Episode 4

"Jika kau bukan orang jahat diamlah! akan ku periksa tubuhmu..."

"WHAT!!!...."

Alvan menatap wanita itu dengan sorot mengintimidasi. "Aku tidak percaya jika kau bukan orang jahat, tanpa memperlihatkan bukti..."

"Dengan memeriksa tubuhku!? itu tak masalah jika kau perempuan tapi kau laki-laki..." Potongnya tegas.

Tidak ada jawaban dari Alvan, wanita itu membuang nafas berat. "Lakukan saja, jika kau berbuat aneh awas!..."

Wanita itu mengangkat kedua tangannya, membiarkan tangan kekar Alvan meraba dari sudut saku hingga kebagian dalam.

Alvan meraba perut ramping itu mencari sesuatu.

"Tidak ada apa-apa bukan? lepaskan tanganmu dari tubuhku!..."

Lelaki itu meletakkan pisaunya setelah dirasa aman, jika dilihat-lihat pakaian wanita di depannya bahkan ada yang sobek, nafasnya masih terengah-engah.

"Kenapa bisa sampai di kamarku?.."

"Karena aku ada urusan di tempat ini, di tengah jalan mobil tiba-tiba mati, terpaksa naik bus sayangnya supir baji*gan hendak mencabuli ku.." Jelasnya detail, melihat jendela kontrakan yang terbuka, hanya itu satu-satunya untuk berlindung.

"Aku akan bayar jika kau mau menolongku.." Lanjutnya sambil celingak-celinguk. "Dimana istrimu aku harus izin dan kita berada di kamar seperti ini sangatlah tak baik.."

"Tidak ada istri aku belum menikah...."

Wanita itu manggut-manggut.

"Jika aku menolongmu berapa kau akan membayarku?." Tanya Alvan.

"Cukup untuk mengganti kebutuhan yang ku pakai selama di sini..."

Alvan tak langsung menjawab ia menatap lekat wajah cantik yang ayu itu. "Kau tahu siapa aku?."

Terlihat wanita itu mengamati wajah tampan Alvan, terasa familiar tapi siapa. "Aku tidak tahu namun wajahmu terasa tak asing..."

Padahal hampir di seluruh pelosok kota bahkan negara mengetahui siapa Alvan Ravindra, tapi entah kenapa wanita di depannya tidak begitu kenal.

Karena merasa begitu tak nyaman, wanita itu melangkah ke luar kamar. "Sebaiknya pakai baju dulu..."

Alvan hanya diam, ia mengambil baju lalu mengenakannya.

Melihat wanita itu kedinginan, Alvan sengaja membuat mie rebus untuknya dan untuk dia. "Ini makanlah..."

Mereka duduk berhadapan di ruang tamu.

"Hmm terimakasih..."

Tidak saling kenal, hanya duduk berhadapan dengan mie rebus di tangan, keduanya menikmati hingga habis.

"Apa kau suka sekali mengoleksi foto 21+ ini banyak sekali? aku ragu jika kau tak akan berbuat apa-apa.." Ujarnya penuh penekanan.

Alvan tersedak mendengar hal itu.

"Jika aku mau kau sudah berkeringat di bawah kuasaku dari tadi...."

Kini wanita itu yang tersedak.. "Uhkuuk... Uhkuuk!!..."

"Minumlah..."

Ia langsung meminum air pemberian Alvan.

Karena tidak mau dianggap lelaki sembarangan, Alvan kembali bicara. "Anggap gambar ini tidak ada aku bukan lelaki seperti itu! Hanya saja gambar ini dipaksa ada..."

"Ya ya baik. Sepertinya kau bukan orang sini, siapa namamu?."

"Kau ternyata memang tidak tahu diriku, aku Alvan Ravindra..."

"Alvan ya.... Aku Gheanya senang kenal dengan anda.."

Keduanya berjabat tangan.

Dari sudut bibir Alvan terukir senyum tipis, entah apa yang dipikirkannya. "Kau yang datang sendiri kepadaku Ghea..." Batin Alvan.

Hening beberapa saat..

Ghea teringat sesuatu.

"Ternyata kau orang yang mengontrak tempat ini..."

Alvan mengerutkan keningnya. "Maksudmu?..."

"Aku pemiliknya, dua hari yang lalu ada yang memesan kontrakan ini rupanya itu kau. Jika kau berani berbuat sesuatu selama aku di sini, maka aku tak segan mengusir mu!.." Lantang Ghea.

Alvan tertawa kecil. "Kebetulan sekali nona..."

"Aku tak yakin jika kau mengusirku, karena malam ini aku yang menolongmu bukan!.." Sinis Alvan sengaja.

Tok tok tok!! tok tok tok!!!

"Buka pintunya!.." Ujar seorang lelaki dari luar.

"Suara itu!..." Ghea berdiri terkejut. "Dia supir cabul yang mengejar ku tadi..."

Pintu semakin digedor dengan keras, namun Alvan terlihat tenang saja.

"Hey kau ini bagaimana? jangan diam saja dong ah!..." Resah Ghea disertai panik.

"Buka pintunya! aku tahu kau bersembunyi di kontrakan milikmu ini nona!..." Ucap supir cabul itu.

Sakit telinga Alvan mendengarnya, ia menarik tangan jenjang Ghea menuju kamar. Mendorong tubuh wanita cantik itu hingga berbaring di atas kasur.

Ghea melotot. "Kau apa-apaan!..." Potongnya saat Alvan menindih tubuh Ghea.

"Shuuuuttt!... Ikuti saja perintahku.."

Alvan mematikan lampu menyisakan lampu tidur, jika dilihat dari luar jendela suasana kamar terlihat remang-remang.

Alvan merubah posisi layaknya mereka sedang bercinta penuh gairah, sopir cabul itu terdiam melihat pantulan bayangan mereka yang begitu panas diiringi lenguhan kenikmatan.

Karena target sudah bersuami ia pun dengan berat hati memilih pergi dengan perasaan sakit hati tentunya.

Pipi Ghea sangat merah, ini cara yang gila mereka harus membuat posisi layaknya sedang bercinta.

Di rasa sopir cabul sudah berlalu, Alvan menjatuhkan tubuh kekarnya di atas Ghea. "Kau harus membayar ku dengan mahal....."

Nafas Ghea terengah-engah, ini hanya rekayasa namun tubuh keduanya tanpa disadari mengeluarkan keringat.

Terpopuler

Comments

yumna

yumna

gea kau masuk kadang singa

2024-06-25

0

Mimi Ilham

Mimi Ilham

mulai paham jln ceritanya

2023-02-16

2

Endang Priya

Endang Priya

òtak nakal ku menginginkan adegan syurnya thor.

2022-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!