Suasana yang asing begitu juga dengan lingkungan yang baru. Alvan menginjakkan kakinya di perkampungan A..
Ia membawa kopernya dibantu paman Rama asisten pribadi papa Radit yang sudah dianggap seperti keluarga. Sebuah kontrakan yang sederhana jauh dari kata megah namun di sana tempatnya sangat sejuk.
Alvan mengernyitkan dahinya membayangkan dia akan tinggal di kontrakan ini selama 7 bulan.
"Denahnya sudah ada kan paman? aku tidak mau mencari kebutuhan di kampung tersesat.."
"Tenang sudah paman urus..."
Alvan meraih kunci kontrakan, ia membuka pintu tempat yang akan ditinggalinya..
Isinya tidak buruk, papa Radit sangat pintar memilihkan kontrakan untuk Alvan, fasilitasnya cukup komplit. Namun yang membuat mata Alvan sakit adalah di sekitar dinding ruang tamu bahkan kamarnya dipenuhi gambar wanita hampir tak berbusana.
"Apa-apaan ini paman!??..."
Rama menggaruk kepala tak gatal. "Paman harus melakukannya sesuai apa yang papamu katakan, gambar 21+ ini juga mungkin akan membantumu normal kembali tuan...."
"Normal!...." Potong Alvan dengan raut wajah tak habis pikir.
"Ya, bukankah tuan.......
"Oke oke terserah, aku ikuti saja!..." Timpal Alvan yang hampir keceplosan, ia tidak mau gerak geriknya dicurigai Rama.
"Untuk saat ini semua kebutuhan tuan cukup, namun untuk ke depan untuk membayar kontrakan juga makanan tuan harus mencari uang sendiri. Dan yang di samping kontrakan itu adalah toko yang harus tuan kelola selama di sini untuk mendapatkan penghasilan.." Jelas Rama.
Rama merasa kasihan dengan hukuman yang dialami Alvan, CEO muda berkuasa yang hidupnya dipenuhi kemewahan harus terpental ke kontrakan layaknya anak rantau. "Sayang sekali dia harus Gay.." Batin Rama menyayangkan.
"Oke sekarang paman pamit kembali ke rumah.." Rama mengambil kunci mobilnya hendak pergi.
"Kunci mobil mau dibawa kemana? aku kesana-kemari menggunakan apa!..." Potong Alvan.
Rama menunjuk sebuah motor Vixion. "Itu yang akan anda gunakan tuan.."
"Ck! paman kau tidak harus se-patuh itu sama papa, mobil itu tinggalkan di sini bagaimana jika aku kehujanan saat beraktivitas!..."
"Maaf tuan...."
Setelah beberapa saat debat, Alvan mengalah jika melawan mungkin Radit akan menambahkan hukumannya.
Dengan raut wajah datar ia menyaksikan Rama pergi untuk kembali ke rumah utama.
Beberapa black card dan ATM disita Radit, tentu membuat Alvan cukup tersiksa. Namun tanpa sepengetahuan papanya ia menyimpan satu black card untuk jaga-jaga.
Hidup di perkampungan tanpa pembantu tanpa orang dikenal, Alvan harus terbiasa mulai sekarang.
Lelaki itu menatap beberapa saat foto 21+ yang terpasang. "Ini merepotkan perasaanku!..."
Alvan duduk di kursi ia membuka laptopnya mengotak-ngatik sesuatu, walaupun kini perusahaan diambil alih kembali oleh sang ayah ia tetap turun tangan tanpa sepengetahuan.
Setelah selesai membuka beberapa email, Alvan membuka satu file ia menatap lekat wajah yang tertera di sana. "Tidak akan lama lagi...."
Alvan berencana membuka tokonya besok saja, pekerjaan baru yang menurutnya menggelikan karena sebelumnya belum pernah.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 malam..
Entah kenapa malam ini sangat gerah sekali bagi Alvan, ia membuka jendela kamarnya membiarkan angin segar masuk.
Alvan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri...
Tidak lama, sebuah tangan muncul dari celah jendela. Seseorang masuk ke dalam kamar Alvan dengan nafas terengah-engah. Padahal jendela itu sangat tinggi, tanpa pikir panjang orang itu langsung menutup jendela dan menguncinya.
Alvan yang sedang mengenakan handuk sepaha di kamar mandi terdiam mendengar suara jendela ditutup, ia menggigit sarung pisau belati untuk menarik isinya.
Crek!!...
Orang itu tak bergerak saat Alvan menempelkan pisau pada lehernya.
"Seorang wanita? malam-malam di kamar lelaki yang tak dikenal!..." Bisik Alvan kepada orang itu.
Wanita itu mengangkat tangannya. "Aku bukan orang jahat ataupun begal, aku hanya terdampar di sini untuk meloloskan diri..."
Alvan tak langsung menjawab namun tidak lama ia menjauhkan pisau dari leher jenjang wanita itu. Barulah wanita itu bisa bernafas lega.
Cukup terkejut bagi si wanita saat melihat Alvan yang hanya mengenakan handuk sepaha memperlihatkan bentuk tubuh kekarnya yang atletis, beberapa gambar 21+ yang terpampang juga membuat wanita itu terdiam.
"Apa mungkin aku meloloskan diri ke tempat yang salah!." Batinnya.
"Jika kau bukan orang jahat diamlah! akan ku periksa tubuhmu..."
"WHAT!!!...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Rossida Sity
motorx Vixion msh lumayan itu
2024-03-28
1
Dwi Winarni Wina
Alvan hanya menggunakan handuk aja tiba2 ada seorang wanita msk kekamarnya lwt cendala....
2024-03-20
0
misterius
kalau ga salah,disinilah mulainya si tampan beraksi.heheh
2023-01-15
1