Episode 9

📢 Hayooo tekan like nya, tinggalkan komentar ya eh vote juga! 🤗😄

Ingat ya judulnya HOT berarti akan ada adegan panas, jadi mohon perhatiannya bagi yang di bawah umur..

.

Setelah akad dilangsungkan mereka semua berkumpul di kontrakan Gheanya.

Melihat mahar yang dibawa paman Rama, Ghea hanya tersenyum hambar.. Kini statusnya resmi menjadi istri Alvan.

Niko menghampiri Alvan yang kini menjadi mantu dadakan baginya. "Sekarang panggil saja aku papa kau putraku Alvan..."

Alvan tersenyum sekilas. "Baik..."

Paman Rama menatap mereka berdua dari kejauhan.

"Bukankah kau Alvan Ravindra pemilik Nox Company? kenapa bisa sampai di kampung ini? apa ada sesuatu?." Selidik Niko yang merasa ada keanehan.

"Siapa yang mengurus perusahaan sekarang? dua hari yang lalu ada berita kau keluar dari jabatan..." Lanjut Niko.

Setahu Niko Alvan Ravindra adalah CEO perusahaan besar yang yatim piatu, semua orang juga tahu identitasnya.

Alvan sengaja menyembunyikan identitas asli karena kejadian 6 tahun lalu, papanya Radit beroperasi di belakang layar sesuai keinginan putranya untuk kelancaran sesuatu yang sudah direncanakan.

"Itu hanya sementara pah, kemungkinan nanti kembali lagi..."

"Kenapa harus keluar dari jabatan jika di sini sementara? dan apa yang kau lakukan di sini?.." Tanya selidik Niko sambil menghisap rokok.

Alvan tersenyum menyeringai. "Banyak proyek yang ku rencanakan, dan kampung ini salah satunya.."

Niko tersenyum, ada kebanggaan tersendiri memiliki mantu seperti Alvan Ravindra. "Gheanya sudah menjadi istrimu saya titipkan Alvan, aku percaya dan ke depannya semoga perusahaan papa bisa bekerjasama dengan Nox Company..."

"Iya..." Timpal Alvan. "Ada satu hal yang ingin ku tanyakan kepadamu, mendengar dari orang, papa jarang di rumah dan kerap mengunjungi jalur pelabuhan, bukankah seorang pemimpin perusahaan tidak harus terjun ke lapangan sesering itu?."

Mendengar ucapan Alvan seketika Niko terdiam, tangannya mengepal kuat.

Rama berdiri dari duduknya menghampiri Alvan, menyentuh punggung saudaranya memberi kode. "Cukup, tahan....." Bisik Rama.

"Tidak ada salahnya seorang pemimpin turun ke lapangan..." Balas Niko dengan senyum palsu, instingnya terhadap Alvan mulai aneh namun Niko memilih tidak memikirkannya.

Alvan tersenyum sambil manggut-manggut.

Cukup lama mereka bercengkrama, akhirnya tuan Niko kembali ke Jakarta setelah berpamitan dengan sang putri juga.

"Kau ini bagaimana Alvan? paman tak mengerti sama sekali, bukankah kau Gay? apa gambar 21+ membuatmu normal kembali dan melakukannya dengan Ghea yang kebetulan di sini?.." Tanya Rama. "Jangan bilang kau sebenarnya tidak belok?.." Curiga Rama.

Alvan mengangguk perlahan, paman dan keponakan itu saling tatap cukup lama.

Seolah peka maksud dari tatapan Alvan, Rama terdiam. "Kau akan menyakitinya..."

"Tak sebanding dengan yang kurasakan..."

Rama menghela nafas panjang. "Baiklah paman percaya kepadamu, kalau begitu sampai bertemu kembali di perusahaan...."

"Hmmm..."

Rama pamit dari kampung A dan kembali ke rumah utama.

Setelah mengantar Rama pergi, Ghea kembali masuk ke dalam kontrakan, adu tatap dengan Alvan yang duduk di kursi ruang tamu.

"Aku tahu wajahku memang tampan..."

Ghea memutar mata malas. "Kau kekasih kak Fara bukan? kenapa bisa-bisanya setuju menikah denganku!."

"Papamu menginginkannya dan aku tak keberatan..." Jawab santai Alvan.

"Aku yang keberatan, dan tadi apa hah! aku lebih syok saat mendengar percakapan mu dengan paman Rama. Kau Gay! ini membuatku gila Alvan Ravindra, aku punya suami penyuka sesama jenis..." Seru Ghea lantang.

"Kau mendengar itu?.."

Ghea frustasi dengan apa yang terjadi padanya saat ini, wanita cantik itu memijit pusing keningnya membuat sudut bibir Alvan tanpa sadar terangkat.

"Aku tidak Gay itu hanya rekayasa..." Balas Alvan to the point.

"Aku tak percaya... Meihat banyaknya foto vulgar guna menormalkan mu kembali itu apa?.." Bantah Ghea dengan raut wajah sedikit mengejek.

"Ck!..."

Alvan berdiri dari duduknya menghampiri Ghea. "Kau benar-benar tak percaya?.."

"Ya!..."

"Aku benar-benar pria normal dan sangat normal, mau bukti?..."

"Tentu..." Balas Ghea.

Alvan meraih tangan Ghea meletakkannya pada benda pusaka, mata Ghea seketika membulat sempurna. Sesuatu yang ia sentuh membuat perasaanya berdebar tak karuan.

"Bagaimana??..." Bisik Alvan. "Mau ku buktikan aksinya, hmmm?...."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***