Saku
72 Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73 Sandiwara Diana
74 Hal Yang Mengejutkan
75 Tercengang
76 Sebuah Mimpi
77 Talak Aku!
78 Sisi Lain Fikri
79 Bersiap Pulang
80 Perlakuan Kasar
81 Semakin Menjadi
82 Mulai mencari Informasi
83 Keterkejutan Danu
84 Mencoba Pergi
85 Menghindari Kejaran Fikri
86 Bertemu Kembali
87 Danu Terluka
88 Permintaan Maaf Danu
89 Rasa Yang Masih Ada
90 Gugup
91 Pembicaraan Di Pagi Hari
92 Pemaksaan
93 Perkelahian Dua Pria
94 Di Paksa
95 Rencana dan Introgasi
96 Mewawancarai Diana
97 Emak-emak di Lawan
98 Menjelang Sidang
99 Ruangan Sidang
100 Semakin Memanas
101 Semakin Tidak Terkendali
102 Keputusan Akhir
103 Menunggu Sadar
104 Cerita Yang Berbeda
105 Permintaan Maaf Salma
106 Kejujuran Keluarga Danu
107 Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108 Sidang Perceraian
109 Akhirnya ....
110 Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kenapa Berubah
3
Kau Pembunuh!
4
Aku Bukan Pembunuh!
5
Alasan Danu Membenci Diana
6
Bully
7
Gangguan Mental
8
Tergoda oleh Rayuan
9
Perlakuan Manis penuh Misteri
10
Sebuah Tuduhan
11
Di keluarkan
12
Gelisah
13
Lagi-lagi Terluka
14
Talak Aku
15
Terluka Luar Dalam
16
Keguguran...!
17
Kenyataan 1
18
Kemarahan Orangtua Danu
19
Kenyataan 2
20
Maaf
21
Pergi
22
Sebuah Rindu
23
Hukuman
24
Memulai Kembali
25
The Florist
26
Keadaan yang Berbeda
27
Kabar untuk Zio
28
Salah satu dari sekian Pria
29
Hati tak Bisa Berbohong
30
Sama-sama Merindu
31
Pemeriksaan Kandungan
32
Siapa yang Hamil, Siapa yang Ngidam
33
Tidak Menyerah
34
Tamparan
35
Kemarahan Nurma
36
Permintaan Zio
37
Melamun 1
38
Melamun 2
39
Karyawan Baru
40
Tidak sabar menunggu
41
Kaget
42
Di Tuduh
43
Kelahiran dan Kebebasan.
44
Rencana Fikri
45
Nikah Secara Paksa
46
Terlambat Datang
47
Kenapa Ini Terjadi?
48
Berusaha Menerima
49
Pulang Ke Rumah
50
Kekhawatiran Cici
51
Danu & Diana Flashdback I
52
Danu & Diana Flashdback II
53
Rewel
54
Sebuah Kabar
55
Pamitan Lagi
56
Kekhawatiran Fikri
57
Rencana dramatis
58
Pergi untuk Kembali
59
Pembicaraan di Malam Hari
60
Permohonan Salma
61
Kekhawatiran Diana
62
Terpaksa
63
Berusaha Tenang
64
Kedatangan Mantan
65
Pandai Bersandiwara
66
Usaha Salma
67
Terkesan Baik Namun Munafik
68
Merasa Berbeda
69
Bertukar Kabar
70
Berprilaku Kasar
71
Di Balik Saku
72
Berusaha Bersikap Biasa Namun Hati Terluka
73
Sandiwara Diana
74
Hal Yang Mengejutkan
75
Tercengang
76
Sebuah Mimpi
77
Talak Aku!
78
Sisi Lain Fikri
79
Bersiap Pulang
80
Perlakuan Kasar
81
Semakin Menjadi
82
Mulai mencari Informasi
83
Keterkejutan Danu
84
Mencoba Pergi
85
Menghindari Kejaran Fikri
86
Bertemu Kembali
87
Danu Terluka
88
Permintaan Maaf Danu
89
Rasa Yang Masih Ada
90
Gugup
91
Pembicaraan Di Pagi Hari
92
Pemaksaan
93
Perkelahian Dua Pria
94
Di Paksa
95
Rencana dan Introgasi
96
Mewawancarai Diana
97
Emak-emak di Lawan
98
Menjelang Sidang
99
Ruangan Sidang
100
Semakin Memanas
101
Semakin Tidak Terkendali
102
Keputusan Akhir
103
Menunggu Sadar
104
Cerita Yang Berbeda
105
Permintaan Maaf Salma
106
Kejujuran Keluarga Danu
107
Permintaan Maaf Danu & Keluarga
108
Sidang Perceraian
109
Akhirnya ....
110
Pengumuman Novel baru : MENGANDUNG TANPA SUAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!