Episode 10

📢 Hayoo tekan like dan tinggalkan komentarnya ya, biasakan sebagai bentuk dukungan hehe..😄🤗

.

"Bagaimana??..." Bisik Alvan. "Mau ku buktikan aksinya, hmmm?...."

Gheanya tanpa sadar menelan saliva, ia langsung menarik tangan dari genggaman Alvan. Beberapa saat tidak ada yang bersuara, Ghea kikuk dibuatnya.

"Tidak usah takut aku hanya memastikan bahwa ucapakan ku tak bohong. Rasanya suatu penghinaan besar jika orang menganggap ku Gay!..." Lirih Alvan.

"Apa harus seperti itu?..."

"Kau sekarang istriku bukan pelecehan jika menyentuhnya juga bukan?.." Jawab Alvan sengaja.

Wajah cantik Ghea merah padam. "Stop!..."

"Kita menikah bukan karena kemauan masing-masing tetapi terpaksa, jika sudah kembali ke Jakarta mari bercerai, bagaimana?.." Usul Ghea.

Alvan tak langsung menjawab.

"Aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksi kak Fara jika kekasihnya suamiku, semoga kau mengerti.." Lanjutnya.

"Berhenti membicarakan wanita itu!.." Datar Alvan, ia melangkah menuju pintu keluar. "Datang saja ke kontrakan jika kau masih tak percaya aku pria normal, ku buktikan di sana..."

Alvan berlalu.

Ghea tak habis pikir dengan apa yang diucapkan Alvan, wanita itu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur mengasihani nasibnya yang tak sesuai rencana.

Tanpa sadar air mata Ghea turun, biasanya jika dalam keadaan seperti ini sang mama lah yang menjadi tempat berpulang, namun sekarang mama nya sudah tenang di sisi Tuhan..

"APA MENIKAH!!!..." Pekik Sonya dan Elyn dari seberang.

Ghea perlahan mengangguk, menceritakan kejadian yang terjadi padanya di kampung A itu.

"Ini konyol gue gak habis pikir, terus sekarang kalian berdua tinggal seatap Ghe?.." Tanya Sonya.

"Enggak, tinggal seatap bagaimana kita hanya orang asing yang dipaksa bersama..."

"Alvan Ravindra ya Ghe?..." Timpal Elyn sambil mencari identitas Alvan dari seberang.

"Ya Alvan Ravindra...."

Sonya dan Elyn terkejut bahkan mungkin syok setelah mengetahui identitas Alvan dari internet. "Oh ternyata dia! ya ampun Ghe tetep lo beruntung, jalani dulu saja sekarang."

"Kak Fara...."

"Ya itu biar jadi urusan mereka berdua, lo cukup diam melayani sebagai nyonya muda Ravindra..." Balas Sonya.

Ghea memutar mata malas. "Gak! intinya kita berdua akan bercerai..."

Karena sedikit kesal, Ghea menutup sambungan telepon dengan kedua sahabatnya.

.

Niatnya 7 bulan menjalani hukuman di kampung A, tetapi Alvan sudah tidak sanggup hidup di sana. Fasilitas yang tak biasa ia gunakan, dan bibir para warga yang sering ngegosip ini itu sungguh bawel sekali.

Tak sedikit gadis desa bahkan janda menggoda Alvan saat belanja di tokonya, dan itu semakin membuat tertekan.

Papa Radit mencabut hukuman dan menyuruh sang putra kembali ke rumah utama bersama sang istri tentunya.

Alvan meraih handphone yang berdering.

"Tuan, orang suruhan sudah di perjalanan untuk menjemput kalian berdua.." Ujar Haikal sekretarisnya.

"Hmmm oke..."

"Ah ada satu lagi yang ingin ku katakan, kemungkinan tuan Niko mencurigai anda tuan, namun sepertinya hanya sebatas mencurigai..."

"Aku tahu... Kirimkan setiap bukti pada perbatasan, jangan sampai terendus!..."

"Baik!..."

Panggilan berakhir..

Gheanya membuka pintu saat ada yang mengetuknya. "Kau?..."

Alvan terdiam melihat mata wanita itu yang sedikit membengkak. "Persiapkan dirimu kita akan kembali ke Jakarta..."

Ada rasa senang dalam diri Ghea tidak di kampung A lagi. "Tapi aku di sini masih ada pekerjaan..."

"Aku sudah menggantikannya dengan orang lain..."

Ghea tak menyangka. "Benarkah?..."

"Hmmm..."

"Oke..."

Para anak buah Alvan membawa barang-barang tuannya juga Ghea, di dalam mobil tidak ada yang bersuara fokus dengan pikiran masing-masing.

Alvan tampak mengotak-ngatik laptopnya dengan serius, sementara Ghea memberitahu kedua sahabatnya jika sedang dalam perjalanan menuju Jakarta kembali. Mereka bertiga janjian akan ketemuan nanti malam di sebuah club.

Setelah melewati perjalanan panjang....

"Rumahku ada di blok C kau bis......

"Ikut ke mansion ku!..." Potong Alvan.

"Apanya yang ikut? tempat tinggalku di sana..."

"Rumahku juga rumahmu sekarang..."

Ghea diam sejenak. "Ini hanya pernikahan rekayasa walaupun sah, kita tidak harus tinggal bersama."

"Apa cara membalas budiku seperti itu?.." Sengaja Alvan.

"Maksudnya bukan begitu...."

"Ikut! atau ku tinggalkan di tengah jalan tanpa uang dan handphone.."

Ghea menggigit bibir bawahnya menahan kesal, dia tidak bisa marah karena kembali ke Jakarta juga berkat Alvan. Mau tak mau juga harus patuh.

Terpopuler

Comments

misterius

misterius

kalau ga ada uang sama handphone dikampung wihhhhhh ngeri kali...

2023-01-15

0

Evi__gana

Evi__gana

Waduh jadi gelandangan dong

2022-11-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!