Setelah selesai makan malam mereka berdua masuk kembali ke kamar.
Ghea membuka laptop melihat cabang usaha yang dikelolanya di beberapa daerah, mandiri dan sukses di usia muda sudah ia rasakan sejak lama.
Sementara Alvan mengambil jaket hitam ia mengenakannya, menyelipkan senjata api pada saku belakang.
Ghea mengerutkan kening maniknya mengikuti langkah Alvan. "Kau mau kemana?."
Alvan menoleh ke arah Ghea. "Ada yang harus ku lakukan, kau jangan keluar istirahatlah ini sudah malam. Jika mau keluar hubungi suamimu, tidak ada bantahan!."
Ghea turun dari atas kasur menghampiri Alvan. "Kau membawa senjata api dengan pakaian rapih seperti ini, mau kemana?." Selidik Ghea.
Alvan tersenyum ia membelai lembut rambut bergelombang istrinya. "Bukankah kau tak mencintaiku? kenapa tampak khawatir dan penasaran seperti ini."
Ghea memutar mata malas. "Maksudku bukan begitu hanya ingin tahu saja!."
Alvan tak langsung menjawab ia menatap lekat wajah cantik Ghea lumayan lama. "Jika besok aku tak pulang jangan mencari kemana-mana, lakukan saja aktivitasmu seperti biasa belanja ataupun hang out dengan teman."
Perasaan Ghea seketika berubah tak tenang, Alvan hendak pergi dengan senjata api dan jangan mencarinya jika tak pulang?.
"Kau penasaran ingin bertanya lagi? jangan khawatir itu seolah jawaban jika kau mencintaiku." Bisik Alvan sambil mencium telinga Ghea sekilas.
Ghea terkejut langsung menjauh. "Pergi saja..."
Alvan mengelus kepala Ghea. "Oke aku pergi." Lelaki itu setelahnya keluar kamar meninggalkan Ghea yang hanya diam mematung.
"Sebenarnya dia ini siapa? kenapa terlihat bukan hanya seorang pemimpin perusahaan saja." Pikir Ghea.
Ghea menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Ah kenapa kau penasaran Ghe? itu urusannya."
"Tapi......."
Entah kenapa ada rasa khawatir dalam diri Ghea. Alvan selama ini sangat baik penuh perhatian walaupun di dalamnya banyak goda menggoda, jika dipikir-pikir wanita mana yang tak jatuh cinta jika diperlakukan seperti itu.
"Pah.." Ucap Ghea saat telepon terhubung dengan Niko. " Katanya papa sudah pulang ke rumah? besok aku mau ke sana sudah lama tidak bertemu."
"Datang saja papa juga merindukanmu, sekarang tidak bisa lama-lama kamu harus mengerti papa ya Ghe!." Balas Niko yang langsung memutuskan panggilan.
Ghea menatap layar handphone wanita itu berdecak kesal, Ghea menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Hidup macam apa ini? kenapa rasanya hidupku tak tentu arah.."
"Mama..." Gumam Ghea tanpa sadar air matanya turun, hingga tak terasa Ghea tertidur seusai puas menangis.
.
PRANGGG!!!
Niko menjatuhkan perlengkapan rumah yang ada di sampingnya hingga hancur. Para anak buah yang ditampar satu-persatu hanya diam menunduk.
"Kenapa bisa hilang bukti transaksi ilegal itu hah! bukankah kalian yang paling bisa menjaganya!." Bentak Niko.
"Saham perusahaan anjlok hampir 95%, sepertinya di perusahaan ada pengkhianat! siapa dalang dari semua ini apa ada hubungannya dengan hilang bukti transaksi di jalur pelabuhan!."
"Kami sudah bergerak tuan tapi sepertinya ada yang mengetahui pekerjaan gelap itu, bukan hanya sekali mendapati mata-mata di jalur pelabuhan." Timpal anak buah.
Cuih!
Niko meludah ke arah anak buahnya ia benar-benar murka "Kau kerja tidak benar! kenapa lengah mau hukuman apa! mati?."
"Kami menyekap mata-mata itu tapi entah kapan saat melihatnya dia menghilang, apa tuan memiliki musuh?." Potong Rony sang asisten pribadi.
Tampak Niko berpikir keras. "Musuhku banyak, tapi sejauh ini tidak ada yang bisa membobol pertahanan saham perusahaan."
"Apa non Ghea tahu?."
"Mungkin akan ada kabar yang sampai kepadanya, biarkan dia aman bersama Alvan. Aaaarrgh sial situasi macam apa ini!!." Niko mengepalkan tangannya kuat.
Dalam satu hari kabar buruk berdatangan. Masalah saham, bisnis, bahkan pertahanan transaksi ilegal Niko terancam kehancuran. Bahkan bisa dikatakan kekuasaan yang sudah mencakar langit jatuh sejatuh-jatuhnya.
"Siapa orang itu!!!." Teriaknya penuh amarah, mungkin bukan hanya kekuasaan tapi dirinya yang terancam juga.
DOR! DOR! DOR!!!!
"Akh!." Salah satu anak buah Niko terbunuh, entah darimana datangnya peluru itu.
Niko dan anak buahnya yang lain merunduk menghindari senjata api yang beterbangan. "Sial!..."
Adu tembak senjata terjadi antara anak buah Niko dan para pria berbaju hitam.
Para pembantu perempuan terbangun, mereka ketakutan hendak menghubungi polisi namun sebuah tangan kekar menarik mereka. "Ikutlah, kalian akan aman bersama kami."
"T-tapi siapa kalian? apa yang kalian lakukan terhadap tuan Niko!."
"Jangan takut aku menantunya..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
misterius
welehhhhh jadi perang nih antar manusia vs mertua
2023-01-15
1
Farida Andrianti
ceritanya keren dan seru
2022-11-23
0
Evi__gana
Apakah ini adalah flashback cerita dari episode 1 wiiih seruuuuu
2022-11-23
2