Kisah ini dimulai.....
Nox Company
Radit melotot uratnya mengambang setelah mendengar perkataan putra keduanya itu. "Alvan... K-kau menyukai sesama jenis!!???...."
"Ya pah dan itu alasan aku menolak dinikahkan dengan Fara.." Ujar Alvan sambil melirik ke arah Fara, wanita itu diam mematung terkejut dengan pengakuan Alvan.
Radit mondar-mandir dirinya belum pernah murka seperti saat ini. "Kenapa! kau sekarang tinggal putra papa satu-satunya penerus perusahaan Alvan, kenapa harus belok! bagaimana dengan orang-orang nanti. Apa yang membuatmu begitu hah!?..."
Hati Fara sakit sangat sakit sekali, ia bersaing bukan dengan perempuan lagi melainkan pria yang dicintai tunangannya itu. Mata Fara berkaca-kaca, ia tidak tahu harus bagaimana.
"Fara pulanglah dulu, masalah ini biar om yang urus..." Ucap Radit dengan nada kecewa.
"Aku kecewa Alvan!..." Pekik Fara disela isak tangisnya, setelah itu ia lari berlalu dari ruangan khusus perusahaan besar Nox Company.
Radit menatap tajam wajah putranya. "Siapa pria yang kau cintai itu! Alvan kau tidak menunjukkan tanda-tanda jika kau belok, kenapa harus pria! kau ingin membunuh papa apa gimana hah??..."
Alvan terdiam. "Maaf pah aku melakukan ini karena tidak mau menikahinya, aku tidak mencintai Fara bukan berarti aku belok. Putramu benar-benar pria normal yang sangat normal.." Batin Alvan.
Radit menyentuh pundak lebar putranya dengan erat. "Siapa pria yang kau cintai itu Alvan katakan! Riza? Bayu? atau Rey hah!!..."
"Pah... Ini hakku dan sangat privasi, untuk saat ini aku hanya bisa jujur dengan diriku yang sebenarnya.."
Radit semakin murka dengan putra satu-satunya itu.
PLAK!!
"Aghh!..." Ringis Alvan menyentuh pipinya yang panas akan tamparan keras sang ayah.
"Papa kecewa sama kamu sangat kecewa!!...." Bentaknya, dengan amarah yang menggebu Radit memilih meninggalkan ruangan Alvan.
Alvan menjatuhkan tubuhnya di kursi, ia menghela nafas panjang. "Hanya ini alasan yang dapat membatalkan pernikahan itu, maaf pah..."
Satu malam Alvan menginap di perusahaannya, untuk resiko ke depan ia sudah siap menghadapi.
Haikal lelaki tampan dan sudah berkeluarga, sekretaris Alvan yang terkenal dengan kepintarannya menghampiri Alvan yang sedang mengotak-ngatik laptop.
"Tuan Alvan, papamu menyuruhmu untuk pulang ke rumah utama sekarang juga, dan pekerjaan ini biar saya yang selesaikan..."
"Ck!...."
Hanya itu yang keluar dari mulut Alvan, seolah menandakan malas berdebat dan adu mulut dengan kedua orang tuanya.
...*...
...*...
"Mulai dari hari ini papa resmi mencabut jabatanmu sebagai pemimpin perusahaan besar Nox Company!.." Tegas Radit.
Alvan membulatkan matanya. "Pah!..."
"Papa memang mengakui bahwa kepemimpinan mu banyak membawa keberuntungan memperbesar kekuasaan, tapi karena kau telah mengecewakan papa itulah akibatnya!..."
"Apa hanya karena aku Gay?..."
"Alvan!!..." Bentak sang mama Diana, mata wanita itu tampak bengkak ditambah sekarang matanya kembali berkaca-kaca. Sesak sekali mendengar kata GAY..
Alvan merasa bersalah ini mungkin memang berlebihan hanya untuk sekedar menghindari pernikahan. "Maaf ma..."
Radit menatap tajam putranya. "Sebagai hukuman papa akan mengirim mu untuk tinggal di kampung A selama 7 bulan, tanpa kekuasaan tanpa uang. Ubahlah dirimu untuk menjadi normal kembali!..."
Alvan melotot, bagaimana bisa ia yang selama ini bergelimang harta tinggal di perkampungan untuk menjalani hukuman! apa dia jujur saja jika dirinya normal.
Tidak! sudah sejauh ini..
"Oke baik kirimkan saja aku ke sana jika itu mau papa..."
Diana tak kuasa menahan air mata, Radit terdiam keputusan yang benar-benar berat namun tak sebanding dengan pengakuan putranya yang belok. Benar-benar mengecewakan.
Sebelum pergi Diana memeluk putranya. "Bagaimana pun kamu mama tetap sayang, namun jangan mengecewakan mama Alvan ubahlah dirimu ke arah yang lebih baik lagi!.."
Alvan tersenyum. "Ma, aku tak tahan melihat kau menangis karena ulahku. Jangan beritahu papa hanya kita berdua saja, aku normal dan sama sekali tidak Gay. Untuk membatalkan pernikahan yang diinginkan papa aku terpaksa seperti ini..."
Diana terkejut namun juga begitu sangat lega. "Kau harus tinggal di kampung A selama 7 bulan Alvan, apa tidak keberatan?.."
Alvan terdiam tak langsung menjawab, pikirannya menerawang mengingat tujuan utamanya saat ini. "Sesekali aku akan pulang, hukuman ini akan ku gunakan dengan baik..."
Walau tidak mengerti makna ucapan sang putra, Diana hanya mengangguk sambil memeluk Alvan menyaksikan kepergian anak satu-satunya itu setelah Andre.
"Kak Andre akan ku mulai semuanya sekarang!..." Batin Alvan menancap gas mobilnya dengan kecepatan tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🇮🇩Imelda🇰🇷
lanjut
2024-05-27
0
Dwi Winarni Wina
Alvan itu pria normal bukan gay,,,,alvan berpura2 jd gay....
2024-03-20
0
dementor
👍👍👍👍
2023-05-12
0